MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

PADA MATERI PEMFAKTORAN BENTUK ALJABAR

DENGAN PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION

PADA SISWA KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 2 BALIGE T.P. 2018/2019

 

Entelina Tampubolon

SMP Negeri 2 Balige

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Balige dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Class action research), penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai pada kelas VIII-B SMP Negeri 2 Balige pada mata pelajaran matematika dengan jumlah siswa 26 orang pada pokok bahasan Pemfaktoran Bentuk Aljabar semester ganjil Tahun Pembelajaran 2018/2019.Setelah dilakukan penerapan Problem based instruction pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,07% dari nilai awal menjadi 57,22% dengan jumlah siswa yang tuntas 14 orang (51,85%) dan yang belum tuntas 13 orang (48,15%). Pada siklus II siswa yang tuntas 25 orang (92,59%) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (7,41%) dengan nilai rata-rata 82,04. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,82%. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan siklus II yang telah dilakukan oleh peneliti, maka terjadi perubahan peningkatan hasil belajar yang terlihat dari penelitian. Pembelajaran dengan menggunakan Problem based instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Balige Kabupaten Toba Samosir T.P 2018/2019.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Problem based instruction

 

PENDAHULUAN

Salah satunya komponen penting itu adalah metode dan model pembelajaran yang akan diterapkan. Metode pembelajaran adalah salah satu alat untuk mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Dengan memanfaatkan metode secara baik sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan pencapai tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik, salah satu indikator keberhasilan itu dapat dilihat dari pencapaian pembelajaran peserta didik mencapai KKM yang telah di tetapkan seperti halnya di SMP Negeri 2 Balige yakni nilai 72 dinyatakan tuntas.

Belajar akan lebih bermakna jika anak “mengalami” sendiri apa yang dipelajarinya, bukan ‘mengetahui’-nya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetisi ‘mengingat’ jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangkan panjang.

Pendekatan kontekstual (contextual teaching learning/CTL) adalah suatu pendekatan pengajaran yang dari karakteristiknya memenuhi harapan itu. Sekarang ini pengajaran kontekstual menjadi tumpuan harapan para ahli pendidikan dan pengajaran dalam upaya menghidupkan kelas secara maksimal.

 

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (Class action research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Tempat melakukan penelitian dan memperoleh data yang diinginkan adalah pada kelas VIII-B SMP Negeri 2 Balige pada mata pelajaran matematika pada pokok bahasan Pemfaktoran Bentuk Aljabar semester ganjil Tahun Pembelajaran 2018/2019

Subyek Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas VIII-B SMP Negeri 2 Balige yang berjumlah 26 orang siswa pada semester ganjil Pada pokok bahasan Pemfaktoran Bentuk Aljabar Tahun Pelajaran 2018/2019..

Siklus I

Perencanaan

Pada tahap ini penelti merumuskan dan mempersiapkan: rencana jadwal pelaksanaan tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar ,tugas siswa, lembar penilaian hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data.

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan selama 2 x 45 menit (1x pertemuan) November disesuaikan dengan setting tindakan yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) terlampir.

Pengamatan

Pengamatan saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan pengamatan tehadap perilaku siswa. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui sikap dean perilaku siawa terhadap pembelajaran matematika materi pemfaktoran bentuk aljabar dengan penerapan model problem based instruction. Pelaksanaan pengamatan mulai awal pembelajaran ketika guru melakukan apersepsi sampai akhir pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan terlampir

Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan

Siklus II

Berdasarkan refleksi pada siklus I, diadakan kegiatan untuk memperbaiki rencana dan tindakan yang telah dilakukan. Langkah-langkah kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama seperti langkah-langkah pada siklus I, tetapi ada beberapa perbedaan kegiatan pembelajaran pada siklus II yakni penyempurnaan dari kelemahan pada proses siklus sebelumnya.

 

Perencanaan

Sebagai tindak lanjut siklus I,dalam siklus II dilakukan perbaikan, penulis mencari kekurangan dan kelebihan degan membuat ringkasan wacana pada siklus I. Kelebihan yang ada pada siklus I dipertahankan pada siklus II, sedangkan kekurangannya diperbaiki peneliti dari rencana pelaksanaan pembelajran berdasarkan siklus I. Penulis juga menyiapkan pedoman wawancara, lembar observasi untuk mengetahui untuk mengetahui kemampuan siswa memahami materi Pemfaktoran Bentuk Aljabar dengan penerapan model problem based instruction dalam pelaksanaan tindakan

Proses tindakan pada siklus II dengan melaksanakan proses pembelajran berdasarkan pada pengalaman hasil dari siklus I, dalam tahap ini penelitian melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan tindakan pada siklus I, perbedaannya adalah pada siklus II dilaksanakan dengan cara menyederhanakan materi pembelajaran dan menambahkan media pengajaran dengan cara membagikan berbagai contoh soal dari materi pemfaktoran bentuk aljabar kepada masing-masing siswa sebagai bahan untuk dipahami dan dilaksanakan sebagai petunjuk dan prosedur kerja siswa yang akan dilaksanakan.

Pengamatan

Adapun yang diobservasi pada siklus II sama seperti siklus I, meliputi: hasil tes dan nontes (pengamatan dan wawancara) pedoman pengamatan pada siklus II memperhatikan instrumen serta kriteria yang terdapat pada siklus I.

Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis semua data atau informasi yang dikumpukan dari penelitian tindakan yang dilaksanakan, sehingga dapat diketahui berhasil atau tidaknya tindakan yang sudah dilakukan

Siklus I di atas menunjukkan peningkatan nilai secara klasikal, dengan nilai rata-rata 80,94. Siswa yang tuntas sebanyak 26 orang, artinya Persentase Ketuntasan Klasikal (PKK) = serta siswa yang belum tuntas sebanyak 6 orang dengan PKK = . Ini menunjukkan adanya selisih persentase ketuntasan klasikal antara tes awal dengan tes siklus I sebesar 80,94%. Namun demikian tingkat Ketuntasan belajar secara klasikal belum mencapai nilai maksimal yang diharapkan, untuk itu perlu dilakukan pembelajaran kembali dengan memperbaiki langkah-langkah yang dianggap belum efektif.

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Saat Pelaksanaan Siklus I

Aspek

Indikator

Diskriptor

1

2

3

4

1.   Tekun menghadapi tugas.

 

 

a      Melakukan kegiatan belajar teru menerus

b      Memberikan perhatian dan konsentrasi

c       Semangat yang tinggi untuk mengerjakan tugas

d      Memahami materi yang dijelaskan dengan baik

 

√

 

√

√

 

 

 

√

2.   Ulet menghadapi kesulitan

a      Melakukan kegiatan belajar tanpa paksaan

b      Tidak cepat merasa puas dengan prestasi yang dicapainya

c       Mendapatkan nilai yang baik

d      Berusaha menyelesaikan tugas-tugas

e      Bekerja sendiri dalam menyelesaikan tugas

 

 

√

√

 

 

√

√

 

 

 

 

 

√

3.    Senang mencari dan memecahkan masalah (soal-soal)

a     Memiliki sikap aktif dalam pembelajaran

b     Aktif bertanya dan menjawab soal

c     Kerjasama siswa dalam kelompok

 

 

√

 

√

√

Jumlah

 

2

6

4

 

Sesuai dengan data observasi aktivitas siswa di atas maka persentase aktivitas siswa selama Proses Belajar Mengajar adalah  dengan kategori penilaian ”cukup”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa selama proses belajar mengajar berlangsung, 79,16% aktivitas siswa sudah berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan. Namun demikian perlu dilakukan beberapa perbaikan pada bagian-bagian yang dianggap belum cukup baik.

Dari data siklus II di atas terdapat peningkatan nilai secara klasikal , yaitu Nilai rata-rata belajar siswa 85.39 Siswa yang telah tuntas 31 orang dan yang belum tuntas 1 orang. Dengan demikian dapat diketahui persentase ketuntasan klasikal:yang belum tuntas. Hal ini menunjukkan ada peningkatan hasil belajar siswa pada materi persamaan linier dua variable dengan penerapan model pembelajaran

Hasil Observasi Pengajaran Siklus II

Aspek

Indikator

Diskriptor

1

2

3

4

A.     Membuka Pelajaran

 

1.   Menarik perhatian siswa

2.   Menjelaskan Tujuan Pembelajaran

3.   Membagi dan menyusun kelompok

 

 

√

√

 

 

√

B.     Text Box: 35Penggunaan Waktu dan Strategi Pembelajaran

1.   Menyediakan sumber belajar dan alat-alat bantu pelajaran

2.   Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran

3.   Mendemonstrasikan alat peraga di depan kelas

 

 

 

 

√

√

√

C.     Melibatkan dalam Proses Pembelajaran

1.   Upaya guru melibatkan siswa dalam proses pembelajaran

2.   Mengamati kegiatan siswa dalam menggunakan alat peraga dan dalam menyelesaikan tugas

 

 

√

 

 

√

D.     Komunikasi dengan siswa

1.   Mengungkapkan pertanyaan yang jelas dan tepat

2.   Memberi jawaban atas pertanyaan siswa

3.   Mengembangkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat

 

 

 

 

 

 

√

√

√

E.     Menutup Pelajaran

1.   Menerangkan isi pelajaran

 

 

 

√

Jumlah

 

 

5

7

 

Dari tabel di atas dapat diketahui persentase hasil pengamatan sebagai berikut: dan kategori penilaian adalah baik. Dengan demikian peneliti sudah melakukan 89,58% dari seluruh indikator.

Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan motivasi hasil dan prestasi belajar pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5). Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan.

Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti merencanakan secara seksama jenis tindakan yang akan dilakukan. Kedua, setelah rencana disusun secara matang, barulah tindakan itu dilakukan. Ketiga, bersamaan dengan dilaksanakan tindakan, peneliti mengamati proses pelaksanaan tindakan itu sendiri dan akibat yang ditimbulkannya. Keempat, berdasarkan hasil pengamatan tersebu, peneliti kemudian melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan.jika hasil refleksi menunjukkan perlunya dilakukan perbaikan atas tindakan yang telah dilakukan, maka rencana tindakan perlu disempurnakan lagi agar tindakan yang dilaksanakan berikutnya tidak sekedar mengulang apa yang telah diperbuat sebelumnya. Demikian seterusnya sampai masalah yang diteliti dapat mengalami kemajuan.

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil yan dilakukan denan penerapan model problem based instruction pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,62% dari nilai awal menjadi 71.87% pada siklus I, dengan jumlah siswa yang tuntas 26 orang dan yang belum tuntas 6 orang. Pada siklus II nilai rata-rata kelas lebih meningkat lagi, siswa yang tuntas 31 orang (97,00) sedangkan yang belum tuntas 1 orang (3%) dengan nilai rata-rata 85,39 Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 4,45%. Hal ini berarti pembelajaran dengan penerapan model problem based instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan pemfaktoran bentuk aljabar. Perbandingan observasi guru dalam mengajar pada siklus I mendapatkan 70,83% dengan kategori penilaian cukup dan siklus II mendapatkan 89,58% dengan kategori penilaian baik. Maka dapat kita lihat selisih penilaian hasil observasi guru dalam mengajar pada siklus I dan siklus II sebesar 19,75%. Dapat disimpulkan bahwa peneliti telah menerapkan model problem based instruction dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari persentase siklus I, aktivitas siswa 79,16% dengan kategori penilaian baik, meningkat 12,50% pada siklus II menjadi 91,66% dengan kategori penilaian baik sekali. Peningkatan nilai rata-rata serta jumlah siswa yang tuntas mulai dari tes awal, siklus I dan siklus II. Sebelum dilakukan tindakan, nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan 77,89 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23 orang dan belum tuntas sebanyak 9 orang.

SIMPULAN

1.     pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat 9,07% dari nilai awal menjadi 57,22% dengan jumlah siswa yang tuntas 14 orang (51,85%) dan yang belum tuntas 13 orang (48,15%).

2.     Pada siklus II siswa yang tuntas 25 orang (92,59%) sedangkan yang belum tuntas 2 orang (7,41%) dengan nilai rata-rata 82,04. Jadi selisih peningkatan nilai rata-rata siswa pada siklus I dan siklus II sebesar 24,82%.

3.     Berdasarkan hasil refleksi siklus I dan siklus II yang telah dilakukan oleh peneliti, maka terjadi perubahan peningkatan hasil belajar yang terlihat dari penelitian

Proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan Problem based instruction dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 2 Balige Kabupaten Toba Samosir T.P 2018/2019.

SARAN

1.     Hendaknya guru dapat menggunakan media dan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga Pembelajaran menyenangkan dapat terwujud.

2.     Siswa diharapkan dapat membangun pola interaksi dan kerjasama, baik dengan sesama siswa, dengan guru, dan lingkungan demi terlaksananya proses belajar mengajar yang baik

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Mengajar Secara Manusiawi. Jakarta: Rineksa Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon, Inc. Boston.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1981. Metodogi Research. Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Yoyakarta.

Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi Research, Jilid 1. Yogyakarta: YP. Fak. Psikologi UGM.

Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Margono. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta.

Mursell, James (-). Succesfull Teaching (terjemahan). Bandung: Jemmars.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.