MENINGKATAN PEMAHAMAN

PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG KPK DAN FPB

MELALUI DEMONSTRASI DAN LATIHAN INTENSIF

PADA SISWA KELAS V SEMESTER I SDN TAMBAHREJO

KECAMATAN BLORA KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Sugiyarti

SDN Tambahrejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora

ABSTRAK

Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan Matematika sebagai bahan kajian yang menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi Matematika. Karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila, sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat. Dan ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran Matematika terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Matematika dengan diterapkannya pembelajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif terhadap motivasi belajar Matematika. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar Matematika setelah diterapkannya pembelajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif . (b.) Mengetahui pengaruh motivasi belajar Matematika setelah diterapkan pembelajaran Demonstrasi dan Latihan Intensif. (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran Matematika. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2014/2015 Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi beljar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (50%), siklus II (72%), siklus III (100%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat berepengaruh positif terhadap prestasi dam motivasi belajar siswa Kelas V serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran Matematika.

Kata Kunci : Matematika, Demonstrasi dan Latihan Intensif


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Sekolah Dasar yang diselenggarakan untuk mengembangkan si-kap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta pendidikan menengah.

Tujuan pendidikan di Sekolah Da-sar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Kegiatan belajar dan mengajar untuk pelajaran Matematika di Sekolah Dasar tidak perlu ditakuti atau meng-anggap sesuatu itu sulit sebelum dipelajari. Untuk menimbulkan semangat dalam belajar Matematika di Sekolah Dasar guru perlu menyampaikan materi efektif dengan tujuan mudah diterima oleh siswa secara nyata (realistis).

Tingkat penguasaan terhadap materi pelajaran Matematika di kelas V SDN Tambahrejo untuk materi “Mengguna-kan faktorisasi prima untuk menentukan KPK dan FPB dari satu dan dua bilangan” dibawah rata-rata KKM. Oleh sebab itu maka guru perlu mengadakan Penelitian Tindakan Kelas.

1. Identifikasi Masalah

1. Siswa kurang mampu mengalikan bilangan

2. Siswa kurang mampu membagi bilangan

3. Siswa kurang mampu cara mencari faktorirasi prima dengan pohon faktor

4. Guru kurang mampu menjelaskan cara mencari KPK dengan meng-gunakan faktorisasi prima

5. Guru dalam memilih metode ku-rang sesuai.

2. Analisis dan Perumusan Masalah

Melalui diskusi dengan teman sejawat dan bimbingan dosen pembimbing tentang pokok masalah yang sudah teridentifikasi seperti diatas, penulis berke-simpulan bahwa permasalahan tersebut disebabkan oleh kekurang mampuan siswa dalam mencari KPK dengan menggunakan faktorisasi prima karena belum menguasai perkalian, cara membuat pohon faktor dan metode yang digunakan guru kurang tepat.

Berdasarkan beberapa masalah yang teridentifikasi tersebut yang menjadi fokus permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan dan kete-rampilan siswa dalam mencari KPK dan FPB dengan menggunakan faktorisasi prima melalui penerapan metode demonstrasi dan latihan insentif dalam pembelajaran Matematika?”.

Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas maka dapat dirumuskan:

1. Apakah dapat meningkatkan kemam-puan siswa dalam pembelajaran mate-matika tentang KPK dan FPB melalui penerapan demonstrasi pada siswa Ke-las V Semester I di SDN Tambahrejo Kecamatan Blora Tahun Pelajaran 2014/2015?

2. Apakah dapat meningkatkan kemam-puan siswa dalam pembelajaran mate-matika tentang KPK dan FPB melalui latihan intensif pada siswa kelas V Semester I di SDN Tambahrejo, Kab. Blora.

3. Manakah yang paling dominan dalam keberhasilan penerapan demonstrasi dan latihan intensif dalam pembela-jaran matematika tentang KPK dan FPB siswa Kelas V Semester I SDN Tambahrejo, Kec. Blora.

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas peneliti dapat merumuskan tujuan penelitian perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan penggunaan metode demonstrasi dan latihan insen-tif dalam proses pembelajaran Mate-matika pada kompetensi dasar meng-gunakan faktorisasi prima untuk men-cari FPB dan KPK pada siswa kelas V SDN Tambahrejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora.

2. Untuk mendeskripsikan penggunaan alat peraga pohon faktor pada pembe-lajaran sehingga dapat mencapai hasil yang optimal pada Mata Pelajaran Matematika.

3. Untuk mencari penyebab yang meng-hambat keberhasilan proses belajar mengajar Mata Pelajaran Matematika.

4. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada Mata Pelajaran Matematika di Kelas V SDN Tambahrejo.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Bagi Siswa

a. Meningkatkan minat belajar siswa, khususnya mata pelajaran Mate-matika

b. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami faktor prima untuk menentukan KPK dan FPB

c. Meningkatkan prestasi hasil belajar siswa

2. Bagi Guru

a. Dapat memberikan masukan bagi guru tentang langkah-langkah yang tepat dalam menggunakan metode inkuiri.

b. Mengetahui kelemahan atau kele-bihan guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan pengelolaan kelas.

c. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah

b. Memperoleh hasil belajar siswa yang lebih baik dan memuaskan.

4. Bagi Pembaca

Sebagai bahan acuan dan alternatif dalam mengantisipasi kegagalan belajar khususnya berlatih mengungkapkan penda-pat baik untuk diri sendiri, anak, ataupun peserta didik.

5. Bagi Peneliti

a. Meningkatkan wawasan penulis dalam menggunakan metode inkuiri melalui pendekatan kognitif.

b. Sebagai pengalaman dalam upaya meningkatkan kemampuan belajar siswa.

KAJIAN PUSTAKA

Prestasi Belajar

1. Prestasi Belajar adalah “Penguasaan Pengetahuan atau Ketrampilan yang dikembangkan oleh pelajaran yang lazim ditunjukkan oleh nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru”. (Depdikbud, 1995:787).

2. Metode Demonstrasi dan Latihan Insentif

a. Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dengan “mempertunjukkan sesuatu” yang dipertunjukkan dapat berupa suatu rangkaian percobaan, suatu model alat atau suatu ketrampilan tertentu. Dalam metode ini siswa dituntun memperhatikan suatu objek atau proses yang didemonstrasikan.

Metode demonstrasi mempunyai kelebihan dan kelemahan.

a. Kelebihan metode demonstrasi adalah pembelajarannya selalu menggunakan model atau sua-tu keterampilan tertentu yang dapat dikembangkan keteram-pilan mengamati, mengklasifi-kasi, membuat kesimpulan sementara, menerapkan dan mengkomunikasikan yang da-pat dilakukan siswa secara kelompok atau klasikal.

b. Kelemahan metode demonstra-si adalah apabila seseorang kurang terampil, tidak konsen-tasi/kurang aktif dalam mem-perhatikan suatu objek atau proses yang didemonstasikan, maka tidak tercapai kecakapan dan keterampilan dari siswa setelah berakhirnya demon-strasi itu.

b. Langkah-langkah Metode Demon-strasi

a. Guru menyampaikan kompe-tensi yang ingin dicapai

b. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan

c. Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan

d. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan se-suai skenario yang telah disiapkan.

e. Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisa-nya.

f. Tiap siswa mengemukakan ha-sil analisanya dan juga penga-laman siswa didemonstrasikan.

g. Guru membuat kesimpulan.

3. Metode Latihan Intensif

Metode latihan intensif suatu cara mengajar dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih melakukan suatu keterampilan tertentu berdasarkan penjelasan atau petunjuk guru.

a. Mengapa guru dalam mengajar matematika perlu menggunakan metode latihan intensif?

Metode ini memiliki kelebihan yaitu melakukan suatu keterampilan berdasarkan penjelasan guru dapat dikembangkan keterampilan meng-amati, menerapkan, dan mengkomuni-kasikan. Kelemahan metode latihan intensif yaitu apabila siswa dalam berlatih melakukan keterampilan tidak berdasarkan penjelasan guru atau siswa tidak sungguh-sungguh dalam pembelajaran yang diberikan, misal-nya: kurang konsentasi, tidak mau bertanya, pengawasan dan bimbingan guru tidak merata kepada siswa maka tujuan yang akan dicapai dalam metode latihan intensif kurang terca-pai.

b. Supaya tujuan metode intensif berhasil dengan baik perlu adanya langkah-langkah yang tertentu dan jelas sesuai aturan yang diketahui? Langkah-langkah dalam mempersi-apkan metode pemberian latihan yang efektif antara lain:

1. Guru merangsang anak belajar lebih baik, harga diri dan kemampuan berdiri sendiri.

2. Guru menanamkan rasa cinta anak terhadap mata pelajaran serta kebiasaan menghargai waktu dengan kegiatan-kegiat-an yang bermanfaat.

3. Tugas yang diberikan harus jelas dan tidak membingung-kan

4. Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan latihan harus cukup

5. Hendaknya dipersiapkan pola rencana kontrol atau peng-awasan yang sistemati dan efektif, sehingga mendorong siswa bekerja dengan jujur dan sungguh-sungguh.

6. Bentuk bahan yang ditugaskan bersifat minat, dapat merang-sang untuk berusaha sendiri, mencari, mendalami, meng-alami dan menyelesaikan serta menyampaikan sendiri.

Kerangka Berpikir

Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Kriteria pertama agar suatu pemikiran bisa meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu kerangka berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

Kerangka berpikir yang digunakan peneliti antara lain memuat (1) Variabel-variavbel yang akan diteliti harus dijelaskan dan (2) diskusi dalam kerangka berpikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antarvariabel yang diteliti dan ada teori yang mendasar.

PELAKSANAAN PENELITIAN

Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Perbaikan Pembelajaran matemati-ka kelas V Semester 1 dilaksanakan di SDN Tambahrejo UPTD Pendidikan Kecamatan Blora Kabupaten Blora. Penulis memilih materi Matematika dengan Kompetensi Dasar Menggunakan Faktorisasi Prima untuk menentukan KPK dan FPB. Dalam merancang pembelajaran penulis dibantu oleh pembimbing dan satu teman sejawat dengan jadwal pelaksanaan sebagai berikut:

Sumber Data

Data Penelitian Tindakan Kelas ini diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas yaitu peneliti sendiri dan siswa Kelas V semester I tahun 2014/2015 SDN Tambahrejo Kecamatan Blora Kabupaten Blora .

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN

Hasil Penelitian

1. Pra Siklus

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan dengan mengadakan proses pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap yang tertera dalam rencana pembelajaran. Pada akhir pembelajaran siswa mengerja-kan tes formatif dan dinilai kemudian hasilnya dimasukkan dalam daftar nilai dan kolom indikator keberhasilan. Rendahnya prestasi tersebut menunjukkan bahwa langkah pembelajaran pada Pra siklus belum efektif untuk meningkatkan kemam-puan siswa.

Berdasarkan pencapaian hasil tes formatif pembeljaaran matematika Siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1. Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Pra Siklus

Siklus

Jumlah Siswa

Banyak siswa yang mendapat nilai

Rata- rata

Ketuntasan siswa

Persen tase

0

20

40

60

80

100

Tts

Bl Tts

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

I

18

0

0

6

3

8

1

73

75

9

9

50%

2. Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan dengan mengadakan proses pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap yang tertera dalam rencana pembelajaran. Pada kegiatan akhir pembelajaran, siswa mendapat ugas mengerjakan tes formatif yang hasilnya dalam daftar nilai dan kolom indikator keberhasilan. Ternyata kemampu-an siswa dalam menggunakan faktorisasi prima untuk mencari KPK.

Adapun pencapaian hasil tes formatif perbaikan pembelajaran matemati-ka Siklus I dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Siklus I

Siklus

Jumlah Siswa

Banyak siswa yang mendapat nilai

Rata- rata

Ketuntasan siswa

Persen tase

0

20

40

60

80

100

Tts

Bl Tts

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

II

18

5

11

2

81

83

13

5

72%

3. Siklus II

Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan dengan mengadakan tindakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahap yang tertera dalam rencana pembelajaran. Dalam pelaksanaan perbaik-an pembelajaran ini, diefektifkan penerap-an metode demonstrasi dan latihan intensif yang lebih mengaktifkan pada kegiatan siswa. Di akhir pembelajaran siswa mengerjakan tes formatif dan memperoleh hasil yang sangat baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa langkah pembelajaran siklus II sangat efektif dan berhasil meningkatkan kemampuan siswa.

Adapun pencapaian hasil tes formatif perbaikan pembelajaran matemati-ka Siklus II dapat diliaht pada tabel berikut:

Tabel 4.3. Hasil Tes Formatif Mata Pelajaran Matematika Siklus II

Siklus

Jumlah Siswa

Banyak siswa yang mendapat nilai

Rata- rata

Ketuntasan siswa

Persen tase

0

20

40

60

80

100

Tts

Bl Tts

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

II

18

13

5

86

91

18

100%

Tabel 4.4. Peningkatan Hasil Tes Formatif Pembelajaran Matematika Pra Siklus, Siklus I, Siklus II

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Nilai rata- rata

Jumlah siswa

Persen tase

Nilai rata- rata

Jumlah siswa

Persen tase

Nilai rata-rata

Jumlah siswa

Persen tase

Tnts

Blm

Tnts

Blm

Tnts

Blm

73

75

9

9

50%

81

83

13

5

72%

86

91

18

100%

Dari ketiga tabel dan grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil tes formatif siswa. Pra Siklus nilai rata-rata hanya 38, siklus I mengalami peningkatan menjadi 73, dan siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 96. Ini menunjukkan hasil tes formatif yang maksimal. Demikian juga tingkat ketuntasan prestasi belajar dari Pra siklus hanya 50%, siklus I menjadi 72% dan siklus II 100%. Ini menunjukkan bahwa setelah diadakan perbaikan pembelajaran siswa semakin memahami materi yang disampaikan oleh guru. Ini terbukti adanya peningkatan nilai hasil tes formatif, serta ketuntasan belajar siswa pada setiap siklusnya.

PENUTUP

Simpulan

Pernyataan tersebut tidak hanya sekedar teori belaka tetapi suatu kenyataan yang sudah penulis buktikan sewaktu menerima tugas dari pembuatan PTK untuk melakukan tindakan kelas di SDN Tambah-rejo Kecamatan Blora Blora sebagai tugas mata Kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional. Rencana Pembelajaran yang penulis susun mengambil kompetensi dasar menggunakan faktorisasi prima untuk menentukan KPK dan FPB. Setelah dilaksanakan suatu proses pembelajaran dan penelitian tindakan kelas melalui tigas siklus terbukti bahwa pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi dan latihan intensif dapat:

1. Dalam penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemamuan siswa dalam membuat pohon faktor

2. Penerapan Latihan Intensif dengan pe-nerapan kepada siswa dapat mening-katkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan pohon faktor.

3. Meningkatkan kemampuan siswa da-lam menemukan faktorisasi prima dan satu bilangan dua angka dengan membagi bilangan prima dengan latihan intenfif yang diberikan guru.

4. Meningkatkan kemampuan siswa melalui diskusi kelompok tentang KPK siswa dapat menentukan faktorisasi prima.

5. Dalam pembelajaran ternyata latihan intensif lebih efisien karena mencapai rata-rata 91% dari pada metode demonstrasi yang hanya mencapai rata-rata 86%, karena dalam latihan intensif siswa dituntut untuk lebih aktif dan belajar mandiri, dan pemberian soal pada latihan intensif lebih banyak mengenai sasaran pada mata pelajaran matematika khusus KPK dan Pohon Faktor.

Saran

Berdasarkan pengalaman mene-rapkan metode demonstrasi dan latihan intensif, maka ada beberapa saran yang perlu di perhatikan yaitu:

1. Guru sebaiknya menggunakan metode yang bervariasi di antaranya metode demonstrasi dan latihan intensif karena dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menentukan KPK dan FPB dan pohon faktor.

2. Guru sebaiknya membiasakan penggu-naan alat peraga untuk membantu

3. Menyusun dan melaksanakan pembela-jaran, mulai dari perencanaan, pelaksa-naan, evaluasi dan tindak lanjut.

4. Memberikan motivasi kepada siswa untuk aktif dalam belajar.

5. Mengevaluasi pada setiap langkah yang dilaksanakan, agar dapat menen-tukan bentuk perbaikan atau pengem-bangan pembelajaran.

6. Memberikan penguatan/pujian kepada siswa yang berprestasi.

7. Memotivasi dan memberikan kesem-patan siswa untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.

8. Meningkatkan mutu pengelolaan pem-belajaran di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, sehingga tercipta kegiatan pembelajaran yang aktif, inovatif, efektif, kreatif, efisien dan menyenangkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad. 2000. Guru dan Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algen Sindo.

Alwasilah Chaeda. 1997. Politik, Bahasa dan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Anita. 2005. Cooperatif Learning. Memprakttikkan Cooperatif Learning di Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia.

Asmawi, dkk. 2005. Test dan Asesmen di SD. Jakarta: Uiversitas Terbuka.

Buchori, dkk. 2004. Gemar Membaca Matematika 5. Semarang. Aneka Ilmu.

Depdikbud. 1994. Pengelolaan Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Petunjuk Peningkatan Mutu di Sekolah Dasar, Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Pengelolaan Kelas di Sekolah Dasar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Detaktik Metodik Umum. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Pedoman Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SD/TK.

Depdikbud. 1996. Struktur Kalimat Bahasa Indonesia.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD.

Depdikbud. 1996. Struktur Kata.Semarang: Proyek Peningkatan Mutu Baca, Tulis, Hitung SD. Depdiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta.

Endang, Retno W. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: UNNES.

Hamalik, Umar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Universitas Terbuka.

Seiler, Pam dan Tamera Bryant, 2002. The Values Book for Children, Jakarta. Gramedia.

Subarjo, dkk. 1990. Bahan Penataran Kurikulum SD 175 yang disempurnakan dengan pendekatan CBSA, Semarang: Tim Penatar Provinsi Dati I Jawa Tengah.

Suciati. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Suminarsih. 2005. Model Pembelajaran. Semarang: Widya Iswara.

Wahyudin Dinn. 2004. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Wardani, IGAK, dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Universitas Terbuka.

Zaenal, Aqib. 2004. Karya Tulis Ilmiah Bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya.