UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA

PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

TENTANG CARA MENGHADAPI BENCANA ALAM

MELALUI METODE DISKUSI / TUGAS DAN MEDIA

BERUPA GAMBAR BENCANA ALAM DI KELAS VI

SD NEGERI SUSUKAN 02 KEC. SUSUKAN KAB. SEMARANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

 

Zahrotul Ilmiah

SD Negeri Susukan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Pada hakikatnya pengetahuan sosial berfungsi untuk meningkatkan kemampuan berfikir, berperilaku, dan berinteraksi dalam keragaman realitas sosial dan budaya berdasarkan etika. Pengetahuan sosial bertujuan untuk: pertama, memberikan pengetahuan dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis agar siswa mampu memahami dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari individu, kebudayaan, dan masyarakat sebagai suatu sistem. Kedua, untuk mengembangkan ketrampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial, serta berbagai masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.Sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial yang menjadi wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan yang perlu dijawab oleh setiap siswa dan jawabannya telah dirancang dalam pengetahuan sosial secara sistematis dan komprehensif sehingga diperlukan bagi keberhasilan siswa dalam kehidupan dimasyarakat dan proses menuju kedewasaan serta pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu dalam proses pembelajaran seorang guru menggunakan metode yang bervariasi dan media agar mudah dipahami siswa serta informasi atau bahan tersebut dapat diterima dan diserap baik oleh siswa sehingga pada akhirnya terjadi perubahan-perubahan perilaku, baik kognitif, afektif, psikomotor, juga prestasi lebih baik.Dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka yang menjadi fokus perumusan masalah yang akan peneliti kemukakan adalah “ Bagaimana cara menggunakan metode pembelajaran diskusi/tugas dan penggunaan media pembelajaran berupa gambar “Bencana Alam” untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VI tentang pokok bahasan “Cara-cara menghadapi bencana alam?”.Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan: Untuk guru agar pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran meningkat, hendaknya lebih mengembangkan kreatifitas dalam kegiatan belajar mengajar terutama dalam memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan serta penggunaan media yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Bagi pengambil kebijakan dalam pendidikan laporan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dalam kegiatan KKG, serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengambil kebijakan. Para guru agar segera mencari solusi terhadap permasalahan dalam pembelajaran dengan mengadakan penelitian tindakan kelas.

Kata kunci: IPS, metode diskusi/tugas, media gambar

 

 

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan. Pengetahuan sosial dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berubah dan berkembang secara terus menerus.

Pada hakikatnya pengetahuan sosial berfungsi untuk meningkatkan kemampuan berfikir, berperilaku, dan berinteraksi dalam keragaman realitas sosial dan budaya berdasarkan etika. Pengetahuan sosial bertujuan untuk: pertama, memberikan pengetahuan dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan melalui pendekatan pedagogis dan psikologis agar siswa mampu memahami dan menelaah secara rasional komponen-komponen dari individu, kebudayaan, dan masyarakat sebagai suatu sistem. Kedua, untuk mengembangkan ketrampilan sikap dan perilaku siswa yang rasional dan kritis dalam menghadapi kemajemukan masyarakat, kebudayaan, situasi sosial, serta berbagai masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

Sebagai Ilmu Pengetahuan Sosial yang menjadi wahana dan alat untuk menjawab pertanyaan yang perlu dijawab oleh setiap siswa dan jawabannya telah dirancang dalam pengetahuan sosial secara sistematis dan komprehensif sehingga diperlukan bagi keberhasilan siswa dalam kehidupan dimasyarakat dan proses menuju kedewasaan serta pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya pada kehidupan sehari-hari. Untuk itu dalam proses pembelajaran seorang guru menggunakan metode yang bervariasi dan media agar mudah dipahami siswa serta informasi atau bahan tersebut dapat diterima dan diserap baik oleh siswa sehingga pada akhirnya terjadi perubahan-perubahan perilaku, baik kognitif, afektif, psikomotor, juga prestasi lebih baik.

Dalam kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial “Materi Cara-Cara Menghadapi Bencana Alam” dengan mengggunakan metode bervariasi dan media gambar “Bencana Alam” di kelas VI Semester II, SD Negeri Susukan 02 penulis menjumpai tes hasil belajar siswa dari 18 siswa, hanya 7 yang dapat nilai >/ 55 atau presentase klasikal hanya 38,88%.

Rumusan Masalah.

Dari uraian latar belakang masalah tersebut diatas, maka yang menjadi fokus perumusan masalah yang akan peneliti kemukakan adalah “ Bagaimana cara menggunakan metode pembelajaran diskusi / tugas dan penggunaan media pembelajaran berupa gambar “Bencana Alam” untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas VI tentang pokok bahasan “Cara-cara menghadapi bencana alam?”.

Tujuan Penelitian.

Peneliti melakukan penelitian tentang materi “ Cara-cara menghadapi bencana alam” dikelas VI semester 2 SD Negeri Susukan 02 dengan tujuan:

a.     Mendeskripsikan dampak penggunaan metode diskusi / tugas dalam pembelajaran “Cara-cara menghadapi bencana alam”.

b.     Mendeskripsikan / menganalisis dampak penggunaan media pembelajaran berupa gambar “Bencana Alam” untuk “Cara-cara menghadapi bencana alam”.

Manfaat Penelitian.

1.     Bagi Guru

          Untuk meningkatkan kinerja dalam mengajar.

          Untuk meningkatkan profesional guru dalam memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.

          Memiliki pengetahuan dasar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan metode yang tepat sesuai kepentingan dalam proses belajar mengajar.

2.     Bagi Siswa

          Dalam proses pembelajaran siswa tampak lebih aktif, kreatif dan bersemangat.

          Meningkatkan interaksi antar siswa serta giat belajar.

          Meningkatkan prestasi belajar siswa

          Memberi bekal pada siswa agar berfikir kritis, kreatif serta inovatif

3.     Bagi Sekolah / Lembaga Pendidikan.

          Untuk mengatasi hambatan dan permasalahan pembelajaran di sekolah.

          Meningkatkan prestasi sekolah melalui prestasi akademik siswanya.

          Meningkatkan mutu pendidikan sekolah.

          Memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan sekolah yang tercermin dari peningkatan kemampuan profesional para guru, perbaikan proses dan hasil belajar serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah (Wardani, I.G.A.K, 2006)

KAJIAN PUSTAKA

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar menekankan kepada keilmuan yang berkenaan dengan pembinaan peserta didik menjadi warga masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab atas kesejahteraan bersama dalam arti yang seluas-luasnya. Berkenaan dengan ilmu sosial, Norma Mackenzie (1975) mengemukakan bahwa “ Ilmu sosial adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau dengan kata lain adalah semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat”.

Sebagai bidang pengetahuan di Sekolah Dasar, Pengetahuan Sosial berfungsi untuk mengembangkan nilai, sikap dan ketrampilan siswa ten tang masyarakat, bangsa dan negara Indonesia serta menjamin pertumbuhan keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, penguasaan kecakapan hidup, penguasaan prinsip-prinsip sosial, ekonomi, budaya dan kewarganegaraan, sehingga tumbuh generasi yang kuat dan berakhlak mulia.

Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar

Dalam proses pembelajaran, seorang guru pada saat menyajikan bahan ajar kepada siswa kerap kali menggunakan media informasi / bahan ajar tersebut dapat diterima atau diserap dengan baik oleh para siswa dan pada akhirnya diharapkan menjadi perubahan-perubahan perilaku baik berupa pengetahuan (kognitif), sikap (efektif), maupun ketrampilan (psikomotor).

Pengertian “Media” berasal dari kata “Medium” yang secara harfiah berarti “ perantara” (between) yaitu perantara sumber pesan (source) dengan penerima pesan (receiver). Dalam proses pembelajaran, menurut Asep Herry Hernawan, media ini dapat diartikan sebagai berikut:

a.     Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaakan untuk keperluan pembelajaran.

b.     Sarana fisik untuk menyampaikan isi / materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide, dan sebagainya.

c.     Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi perangkat kerasnya (Udin S. Winataputra, dkk, 1997:5,3).

Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1) Media pembelajaran merupakan wahana dari pesan / informasi yang oleh sumber pesan (guru) ingin diteruskan kepada penerima pesan (siswa); 2) Pesan atau bahan ajar yang disampaikan adalah pesan / materi pembelajaran; 3) Tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar dari siswa.

PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subjek Penelitian

Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas, adalah di kelas VI SD Negeri Susukan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

Waktu Pelaksanaan

Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilaksanakan tanggal:

Pra Siklus Selasa, 10 Pebruari 2015

Siklus I Selasa, 24 Pebruari 2015

Siklus II Selasa, 3 Maret 2015

Karakteristik Siswa

Karakteristik Siswa kelas VI SD Negeri Susukan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut: jumlah siswa ada 18, laki-laki sebanyak 9 anak dan perempuan sebanyak 9 anak. Dari 18 anak hanya 2 anak yang orang tuanya sebagai pegawai negeri, yang 1 lulusan sarjana yang satu lagi lulusan Diploma, kemudian yang 16 anak orang tuanya bekerja sebagai buruh. Dapat dikatakan kebanyakan mereka berasal dari kalangan ekonomi rendah dan anak-anak pinggiran.

Pendidikan orang tua rata-rata tamat Sekolah Dasar, bahkan ada yang drop out tidak tamat sekolah dasar.

Melihat karakteristik pekerjaan orang tua seperti tersebut di atas, daya dukung kurang dalam memotivasi belajar siswa, kurangnya perhatian terhadap pendidikan anak-anaknya, orang tua cenderung masa bodoh terserah gurunya, siswa terbuai dengan tayangan televisi tanpa bimbingan orang tua, sehingga berdampak pada proses belajar siswa.

Deskripsi Per Siklus

Berdasarkan refleksi awal pembicaraan dapat diidentifikasi dan dapat dirumuskan masalah, peneliti menguraikan secara singkat masalah yang terjadi pada awal pembelajaran materi Cara-cara menghadapi bencana alam di kelas VI semester II pada SD Negeri Susukan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.

Dalam pembelajaran siswa banyak yang pasif, tidak dapat menjawab pertanyaan “ Penyebab terjadinya bencana alam”, tidak berani bertanya sehingga berakibat dari 18 siswa hanya 7 siswa yang tuntas, atau ketuntasan klasikal mencapai 38,88%.

Setelah peneliti memberikan pembelajaran Siklus I mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi “ Cara-cara menghadapi bencana alam”. Peneliti mengalami permasalahan, setelah mengadakan evaluasi dari 18 siswa hanya 12 yang tuntas, atau hanya 66,66%. Dalam hal ini dapat diperoleh gambaran bahwa berlangsungnya pembelajaran sudah dua arah, guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Ternyata ada beberapa siswa yang sudah berani bertanya tentang materi yang belum diketahui, tidak semua siswa memperhatikan penjelasan guru. Hal ini disebabkan cara guru menjelaskan materi pelajaran kurang menarik perhatian siswa, sehingga banyak siswa yang tidak berani menyelesaikan materi pembelajaran yang diberikan guru. Selain itu guru kurang menguasai materi.

Dari beberapa pernyataan tersebut di atas, guru berusaha mencari jalan keluar untuk melakukan perbaikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Siklus II

Setelah peneliti memberikan pembelajaran siklus II mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi ”Cara-cara menghadapi bencana alam”. Kemudian peneliti menggunakan media pembelajaran berupa gambar Bencana Alam, serta memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, maka menyebabkan perolehan nilai setelah mengadakan evaluasi dari 18 siswa, semua siswa tuntas, atau mencapai 100%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi per Siklus

Pada awal pembelajaran (pra siklus) proses pembelajaran belum mengalami ketuntasan. Dari hasil refleksi siklus I, diketahui bahwa dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran menggunakan metode diskusi / tugas telah berjalan dengan cukup baik. Keaktifan dan minat siswa mulai nampak peningkatannya.

Dari langkah perbaikan pada siklus I, diperoleh temuan pada siswa yaitu siswa lebih aktif, terlihat semuanya senang serta sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas, kemandirian anak meningkat serta keberanian anak mulai muncul dengan sering bertanya kepada guru bila belum jelas. Namun prestasi hasil belajar anak masih kurang terlihat dari nilai rata-rata klasikal masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (>64,72) walaupun sudah ada kenaikan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran pada siklus I dengan menggunakan metode diskusi/tugas secara garis besar cukup berhasil.

Selanjutnya dari refleksi siklus I, peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II dengan menggunakan media/alat peraga gambar Bencana Alam, agar siswa termotivasi, minat siswa bertambah, siswa aktif dalam kerja kelompok serta pembelajaran lebih efisien.

Siklus II

Setelah masalah diidentifikasi, dianalisis dan dirumuskan dengan teman sejawat dan dikonsultasikan dengan pembimbing untuk memperjelas masalah, kemudian hasil perencanaan yang berupa penyusunan rancangan pembelajaran dengan membuat rencana perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media “gambar Bencana Alam”. Menyusun lembar observasi, serta merancang tes formatif, telah dapat mengaktifkan siswa, menarik minat siswa dalam pelaksanaan proses pembelajaran secara sistematis artinya susunan program atau struktur dapat diketahui dan tersedia ruang lingkup atau rincian materi dan analisis materi yang tersusun dan dikembangkan oleh guru.

Paparan Keberhasilan dan Kegagalan

Deskripsi kegiatan evaluasi merupakan salah satu alat ukur untuk keberhasilan proses pembelajaran sehingga dapat diketahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang berupa aspek ingatan, pemahaman, penerapan (aplikasi), analisis dan sintesis.

Tabel 1 Hasil Evaluasi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Sebelum Perbaikan Pembelajaran

 

No

Rentang Nilai

Jumlah

Prosentase (%)

1

40-49

6

33

2

50-59

5

28

3

60-69

1

6

4

70-79

4

22

5

80-89

2

11

6

90-100

0

0

Jumlah

18

100%

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi “ Cara-cara menghadapi bencana alam “, kelas VI semester II di Sekolah Dasar Negeri Susukan 02, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. Sebelum kegiatan perbaikan pembelajaran, bahwa dari 18 siswa yang mendapat nilai 40-49 sebanyak 6 siswa, nilai 50-59 sebanyak 5 siswa, nilai 60-69 sebanyak 1 siswa, nilai 70-79 sebanyak 4 siswa, nilai 80-89 sebanyak 2 siswa dan yang mendapat nilai 90-100 tidak ada / sebanyak 0.

Tabel Hasil Evaluasi Siklus I

Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus I, maka hasil evaluasi pada akhir siklus I mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Tabel 2 Hasil Evaluasi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SIKLUS I

No

Rentang Nilai

Jumlah

Prosentase (%)

1

40-49

0

0

2

50-59

4

22

3

60-69

7

39

4

70-79

6

33

5

80-89

1

6

6

90-100

0

0

Jumlah

18

100%

 

Sesuai tabel di atas dapat dilihat hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi “Cara-cara menghadapi bencana alam ” kelas VI Semester II Sekolah Dasar Negeri Susukan 02, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, pada akhir perbaikan siklus I bahwa dari 18 siswa yang mendapat nilai 40-49 sebanyak 0 siswa, nilai 50-59 sebanyak 4 siswa, nilai 60-69 sebanyak 7 siswa, nilai 70-79 sebanyak 6 siswa, nilai 80-89 sebanyak 1 siswa, nilai 90-100 sebanyak 0 siswa.

Tabel Hasil Evaluasi Siklus I

Setelah melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran siklus II, maka hasil evaluasi pada akhir siklus II mengalami peningkatan seperti dapat dilihat pada tabel 3 berikut:

Tabel 3 Hasil Evaluasi Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SIKLUS II

No

Rentang Nilai

Jumlah

Prosentase (%)

1

40-49

0

0

2

50-59

0

0

3

60-69

0

0

4

70-79

0

0

5

80-89

0

0

6

90-100

18

100

Jumlah

18

100%

 

Dari tabel di atas dapat dilihat hasil evaluasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi “Cara-cara menghadapi bencana alam” kelas VI Semester II Sekolah Dasar Negeri Susukan 02, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang, pada akhir perbaikan siklus II dari 18 siswa tidak seorangpun mendapat nilai 40-49. Adapun yang mendapat nilai 60-69 sebanyak 0 siswa, nilai 80-89 sebanyak 0 siswa, dan nilai 90-100 sebanyak 18 siswa.

Melihat tabel 1, 2 dan 3 hasil perolehan data mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi Cara-cara menghadapi bencana alam kelas VI semester II ternyata ada peningkatan ketuntasan hasil belajar dari sebelum perbaikan pembelajaran siklus I sampai siklus II, siswa yang tuntas adalah siswa yang mendapat nilai 60 ke atas. Dalam kegiatan pembelajaran sebelum diadakan perbaikan ada 7 siswa dari 18 siswa yang mencapai nilai tuntas 38,88%. Pada perbaikan siklus I meningkat menjadi 12 siswa (66,66%), dan pada perbaikan siklus II meningkat menjadi 18 siswa (100%), yang mana perbaikan pembelajaran cukup pada siklus II. Dengan demikian tidak perlu dilanjutkan pembelajaran siklus III, karena semua siswa telah mencapai nilai tuntas semuanya.

Apabila hasil perolehan data tersebut disajikan dalam tabel maka dapat dilihat pada tabel 4 berikut:

Tabel 4 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar

No

Ketuntasan

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah

%

Jumlah

%

Jumlah

%

1

Tuntas

7

38,88

12

66,66

18

100

2

Belum tuntas

11

61,11

6

33,33

0

0

 

Dengan melihat data di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

a.     Sebelum perbaikan pembelajaran siswa yang tuntas hanya 7 siswa dari 18 siswa (38,88%).

b.     Pada siklus I siswa yang tuntas ada 12 dari 18 siswa (66,66%).

c.     Pada siklus II semua siswa yang tuntas (100%).

Sedangkan siswa yang belum tuntas sebagai berikut:

a.     Sebelum perbaikan pembelajaran 11 siswa dari 18 siswa belum tuntas (61,11%).

b.     Pada siklus I ada 6 siswa dari 18 siswa yang belum tuntas (33,33%).

c.     Pada siklus II tidak ada siswa yang belum tuntas (0%).

Pembahasan Dari Setiap Siklus

Berdasarkan hasil yang diperoleh sebelum perbaikan, perbaikan siklus I dan II terbukti dengan menggunakan metode diskusi serta tugas, telah berjalan dengan baik berkat kerjasama dengan teman sejawat, konsultasi dengan pembimbing, dan dari mengkaji berbagai sumber yang memuat teori belajar mengajar yang terkait. Hal ini terbukti bahwa proses pembelajaran memerlukan kompetensi yang tinggi dari seorang guru. Banyak faktor yang mempengaruhi kegagalan maupun keberhasilan suatu pembelajaran.

Dari berbagai kajian teori mengenai pembelajaran, yang paling menentukan keberhasilan pembelajaran adalah kemampuan seorang guru dalam mengelola pembelajaran disertai dengan cara memilih strategi pembelajaran, metode yang bervariasi dan media yang digunakan dalam pembelajaran.

Siklus I

Pembelajaran siklus I masih banyak hal-hal yang belum dilaksanakan oleh guru secara optimal misalnya penggunaan alat peraga sebagai penjelas materi pelajaran, sehingga tingkat pemahaman siswa terhadap materi ajar masih rendah.

Pelaksanaan diskusi kelompok masih belum mengaktifkan siswa bahkan kurang menarik minat siswa. Hal ini disebabkan guru dalam menyampaikan materi kurang jelas atau instruksi yang diberikan guru kepada siswa dalam menyelesaikan tugas kurang dimengerti.

Hasil analisis penilaian menunjukkan masih rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari 18 siswa yang mendapat nilai tuntas baru 12 siswa dan 6 siswa belum mencapai nilai tuntas. Nilai rata-rata kelas 64,72. Dengan demikian peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II

Siklus II

Pada perbaikan pembelajaran Siklus II peneliti merancang pembelajaran yang difokuskan pada penggunaan alat peraga berupa gambar Bencana Alam serta penyampaian materi dengan metode diskusi maupun tugas.

Penilaian hasil analisis lebih baik dibandingkan dengan perbaikan pembelajaran siklus I. Keberhasilan pembelajaran ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru menggunakan alat peraga secara efektif disertai penjelasan penggunaan metode yang bervariasi, sehingga tugas yang dirancang akan memperjelas informasi guru, keaktifan siswa akan meningkat dalam mengerjakan tugas secara kelompok, tepat waktu dan efisien, materi pelajaran lebih mudah dipahami siswa.

Dengan demikian seperti yang dikemukakan dalam kajian teori bahwa pembelajaran akan aktif, kreatif, menyenangkan dan bermakna apabila dalam proses pembelajaran guru terampil dalam memilih metode dan media pembelajaran yang disesuaikan dengan materi ajar.

Sebagai bukti bahwa pembelajaran itu berhasil antara lain adanya hasil evaluasi yang telah mencapai nilai ketuntasan belajar siswa. Dalam hal ini Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial nilai rata-rata kelas mencapai 90. ini bukti dari perolehan tes formatif yang telah dilaksanakan guru setelah proses pembelajaran selesai.

KESIMPULAN SARAN DAN TINDAK LANJUT

Pada bagian kesimpulan saran dan tindak lanjut pada penelitian tindakan kelas, peneliti akan mengemukakan hasil selama melaksanakan perbaikan pembelajaran di kelas VI Semester II Sekolah Dasar Negeri Susukan 02, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang sebagai berikut:

Kesimpulan

i.        Pada perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan materi ”Cara-cara menghadapi bencana alam” diharapkan dapat menjadi wahana peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta pengembangan lebih lanjut dalam kehidupan sehari-hari, maka dalam proses pembelajaran seorang guru harus menggunakan metode bervariasi dan media agar mudah dipahami oleh siswa. Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai salah satu pelajaran untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai ilmiah pada siswa, serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

ii.        Pada hasil tes formatif dari 18 siswa hanya 7 siswa yang mendapat nilai 60 sedangkan 11 siswa mendapat nilai di bawah 60 atau rata-rata 55. Sehingga pembelajaran dinyatakan belum tuntas, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran Siklus I dan siklus II, sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi ajar dan belajar siswa.

iii.        Menurut Prof. Dr. Winarno Surakhmad (1990) menegaskan bahwa “ metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pengajaran atau soal bagaimana teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah”.

2.     Pada pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran kompetensi dasar ”Mendeskripsikan Cara-cara menghadapi bencana alam” subjek penelitian siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri Susukan 02 Kec. Susukan Kab.Semarang semester II Tahun Pelajaran 2014/2015dengan jumlah siswa 18 yang karakteristiknya sebagai berikut: Karakteristik Siswa kelas VI SD Negeri Susukan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2014/2015adalah sebagai berikut: jumlah siswa ada 18, laki-laki sebanyak 9 anak dan perempuan sebanyak 9 anak. Dari 18 anak hanya 2 anak yang orang tuanya sebagai pegawai negeri, yang 1 lulusan sarjana yang satu lagi lulusan Diploma, kemudian yang 16 anak orang tuanya bekerja sebagai buruh. Dapat dikatakan kebanyakan mereka berasal dari kalangan ekonomi rendah dan anak-anak pinggiran. Pendidikan orang tua rata-rata tamat Sekolah Dasar, bahkan ada yang drop out tidak tamat sekolah dasar. Melihat karakteristik pekerjaan orang tua seperti tersebut di atas, daya dukung kurang dalam memotivasi belajar siswa, kurangnya perhatian terhadap pendidikan anak-anaknya, orang tua cenderung masa bodoh terserah gurunya, siswa terbuai dengan tayangan televisi tanpa bimbingan orang tua, sehingga berdampak pada proses belajar siswa. Pelaksanaan siklus I diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

3.     Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I saat guru menggunakan metode diskusi dan latihan hasil tes formatif menunjukkan bahwa dari 18 siswa yang mendapat nilai 40-49 sebanyak 0 siswa, yang mendapat nilai 50-59 sebanyak 4 siswa, yang mendapat nilai 60-69 sebanyak 7 siswa, yang mendapat nilai 70-79 sebanyak 6 siswa, yang mendapat nilai 80-89 sebanyak 1 siswa, dan yang mendapat nilai 90-100 sebanyak 0 siswa. Selanjutnya pada siklus II dari 18 siswa yang mendapat nilai 40-49 sebanyak 0 siswa, yang mendapat nilai 50-59 sebanyak 0 siswa, yang mendapat nilai 60-69 sebanyak 0 siswa, yang mendapat nilai 70-79 sebanyak 0 siswa, yang mendapat nilai 80-89 ada 0 siswa, dan yang mendapat nilai 90-100 sebanyak 18 siswa. Sehingga pelaksanaan pada siklus II semua siswa dinyatakan tuntas.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disarankan:

1.     Untuk guru agar pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran meningkat, hendaknya lebih mengembangkan kreatifitas dalam kegiatan belajar mengajar terutama dalam memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan serta penggunaan media yang dapat meningkatkan minat belajar siswa.

2.     Bagi pengambil kebijakan dalam pendidikan laporan penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dalam kegiatan KKG, serta dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk mengambil kebijakan.

3.     Para guru agar segera mencari solusi terhadap permasalahan dalam pembelajaran dengan mengadakan penelitian tindakan kelas.

Tindak Lanjut

1.     Laporan Pemantapan Kemampuan Profesional dengan pola penelitian tindakan kelas ini akan menjadi acuan dalam perbaikan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Susukan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang tempat peneliti melaksanakan tugas.

2.     Menyampaikan laporan Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) ini pada forum Kelompok Kerja Guru (KKG) di Sekolah Dasar Negeri Susukan 02 Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang untuk dijadikan bahan diskusi.

Dengan tersusunnya laporan Pemantapan Kemampuan Professional (PKP) ini peneliti sebagai guru kelas VI berharap semoga bermanfaat positif bagi dunia pendidikan khususnya pada peningkatan mutu pendidikan yang implementasinya terhadap peningkatan sumber daya manusia pada umumnya. Selain itu peneliti sebagai guru dan manusia biasa menyadari adanya keterbatasan kemampuan diri dalam menyusun laporan ini, untuk itu peneliti berharap ada masukan, saran dan pemikiran dari pembaca demi peningkatan dalam membuat laporan penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi Abu 2004. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Djamarah Syaiful Bahri, 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Hamalik Oemar, 2003. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hamid H.M. Akib, Herrhyanto Nar. 2008. Statistika Dasar, Jakarta: Universitas Terbuka.

Indrastuti, Penny Rahmawaty 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VI Buku Sekolah Elektronik (bse), Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

KTSP 2008, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

Mastur, Widiarso Wiyono, Slamet 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VI Sesuai KTSP, Semarang: CV Aneka Ilmu

Surakhmad Winarno. 1990. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran, Bandung. Tarsito

SU Isckhak, dkk 1997. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winataputra Udin S, dkk. 1977 5.3. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Univeritas Terbuka.

Wardani I.G.A.K. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka