MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI STRATEGI NUMBER HEAD TOGETHER
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA
TENTANG SUMBER DAYA ALAM MELALUI STRATEGI
NUMBER HEAD TOGETHER PADA SISWA KELAS IV
SD N GIRIMARGO 1 SEMESTER II TAHUN 2015/2016
Purwati
SD N Girimargo 1
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA tentang sumber daya alam melalui strategi Number Head Together pada siswa kelas IV SD N Girimargo 1 semester genap tahun 2015/2016. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah guru (peneliti) dan siswa kelas IV sebanyak 23 siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama tindakan, dapat dijelaskan bahwa: hasil belajar siklus I pertemuan pertama ketuntasan siswa sebesar 30%, pada siklus I pertemuan kedua sebesar 48%, pada siklus II pertemuan pertama sebesar 70%, dan pada siklus II pertemuan kedua sebesar 100%. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi Number Head Together dapat meningkatkan prestasi belajar IPA tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV SD Negeri Girimargo 1 tahun pelajaran 2015/2016.
Kata kunci: Hasil Belajar, strategi Number Head Together
PENDAHULUAN
Tantangan pendidikan pada jenjang sekolah dasar (SD) dimasa depan disadari akan semakin berat. Hal ini merupakan konsekuensi kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan. Perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan yang semakin maju pesat, menghasilkan inovasi di bidang ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan dirasakan lebih pesat dibandingkan dengan inovasi dalam bidang pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan pada saat ini menjadi perhatian. Peningkatan kualitas pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya inovasi pendidikan. Apa yang ingin dicapai melalui inovasi pendidikan tersebut, yaitu usaha untuk mengubah proses pembelajaran, perubahan dalam situasi belajar yang menyangkut kurikulum, peningkatan fasilitas belajar mengajar serta peningkatan mutu profesional guru.
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, guru sebagai ujung tombak dunia pendidikan harus mampu berperan dan bertanggung jawab sebagai perencana pelaksana dan penilai yang sekaligus berfungsi sebagai suri tauladan, motivator dan pengarah bagi peserta didiknya sesuai dengan Tri Asaa Pendidikan Ki Hajar Dewantoro: “Ing Ngarso Sung Tulodho Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”. Namun peran guru di Sekolah Dasar (SD) tersebut belum dapat difungsikan secara optimal. Karena banyak problem dan tantangan yang harus dihadapi oleh guru di sekolah tersebut. Problema tersebut berasal dari diri guru sendiri mauppun deri lingkungan sekolah.
Faktor yang berasal dari diri guru sendiri adalah masih rendahnya tingkat pendidikan yang belum sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman pada era sekarang ini. Sedangkan faktor lingkungan tempat mengajar antara lain sumber bahan dan alat yang belum memadai dan juga dari lingkungan keluarga yang mendukung.
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah dasar lebih khususnya di dalam kelas harus mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pemebelajaran harus bisa mengubah sekolah menjadi sebuah tempat yang menyenangkan dan nyaman. Sehingga siswa dapat lebih bergairah dalam belajar. Dalam proses belajar mengajar seoran guru harus bisa mengembangkan inovasi baru dengan model – model atau pun media pembelajran yang lebih bervariatif, sehingga hasil dari suatu pembelajaran dapat melahirkan perubahan – perubahan baru dalam diri peserta didik.
Sesuai dengan tahap perkembangan siswa SD yaitu tahap operasional kongkrit, maka dalam pembelajaran siswa dihadapkan pada kenyataan. Dalam proses belajar mengajar di kelas, minat belajar siswa sering mengalami penurunan atau kebosanan. Adapun faktor – faktor penyebabnya antara lain metode pembelajaran yang monoton, media dan sarana pembelajaran kurang lengkap, serta kegiatan pembelajaran yang kurang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Dari hasil pengamatan dan refleksi yang telah dilakukan ternyata ada beberapa masalah yang perlu ditindaklanjuti. Dalam pembelajaran IPA tentang sumber daya alam menunjukkan bahwa: (1) Banyak anak yang mendapatkan nilai di bawah KKM (2) Nilai rata – rata kelas yang rendah; (3) Anak kurang memahami materi; (4) Anak-anak kurang berpartisipasi dalam pembelajaran
Berdasarkan analisis masalah peneliti merumuskan masalah sebagai berikut; (1) Apakah penerapan strategi Number Head Together dapat meningkatkan prestasi belajar IPA tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV SD N Girimargo 1? (2) Bagaimana penerapan strategi Number Head Together dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV SD N Girimargo 1?
Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri Girimargo 1 kecamatan Miri Kabupaten Sragen. (2) Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas IV SD Negeri Girimargo 1.
KAJIAN PUSTAKA
Hasil belajar
Menurut Jihad (2008), hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Usman (2001), dalam Jihad (2008) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa erat kaitanya dengan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya yang dikelompokan kedalam tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.
Menurut Sudjana (2008), hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Menurut Horward Kingsley dalam buku penilain hasil proses belajar mengajar, membagi tiga macam hasil belajar yakni a) keterampilan dan kebiasaan, b) pengetahuan dan pengertian, dan c) sikap dan cita-cita.
Keaktifan
Dalam proses belajar tentunya ada aktifitas, yang berarti adanya interaksi antara guru dan murid dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Pada proses pembelajaran tidak hanya guru saja yang aktif, melainkan siswa juga ikut serta dalam proses pembelajaran, aktifitas yang dimaksudkan disini adalah penekanya terhadap siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran maka terciptalah situasi belajar aktif. Keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti: sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. (Defriahmadchaniago, 2008).
Menurut Dimyati (2006), Keaktifan merupakan kecenderungan psikologi yang menganggap bahwa anak adalah mahluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakan keaktifan.
Pembelajaran IPA di SD
IPA sebagai salah satu pendidikan di SD diharapkan siswa mampu bersifat ilmiah, mampu menterjemahkan perilaku alam, mampu memanfaatkan sains untuk tehnologi dan mengelola lingkungan secara bijaksana, memiliki keterampilan menggunakan bahasa, alat dan operasi sains, serta menambah keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan adanya kegiatan yang bervariasi diharapkan pemahaman siswa terhadap suatu konsep akan bisa lebih terbangun dengan baik.
Belajar dengan melalui penagalaman langsung hasilnya akan lebih baik karena siswa akan lebih memahami, lebih menguasai pelajaran tersebut bahkan pelajaran terasa oleh siswa lebih bermakna.
Implikasi konsep belajar siswa terhadap pembelajaran adalah: (1) Pada prinsipnya guru menggunakan strategi belajar mengajar manapun ialah untuk mengaktifkan siswa belajar (Mental dan emosional); (2) Perubahan perilaku siswa sebagai hasil balajar harus dirumuskan secara jelas dalam rumusan tujuan pembelajaran (pengetahuan, keterampilan motorik atau sikap)
Guru harus menyiapkan limgkungan belajar yang merangsang dan menantang siswa belajar. Lingkungan yang memungkinkan siswa belajar dengan melalui pengalaman langsung hasilnya akan lebih baik daripada belajar melalui pengalaman yang tidak langsung apalgi guru mengajak hanya dengan metode ceramah tanpa alat peraga.
Strategi Numbered Heads Together (NHT)
Menurut Uno (2007: 3) strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. Sedangkan menurut Majid (2013:8) strategi pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Senada dengan kedua pendapat diatas menurut Wena (2009:2) strategi pembelajaran berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber belajar dalam mengajarkan siswa.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan suatu cara dan rencana yang digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proes pembelajaran dengan pemanfaatan berbagai sumber atau kekuatan dalam pembelajaran.
Numbered Heads Together (NHT) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Numbered Heads Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen (1993) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap pelajaran tersebut (Trianto, 2007: 62)
Menurut Hamdani (2011:89) Numbered Heads Together (NHT) adalah strategi belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahawa Numbered Heads Together (NHT) merupakan varian dari dikusi kelompok. Tujuan dari Numbered Heads Together (NHT) adalah memberi kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain untuk meningkatkan kerjasama siswa, Numbered Heads Together (NHT) juga bisa diterapkan untuk semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
Langkah-Langkah Strategi Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Menurut Huda (2013: 203-204) langkah-langkah pelaksanaan strategi Numbered Heads Together (NHT) pada dasarnya hampir sama dengan diskusi kelompok yaitu: (1) Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok. (2) Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor. (3) Guru memberi tugas pada masing-masing kelompok. (4) Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. (5) Guru memanggil salah satu nomor secara acak. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka.
Kajian Penelitian Yang Relevan
1. Ahmad Zaidan Nor, (2015) yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Konsep Gaya Menggunakan Strategi Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV MI Al-Ashriyah Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Menyatakan adanya peningkatan yang baik jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelum tindakan kelas ini dilaksanakan, yaitu (1) Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA. (2) Siswa sangat aktif mengikuti pembelajaran IPA terutama dengan diterapkannya stratetgi eksperimen dan Numbered Heads Together. (3) Aktivitas guru dalam proses kegiatan belajar mengajar melalui penggunaan stratetgi eksperimen dan Numbered Heads Together pada mata pelajaran IPA materi gaya berjalan dengan sangat baik dan sesuai dengan rencana, karena setiap akhir pembelajaran selalu diadakan refleksi untuk diadakan perbaikan.
2. Penelitian Ayuk Anita Putri (2013) berjudul Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Media Ular Tangga dengan Stategi Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas VB Madrasah Ibtidaiyah Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013 menyatakan hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi Gaya. Hal ini dapat dilihat dari perolehan indikator pencapaian aktivitas. Indikator pencapaian aktivitas pada siklus akhir yaitu siklus II yaitu: 1) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru 100%, 2) Aktivitas siswa dalam kelas 92,85%, 3) Siswa berani menjawab pertanyaan 78,57%, 4) Siswa aktif menjawab pertanyaan 92,85%. Hasil tes tertulis yang dilakukan sebelum dan sesudah penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa. Sebelum diberikan tindakan kelas, hasil belajar siswa hanya mencapai KKM sebesar 49,01%, kemudian pada Siklus I meningkat menjadi 67,85% sedangkan di akhir tindakan hasil belajar siswa mencapai KKM sebesar 92,85%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan media ular tangga dengan strategi Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Kerangka Berfikir
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa pada kondisi awal, dimana guru belum merapkan model pembelajaran NHT, hasil belajar siswa rendah. Dengan menggunakan strategi NHT diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA tentang sumber daya alam agar tercapai ketuntasan yang maksimal.
HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis tindakan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: (1) Penerapan strategi Number Head Together dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang sumber daya alam siswa kelas IV SD Negeri Girimargo 1 kecamatan Miri kabupaten Sragen. (2) Penerapan strategi Number Head Together dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas IV SD Negeri Girimargo 1.
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Setting Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SD Negeri Girimargo 1, Desa Girimargo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen, dikarenakan hasil test belum memenuhi syarat ketuntasan. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 pada bulan Maret sampai bulan Mei tahun 2016.
Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa kelas IV SD N Girimargo 1 Jumlah Siswa 23 terdiri dari 11 anak laki – laki dan 12 anak perempuan. Selain itu karakteristik siswa pada proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: (1) Banyak siswa yang kurang memiliki motivasi dalam belajar; (2) Banyak anak yang tidak bisa menjawab pertanyaan ketika ditanya guru; (3) Sebagian besar siswa mempunyai kemampuan di bawah standar, karena hanya ada beberapa siswa yang pandai namun tidak begitu terlihat menonjol. (4) Ada beberapa siswa yang belum bisa lancar dalam membaca, sehingga mengganggu proses belajar mengajar.
Prosedur Pelaksanaan
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Prosedur dan langkah-langkah dalam melaksanakan tindakan mengikuti model yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto (2007: 16-21).
Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas adalah: Perencanaan, Tindakan, Tindakan; Pengamatan, dan Refleksi.
Pengumpulan Data
Penelitian tindakan kelas dilakukan bersifat deskriptik kualitatif. Sumber data yang utama adalah peneliti yang melakukan tindakan dan siswa yang menerima tindakan, serta sumber data berupa data dokumentasi. Pengambilan data dilakukan dengan observasi, metode tes, dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data menggunakan tes dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data peningkatan hasil belajar siswa yang dilakukan sesuai tindakan menggunakan strategi Number Head Together.
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang disiapkan oleh peneliti berupa soal tes. Tes adalah rangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Ada beberapa tes dan alat ukur lain, dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah tes prestasi.
Tes prestasi merupakan tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu (Mahmud, 2011: 185). Tes hasil belajar diberikan kepada siswa untuk mengukur kemampuan kognitif yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Validitas Data
Denzin dalam Patton (2009: 99) menjelaskan empat tipe dasar triangulasi sebagai berikut: (1) Triangulasi data adalah penggunaan ragam sumber data dalam satuan kajian. (2) Triangulasi investigator adalah penggunaan beberapa evaluator atau ilmuwan sosial yang berbeda. (3) Triangulasi teori adalah penggunaan sudut pandang dalam menafsirkan seperangkat tunggal data. (4) Triangulasi metodologis yaitu penggunaan metode ganda untuk mengkaji masalah atau program tunggal.
Berdasarkan penjelasan di atas triangulasi yang digunakan pada penelitian ini adalah triangulasi metodologis. Triangulasi metodologis yang dilakukan adalah menggunakan berbagai metode untuk mengkaji masalah yaitu pengamatan, tes dan dokumentasi.
Indikator Pencapaian
Indikator pencapaian merupakan tolak ukur berhasilnya sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Adapun indikator pencapaian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar IPA sekurang-kurangnya ≥80% siswa memperoleh nilai di atas KKM yaitu 65.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pada Penelitian Tindakan Kelas kali ini, guru meneliti di SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen. Guru memilih kelas IV yang berjumlah 23 siswa, tempat tersebut dipilih karena nilai ulangan harian masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65.
Deskripsi bab tiga sesungguhnya memperlihatkan adanya faktor-faktor yang mendorong terbentuknya sistem pembelajaran menggunakan strategi Number Head Together pada pelajaran IPA tentang materi sumber daya alam. Praktek pembelajaran yang diterapkan di kelas IV selama ini kurang memperhatikan potensi-potensi yang mungkin ada pada siswa.
Siklus I
Pertemuan Pertama
Hasil perolehan data pada perbaikan pembelajaran siklus I pertemuan pertama, pada mata pelajaran IPA kelas IV SD N Girimargo 1 adalah sebagai berikut: Dari 23 siswa, setelah dilakukan pembelajaran siklus I, baru 7 siswa yang tuntas, sisanya 16 siswa belum tuntas dengan nilai tertinggi 80, nilai terendah 40, nilai rata-rata 59.
Pertemuan Kedua
Data hasil tes formatif setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang kedua. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan kedua, diperoleh nilai sebagai berikut: Dari jum lah siswa sebanyak 23 siswa, 12 siswa sudah mencapai ketuntasan, sisanya 11 belum tuntas. Hasil keseluruhannya, nilai tertinggi 80, nilai terendah 50 dengan nilai rata-rata 66.
Siklus II
Pertemuan Pertama
Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan hari Senin, 25 April 2016. Materi yang disampaikan adalah mata pelajaran IPA tentang sumber daya alam, proses pembelajaran diawali dengan apersepsi dan diakhiri dengan tes formatif..
Hasil perolehan data pada perbaikan pembelajaran siklus II pertemuan pertama pada mata pelajaran IPA kelas IV SD N Girimargo 1 adalah sebagai berikut: jumlah siswa yang sudah tuntas sebanyak 17 siswa, yang belum tuntas tinggal 6 siswa. Secara keseluruhan, nilai tertinggi 80, nilai terendah 50, nilai rata-rata 69 dengan KKM 65.
Pertemuan Kedua
Data hasil tes formatif setelah pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang kedua. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan kedua, di kelas IV SD Negeri Girimargo 1 diperoleh nilai sebagai berikut: seluruh siswa tuntas belajar (100%) dengan hasil keseluruhan, nilai tertinggi 100, nilai terendah 70, nilai rata-rata kelas 83.
Pembahasan
Pada penelitian ini hasil belajar merupakan dampak dari penerapan strategi NHT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran menggunakan strategi Number Head Together. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu penerapan stategi Number Head Together untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Girirmargo 1 didapatkan hasil sebagai berikut:
Pada tindakan siklus I pertemuan pertama siswa yang mendapatkan nilai 0-45 sebanyak 2 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 46-50 sebanyak 6 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 56-60 sebanyak 8 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 66-70 sebanyak 6 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 76-80 sebanyak 1 siswa. Sehingga siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa atau 30% sedangkan yang belum tuntas 16 siswa atau 70%.
Pada tindakan siklus I pertemuan kedua siswa yang mendapatkan nilai 46-50 sebanyak 3 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 56-60 sebanyak 8 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 66-70 sebanyak 8 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 76-80 sebanyak 4 siswa. Sehingga siswa yang tuntas sebanyak 11 siswa atau 48% sedangkan yang belum tuntas 12 siswa atau 58%.
Pada tindakan siklus II pertemuan pertama siswa yang mendapatkan nilai 46-50 sebanyak 1 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 56-60 sebanyak 6 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 66-70 sebanyak 10 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 76-80 sebanyak 6 siswa. Sehingga siswa yang tuntas sebanyak 16 siswa atau 70% sedangkan yang belum tuntas 7 siswa atau 30%.
Pada tindakan siklus II pertemuan kedua siswa yang mendapatkan nilai 66-70 sebanyak 5 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 76-80 sebanyak 8 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai 86-100 sebanyak 10 siswa. Dapat disimpulkan pada siklus II pertemuan kedua siswa yang tuntas berjumlah 23 siswa. Sehinnga ketuntasan siswa sudah 100% oleh karena itu penelitian dihentikan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil pengolahan data perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Girimargo 1 mata pelajaran IPA, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pada proses perbaikan pembelajaran kelas IV, pada mata pelajaran IPA tentang Sumber Daya Alam, pada hasil akhir prosentase ketuntasan siswa kelas IV sebesar 100% (melampaui indikator kinerja).
2. Siswa akan lebih mudah mengerti materi pelajaran yang disampaikan guru apabila guru menggunakan media atau alat peraga yang variatif.
3. Siswa akan menguasai materi, jika dalam proses pembelajaran selalu dilibatkan, seperti mendemonstrasikan alat peraga yang telah disiapkan oleh guru serta siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Berdasarkan hasil tersehut peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan strategi Number Head Together dapat meningkatkan hasil belajar tentang sumber daya alam pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Girimargo 1, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2015/2016.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat penulis sarankan sebagai berikut:
1. Dalam mengajar guru harus memakai metode, media ataupun model – model pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat lebih termotivasi dan bergairah dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
2. Guru harus kreatif dan terampil dalam menayajikan pelajaran sehingga siswa dapat memahami dengan mudah materi yang telah disampaikan oleh guru
3. Sekolah hendaknya lebih mengembangkan inovasi – inovasi baru dalam pembelajaran untuk mewujudkan peningkatan pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia Bandung.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nor, Ahmad Zaidan. 2015. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Pada Konsep Gaya Menggunakan Strategi Numbered Heads Together Pada Siswa Kelas IV MI Al-Ashriyah Kecamatan Beruntung Baru Kabupaten Banjar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.
Patton, Michael Quinn. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif. Jogja: Pustaka
Putri, Anita Ayuk. 2013. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Menggunakan Media Ular Tangga dengan Stategi Numbered Head Together (NHT) Siswa Kelas VB Madrasah Ibtidaiyah Negeri Surakarta Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. UMS
Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prenada Media Group
Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.