MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BAGI SISWA KELAS IV SEMESTER I

SDN NGRAMBITAN KEC. JAPAH KAB.BLORA

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Indrati Dewi

SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan guru melakssiswaan penelitian untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan. Perbelajaran awal belum dipersiapkan sepenuhnya sehingga hasil penilaian tes formatif pembelajaran awal masih sangat rendah nilai yang diperoleh siswa dari jumlah 21 siswa yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 6 siswa yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 12 siswa yang memperoleh nlai predikat kurang sebanyak 3 siswa,nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata adalah 66.Perbaikan pembelajaran siklus I yang dilakssiswaan oleh guru kelas IV dengan menerapkan metode Konstruktif meskipun hasil belajar siswa mengalami peningkatan siswa yang memperoleh penilaian predikat baik sebanyak 10 siswa, yang memperoleh penilaian predikat cukup sebanyak 8 siswa dan yang memperoleh penilaian predikat kurang sebanyak 3 siswa nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 72 Perbaikan pembelajaran siklus II yang dilakssiswaan oleh guru kelas IV dengan menerapkan metode Konstruktif terjadinya adanya komunikasi yang baik guru dan siswa ,siswa dengan siswa suasana pembelajaran tampak gairah sehingga hasil penilaian tes formatif juga mengalami peningkatan yang memperolwh nilai predikat amat baik sebanyak 4 siswa, yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 15 siswa dan yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 2 siswa tetapi sudah memenuhi kreteria yang ditentukan, sekolah menetapkan.KKM 70

Kata Kunci:               Pendekatan Konstruktivisme meningkatkan motivasi dan, hasil belajar matematika bilangan bulat siswa kelas IV.,

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sebagai seorang pendidik / guru kita harus selalu memotivasi siswa agar terus dan selalu belajar. Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Tri Joko Raharjo (2014: 3) pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran dan jasmani siswa selaras dengan alam dan kemasyarakatannya. Oleh karena itu sebagai pendidik / guru kita harus selalu memotivasi siswa agar selalu belajar. Karena belajar dilakssiswaan sepanjang hayat baik dilakukan disekolah maupun diluar sekolah. Kegiatan pembelajaran selalu diakhiri dengan sebuah penilaian. Penilaian hasil belajar siswa dilakukan setiap minimal satu kompetensi dasar selesai diajarkan. Menurut undang-undang no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Evaluasi hasil belajar siswa dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Evaluasi siswa, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, transparan, dan sistemik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.

 Motivasi belajar matematika dan hasil belajar matematika siswa materi bilangan bulat masih rendah harapanya diakhir penelitian tindakan kelas ini motivasi dan hasil belajar matematika siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018 dapat meningkat. dengan menggunakan metode konstruktivisme yaitu mengajak siswa untuk menginterprestasikan dan membangun satu realitas berdasarkan pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan dalam belajar.

 Penggunaan pendekatan konstruktivisme secara kelompok besar dan penggunaan pendekatan konstruktivisme secara kelompok kecil ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi bilangan bulat pada siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018.

Rumusan Masalah

 Berdasarkan uraian latar belakang masalah maka guru yang melaksanakan penelitian menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

1      Apakah guru melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan motivasi belajar matematika materi bilangan bulat bagi siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018 ?

2      Apakah guru melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan motivasi belajar matematika materi bilangan bulat bagi siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018 ?

3      Apakah guru melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi bilangan bulat bagi siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018 ?

Tujuan Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian mempunyai tujuan umum dan tujuan khususs yang ingin dicapai oleh guru sebagai peneliti ;

Tujuan Umum

 Melalui pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan motivasi,aktivitas ,kemampuan dan hasil belajar siswa di SDN Ngrambitan

Tujuan Khusus

 Melalui pendekatan konstruktivisme untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan Kecamatan Japah Kabupaten Blora tahun pelajaran 2017/2018.

Manfaat Penelitian

Bagi siswa.

1      Dapat meningkatnya motivasi dan hasil belajar smatematika materi bilangan bulat pada siswa.

2      Dapat meningkatkan kemampuan belajar matematika bagi siswa di SDN Ngrambitan

Bagi peneliti.

1      Melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatnya kemampuan dalam melakssiswaan pembelajaran

2      Melalui pendekatan konstruktivisme dapat meningkatnya profesional dalam melakssiswaan pembelajaran

Bagi teman sejawat

 1   Sebagai acuan untuk melakukan penelitian tindakan kelas.

 2   Sebagai acuan untuk mengembangkan pembajaran yang dilakssiswaan.

Bagi sekolah

 1   Meningkatkan hasil ujian sekolah yang dilaksanakan di SDN Ngrambitan dari tahun sebelumnya.

 2   Meningkatkan prestasi sekolah sehingga dapat berguna meningkatkan penilaian dari orang tua dan masyarakat.pemerintah

Bagi perpustakaan sekolah

1      Sebagai tambahan buku referensi diperpustakaan sekolah.

2      Sebagai acuan dalam penelitian tindakan kelas bagi yang membutuhkan.

KAJIAN TEORI

Motivasi Belajar

 Penelitian Middleton dan Spanias (1999) menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika dipengaruhi kuat oleh motivasi. Komponen motivasi belajar dalam jurnal Motivation To Learn (Connie Firth: 2010) adalah: (1) Rasa ingin tahu. Tugas seorang guru adalah untuk memelihara keingintahuan siswa dan menggunakan rasa ingin tahu sebagai motivasi untuk belajar. Salah satunya dengan memberikan siswa stimulus yang baru tapi tidak terlalu berbeda dari apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Menyajikan stimulus yang benar-benar asing dapat menimbulkan kecemasan dari pada keingintahuan. Penyajian permasalahan matematika harus berbeda dari masalah sebelumnya tetapi dengan tindakan yang bertahap. Keseimbangan antara kompleksitas dan kejelasan juga perlu diperhatikan. Keingintahuan adalah motivasi intrinsik untuk belajar, dan dengan demikian belajar tidak tergantung pada penghargaan yang diberikan oleh guru tetapi siswa sendiri tertarik belajar karena keingin tahuan mereka. Hal ini sesuai teori kognitif Vygotsky yang menjelaskan bahwa pembelajaran harus berada pada Zone Proximate Development (ZPD) yaitu pembelajaran dimana siswa kelompok kecil belum mampu mencapai tujuan pembelajaran akan tetapi dapat mencapai tujuan pembelajaran secara bersama-sama, misalnya dengan kerja kelompok, penelitian. (2) Percaya diri. Konsep percaya diri dapat diterapkan untuk belajar siswa.

 Tri Joko Raharjo (2014: 8) Motivasi belajar merupakan keinginan atau dorongan pada diri seseorang baik secara sadar maupun tidak sadar untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan tujuan tertentu. Dalam hal ini siswa perlu diberi perlakuan agar timbul motivasi belajar pada diri siswa yaitu diciptakan suatu kondisi tertentu sehingga siswa tergerakkan untuk belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu faktor baik dari dalam diri siswa maupun dari luar misalnya keluarga, lingkungan sekolah, masyarakat dan terutama guru. Salah satunya persepsi dari masyarakat terhadap matematika bahwa matematika itu sulit juga berdampak terhadap motivasi siswa terhadap pembelajaran matematika. Selain itu faktor utama yang mempengaruhi motivasi adalah guru. Model pembelajaran, metode pembelajaran yang dilakukan guru sangat mempengaruhi motivasi siswanya dalam pembelajaran matematika.

 Tri Joko Raharjo (2014: 9) motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika. Dalam hal ini guru harus mampu meningkatkan motivasi dalam pembelajaran matematika dengan menyajikan matematika sebagai pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran yang konstruktif dimana siswa membangun pengetahuannya dari pengalaman belajar itu sendiri. Pembelajaran yang diberikan bersifat kontekstual dan menyarankan strategi belajar yang bervariasi serta memastikan bahwa siswa dapat menerapkan informasi yang luas. Dengan pembelajaran ini diharapkan pembelajaran matematika menjadi lebih menarik dan menyenangkan sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi dalam pembelajaran matematika.

Hasil Belajar

 Hujono (1988:1) mengemukakan bahwa seseorang dikatakan belajar bila diasumsikan dalam diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Selanjutnya Winkel (1989: 36) mendifinisikan belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Slameto (1980: 2) mengemukakan bahwa secara psikologis belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya lebih jauh dikatakan bahwa perubahan tingkah laku dalam belajar adalah: (1) perubahan terjadi secara sadar ,(2) perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, (3)perubahan dalam belajar bersifat/ bernilai positif dan aktif, (4) perubahan bukan bersifat sementara, dan (5) perubahan belajar bertujuan dan terarah.

 Soedjadi (2000: 1) mengemukakan bahwa ada beberapa definisi atau pengertian matematika berdasrkan sudut pandang pembuatannya, yaitu sebagai berikut: 1) matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik. 2) matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan. 4) matematika adalah pengethuan fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk. 5) matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6) matematika adalah pengetahuan tentang aturan yang ketat.

 Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh seseorang setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar tampak dari perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur daalm bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Hamalik (2002) menyatakan bahwa “Perubahan disini dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembanganyang lebih baik di bandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tau menjadi tahu”.Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar diperoleh setelah diadanya evaluasi, Mulyasa (2007) menyatakan bahwa” Evaluasi hasil belajar pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan untuk mengukur perubahan perilaku yang telah terjadi”.

Pendekatan Konstruktivisme

 E. Von Glasersfeld (dalam Murphy 1997) oleh Suciati dkk dalam bukunya integrasi teori dan praktik pembelajaran (2015: 6.25) “constructivism is a theory of knowledge with roots in philosophy, psychology, and cybernetics. Konstruktivisme adalah teori tentang pengetahuan yang berakar pada filsafat, psikologi, dan sibernetika.”

 Hal ini sejalan dengan batasan yang dikemukakan oleh Brooks dan Brooks (1993) oleh Suciati dkk dalam bukunya integrasi teori dan praktik pembelajaran (2015: 6.26) mengatakan bahwa “constructivism is not a theory about knowledge and learning. Konstruktivisme bukan teori tentang mengajar, tetapi teori tentang pengetahuan dan belajar.”

 Suciati dkk (2015: 6.26) Secara etimologi, istilah konstruktivism berasal dari bahasa inggris to construct yang artinya membangun atau membentuk sesuatu, seperti gedung, jaringan kerja sama, nilai, dan sebagainya. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, sesuatu adalah makna atau meaning dari sesuatu yang dialami. Sesuatu tersebut adalah pengetahuan yang menurut konstruktivisme tidak bersifat mutlak, tetapi dapat berubah menurut pengalaman yang memberi makna pada pengetahuan tersebut. Oleh karena itu, secara harafiah pendekatan konstruktivisme dalam dunia pembelajaran dikaitkan dengan membangun atau membentuk makna dari pengalaman belajar yang dihayati , dan bukan diberikan oleh guru.

 Von Glasersfeld (dalam Murphy, 1997) oleh Suciati dkk dalam bukunya integrasi teori dan praktik pembelajaran (2015: 6.26) pengetahuan terbentuk dari jaringan berbagai hal serta berbagai hubungan yang merupakan ketergantungan kita dalam hidup. Manusia menginterprestasikan dan membangun satu realitas berdasarkan pengalaman dapat berubah sesuai dengan pengalaman dan interaksi yang dilakukan seseorang berkaitan dengan pengetahuan tersebut. Pengetahuan harus diterima secara aktif, baik melalui indra maupun melalui komunikasi. Ia dikonstruksikan secara aktif oleh pencarinya yang mempunyai peluang untuk melakukan adaptasi dan mengorganisasikan pengalamannya, serta bukan menemukan suatu realitas yang obyektif.

Pendekatan Konstruktivisme Kelompok Kecil

 Brooks dan Brooks (1993) oleh Suciati dkk dalam bukunya integrasi teori dan praktik pembelajaran (2015: 6.30) ciri guru yang menganut konstruktivisme antara lain sebagai berikut: (1) Guru selalu mendorong dan menerima otonomi siswa. Sebagai fasilitator atau mediator, guru merespons secara positif segala prakarsa siswa. Tidak ada pertanyaan yang salah atau yang buruk.. (2) Dalam membuat/mengembangkan tugas-tugas, guru menggunakan istilah-istilah kognitif, seperti mengklasifikasikan, menganalisis, meramalkan, atau menyimpulkan. (3) guru selalu mendorong siswa melakukan inkuiri dengan cara mengajukan pertanyaan terbuka. Dengan demikian terbuka peluang bagi siswa untuk merespons sesuai dengan persepsinya. (4) setiap mengajukan pertanyaan, guru selalu memberi waktu untuk berfikir sebelum meminta siswa memberikan jawaban..

 

Kerangka Berpikir

 Berdasarkan kajian teori diatas maka guru yang melakssiswaan penelitian menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:

1      Penggunaan pendekatan konstruktivisme kelompok besar dan kelompok kecil meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018.

2      Penggunaan pendekatan konstruktivisme kelompok besar dan kelompok kecil meningkatkan hasil belajar matematika materi materi bilangan bulat siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun 2017/2018.

3      Penggunaan pendekatan konstruktivisme kelompok besar dan kelompok kecil meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi materi bilangan bulat siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun 2017/2018

Hipotesis Tindakan

 Dalam penelitian yang dilakssiswaan oleh guru maka mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1    Diduga guru melalui pendekatan konstruktivisme meningkatkan motivasi belajar matematika materi bilangan bulat bagi siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018.

2    Diduga guru melalui pendekatan konstruktivisme meningkatkan hasil belajar matematika materi bilangan bulat bagi siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018

3    Diduga guru melalui pendekatan konstruktivisme meningkatkan motivasi hasil belajar matematika materi bilangan bulat bagi siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun pelajaran 2017/2018

METODOLOGI PENELITIAN

 Seting Penelitian

 Tempat Penelitian penelitian dilakukan di SDN Ngrambitan karena peneliti sebagai guru kelas IV di SD tersebut.Penelitian dilakssiswaan selama 4 bulan yang dimulai dari bulan Juli 2017 s.d bulan Oktober 2017 untuk kegiatan penelitian dilaksanakan sesuai jadwal yang ditentukan. peneliti sendiri.

Subjek Penelitian

 Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Ngrambitan dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari laki-laki 11 siswa dan perempuan 10 siswa. Motivasi siswa dalam belajar matematika materi bilangan bulat rendah begitu juga hasil belajar siswa materi bilangan bulat juga rendah maka peneliti menggunakan pendekatan konstruktivisme kelompok besar dan pendekatan konstruktivisme membentuk kelompok kecil.

Sumber Data

 Sumber data yang di ambil di sini adalah data primer karena data yang di gunakan dalam penelitian di ambil secara langsung dari subyek yang digunakan sebagai penelitian yaitu siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan tahun 2017/2018. Sumber yang diperlukan adalah data primer berupa hasil tes formatif atau ulangan harian, data hasil dokumentasi, dan data hasil observasi/ pengamatan teman sejawat.

Teknik Pengumpulan Data

 Data motivasi belajar siswa dalam belajar matematika materi bilangan bulat kondisi awal., dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi., alatnya berupa dokumen catatan tentang motivasi siswa belajar matematika materi bilangan bulat.. Alatnya berupa dokumen daftar nilai., teknik observasi.foto kegiatan.

Alat Pengumpulan Data

Alatnya berupa lembar kerja siswa, lembar observasi,lembar quiseneir,lembar butir soal yang dgunakan untuk mengukur kemampuan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar..

Validasi Data

 Validitas data motivasi belajar matematika dan motivai belajar siswa siklus I maupun motivasi belajar matematika dan motivasi belajar siswa siklus II yang dikumpulkan menggunakan teknik observasi supaya datanya valid perlu melibatkan observer teman sejawat yang dikenal dengan kolaborasi. selain itu juga dapat menggunakan triangguilasi data.

Analisis Data

Analisis data motivasi belajar dan hasil belajar matematika.

Terdapat 3 data motivasi belajar matematika yaitu data motivasi belajar siswa kondisi awal, data motivasi belajar matematika siklus I dan data motivasi belajar siswa setiap siklus. Dari ketiga data motivasi belajar matematika di analisis dengan menggunakan deskripsi kualitatif.analisis data hasil belajar matematika

Indikator Kinerja

 Indikator Kinerja adalah hasil yang ditargetkan diakhir penelitian. Ada 2 indikator kinerja yaitu: Indikator kinerja untuk motivasi belajar matematika Motivasi belajar siswa kondisi awal rendah ditargetkan motivasi siswa kondisi akhir mengalami peningkatan. Kondisi awal hasil belajar yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal di targetkan pada kondisi akhir sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal 70..

Prosedur Tindakan

 Langkah pertama menentukan metode penelitian.Langkah kedua menentukan tindakan 2 siklus Langkah ketiga menentukan tahapan dalam siklus ada 4 tahapan yaitu: (1) Membuat perencanaan tindakan (planning).(2) Melakukan tindakan sesuai dengan yang direncsiswaan (acting). (3) Melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan (observing). (4) Melakukan analisis deskripsi komparatif dilanjutkan refleksi

 

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Pembelajaran Kondisi Awal

Hasil tes formatif pembelajaran sebelum pelaksanaan tindakan kelas, guru mengajar secara konvensional. Guru menstranfer ilmu pada siswa, guru lebih aktif daripada siswa, sehingga siswa menjadi pasif dan cenderung bosan dan akhirnya hasil belajar siswa masih rendah. Melihat kondisi pembelajaran yang monoton, suasana pembelajaran tampak kaku, berdampak pada kurang fektif siswa kelas IV dalam menerima materi bilangan bulat mata pelajaran matematika semester I. Hasilnya adalah seperti berikut nilai 80 sebanyak 3 siswa,nilai 75 sebanyak 3 siswa, nilai 70 sebanyak 4 siswa ,sedangkan siswa yang mencapai nilai 65 sebanyak 4 siswa ,nilai 60 sebanyak 4 siswa,dan nilai 50 sebanyakk 3 siswa , nilai tertinggi yang dicapai 80,dan nilai terendah 50.Nilai rata-rata 66

Diskripsi Pembelajaran Siklus I

Perbaikan pembelajaran dengan ,menerpkan metode Konstruktivisme melalui penyusunan program secara sistematis hasil tes formatif yang dilakssiswaan dari jumlah 21 siswa yang memperoleh nilai 85 sebanyak 3 siswa,yang memperoleh nilai 80 sebanyak 3 siswa,yang memperoleh nilai 75 sebanyak 4 siswa, yang memperoleh nilai 70 sebanyak 4 siswa yang memperoleh nilai 65 sebanyak 4 siswa,dan yang memperoleh nilai 60 sebanyak 3 siswa , nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60.Nilai rata-rata 72

 Diskripsi Pembelajaran Siklus II

 Perbaikan pembelajran ,menerpkan metode Konstruktivisme pada pembelajaran matematika materi bilangan bulat,hasil tes formatif diperoleh hasil penilaian dari jumlah 21 siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 4 siswa,nilai 85 sebanyak 5 siswa,nilai 80 sebanyak 5 siswa yang memperoleh nilai 75 sebnyak 5 siswa,yang memperoleh nilai 70 sebanyak 2 siswa,nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 70 Nilai rata-rata 81.sekolah menentukan KKM 70

Pembahasan Hasil Penelitian

 Pembelajaran awal

 Perbelajaran belum dipersiapkan sepenuhnya sehingga hasil penilaian tes formatif pembelajaran awal masih sangat rendah nilai yang diperoleh siswa dari jumlah 21 siswa yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 6 siswa , yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 12 siswa yang memperoleh nlai predikat kurang sebanyak 3 siswa,nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata adalah 66

Pembelajaran siklus I

Perbaikan pembelajaran yang dilakssiswaan oleh guru dengan menerapkan metode Konstruktivisme meskipun hasil belajar siswa mengalami peningkatan siswa yang memperoleh penilaian predikat baik sebanyak 10 siswa, yang memperoleh penilaian predikat cukup sebanyak 8 siswa dan yang memperoleh penilaian predikat kurang sebanyak 3 siswa nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 72

Pembelajaran siklus II

Perbaikan pembelajaran yang dilakssiswaan oleh guru dengan menerapkan metode Konstruktivisme terjadinya adanya komunikasi yang baik guru dan siswa ,siswa dengan siswa suasana pembelajaran tampak gairah sehingga hasil penilaian tes formatif juga mengalami peningkatan yang memperolwh nilai predikat amat baik sebanyak 4 siswa, yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 15 siswa dan yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 2 siswa tetapi sudah sama dengan kreteria yang ditentukan, sekolah menetapkan.KKM 70.

PENUTUP

Kesimpulan

Melalui penelitian tindakan kelas yang telah dilakssiswaan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi bilangan bulat sehingga diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1.   Perbelajaran awal belum dipersiapkan sepenuhnya sehingga hasil penilaian tes formatif pembelajaran awal masih sangat rendah nilai yang diperoleh siswa dari jumlah 21 siswa yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 6 siswa , yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 12 siswa yang memperoleh nlai predikat kurang sebanyak 3 siswa,nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50 nilai rata-rata adalah 66

2.   Perbaikan pembelajaran siklus I yang dilakssiswaan oleh guru kelas IV dengan menerapkan metode Konstruktivisme meskipun hasil belajar siswa mengalami peningkatan siswa yang memperoleh penilaian predikat baik sebanyak 10 siswa, yang memperoleh penilaian predikat cukup sebanyak 8 siswa dan yang memperoleh penilaian predikat kurang sebanyak 3 siswa nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 60 nilai rata-rata 72

3.   Perbaikan pembelajaran siklus II yang dilakssiswaan oleh guru kelas IVdengan menerapkan metode Konstruktivisme terjadinya adanya komunikasi yang baik guru dan siswa ,siswa dengan siswa suasana pembelajaran tampak gairah sehingga hasil penilaian tes formatif juga mengalami peningkatan yang memperolwh nilai predikat amat baik sebanyak 4 siswa, yang memperoleh nilai predikat baik sebanyak 15 siswa dan yang memperoleh nilai predikat cukup sebanyak 2 siswa tetapi sudah sama dengan kreteria yang sudah ditentukan, sekolah menetapkan.KKM 70

Saran

 Dengan berakhirnya kegiatan penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan maka diberikan saran sebagai berikut:

1.     Perlu penggunaan pendekatan Konstruktivisme untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika materi bilangan bulat siswa kelas IV semester I SDN Ngrambitan Bagi siswa yang belum tuntas belajar dengan mendapatkan nilai di bawah KKM , hendaknya lebih meningkatkan aktifitasnya dalam proses pembelajaran khususnya pembelajaran matematika,melalui banyak mengerjakan soal latihan jika mengalami kesulitan mengerjakan bersama temannya.

2.     Teman sejawat perlunya menggunakan metode sesuai dengan materi yang disajikan sehingga pembelajaran berjalan secara efektif dan mencapai hasil belajar, berkualitas mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran guru dapat memerbaiki pembelajaran, media dalam proses pembelajaran. hendaknya memberikan perhatian secara khusus pada siswa yang kurang melakssiswaan pdembelajaran

3.     Guru perlu menyusun,menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi,menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan melengkapi berbagai peralatan lain yang sangat mendukung dalam pembelajaran. Hasil penelitian untuk dijadikan bahan acuan atau perbandingan dalam melaksanakan penilaian waktu yang akan datang..

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad. 2000. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo.

Alwasilah Chaeda. 1997. Politik, Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Asmawi, dkk. 2005. Test dan Asesmen di SD. Jakarta: Uiversitas Terbuka

Brooks dan Brooks (1993) oleh Suciati dkk dalam bukunya integrasi teori dan praktik: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu di Sekolah Dasar, Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Motivation To Learn (Connie Firth: 2010) adalah: (1) Rasa ingin tahu. Tugas

 seorang pendidik: Uiversitas Terbuka

Pembelajaran (2015: 6.30) ciri guru yang menganut konstruktivisme: Prestasi Pustaka Publisher

 Soedjadi (2000: 1) beberapa definisi atau pengertian matematika: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Zone Proximate Development (ZPD) pembelajaran siswa kelompok Kecil: Uiversitas Terbuka