Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Dengan Strategi Kegiatan Membaca Langsung
UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MEMBACA TEKS DENGAN STRATEGI KEGIATAN MEMBACA LANGSUNG (KML) PADA SISWA KELAS VII B SMP N 1 NGRAMPAL SEMESTER 2
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Murti Haju Triastuti
Guru SMP Negeri 1 Ngrampal
ABSTRAK
The purpose of this research is to improve: motivation and learning result in text reading by Directed Reading Activity (DRA). This research is a classroom action research (CAR) conducted in SMP Negeri 1 Ngrampal, Sragen in even semester of the 2016/2017 academic year. The subject is a class VII B with totaling 32 students. The research process was conducted in two cycles which include four stages, namely the planning stage, the implementation stage, the observations stage, as well as the stage of analysis and reflection. Based on the results of this research can be concluded: there is increased motivation and learning result in text reading by DRA in class VII B in SMP N 1 Ngrampal in even semester of 2016/2017 academic year. Increased motivation from initial conditions 65,63% to 90,63% on cycle II. Inscreased learning result indicated by mean scored from initial conditions 68 to 89 on cycle II, and the number of students who scored above the KKM on the initial conditions 43,75% to 87,50% on cycle II.
Kata Kunci: Directed Reading Activity (DRA), learning motivation, learning results, text reading, students.
PENDAHULUAN
Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yakni (1) keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4) keterampilan menulis (Slamet, 2008: 20). Keempat aspek tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam pengajaran bahasa. Keterampilan membaca dan menyimak merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat reseptif, sedangkan keterampilan berbicara dan menulis merupakan kegiatan berbahasa yang bersifat produktif.
Salah satu bidang aktivitas dan materi pengajaran bahasa Indonesia di SMP yang memegang peranan penting ialah pembelajaran membaca. Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis, yang reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca, seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman baru (Zuchdi dan Budiasih, 2001: 56).
Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca adalah faktor psikologis. Faktor ini mencakup (1) motivasi, (2) minat, dan (3) kematangan sosial, emosi, dan penyesuaian diri. Faktor tersebut sangat erat hubungannya dengan berbagai masalah membaca secara psikis, yaitu: siswa malas membaca karena kurangnya motivasi guru dan orang tua.
Motivasi adalah faktor kunci dalam belajar membaca. Eanes (dalam Ratih, 2014: 2) mengemukakan bahwa kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk mencapainya. Siswa akan malas untuk membaca jika tidak ada dorongan dari luar diri mereka dalam meningkatkan kemampuan membaca baik saat fase permulaan maupun fase lanjut. Hal ini akan berpengaruh pada kemampuan membaca anak.
Permasalahan kemampuan membaca di atas juga dialami penulis dalam pembelajaran membaca ketika menyampaikan materi pokok menemukan gagasan utama pada teks yang dibaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VII B SMP N 1 Ngrampal. Berdasarkan pengalaman mengajar selama ini, setiap penulis menyampaikan materi tersebut selalu mendapatkan respons yang kurang menggembirakan dari siswa, lima belas siswa terlihat kurang berminat dalam pembelajarab membaca. Motivasi membaca mereka rendah. Hal ini terlihat saat pembelajaran banyak siswa yang mengantuk, gaduh, mengganggu teman, tidak mamu membaca, dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
Selain proses pembelajaran yang kurang kondusif, rendahnya motivasi siswa membaca dapat dilihat dari siswa yang tidak mau membaca teks. Mereka beralasan teksnya terlalu panjang sehingga membuat malas membaca. Akibatnya, mereka tidak membaca dan tidak dapat menemukan gagasan utama tiap paragrafnya.
Rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran di atas berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tugas membaca untuk menemukan gagasan utama, siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) membaca, yaitu 76 hanya 14 siswa (43,75%) dari 32 siswa, sedangkan 18 siswa (56,25%) yang lain belum mencapai KKM. Dari 18 siswa yang rendah nilainya, mereka adalah siswa-siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mereka yang belum dapat menemukan gagasan utama tiap paragraf dalam teks. Hal ini juga diperkuat dengan rerata nilai ulangan sebesar 67,97, nilai tertinggi 90, dan nilai terendah 35.
Untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran bahasa Indonesia tersebut, peneliti dibantu teman sejawat melakukan analisis awal permasalahan dan diperoleh hasil refleksi bahwa penyebab rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa adalah penggunaan metode ceramah tradisional dalam pembelajaran. Pembelajaran bersifat klasikal dan hanya bertumpu pada aktivitas guru. Subyek utama pembelajaran adalah guru yang memberikan materi dan siswa cenderung hanya duduk mendengarkan, siswa dituntut untuk berkonsentrasi pada penjelasan guru sehingga kepekaan dan interaksi belajar dengan teman-teman sangat kurang.
Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan strategi Kegiatan Membaca Langsung (KML). Strategi ini merupakan terjemahan dari strategi Directed Reading Activity (DRA). Strategi ini dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan membaca yang jelas dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah di punyai siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman. Asumsinya, pemahaman bisa ditingkatkan dengan membangun latar belakang pengetahuan, menyusun tujuan khusus membaca, mendiskusikan, dan mengembangkan pemahaman sesudah membaca.
Menurut Rahim (2007:44) Strategi KML adalah suatu strategi yang digunakan untuk memperluas dan memperkuat kemampuan membaca siswa. Salaha satu komponen strategi KML adalah motivasi dan pengembangan latar belakang. Guru berusaha membangkitkan minat membaca siswa pada suatu topik dengan membantu siswa menghubungkan mata pelajaran dengan pengalaman mereka sendiri atau dengan menggunakan alat peraga untuk membangkitkan minat pada pelajaran yang kurang akrab dengan siswa. Pada poin ini guru bisa menentukan apakah siswa mempunyai latar belakang pengalaman dan bahasa yang diperlukan untuk memahami cerita dan jika perlu anak mengembangkan konsep dan kosa kata baru sebelum mereka membaca cerita.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut ini. 1) Bagaimanakah penerapan strategi KML dapat meningkatkan motivasi belajar pada materi membaca teks bagi siswa kelas VII B SMP N 1 Ngrampal semester genap tahun pelajaran 2016/2017? 2) Bagaimanakah penerapan strategi KML dapat meningkatkan hasil belajar membaca teks bagi siswa kelas VII B SMP N 1 Ngrampal semester genap tahun pelajaran 2016/2017?
Landasan Teori
Motivasi adalah faktor psikis yang bersifat nonintelektual dan berperan dalam menumbuhkan gairah, merasa senang, dan semangat dalam belajar. Motivasi diketahui dari observasi selama pembelajaran yang direkam dengan instrumen yang didasarkan atas aspek motivasi keaktifan, keantusiasan dan keceriaan selama belajar. Sebagaimana pendapat Atkinson (dalam Steers dan Lyman, 1991: 69), yaitu: motivasi sebagai pengaruh yang serta-merta secara langsung, kuat, dan giat dalam aksinya.
Dari definisi di atas, dapat disintesiskan bahwa motivasi memiliki tiga komponen utama, yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Dimyati dan Mudjiyono (2006: 81) menjelaskan bahwa kebutuhan ini akan muncul apabila ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Selanjutnya, siswa memiliki dorongan untuk memenuhi harapan tersebut. Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan harapan dan pencapaian tujuan. Dorongan yang berorientasi tersebut merupakan inti motivasi.
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (Uno, 2006: 23). Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada pelajar yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif (Uno, 2006: 24).
Dari beberapa uraian tersebut, motivasi belajar merupakan dorongan seseorang untuk memenuhi kebutuhan belajar dalam usaha mencapai tujuan. Orang-orang yang memiliki motivasi belajar tinggi tidak terlalu peduli atau menghiraukan orang lain. Baginya yang panting adalah bagaimana caranya ia dapat mencapai suatu prestasi dengan predikat unggul dibandingkan dengan yang lain. Keinginan untuk memperoleh atau mencapai sesuatu yang lebih baik dari yang lain adalah merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi sehingga ia akan terdorong untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya tersebut. Kerangka berpikir orang-orang yang mempunyai motivasi belajar tinggi adalah bagaimana usaha yang dilakukan untuk menghasilkan suatu prestasi yang unggul.
Ada banyak pakar yang mendefiniskan tentang pengertian belajar. Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 9) berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responsnya menurun. Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang belajar akan terjadi perubahan perilaku. Pendapat ini diperkuat dan ditambah oleh Subana dan Sunarti (2000: 9) yang mengartikan belajar sebagai proses perubahan tingkah laku pada siswa akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui proses pengalaman dan latihan. Kedua pendapat ini diperkuat oleh Brown (1994: 8) mengatakan bahwa belajar adalah sebuah perubahan dalam perilaku. Belajar melibatkan pelbagai bentuk latihan dan melibatkan perhatian aktif – sadar pada dan bertindak menurut peristiwa-peristiwa di luar serta di dalam diri siswa.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat interaksi antara individu dan lingkungannya melalui proses pengalaman dan latihan.
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan dan dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan dan dilihat dalam sekilas makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami.
Membaca merupakan perbuatan yang dilakukan berdasarkan kerja sama beberapa keterampilan, yakni mengamati, memahami, dan memikirkan (Nurgiyantoro, 2016: 391). Di samping itu, membaca adalah laku penguraian penulisan,suatu analisis bacaan.Dengan demikian membaca merupakan penangkapaan dan pemahaman ide,aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati naskah. Harjasujana (dalam Sadhono dan St. Y Slamet, 2012: 56) menyatakan bahwa membaca merupakan kegiatan merespon lambang-lambang tertulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.Hal itu berarti bahwa membaca memberikan respons terhadap segala ungkapan penulis sehingga mampu memahami materi bacaan dengan baik.
Menurut Sadhono dan St. Y Slamet (2012: 67) manfaat kegiatan membaca antara lain: 1) memperoleh banyak pengalaman hidup, 2) memperoleh pengetahuan umum danberbagai informasi yangsangat berguna bagi kehidupan, 3) mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradapan dan kebudayaan suatubangsa, 4) dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia, 5) meningkatkan potensi setiap pribadi dan memantapkan eksistensi.
Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Oleh karenanya sungguh tepatlah pernyataan Emerson dalam Tarigan (2008: 21) yang mengharapkan setiap orang dapat membiasakan diri sebagai pembaca yang baik.
Strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala yang dimiliki dan dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengupayaan pencapaian tujuan akhir digunakan sebagai acuan di dalam menata kekuatan serta menutup kelemahan yang yang kemudian diterjemahkan menjadi program kegiatan merupakan pemikiran strategis.
Strategi Directed Reading Activity (DRA) atau Kegiatan Membaca Langsung (KML) didefinisikan sebagai kerangka berpikir untuk merencanakan pembelajaran membaca suatu mata pelajaran yang menekankan membaca sebagai media pengajaran dan kemahiraksaraan sebagai alat belajar (Eanes dalam Rahim, 2007: 44).
Kegiatan Membaca Langsung (KML), dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan membaca yang jelas dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipunyai siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman (Eanes dalam Rahim, 2007: 46). Asumsinya, pemahaman bisa ditingkatkan dengan membangun latar belakang pengetahuan, menyusun tujuan khusus membaca, mendiskusikan, dan mengembangkan pemahaman sesudah membaca.
Dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca menggunakan strategis tertentu. Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca teks dan konteks.
KML dilaksanakan dalam lima tahap, yaitu persiapan membaca, membaca dalam hati, mengecek pemahaman dan diskusi, membaca nyaring, dan tindak lanjut. Kelima tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut (Eanes dalam Rahim, 2007: 47).
Tahap 1: Persiapan. Tahap ini dimaksudkan agar siswa memiliki persiapan sebelum membaca. Guna mempersiapkan siswa membaca haruslah mempersiapkan beberapa kegiatan sebagai berikut: a) pengembangan latar belakang konsep (membangkitkan skema) dengan cara menghubungkan isi teks dengan pengalaman siswa ataupun dengan materi yang pernah siswa bahas. b) membangkitkan minat, guru membangun minat dan antusiasme siswa untuk membaca denagan cara menggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik atau dengan cara menyajikan bagian teks yang menumbuhkan keingintahuan siswa atas isi teks secara lengkap. c) memperkenalkan beberapa kosakata baru, guru menyampaikan beberapa kosakata yang mungkin baru dikenal siswa yang terkandung dalam teks yang dibaca siswa. d) menetapkan tujuan membaca, guru secara jelas menjelaskan tujuan membaca yang harus dicapai siswa setelah mereka membaca.
Tahap 2: Membaca dalam hati. Pada tahapan ini siswa melaksanakan kegiatan membaca cepat guna menemukan jawaban atas pertanyaanan tujuan (pertanyaan pemandu) yang disampaikan guru pada tahap pertama. Usahakan guru mengurangi bantuan pada saat siswa membaca, namun tetap memperhatikan berbagai perilaku siswa selama membaca.
Tahap 3: Mengecek Pemahaman Dan Diskusi. Pada tahap ini siswa berdiskusi dengan temannya untuk mengerjakan tugas membaca yang diberikan guru. Tugas tersebut bisa saja pertanyaan pemandu yang telah ditetapkan ataupun tugas baru yang diberikan guru.
Tahap 4: membaca nyaring. Tahapan ini berhubungan dengan tahap sebelumnya. Yang dibacakan secara nyaring dalam hal ini adalah jawaban-jawaban pertanyaan yang telah ditulis siswa selama diskusi. Biasanya yang paling ditekankan adalah jawaban yang kebenarannya masih diragukan oleh siswa sehingga perlu pemecahan masalah secara bersama-sama dengan bantuan guru. Jika ditemukan masalah demikian, siswa akan melaksanakan kegiatan baca cepat untuk menemukan informasi dalam bacaan dan ketika informasi tersebut ditemukan siswa membaca nyaring informasi tersebut sehingga keraguan atas jawaban pertanyaan tidak lagi terjadi.
Tahap 5: tindak lanjut. Tahapan ini bertujuan agar siswa semakin memehami wacana yang telah dibacanya serta mempercayai pemahaman tentang konsep isi bacaan. Pada tahap ini guru juga dapat menyampaikan berbagai temuan yang diperolehnya selama pembelajaran berlangsung termasuk membahas perilaku membaca siswa yang kurang baik. Kegiatan tindak lanjut ini dapat diwujudkan dengan pemberian tugas kepada siswa untuk menulis versi lain dari yang telah dipelajari.
KML sebagai salah satu jenis strategi pembelajaran, dalam pelaksanaanya memiliki langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran dilakukan untuk mewujudkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Langkah-langkah strategi pembelajaran KML yang diuraikan oleh Eanes dalam Rahim, (2005:44), terdiri dari berikut ini. 1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 secara heterogen. 2) Guru memberikan wacana/ kliping sesuai dengan topik pembelajaran. 3) Membaca dalam hati wacana yang sudah disediakan oleh guru. 4) Guru memonitor siswa selama membaca dalam hati. 5) Siswa bekerja sama saling membacakan dan menanggapi isi materi bacaan/ide pokok dan ditulis dilembar kertas. 6) Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok. 7) Guru membuat kesimpulan bersama dan memberikan penguatan terhadap tanggapan siswa dan memperluas gagasan-gagasan.
Kerangka Berpikir Penelitian
Motivasi dan hasil belajar membaca siswa kelas VII B SMP N 1 Ngrampal rendah. Rendahnya motivasi membaca dapat ditunjukkan ketika penulis menyampaikan materi tersebut selalu mendapatkan respons yang kurang menggembirakan dari siswa, lima belas siswa terlihat kurang berminat dalam pembelajarab membaca. Motivasi membaca mereka rendah. Hal ini terlihat saat pembelajaran banyak siswa yang mengantuk, gaduh, mengganggu teman, tidak mamu membaca, dan tidak memperhatikan penjelasan guru.
Rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran di atas berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tugas membaca untuk menemukan gagasan utama, siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) membaca, yaitu 76 hanya 14 siswa (43,75%) dari 32 siswa, sedangkan 18 siswa (56,25%) yang lain belum mencapai KKM. Dari 18 siswa yang rendah nilainya, mereka adalah siswa-siswa yang memiliki motivasi belajar rendah dan mereka yang belum dapat menemukan gagasan utama tiap paragraf dalam teks. Hal ini juga diperkuat dengan rerata nilai ulangan sebesar 67,97, nilai tertinggi 90, dan nilai terendah 35.
Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan strategi Kegiatan Membaca Langsung (KML). Strategi ini merupakan terjemahan dari strategi Directed Reading Activity (DRA). Strategi ini dimaksudkan agar siswa mempunyai tujuan membaca yang jelas dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah di punyai siswa sebelumnya untuk membangun pemahaman.
Metode Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 yakni mulai bulan Januari sampai bulan Mei 2017. Penelitian ini dilakukan di kelas VII B SMP N 1 Ngrampal, Sragen, yang beralamat di Jalan P. Mangkubumi No. 2 Ngrampal, Kab. Sragen. Dipilihnya kelas ini sebagai tempat penelitian adalah karena motivasi dan hasil belajar siswa masih rendah sehingga dibutuhkan tindakan perbaikan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar membaca. Selain itu, penulis juga mengajar di kelas ini.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP N 1 Ngrampal, Sragen semester genap tahun ajaran 2016/2017. Jumlah siswa kelas VII B adalah 32 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Kelas ini termasuk sebagai kelas bermasalah, kondisi kelas sering kurang kondusif pada saat pembelajaran berlangsung. Sebagian siswa cenderung kurang termotivasi membaca, malas membaca, tidak memperhatikan penjelasan guru. Akibatnya, motivasi dan hasil belajar membaca siswa relative rendah dibanding kelas yang lain. Objek dalam penelitian ini adalah motivasi belajar membaca, hasil belajar membaca, dan strategi kegiatan membaca langsung (KML).
Data dalam penelitian ini bersumber dari dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer diperoleh dari siswa melalui tes tertulis. Sumber data sekunder diperoleh dari hasil observasi, jurnal, dan refleksi. Adapun bentuk data yang didapat dari penelitian ini, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik pengumpul data dalam penelitian ini melalui tes, observsi, dan dokumentasi.
Untuk menjamin validitas data dan pertanggungjawaban yang dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan, maka yang digunakan untuk memerikas validitas data yaitu hasil belajar dengan validitas isi dan motivasi dengan teknik trianggulasi. Validitas hasil belajar, data diperoleh menggunakan teknik tes tertulis. Agar data tersebut valid maka isi instrumen tes perlu divalidasi dengan cara membuat kisi-kisi sebelum membuat soal. Validitas motivasi, data motivasi siswa selama pembelajaran duperoleh dengan observasi lalu dicek dengan dokumen yang meliputi hasil kerja siswa, lembar obervasi motivasi siswa dan foto proses pembelajaran. Apabila dengan teknik trianggulasi ini memperoleh hasil data yang sama, maka data tersebut dinyatakan valid.
Dalam penelitian ini terdapat tiga macam data motivasi belajar, yaitu data kondisi awal, data siklus I, dan data siklus II. Tiga data motivasi tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif komparatif dilanjutkan dengan refleksi.
Analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan data motivasi kondisi awal dengan siklus I, siklus I dengan siklus II dan kondisi awal dengan siklus II. Sedangkan refleksi dilakukan untuk membuat kesimpulan apakah siklus perlu dilanjutkan atau tidak.
Hasil tes dimaksud di atas adalah hasil tes kondisi awal, hasil tes siklus I, dan hasil tes siklus II. Hasil tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif komparatif.
Analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan data hasil belajar kondisi awal dengan hasil belajar siklus I, hasil belajar siklus I dibandingan dengan hasil belajar siklus II, dan hasil belajar kondisi awal dibandingkan dengan hasil belajar siklus II.
Prosedur penelitian ini mengikuti alur penelitian PTK. Menurut Arikunto (2010: 16) dalam pelaksanaan PTK ini, mekanisme kerjanya diwujudkan dalam bentuk siklus yang tercakup empat kegiatan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus.
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut. 1) Penilaian observasi pada akhir siklus mencapai minimal 85%. 2) Peningkatan nilai tes membaca rata-rata pada akhir siklus minimal mencapai 85. 3) Ketuntasan belajar secara klasikal minimal mencapai 85%.
Hasil Tindakan dan Pembahasan
Deskripsi Hasil Siklus I
1. Perencanaan Siklus I
Pada tahap ini telah disusun instrumen penelitian dengan menggunakan strategi KML. Instrumen yang telah dipersiapkan meliputi: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), yaitu materi membaca, soal tes pengetahuan, lembar observasi atau catatan observasi selama proses pembelajaran berlangsung dan instrumen pengamatan motivasi.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat dan dalam kegiatan ini dilaksanakan 2 x pertemuan, yaitu pada Sabtu, 25 Februari 2017. Pelaksanaan tindakan siklus I pertemuan kedua berduarasi 2 x 40 menit yang dilaksanakan Sabtu, 4 Maret 2017.
Kegiatan awal, siswa menjawab salam dari guru dan dicek kehadiran dan kelengkapan seragam mereka oleh guru. Siswa dan guru melakukan tanya jawab seputar bacaan Keindahan Alama yang berisi gagasan utama. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran. Siswa mengidentifikasi manfaat membaca intensif untuk menemukan gagasan utama dalam paragraf. Guru memotivasi siswa dan menyampaikan strategi KML
Kegiatan inti, terdiri dari tiga kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap eksplorasi, siswa mengumpulkan rangkuman isi bacaan yang sudah mereka buat di rumah. Guru memberi penjelasan mengenai cara membuat rangkuman dari bacaan yang sudah dibaca. siswa membaca sebuah paragraf dan menemukan kata-kata sulit. Siswa membuat daftar pertanyaan mengenai isi bacaan. Pada tahap elaborasi, siswa membentuk kelompok beranggotakan 4-5 anak. Siswa menjawab pertanyaan yang sudah dibuat dan mencari pengertian dari kata-kata yang sulit. Siswa secara berkelompok mendiskusikan gagasan utama/ide pokok suatu paragraf dalam teks bacaan yang sudah ditentukan. Siswa bertanya jawab letak kalimat utama dalam paragraf pada teks yang sudah ditentukan secara tepat dan kritis serta logis. Pada tahap konfirmasi, perwakilan kelompok membacakan hasil diskusinya. Kelompok lain memberikan tanggapan dengan dipandu oleh guru. Siswa mengerjakan tes membaca sebuah paragraf.
Kegiatan akhir, siswa dan guru membuat rangkuman/simpulan materi yang dipelajari. Siswa diberikan tugas membaca sebuah paragraf dan menentukan letak gagasan utamanya. Siswa dan guru melaksanakan refleksi terhadap isi pelajaran. Guru menutup pelajaran dengan salam.
3. Observasi Pembelajaran Siklus I
a. Observasi terhadap Kinerja Guru
Observasi terhadap kinerja guru dilakukan dengan lembar observasi guru. Berdasarkan nilai kriteria pada dua puluh lima aspek observasi kinerja guru, guru sudah melaksanakan dua puluh aspek. Lima aspek belum dilaksanakan. Dengan demikian, guru mendapatkan nilai 80 dengan kriteria baik.
b. Observasi terhadap Siswa
Hasil observasi terhadap motivasi belajar dilakukan guru yang dibantu mitrakolaborasi diperoleh hasil sebagai berikut. Pada aspek siswa sering bertanya atau motivasi bertanya, ada 22 siswa yang sering bertanya atau 68,75% dari jumlah siswa. Pada aspek motivasi siswa menjawab, ada 20 siswa yang sering menjawab atau 62,50% dari jumlah siswa. Pada aspek motivasi memberi pendapat, ada 20 siswa yang memberi pendapat pada saat diskusi maupun klasikal atau 62,50%. Pada aspek motivasi bekerja sama, ada 20 siswa yang bekerja sama dalam diskusi atau 62,50% dari jumlah siswa. Pada aspek motivasi belajar, ada 21 siswa yang menunjukkan kesungguhan dalam memperhatikan pelajaran dan belajar giat atau 65,63%. Rata-rata motivasi belajar sebesar 65,63%.
Berdasarkan hasil tes membaca teks siklus I secara individu adalah nilai tertinggi 100, nilai terendah 60, sedangkan nilai rata-rata 80, serta jumlah siswa yang tuntas belajar 23 siswa atau 71,88%. Berikut tabel hasil tes membaca teks tersebut.
Tabel 1 Hasil Tes Membaca teks Siklus I
No. |
Keterangan |
Hasil Tes |
Persentase |
1 |
Nilai tertinggi |
100 |
|
2 |
Nilai terendah |
60 |
|
3 |
Nilai rata-rata kelas |
80 |
|
4 |
Jumlah siswa yang tuntas |
23 |
71,88% |
5 |
Jumlah siswa yang tidak tuntas |
9 |
28,13% |
4. Analisis dan Refleksi Siklus I
Berdasarkan hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran siklus I terjadi peningkatan nilai membaca teks, meskipun peningkatan tersebut tidak banyak. Di samping itu terdapat kelebihan dan kelemahan pelaksanaan siklus I sebagai berikut.
Setelah dilaksanakan siklus I pertemuan kedua dapat diketahui hal-hal yang merupakan kelebihannya sebagai berikut.
1) Penerapan strategi KML dapat memotivasi belajar dalam proses pembelajaran, yaitu siswa menjadi termotivasi bertanya, menjawab, bekerja sama, dan sungguh-sungguh dalam pembelajaran.
2) Penerapan strategi KML dapat merangsang siswa untuk termotivasi pembelajaran dengan lebih baik.
3) Motivasi dan hasil belajar yang dicapai pada siklus I telah mengalami peningkatan dibanding kondisi awal. Namun, masih belum mencapai indikator keberhasilan tindakan.
Hal-hal yang merupakan kelemahan siklus I sebagai berikut.
1) Guru kurang dapat menguasai kelas, perhatian guru kurang menyeluruh dan hanya fokus pada kelompok yang aktif bertanya dan kurang tegas menyikapi siswa yang tidak fokus dalam belajar.
2) Guru kurang baik dalam memberi motivasi karena tidak memberi tambahan nilai bagi siswa yang membaca teks dengan baik.
3) Guru belum mengefesienkan waktu dengan baik.
4) Masih banyak siswa yang jarang bertanya, menjawab, memberi pendapat, bekerja sama, dan memiliki ksungguhan dalam pembelajaran membaca teks.
5) Mayoritas siswa belum mampu menemukan gagasan utama dalam teks.
Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat diketahui bahwa hasil yang dicapai pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan tindakan sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II dan perlu dilakukan langkah-langkah perbaikan sebagai berikut.
1) Guru lebih proaktif keliling pada setiap kelompok diskusi (tidak hanya pada satu kelompok sehingga perhatian dapat menyeluruh pada setiap siswa.
2) Guru akan memberi motivasi dengan memberi pujian dan tambahan nilai bagi siswa yang mengerjakan tugas membaca teks dengan baik dan siswa yang aktif tanya jawab pada waktu diskusi kelas.
3) Guru menjelaskan kembali pentingnya menemukan gagasan utama dalam teks yang dibaca.
Deskripsi Hasil Siklus II
1. Perencanaan Siklus II
Dalam siklus II ini dilaksanakan 2 x pertemuan berduarasi 4 x 40 menit dengan langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan siklus I, perbedaannya adalah pada materi yang disampaikan. Fokus materi siklus II ini adalah membuat rangkuman isi bacaan berdasarkan gagasan utama yang ditemukan. Siklus II dilaksanakan dengan berbagai perbaikan sebagai hasil refleksi dari siklus I.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat dan dalam kegiatan ini dilaksanakan 2 x pertemuan, yaitu pada Sabtu, 25 Maret 2017. Pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan perencanaan yang telah dibuat dan dalam kegiatan ini dilaksanakan 2 x pertemuan, yaitu pada Selasa, 28 Maret 2017. Adapun perincian kegiatan sebagai berikut.
Kegiatan awal, siswa menjawab salam dari guru dan dicek kehadiran dan kelengkapan seragam mereka oleh guru. Siswa dan guru melakukan tanya jawab seputar bacaan Keindahan Alama yang berisi gagasan utama. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan pembelajaran. Siswa mengidentifikasi manfaat membaca intensif untuk menemukan gagasan utama dalam paragraf. Guru memotivasi siswa dan menyampaikan strategi KML.
Kegiatan inti, terdiri dari tiga kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap elaborasi, siswa mengumpulkan rangkuman isi bacaan yang sudah mereka buat di rumah. Guru memberi penjelasan mengenai cara membuat rangkuman dari bacaan yang sudah dibaca. Siswa membaca sebuah paragraf dan menemukan kata-kata sulit. Siswa membuat daftar pertanyaan mengenai isi bacaan. Pada tahap elaborasi, siswa membentuk kelompok beranggotakan 4-5 anak. Siswa menjawab pertanyaan yang sudah dibuat dan mencari pengertian dari kata-kata yang sulit. Siswa secara berkelompok mendiskusikan gagasan utama /ide pokok suatu paragraf dalam teks bacaan yang sudah ditentukan. Siswa bertanya jawab letak kalimat utama dalam paragraf pada teks yang sudah ditentukan secara tepat dan kritis serta logis. Pada tahap konfirmasi, perwakilan kelompok membacakan hasil diskusinya. Kelompok lain memberikan tanggapan dengan dipandu oleh guru. Siswa mengerjakan tes membaca sebuah paragraf.
Kegiatan akhir, siswa dan guru membuat rangkuman/simpulan materi yang dipelajari. Siswa diberikan tugas membaca sebuah paragraf dan menentukan letak gagasan utamanya. Siswa dan guru melaksanakan refleksi terhadap isi pelajaran. Guru menutup pelajaran dengan salam.
3. Observasi Pembelajaran Siklus II
Observasi atau kegiatan pengamatan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Observasi terhadap kinerja guru dilakukan oleh guru mitrakolaborasi, sedangkan observasi terhadap siswa dilakukan oleh guru sebagai peneliti yang dibantu guru mitrakolaborasi.
a. Observasi terhadap Kinerja Guru
Observasi terhadap kinerja guru dilakukan dengan lembar observasi guru. Pada kegiatan awal, guru sudah cakap dalam mengintruksikan strategi KML, melibatkan siswa untuk aktif sejak awal pembelajaran, yaitu dalam menyampaikan apersepsi menarik sehingga mendapat respons positif dari siswa. Pada waktu kegiatan diskusi, perhatian guru sudah menyeluruh pada setiap kelompok diskusi. Guru sudah menggunakan waktu secara efisien, dan sudah baik dalam memberi motivasi. Guru juga sudah menggunakan pertanyaan siswa sebagai sumber belajar.
Berdasarkan nilai kriteria pada dua puluh lima aspek observasi kinerja guru, guru sudah melaksanakan dua puluh lima aspek. Tiga aspek belum dilaksanakan. Dengan demikian, guru mendapatkan nilai 92 dengan kriteria baik.
b. Observasi terhadap Siswa
Hasil observasi terhadap motivasi belajar siswa dilakukan guru yang dibantu mitrakolaborasi diperoleh hasil sebagai berikut. Pada aspek siswa sering bertanya atau motivasi bertanya, ada 30 siswa yang sering bertanya atau 93,75% dari jumlah siswa. Pada aspek motivasi siswa menjawab, ada 29 siswa yang sering menjawab atau 90,63% dari jumlah siswa. Pada aspek motivasi memberi pendapat, ada 28 siswa yang memberi pendapat pada saat diskusi maupun klasikal atau 87,50%. Pada aspek motivasi bekerja sama, ada 28 siswa yang bekerja sama dalam diskusi atau 87,50% dari jumlah siswa. Pada aspek motivasi belajar, ada 29 siswa yang menunjukkan kesungguhan dalam memperhatikan pelajaran dan belajar giat atau 90,63%. Jumlah rata-rata motivasi tinggi ada 29 siswa dengan rata-rata persentase mencapai 90,63%. Angka ini sudah melebihi indikator keberhasilan tindakan.
Berdasarkan hasil tes membaca teks siklus II secara individu adalah nilai tertinggi 100, nilai terendah 70, sedangkan nilai rata-rata 89, serta jumlah siswa yang tuntas belajar 28 siswa atau 87,50%. Berikut tabel hasil tes membaca teks tersebut.
Tabel 2 Hasil Tes Membaca teks Siklus II
No. |
Keterangan |
Hasil Tes |
|
1 |
Nilai tertinggi |
100 |
|
2 |
Nilai terendah |
70 |
|
3 |
Nilai rata-rata kelas |
89 |
|
4 |
Jumlah siswa yang tuntas |
28 |
87,50% |
5 |
Jumlah siswa yang tidak tuntas |
4 |
12,50% |
4. Analisis dan Refleksi Siklus I
Berdasarkan analisis hasil observasi di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran siklus II terjadi peningkatan nilai membaca teks. Hal-hal yang merupakan kelemahan siklus II sudah dapat teratasi pada siklus II. Guru sudah dapat menguasai kelas, perhatian guru sudah menyeluruh, dan sudah tegas menyikapi siswa yang tidak fokus dalam belajar. Guru sudah baik dalam memberi motivasi dengan memberi tambahan nilai bagi siswa yang membaca teks dengan baik. Guru sudah mengefesienkan waktu dengan baik. Pada sisi siswa, sudah banyak siswa yang bertanya, menjawab, memberi pendapat, bekerja sama, dan motivasi dalam belajar atau bersungguh-sungguh dalam pembelajaran membaca teks.
Berdasarkan hasil refleksi di atas dapat diketahui bahwa hasil yang dicapai pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan tindakan sehingga penelitian dihentikan pada siklus II.
Pembahasan
Selama ini dalam pembelajaran membaca teks dilakukan secara konvensional dan teknik pembelajaran yang digunakan kurang bervariasi. Kondisi pembelajaran yang monoton ini menyebabkan motivasi belajar siswa rendah dan berakibat pada rendahnya hasil ketuntasan belajar siswa pada tes awal hanya mencapai 43,75% dengan rata-rata nilai 68.
Berdasarkan analisis dan refleksi terhadap kondisi awal tersebut peneliti mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan strategi KML. Pada pertemuan pertama, siswa mencermati beberapa contoh paragraf yang bertemakan Menjaga Keindahan Alam. Siswa memperhatikan video yang diputar yang berkaitan dengan keindahan alam. Siswa dan guru bertanya jawab tentang isi bacaan, video, dan pengalaman siswa mengenai isi bacaan tersebut. Siswa dan guru bertanya jawab mengenai kosa kata yang sulit dalam bacaan. Siswa dan guru bertanya jawab tentang tata cara menemukan gagasan utama dalam paragraf dalam bacaan di atas. Siswa dan guru menetapkan tujuan membaca, guru secara jelas menjelaskan tujuan membaca yang harus dicapai siswa setelah mereka membaca. Siswa membuat beberapa pertanyaan mengenai isi bacaan.
Selanjutnya, siswa membentuk kelompok beranggotakan 4-5 anak. Siswa membaca dalam hati teks yang sudah ditentukan dengan sungguh-sungguh. Siswa berdiskusi dengan temannya menjawab pertanyaan yang sudah mereka buat pada tahap eksplorasi dan ditambah pertanyaan pemandu dari guru. Pertanyaan tersebut bisa saja pertanyaan pemandu yang telah ditetapkan. Siswa secara berkelompok mendiskusikan gagasan utama /ide pokok suatu paragraf dalam teks bacaan yang sudah ditentukan secara demokratis. Siswa bertanya jawab letak kalimat utama dalam paragraf pada teks yang sudah ditentukan secara tepat dan kritis serta logis. Siswa dan guru membuat rangkuman/simpulan materi yang dipelajari. Siswa diberikan tugas menuliskan kembali isi bacaan yang sudah mereka baca dalam versi lain. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap isi pelajaran. Siswa menjawab salam dari guru pada saat guru menutup pelajaran. siswa melaporkan hasil diskusi kelompok ke depan kelas secara bergantian dengan membacakan jawaban secara nyaring. Kelompok lain memberikan tanggapan dengan dipandu oleh guru. Siswa dan guru bertaya jawab berbagai temuan yang diperolehnya selama pembelajaran berlangsung termasuk membahas perilaku membaca siswa yang kurang baik
Pada siklus I guru melakukan pembelajaran dengan menerapkan strategi KML tetapi hasilnya belum memuaskan karena masih terdapat kekurangan yang harus diperbaiki pada siklus berikutnya. Pada siklus II, guru melakukan pembelajaran dengan menerapkan strategi KML secara optimal sehingga hasilya sudah memenuhi target yang ingin dicapai.
Dalam pelaksanaan siklus I masih terdapat banyak kekurangan, antara lain: 1) guru kurang dapat menguasai kelas, perhatian guru kurang menyeluruh dan hanya fokus pada kelompok yang aktif bertanya dan kurang tegas menyikapi siswa yang tidak fokus dalam belajar, 2) guru kurang baik dalam memberi motivasi karena tidak memberi tambahan nilai bagi siswa yang membaca teks dengan baik, 3) guru belum mengefesienkan waktu dengan baik, 4) masih banyak siswa yang jarang bertanya, menjawab, memberi pendapat, bekerja sama, dan memiliki perhatian atau minat dalam pembelajaran membaca teks, dan 5) mayoritas siswa belum mampu menentukan letak gagasan utama dalam teks yang dibaca.
Kekurangan atau kelemahan pada siklus I tersebut menyebabkan indikator keberhasilan belum tercapai sehingga guru melanjutkan tindakan pada siklus II dengan melakukan perbaikan berdasarkan refleksi siklus I di atas. Adapun langkah-langkah perbaikan sebagai berikut: 1) guru lebih proaktif keliling pada setiap kelompok diskusi (tidak hanya pada satu kelompok sehingga perhatian dapat menyeluruh pada setiap siswa, 2) guru akan memberi motivasi dengan memberi pujian dan tambahan nilai bagi siswa yang mengerjakan tugas membaca teks dengan baik dan siswa yang aktif tanya jawab pada waktu diskusi kelas, dan 3) guru menjelaskan kembali pentingnya menemukan gagasan utama dengan tepat dalam teks yang dibaca.
Perbaikan langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan pada siklus II ternyata membuahkan hasil, yaitu seluruh indikator keberhasilan penelitian telah tercapai. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Peningkatan Pelaksanaan Pembelajaran Guru
Hasil observasi terhadap guru pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.
Tabel 3 Hasil Observasi terhadap Guru dalam Pembelajaran Antarsiklus
No |
Keterangan |
Siklus |
|
I |
II |
||
1 |
Jumlah Aspek yang Diobservasi |
25 |
25 |
2 |
Jumlah jawaban Ya |
20 |
23 |
3 |
Jumlah Jawaban Tidak |
5 |
2 |
4 |
Hasil/nilai |
80 |
92 |
Hasil di atas kemudian dibandingkan dengan kriteria kinerja guru dalam pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 4 Kriteria Penilaian Kinerja Guru
No |
Skor Rata-rata |
Kriteria |
1 |
50 < Skor rata-rata ≥ 65 |
Kurang |
2 |
65 < Skor rata-rata ≥ 75 |
Cukup |
3 |
75 < Skor rata-rata ≥ 85 |
Baik |
4 |
85 < Skor rata-rata ≥ 100 |
Sangat baik |
Berdasarkan dua tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Pada siklus I, kinerja guru mendapat nilai 80 dengan kriteria baik. Kemudian, angka tersebut meningkat pada siklus II menjadi 92 dengan kriteria sangat baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat peningkatan kinerja guru dari siklus I ke siklus II dari kriteria baik menjadi kriteria sangat baik.
2. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa
Penerapan strategi KML dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran membaca teks. Berikut rinciannya.
a. Siswa sering bertanya pada siklus I berjumlah 22 siswa atau 68,75%, pada siklus II meningkat menjadi 30 siswa atau 93,75%.
b. Siswa menjawab pada siklus I berjumlah 20 atau 62,50%, pada siklus II meningkat menjadi 29 atau 90,63%.
c. Siswa memberi pendapat pada siklus I berjumlah 20 siswa atau 62,50%, pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa atau 87,50%.
d. Siswa bekerja sama pada siklus I berjumlah 20 siswa atau 62,50%, pada siklus II meningkat menjadi 28 siswa atau 87,50%.
e. Siswa sungguh-sungguh dalam pembelajaran atau motivasi belajar pada siklus I berjumlah 21 siswa atau 65,63%, pada siklus II meningkat menjadi 29 siswa atau 90,63%.
Lebih jelasnya, uraian di atas disajikan dalam bentuk tabel perbandingan peningkatan motivasi belajar siswa siklus I dengan siklus II sebagai berikut.
Tabel 5 Peningkatan Motivasi Belajar Membaca teks
No |
Keterangan |
Siklus I |
Siklus II |
Meningkat |
|||
∑ |
% |
∑ |
% |
∑ |
% |
||
1. |
Motivasi bertanya |
22 |
68,75% |
30 |
93,75% |
8 |
25% |
2. |
Motivasi menjawab |
20 |
62,50% |
29 |
90,63% |
9 |
28,13% |
3. |
Motivasi memberi pendapat |
20 |
62,50% |
28 |
87,50% |
8 |
25% |
4. |
Motivasi Bekerja sama |
20 |
62,50% |
28 |
87,50% |
8 |
25% |
5. |
Motivasi belajar dengan sungguh-sungguh |
21 |
65,63% |
29 |
90,63% |
8 |
25% |
6. |
Rata-rata Motivasi belajar |
21 |
65,63% |
29 |
90,63% |
8 |
25% |
Berdasarkan tabel di atas, rata-rata motivasi belajar siswa siklus I berjumlah 21 siswa atau 65,63%. Rata-rata tersebut semakin meningkat setelah diadakan tindakan siklus II, yaitu sebesar 29 siswa atau 90,63%. Motivasi belajar siswa pada siklus II ini telah melampaui indikator penelitian yang mencapai 85%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi KML dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi membaca teks siswa kelas VII B SMP N 1 Ngrampal semester genap tahun pelajaran 2016/2017.
3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Penerapan strategi KML dapat meningkatkan hasil belajar membaca teks yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tabel 6 Peningkatan Hasil Belajar Membaca teks
No |
Keterangan |
Kondisi Awal |
Siklus I |
Siklus II |
|||
∑ |
% |
∑ |
% |
∑ |
% |
||
1. |
Nilai Tertinggi |
90 |
|
100 |
|
100 |
|
2. |
Nilai Terendah |
35 |
|
60 |
|
70 |
|
3. |
Nilai rata-rata kelas |
68 |
80 |
89 |
|||
4. |
Jumlah siswa yang tuntas |
14 |
43,75% |
23 |
71,88% |
28 |
87,50% |
Berdasarkan tabel di atas, ada peningkatan nilai membaca teks. Peningkatan nilai rata-rata dari kondisi awal ke siklus I sebesar 12. Nilai rata-rata siswa pada kondisi awal hanya 68 meningkat ke siklus I menjadi 80. Nilai rata-rata siklus I sebesar 80 meningkat ke siklus II menjadi 89. Peningkatan nilai rata-rata siswa signifikan terjadi dari pra siklus ke siklus II mencapai 21. Nilai rata-rata ini sudah mencapai batas minimal pada indikator ketercapaian tindakan sebesar 85.
Peningkatan nilai rata-rata juga diiringi dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa. Peningkatan terjadi sebesar 28,13% dari kondisi awal 43,75% meningkat ke siklus I menjadi 71,88%. Pada kondisi akhir, siswa yang tuntas sudah mencapai 87,50%. Peningkatan yang signifikan dari pra siklus ke siklus II mencapai 43,75%. Ketuntasan pada siklus II ini telah melampaui indikator ketuntasan belajar secara klasikal minimal mencapai 85%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi KML dapat meningkatkan hasil belajar membaca teks pada siswa kelas VII B SMP N 1 Ngrampal semester genap tahun pelajaran 2016/2017.
Penutup
Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan pada bab IV dapat disimpulkan bahwa. Ada peningkatan motivasi belajar siswa yang terjadi dari siklus I sebesar 65,63% menjadi 90,63% pada siklus II. Terjadi peningkatan motivasi belajar membaca teks sebesar 25%. Ada peningkatan hasil belajar siswa yang ditandai dengan dua peningkatan, yaitu: 1) peningkatan nilai rata-rata membaca teks dari kondisi awal sebesar 68 meningkat pada siklus II menjadi 89. Terjadi peningkatan nilai rata-rata membaca teks sebesar 21, 2) peningkatan ketuntasan belajar secara klasikal dari kondisi awal sebesar 43,75% meningkat pada siklus II menjadi 87,50%. Terjadi peningkatan ketuntasan belajar membaca teks sebesar 43,75%.
Berdasarkan simpulan di atas, dapat disarankan bagi siswa tingkatkan motivasi belajar membaca teks, tingkatkan hasil belajar membaca teks. Saran bagi guru tingkatkan wawasan penerapan pembelajaran yang inovatif. Terapkan metode inovatif untuk pembelajaran membaca teks.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Brown, Dauglas. 1994. Teaching by Principles An Interactive Approach to Language Pedagogy. New Jersey: Prentice Hall Regent.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurgiyantoro, Burhan. 2016. Penilaian Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Rahim, Farida. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Sadhono, Khuddaru dan St. Y. Slamet. 2012. Meningkatkan Keterampilan berbahasa Indonesia (teori dan Aplikasi). Bandung: Karya Putra Darwati.
Steers, Richard M. dan Lyman W. Porter. 1991. Motivation and Work Behavior. New York: McGraw-Hill, INC.
Subana, M. dan Sunarti. 2000. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia: Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik, dan Media Pengajaran. Bandung: Pustaka Setia.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Uno, Hamzah B.. 2006. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 2001. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Yogyakarta: PAS.