MENINGKATKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN KARIR SISWA SMK

 

Febrian Sinung Hartati

SMK N 1 Wonogiri

 

ABSTRAK

Tujuan penulisan ini untuk mengetahui peningkatan pengambilan keputusan pemilihan karir pada siswa SMK. Pemilihan karir setelah lulus SMK dinilai sangat penting dikarenakan, siswa SMK dari awal memang dipersiapkan untuk siap memasuki dunia kerja. Mereka di persiapkan sesuai dengan kompetensi keahlian yang mereka pilih di awal masuk SMK. Selama 3 tahun bersekolah mereka di bekali dengan berbagai macam kompetensi keahlian yang memang harus mereka kuasai dengan baik untuk dapat bersaing di dunia kerja. Namun berbagai persoalan muncul ketika mereka. Memasuki kelas 12 ketika mereka akan lulus, mereka merasa kebingungan, tentang apa yang akan dilakukan setelah lulus dari SMK? Bekerja, berwirausaha, melanjutkan studi atau yang lain. Permasalahan ini akan menjadi polemic apabila siswa tidak dibantu. Ada berbagai macam faktor- faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan pemilihan karir. Diharapkan dari makalah ini mereka dapat terentaskan dari masalah kebingungan dalam pengambilan keputusan pemilhan karir ini. Sehingga setelah lulus dari SMK nantinya mereka telah siap merencanakan masa depan mereka dengan baik tanpa adanya kembimbangan.

Kata Kunci: Pengambilan Keputusan, Pemilihan Karir

 

PENDAHULUAN

Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Ada beberapa tugas perkembangan yang harus dilakukan seorang remaja. Menurut Havighurst (dalam Santrock, 2008) apabila individu tersebut berhasil mencapai tugas perkembangannya di periode tersebut maka ia akan bahagia, namun sebaliknya bila ia gagal pada tugas perkembangannya maka ia akan kecewa dan akan mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas perkembangan di fase berikutnya. Salah satu tugas perkembangan pada masa remaja yang paling penting adalah pemilihan pekerjaan atau karier. Tugas ini dirasakan oleh para remaja SMK dalam mengambil keputusan pemilihan karir sebelum memilih suatu pekerjaan atau studi lanjut. Peserta didik melakukan proses penentuan pilihan dari berbagai alternatif yang berkaitan dengan pemilihan karir yang lebih untuk merencanakan masa depan.

Bimbingan karir tidak hanya memberikan respon kepada masalah- masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Bimbingan karir menitik beratkan perencanaan kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan lingkungannya agar ia memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang layak dilaksanakan dalam masyarakat. Oleh karena itu, pengguna istilah karir didalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang.

 

PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Menurut Siagian (dalam Hasan 2002) pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Baron (2005) mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses terjadinya identifikasi masalah, menetapkan tujuan pemecahan, pembuatan keputusan awal, pengembangan dan penilaian alternatif-alternatif, serta pemilihan salah satu alternatif yang kemudian dilaksanakan dan ditindaklanjuti. Fahmi (2013) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah proses penelusuran masalah yang berawal dari latar belakang masalah, identifikasi masalah hingga kepada terbentuknya kesimpulan atau rekomendasi. Rekomendasi itulah yang selanjutnya digunakan sebagai pedoman basis dalam pengambilan keputusan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pengambilan keputusan karir berkenaan dengan studi lanjut ke perguruan tinggi menurut Bashori (2004) terdiri dari dua faktor yakni faktor pribadi dan faktor lingkungan.

  • Faktor pribadi antara lain: Tipe kepribadian dan ciri-ciri sifat yang menonjol, bakat atau kemampuan bidang akademis, bakat atau kemampuan bidang non akademis, minat terhadap suatu jabatan/pekerjaan, nilai kehidupan pribadi, hobi dan kesenangan
  • Faktor lingkungan antara lain: Nilai-nilai kehidupan masyarakat, keadaan ekonomi keluarga/orangtua, kebutuhan/prospek lapangan pekerjaan yang terkait, kesempatan mendapatkan peluang suatu jabatan/pekerjaan

Sementara itu Arroba (1998) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi individu dalam proses pengambilan keputusan yang akan dilakukannya, antara lain:

  1. Informasi yang diketahui perihal permasalahan yang dihadapi. Informasi mengenai hal-hal yang berkenaan dengan masalah yang sedang dihadapi merupakan hal yang cukup penting bagi pengambil keputusan sebagai bahan evaluasi.
  2. Tingkat pendidikan. Pendidikan adalah tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya.
  3. Personality Kepribadian individu merupakan faktor yang memiliki peran terhadap proses pengambilan keputusan.
  4. Coping, dalam hal ini dapat berupa pengalaman hidup yang terkait dengan permasalahan (proses adaptasi).
  5. Budaya adalah karya, rasa dan cipta masyarakat. Budaya adalah sesuatu yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat

Santrock (2008) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan karir ke dalam 5 kelompok. Berikut ringkasan kelima faktor yang dimaksud:

  1. Faktor bio-sosial yaitu informasi yang lebih spesifik, perencanaan, penerimaan, tanggungjawab dalam perencanaan karir, orientasi pilihan karir berhubungan dengan faktor bio-sosial seperti umur dan kecerdasan.
  2. Faktor lingkungan, yaitu indeks keputusan karir individu berkorelasi dengan tingkat pekerjaan orangtua, kurikulum sekolah, layanan bimbingan karir, stimulus budaya dan kohesivitas keluarga.
  3. Kepribadian, meliputi konsep diri, focus kendali, bakat khusus, keyakinan diri (self efficacy) nilai/norma dan tujuan hidup.
  4. Faktor vokasional keputusan karir individu berkorelasi positif dengan aspirasi vokasional, tingkat kesesuaian aspirasi dan ekspetasi karir.
  5. Prestasi individu, meliputi prestasi akademik, kebebasan, partisipasi disekolah dan luar sekolah.

Berdasarkan dari uraian diatas dapat disimpulkan faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan studi lanjut antara lain faktor internal dan faktor eksternal, yaitu:

Faktor internal. Faktor-faktor internal yang mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan studi lanjut antara lain jenis kelamin, kepribadian, minat bakat dan intelegensi.

Faktor eksternal. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan studi lanjut antara lain budaya, orang tua, guru BK dan media massa.

Memilih dan mengambil keputusan merupakan dua tindakan yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Lahirnya sebuah keputusan tidak secara serta merta berlangsung secara sederhana, sebuah keputusan lahir berdasarkan dari proses yang memakan waktu, tenaga dan pikiran hingga akhirnya terjadinya suatu pengkristalan dan lahirlah keputusan tersebut (Fahmi 2013). Menurut Robbins dan Coulter (dalam Fahmi 2013) proses pengambilan keputusan merupakan serangkaian tahap yang terdiri dari delapan langkah yang meliputi mengidentifikasi masalah, memilih suatu alternatif, dan dapat mengevaluasi keputusan. Adapun proses pengambilan keputusan antara lain:

  1. Mengidentifikasi masalah.
  2. Mengidentifikasi kriteria keputusan.
  3. Memberi bobot pada kriteria.
  4. Mengembangkan alternatif-alternatif.
  5. Menganalisis alternatif, mengkaji kelebihan dan kekurangan alternatif-alternatif yang ada.
  6. Memilih salah satu alternatif yang paling sesuai.
  7. Melaksanakan alternatif yang telah dipilih.
  8. Mengevaluasi efektivitas keputusan.

Simon (dalam Hasan 2002) mengemukakan bahwa proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga fase keputusan, yaitu sebagai berikut.

Fase intelegensia

Merupakan fase penelusuran informasi untuk keadaan yang memungkinkan dalam rangka pengambilan keputusan. Jadi merupakan pengamatan lingkungan dalam pengambilan keputusan. Data dan informasi diperoleh, diproses dan diuji untuk mencari bukti-bukti yang dapat diidentifikasi, baik yang pemasalahan pokok peluang untuk memecahkannnya.

Fase desain

Merupakan fase pencarian/penemuan, pengembangan serta analisa kemungkinan suatu tindakan. Jadi merupakan kegiatan perancangan dalam pengambilan keputusan, fase ini terdiri atas sebagai berikut.

Identifikasi masalah

Merupakan perbedaan antara situasi yang terjadi dengan situasi yang ingin dicapai.

Formulasi masalah

Merupakan langkah di mana masalah dipertajam sehingga kegiatan desain dan pengembangan sesuai dengan permasalahan yang sebenarnya. Cara yang dilakukan dalam formulasi permasalahan adalah sebagai berikut.

  1. Menentukan batasan-batasan pemasalahan.
  2. Menguji perubahan-perubahan yang dapat menyebabkan permasalahan dapat dipecahkan.
  3. Merinci masalah pokok kedalam sub-sub masalah.
  4. Fase Pemilihan

Merupakan fase seleksi alternatif atau tindakan yang dilakukan dari alternatif-alternatif tersebut. Alternatif yang dipilih kemudian diputuskan dan dilaksanakan. Jadi merupakan kegiatan memilih tindakan atau alternatif tertentu dari bermacam-macam kemungkinan yang akan ditempuh.

Berdasarkan penjelasan singkat di atas diketahui bahwa proses pengambilan keputusan itu diawali ketika seseorang berada dalam situasi pengambilan keputusan. Hal yang lain adalah bahwa situasi pengambilan keputusan antar individu bisa berlainan, karena pilihan atau alternatif yang dihadapi individu juga berlainan dan hal ini akan mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Penanganan yang tepat terhadap situasi pengambilan keputusan juga akan menentukan keberhasilan suatu proses pengambilan keputusan. Situasi pengambilan keputusan terjadi atau muncul dalam diri seseorang ketika ia diperhadapkan dengan permasalahan dan beberapa alternatif atau pilihan sebagai jawaban dari permasalahannya. Selanjutnya, dari beberapa alternatif jawaban tersebut, ia mulai mempertimbangkan, berpikir, menaksir, memprediksi dan menentukan pilihan. Tahap menentukan pilihan terhadap alternatif yang ada merupakan tahap penting dalam proses pengambilan keputusan.

Irving dan Mann (dalam Hasan 2002) membagi pengambilan keputusan di dalam 3 hal, yaitu pertama kemampuan menghadapi tantangan yaitu kemampuan untuk menghadapi suatu yang mengganggu atau menarik perhatian untuk mencapai situasi yang ingin dicapai, kedua adalah kemampuan mempertimbangkan beberapa alternatif dan yang terakhir adalah kemampuan menerima resiko dan melaksanakan keputusan yang diambil.

Nurhayati (2011) dimensi psikologis yang penting dalam pengambilan keputusan karir antara lain adalah memiliki konsep diri yang positif, kemandirian (autonomy), dan cukupnya support dari orang tua. Ketiga faktor ini sangat diperlukan untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan vokasi yang sesuai hingga pada akhirnya dapat membuat komitmen terhadap vokasi yang menjadi pilihannya. Sementara itu Super (dalam Watkins & Campbell, 2000) dimensi psikologis dalam pengambilan keputusan karir yang lain yaitu: career planning, career exploration, career decision making dan world of work information.

  1. Career planning. Dimensi ini mengukur tingkat perencanaan melalui sikap terhadap masa depan. Individu memiliki kepercayaan diri, kemampuan untuk dapat belajar dari pengalaman, menyadari bahwa dirinya harus membuat pilihan pendidikan dan pekerjaan.
  2. Career exploration. Dimensi ini mengukur sikap terhadap sumber informasi. Individu berusaha untuk memperoleh informasi mengenai dunia kerja serta menggunakan kesempatan dan sumber informasi yang berpotensial seperti orangtua, teman, guru dan konselor.
  3. Career decision making. Dimensi ini mengukur pengetahuan tentang prinsip dan cara pengambilan keputusan. Individu memiliki kemandirian, membuat pilihan pekerjaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan, kemampuan untuk menggunakan metode dan prinsip pengambilan keputusan untuk menyelesaikan masalah termasuk memilih pendidikan dan pekerjaan.
  4. World of work information. Dimensi ini mengukur pengetahuan tentang jenis-jenis pekerjaan, cara untuk memperoleh dan sukses dalam pekerjaan serta peran-peran dalam dunia pekerjaan.

Supriatna (2009) menjelaskan aspek-aspek yang mempengaruhi kemampuan seseorang dalam membuat keputusan karir, yaitu:

  1. Pengetahuan yang mendasari kemampuan seseorang dalam membuat keputusan karir ditandai dengan indikator-indikator yang meliputi: pengetahuan mengenai tujuan hidup, diri sendiri, lingkungan, nilai-nilai dunia kerja dan pengetahuan tentang keputusan karir.
  2. Kesiapan membuat keputusan karir merupakan kesanggupan untuk menentukan pilihan karir yang didasari oleh keyakinan dan keinginan.

Ketrampilan membuat keputusan karir, jika pengetahuan keputusan karir sebagai alam kognisi yang membentuk pemahaman peserta didik tentang keputusan karir dan kesiapan sebagai alam afeksi membentuk dorongan-dorongan positif ke arah keputusan karir, ketrampilan membuat keputusan karir merupakan alam tindak nyata dalam membuat keputusan karir. Seseorang memiliki ketrampilan dalam membuat keputusan karir jika menunjukkan perilaku yaitu mandiri, luwes, kreatif dan bertanggung jawab dalam mengambil keputusan karir.

Berdasarkan beberapa uraian diatas maka dapat disimpulkan aspek-aspek pengambilan keputusan studi lanjut antara lain perencanaan karir, eksplorasi karir, cara pengambilan keputusan dan informasi tentang dunia kerja.

PEMILIHAN KARIR

Akbar (2011) proses pemilihan karir mencakup beberapa tahapan yaitu tahap fantasi, tahap tentative tahap realistik, Ginzberg dalam Akbar (2011) proses pemilihan karier mencakup beberapa tahapan yaitu tahap fantasi, tahap tentatif, tahap realistik, tahap eksplorasi, tahap kristalisasi dan tahap spesifikasi.

Tahap fantasi

Tahap ini seseorang memilih kariernya secara sembarangan, tidak didasarkan pada kemampuannya. Pemilihan karir didasarkan karena rasa kagum dan terkesan terhadap suatu profesi.

Tahap tentatif

Tahap ini seseorang mulai berkembang dalam pilihan kariernya, awalnya pertimbangan karier hanya didasarkan pada ketertarikan saja tidak mempertimbangkan hal lainnya yang juga mempengaruhi, dalam tahap ini hal tersebut dipertimbangkan. Seseorang mulai menyadari bahwa minatnya berubah-ubah dan mulai memikirkan karier apa yang cocok untuk dirinya sesuai dengan kemampuannya.

Tahap realistik

Tahap realistik seseorang memberikan penilaian terhadap karier yang akan dipilihnya. Penilaian berasal dari pengalaman atau pengetahuannya tentang karier yang dipilihnya kemudian dijadikan pertimbangan untuk memasuki pekerjaan atau untuk menentukan jurusan yang dipilihnya di perguruan tinggi.

Tahap eksplorasi

Tahap eksplorasi seseorang yang telah melakukan kegiatankegiatan yang berkaitan dengan pilihan kariernya akan mencapai keberhasilan atau bisa juga mengalami kegagalan. Keberhasilan atau kegagalan yang dialami akan membentuk pola pikir dari seseorang mempertimbangkan kembali karier yang telah dipilihnya

Tahap kristalisasi

Individu berpikir lagi dan menyadari bahwa untuk menentukan pilihan kariernya harus mempertimbangkan faktor-faktor yang ada yang sangat mempengaruhi dalam menentukan keputusannya baik itu faktor yang berasal dari diri individu maupun faktor yang berasal dari luar diri individu. Adanya faktor-faktor tersebut pada akhirnya individu akan menentukan pilihan kariernya yang sesuai.

 

Tahap spesifikasi

Setelah seseorang menentukan pilihan karier yang menurutnya sesuai, dalam tahap ini pilihan pekerjaan atau jurusan dispesifikasikan lebih khusus

KESIMPULAN

Bagi peserta didik SMK kelas XII sebuah keputusan pemilihan karir untuk memasuki dunia kerja atau dunia industry merupakan suatu masalah tersendiri. Hal ini di pandang wajar karena saat ini mereka masih disibukkan dengan aktivitas pembelajaran yang cukup menguras tenaga apalagi dalam situasi pandemic sekarang ini, di sisi lain mereka masih harus di hadapakan dengan kebingungan dalam merencanakan karir untuk masa depannya. Peran guru BK di sini sangat di perlukan untuk membantu peserta didik agar dapat mengambil keputusan pemilihan karir agar nantinya peserta didik setelah lulus dari SMK tidak merasa kebingungan lagi.

Dalam memilih karir setelah lulus dari SMK , terkadang mereka masih dipengaruhi oleh teman-temannya. Masalah yang berkenaan dengan pemilihan karir tersebut akan terus berlanjut apabila mereka belum dapat mengambil sebuah keputusan. Hal ini di karenakan bahwa memilih keputusan karir akan menjadi titik awal dalam menentukan karir dalam hidupnya. Sebagaimana yang disampaikan Basori (2014:89) bahwa pengambilan keputusan sebagai sebuah keterampilan dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap peserta didik akan merencanakan masa depan.

Dalam konsteks seperti ini, maka pengambilan keputusan pemilihan karir dalam menentukan karir setelah lulus dari SMK menjadi hal yang sangat penting. Karena peserta didik SMK merupakan individu atau remaja yang sedang dalam proses berkembang ke arah kematangan. Peserta didik yang bisa mengambil keputusan pemilihan karir akan memperlihatkan beberapa karakteristik diantaranya merasa yakin akan pilihan karir setelah lulus dari SMK.

Salah satu tujuannya bimbingan klasikal adalah membantu peserta didik atau konseli dalam mengembangkan potensinya selaras dengan pendidikan. Selain itu tujuan dari bimbingan klasikal adalah agar peserta didik memiliki pemahaman dan kesadaran diri tentang diri dan lingkungannya memiliki kemampuan untuk mengembangkan keterampilan hidup, memiliki kemampuan memahami dan menyelesaikan masalah, memiliki kemampuan untuk memfungsikan cipta-rasa-karsa, dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan perkembangan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.

DAFTAR PUSTAKA

Adiputra, Sofwan. 2015. Penggunaan Teknik Modelling terhadap Perencanaan Karir Peserta didik. Lampung: Jurnal Fokus Konseling Volume 1 No. 1, Januari 2015 Hlm. 45 – 56. Diakses melalui http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/fokus/article/view/70/21, tanggal 6 September 2018.

Akbar. 2011. Proses Pemilihan Karis (jurnal Online)

https://digilib.unimus.ac.id/download.php%teori/.html. (Di aksees tanggal 24 Agustus 2017)

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi., dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Atika Ainnur Rahmah, Elisabeth Cristiana. BK UNESA (2019) Layanan Bimbingan Klasikal Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Perencanaan Karir.

Bosori, Muh.2014 Paket Perencanaan Bimbingan dan Konseling dan Pengambilan Keputusan Karir Bagi Peserta didik SMK.Malang: Universitas Negeri Malang

Depdiknas Pusat Bahasa. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Depdiknas

Manrihu, Muhammad thayeb (1992). Pengantar Bimbingan dan konseling Karir. Jakarta: Bumi Aksara

Marliyah, Lina, dk. (2004). Persepsi terhadap Dukungan Orangtua dan Pembuatan Keputusan Karir Remaja. Jurnal Provitae Volume 1, No. 1 Desember Tahun 2004. Diakses melalui https://books.google.co.id/books?id=d_XrSz7l4NIC, tanggal 6 September 2018.

Nindiya Eka Safitri, BK UMY (2018). Meningkatkan TeamWork Skills Melalui Layanan Bimbingan Klasikal Berbasis Cooperative Learning.

Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)

Sari, febiana. 2018. Metode dalam pengambilan keputusan. Yogyakarta:CV. Budi Utama. Diakses melalui http://books.google.co.id/books?isbn=602422240

Setyowati, Dwi Dessy.2009 Pengaruh Layanan Studi Lanjut Terhadap Kematangan Pengambilan Keputusan Studi Lanjut. jurnal Unesa Vol 10 Oline. Diakses melalui http://ejournal.unesa.ac.id.index.phpmahapeserta didik/id/hanimmujidatul-iffah.

Suryabrata, Sumadi. 2005. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo