MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA
DENGAN MENERAPKAN METODE EKSPOSITORI
PADA SISWA KELAS V SDN 02 BUNTAR
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Supomo
SD Negeri 02 Buntar Kec.Mojogedang, Kab.Karanganyar
ABSTRACK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA materiperpindahan kalor. Perpindahan kalor melalui metode Ekspositori pada siswa kelas V SDN 02 Buntar, Mojogedang, Karanganyar semester II tahun 2013/2014. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 02 Buntar yang berjumlah 8 anak. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan, yaitu mulai Januari 2014 sampai Maret 2014. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi, dan wawancara, tahnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dari setiap siklus selama 3 siklus. Dari analisis data dalam penelitian daat diambil kesimpulan bahwa nila prestasi belajar IPA melalui metode ekspositori sebagai berikut: sebelum tindakan rata-rata kelas 4,8, pada siklus I menjadi 5,8, dan siklus II menjadi 6,9. Kesimpulan: melalui metode ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar IPA pada siswa kelas V SDN 02 Buntar, Mojogedang, Karanganyar Semester II tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari prestasi belajar sebelum dan sesudah tindakan pada setiap siklus.
Kata Kunci: Prestasi Belajar IPA, Metode Ekspositori
PENDAHULUAN
Bagi siswa pelajaran IPA adalah pelajaran hafalan yang tidak memerlukan pemikiran yang begitu mendalam, oleh karena itu guru dalam menyampaikan materi hanya sekedar menggunakan metode ceramah. Padahal mata pelaran IPA yang sangat penting adalah memerlukan demonstrasi dalam penyampaiannya. Didalam proses belajar mengajar siswa merupakan sasaran yang mendapat pengajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Maka proses belajar mengajar harus aktif dalam melaksanakan belajar dibawah bimbingan guru.
Dalam seluruh kegiatan belajar mengajar komponen metode mempunyai peranan sangat penting, metode yang tepat akan menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang berkualitas. Ajan tetapi dalam realita yang terjadi guru masih menggunakan metode yang monoton atau kurang bervariasi, sehingga terkadang murid bosan dan akhirnya sulit untuk memahami materi pelajaran. Oleh karena itu perlu dikembangkan metode belajar sesuai dengan hakekat IPA misalnya metode ekspositori.
Identifikasi masalah. Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan usaha peningkatan prestasi belajar IPA di SD N 02 Buntar Semester II tahun pelajaran 2013/2014 diatas maka dapat diidentifikasikan yakni metode yang di gunakan oleh guru dalam pelajaran IPA kurang bervariasi. Tingkat kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran sangat rendah.
Rumusan masalah. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Apakah dengan menerapkan metode ekspositori dapat meningkatkan pretasi belajar IPA bagi siswa kelas V SDN 02 Buntar pada semester II tahun pelajaran 2013/2014?
Tujuan Penelitian. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V pada pelajaran IPA dengan penerapan metode ekspositori.
Manfaat Penelitian. Manfaat ini mencakup teoritis dan praktis. Manfaat Teoritis. Guru dapat menerapkan metode ekspositori untuk meningkatkan prestasi belajar IPA kelas V, dapat menemukan metode yang tepat guna dalam pembelajaran IPA di SD, untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada umumnya. Manfaat praktis. Bagi siswa: Dapat meningkatkan prestasi hasil belajar IPA siswa dengan menerapkan cara belajar yang efektif. Bagi guru: Dapat meningkatkan kreatifitas guru dalam penyusunan program dan proses pembelajaran IPA. Bagi sekolah: Dapat meningkatkan prestasi belajar IPA kelas V dengan meneraokan metode ekspository di sekolah. Bagi perpustakaan: dapat menambah koleksi buku-buku ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Kajian Teori Tentang Pembelajaran IPA dengan Metode Ekspositori. Pada dasarnya prestasi adalah hasil maksimal dari suatu pembelajaran atau kegiatan yang menunjukkan tentang adanya penguasaan sejumlah pengetahuan atau kecakapan tertentu. Bukhari (1977: 85) berpendapat bahwa, “ prestasi adalah hasil yang dicapai anak sebagai hasil belajar yang berupa angka, huruf, serta tindakan hasil belajar yang dicapai.†Sedangkan menurut Winkel (1991: 162) mengatakan bahwa,†prestasi artinya hasil yang telah dicapai, dilaksanakan, dikerjakan, dan sebagainya†Dari beberapa definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah suatu hasil yang dapat dicapai atau dilakukan individu secara maksimal untuk memperoleh pengalaman mengenai hal-hal yang menyangkut segala aspek pribadi manusia yang nantinya pengalaman tersebut akan digunakanindividu untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Muhammad Ali (1990:58) mengatakan, “ Belajar meruakan suatu proses yang berlangsung pada diri seseorang dalam upaya memperoleh pengalaman dan struktur kognitif baru).†Menurut Winkel (1996:21) “ Belajar berarti perubahan tingkah laku atas penampilan dengan serangkaian kegiatan.†Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketramilan maupun sikap meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.
Menurut Suratinah Tirtonegoro (1998: 43) mengatakan, “Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai setiap anak dalam periode tertentu†Sedangkan Anton Sukarno (1994:16) mengatakan bahwa. “Prestasi belajar adalah suatu hasil maksimal yang diperoleh dengan usahanya dalam rangka mengaktuaslisasikan dan mempotensikan lewat belajar.†Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang dicapai secara maksimal dalam proses memperoleh aktivitas mental atau spisikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya demi menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan, dan nilai.
Dalam KBBI strategi bermakna rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus. Di dalam pengajaran IPA guru harus memiliki strategi agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran yang baik. Mata pelajaran IPA menjadi pelajaran yang sangat penting sejak dikeluarkannya keputusan pada tahun pelajaran 207/2008 bahwa mata pelajaran IPA menjadi salah satu pelajaran yang ikut di UASBN, sehingga guru harus memperaiki metode pembelajaran dalam menyampaikan materi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran IPA terutama materi perpindahan panas guru perlu mendemonstrasikan dengan alat peraga yang tepat agar siswa paham dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran dengan Metode Ekspositori. Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan pengetahuan ketrampilan atau sikap baru pada seseorang individu berinteraksi dengan informasi dan lingkungan. Kegiatan pembelajaran diarahkan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami, melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasikan diri.
Winarno Surachmas (1986: 3) “ Metode adalah cara yang didalam fungsinya meruapakan alat untuk mencapai suatu tujuan.†Sedangkan menurut Hasibuan B. Simanjuntak (1986: 3) mengatakan bahwa. “ Metode mengajaradalah alat yang merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengagar.†Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah suatu cara atau tehnik tertentu yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.
Metode Ekspositori. Metode ekspositori ini pengajarannya pada guru, dimana guru memberikan informasi, menerangkan suatu konsep, mendemonstrasikan ketrampilannya mengenai pola, aturan dalil, memberikan kesempatan siswa bertanya, guru memberikan contoh soal, siswa diminta mengerjakan soal secara individu atau bersama-sama. Gambaran mengajar konvensional adalah contoh menggunakan metode ekspositori. Rini Budiharti (1999:24-26) “Metode ekspositori adalah metode yang paling efisien untuk pembelajaran yang bersifat hafalan.†Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode ekspositori adalah metode campuran dari metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan pemberian tugas.
Kerangka berpikir. Dengan diterapkannya metode Ekspositori, dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi perpindahan panas pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Buntar Semester II tahun pelajaran 2013/2014 dilakukan melalui dua siklus. Kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut:
Hipotesis Tindakan. Berdasarkan pada kajian teori, serta sejumlah asumsi dasar sebagaimana dikemukakan diatas, maka hipotesis tindakan penelitian kelas sebagai berikut: Melalui penerapan metode ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Negeri 02 Buntar Semester II tahun pelajaran 2013/2014.
METODE PENELITIAN
Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di kelas V SDN 02 Buntar, Kec.Mojogedang, Kab.Karanganyar tahun pelajaran 2013/2014 dengan subyek 38 anak. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai Maret 2014.
Subyek Penelitian. Subyek penelitian seluruh siswa kelas V yang berjumlah 38 anak, terdiri dari 21 laki-laki dan 17 perempuan. Sedangkan obyek penelitian ini adalah hasil blajar IPA materi perpindahan kalor melalui metode ekspositori.
Data dan Sumber data. Data yang dikumpulkan dan dikaji dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Sumber data primer tersebut meliputi siswa dan teman sejawat. Sumber data sekunder yaitu dokumen, tes hasil belajar, lembar observasi, metode ekspositori.
Tehnik dan alat pengumpulan data. Tehnik pengumpulan data menggunakan: Tes, Observasi, dan Wawancara.
Validasi data. Peneliti menggunakan: Pembuatan butir soal menggunakan: Analisis Kualitatif , Analisis Kuantitatif . Observasi dan wawancara menggunakan: Triangulasi sumber , Triangulasi metode .
Tehnik Analisis data. Tehnik analisis data dalam penelitian ini: analisis deskriptip kuantitatif komparatif.
Prosedur penelitian. Prosedur penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode PTK sebanyak dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari 4 tahap: Planning, Acting, Observing, Reflecting.
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap secara garis besar mencakup langkah-angkah sebagai berikut: . Perencanaan Tindakan. Guru merencanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu, serta mempersiapkan alat peraga dan fasilitas lainnya dan juga lembar observasi. 2. Pelaksanaan Tindakan. Guru menerapkan pembelajaran dengan metode ceramah dan demonstrasi dalam pelajaran IPA di kelas V khususnya tentang perpindahan panas. Kemudian guru membagi menjadi regu kelompok, kemudian dilanjutkan eksperimen bersama dengan temannya mengenai perpindahan panas. 3. Observasi Tindakan. Guru memantau siswa selama pembelajaran eksperimen, dan menilai hasil pembelajaran IPA melalui lembar onservasi. 4. Refleksi. Guru mengadakan refleksi dan evaluasi yang diperoleh lewat lembar observasi dan pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi berupa tes tertulis pilihan ganda. Dalam refleksi ini guru mengadakan pengkajian terhadap keberhasilan aau peningkatan prestasi belajar IPA, untuk menentukan perencanaan tindakan kelas pada siklus II.
Indikator keberhasilan. Indikator ini tidak hanya ditargetkan siswa harus mencapai nilai tinggi, namun keaktifan siswa dalam proses belajar meningkat.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Hasil Penelitian. Deskripsi Kondisi Awal
Hasil nilai evaluasi belajar kondisi awal
Nilai |
Frekuensi |
Ket |
3 |
9 anak |
Rendah |
4 |
9 anak |
Rendah |
5 |
11 anak |
Rendah |
6 |
3 anak |
Sedang |
7 |
2 anak |
Sedang |
8 |
2 anak |
Tinggi |
9 |
2 anak |
Tinggi |
Jumlah |
38 anak |
Rata-rata: 4,8 |
Dari tabel diatas menunjukkan nilai yang dicapai tergolong masih rendah yaitu dengan nilai rata-rata 4,8.
Siklus I
Pembelajaran siklus I. Pembelajaran penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi: membuat RPP. Menyiapkan alat peraga KIT PANAS, dan bahan lain (ar, kacang hijau, mentega, dll), dan menjelaskan materi mengenai perpindahan panas. Kemudian pelaksanaan pembelajaran meliputi: berdoa, membuka buku paket mengenai materi perpindahan panas, guru memberi apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai yang disusun dalam RPP, dan kemudian menjelaskan serta mendemosntrasikan mengenai materi perpindahan panas. Kemudian siswa dikenalkan dengan lat peraga, dan siswa juga diminta untuk menuliskan hasil eksperimennya. Dan pada penutup guru memberikan tugas rumah kepada siswa.
Observasi siklus I. Observasi dari penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa dalam proses pembelajaran berlangsung ada 4 siswa yang bertanya, 6 siswa tidak memperhatikan pelajaran, dan 28 siswa mengerjakan evaluasi. Refleksi siklus I. Berdasarkan hasil observasi dapat diambil analisa data siklus I penelitian tindakan kelas masih ada kekurangan dalam kegiatan belajar mengajar. Hasil ini dapat dilihat dari nnilai rata-rata evaluasi pada kondisi awal 4,8 sedangkan nilai rata-rata siklus I 5,8. Kesimpulan refleksi adalah sudah peningkatan dalam prestasi belajar IPA siswa kelas V tapi belum begitu menguasai materi dan masih banyak siswa yang pasif dalam percobaan.
Nilai IPA materi perpindahan panas setelah ada tindakan siklus I sebagai berikut:
Nilai |
Frekuensi |
Ket |
3 |
4 anak |
Rendah |
4 |
4 anak |
Rendah |
5 |
9 anak |
Rendah |
6 |
10 anak |
Sedang |
7 |
4 anak |
Sedang |
8 |
3 anak |
Tinggi |
9 |
4 anak |
Tinggi |
Jumlah |
38 anak |
Rata-rata: 5,8 |
Siklus II
Pembelajaran siklus I. Pembelajaran penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi: membuat RPP dan alat evaluasi siswa. Langkah pembelajaran: Menyiapkan alat peraga KIT PANAS, dan bahan lain, dan menjelaskan materi mengenai perpindahan panas. Kemudian pelaksanaan pembelajaran meliputi: berdoa, membuka buku paket mengenai materi perpindahan panas, siswa diminta mengumpulkan PR yang diberikan guru serta memberi hukuman bagi yang tidak mengerjakan, guru memberi apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran sesuai yang disusun dalam RPP, dan kemudian menjelaskan serta mendemosntrasikan mengenai materi perpindahan panas. Pembelajaran kemudian dibentuk menjadi 4 kelompok, siswa diminta mendemostrasikan perpindahan panas secara radiasi serta melakukaneksperimen sendiri engan alat peraga. Setelah selesai siswa menulis dan menyimpulkan hasil eksperimen, memverikan tugas rumah, serta mengadakan evaluasi yang lebih ketat.
Hasil tes siklus II sebagai berikut:
Nilai |
Frekuensi |
Ket |
3 |
– |
– |
4 |
– |
– |
5 |
4 anak |
Rendah |
6 |
12 anak |
Sedang |
7 |
11 anak |
Sedang |
8 |
5 anak |
Tinggi |
9 |
6 anak |
Tinggi |
Jumlah |
38 anak |
Rata-rata: 6,9 |
Observasi. Dari hasi observasi siklus II didapat hasil sebagai berikut: ada 4 siswa bertanyam 1 siswa tidak memperhatikan pelajaran, semua siswa mengerjakan evaluasi, dan semua siswa aktif melakukan percobaan.
Refleksi. Berdasarkan hasil analisa siklus II dalam penelitian tindakan kelas kegiatan belajar mengajar sudah peningkatan baik guru maupun siswanya. Hasil prestasi belajar IPA kondisi awal dengan nilai rata-rata 4,8, siklus I menjadi 5,8 dan pada siklus II menjadi 6,9. Dari hasil dapat disimpulkan sudah ada peningkatan belajar IPA siswa kelas V SD N 02 Buntar Semester II tahun pelajaran 2013/2014.
PEMBAHASAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan denalam lima tahap: hipotesis tindakan; pembelajaran tindakan; pelaksanaan tindakan; observasi dan interpretasi; analisis dan refeksi tindakan siklus. berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil dalam pembelajaran IPA materi perpindahan panas yang dapat meningkatkan hasil beajar siswa, sehingga berakibat pada meningkakan kualitas proses dan hasil pembelajaran serta prestasi
Selain itu peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Pada setiap proses pembelajaran terjadi umpan balik, guru selalu memberikan pertanyaan-pertanyaan baik tes maupun non tes kepada siswa mengenai materi tersebut. Nilai dari hasil pekerjaan yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan dari sebelum ada tindakan hingga siklus II, yakni dengan kesimpulan hasil sebagai berikut:
Kondisi awal: nilai yang dicapai tergolong masih rendah yaitu dengan nilai rata-rata 4,8. Hasil Siklus I: dengan penerapan metode ekspositori ada peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal yang masih rendah ke siklus I, dengan rata-rata menjadi 5,8
Berdasarkan kenyataan ini pelaksanaan pelajaran IPA belum memuaskan, karena guru belum sepenuhnya menerapkan metode ekspositori dalam membuat soal pilihan ganda dan pembagian kelompoknya masih banyak siswa yang belum aktif. Hasil Siklus II: sudah ada peningkatan prestasi belajar IPA siswa kelas V, yakni anak-anak menjadi lebih aktif melakukan percobaan dan mengalami peningkatan nilai rata-rata menjadi 6,9.
Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah agar siswa yang prestasinya rendah menjadi termotivasi dan mau belajar dengan rajin prestasinya akan meningkat dan memiliki nilai kepribadian yang tinggi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan dari penelitian ini adalah hasil belajar IPA, siswasebelum tindakan nilai rata-ratanya adalah 4,8 dibandingkan dengan nilai setelah tindakan yakni pada siklu I nilai rata-ratanya 5,8, Siklus II yaitu dengan nilai rata-rata 6,9. Dengan demikian dapat disimpulkan melalui penerapan metode ekspositori dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V Sekolag Dasar Negeri 02 Buntar pada mata pelajaran IPA Semester II tahun pelajaran 2013/2014 terbukti
Saran
Kepada Guru:
Hendaknya menggunakan alat peraga KIT IPA dalam pembelajaran IPA khususnya perpindahan panas agar pembelajaran berhasil. Menggunakan metode yang bervariasi dalam menyampaikan materi pelajaran IPA agar pelajaran jadi lebih mudah dan menarik bagi siswa. Memberikan kesempatan pada siswa untuk selalu aktif dalam pembelajaran. Selalu mengadakan tukar pendapat dengan teman sejawat dan kepala sekolah untuk tercapainya keberhasilan belajar
Kepada Siswa:
Siswa sebaiknya dalam mengikuti proses belajar mengajar diharapkan dapat dengan penuh semangat memperhatikan demonstrasi percobaan yang dilakukan oleh guru agar siswa dapat memahami konsep-konsep yang dijelaskan dan memotivasi siswa lebih aktif. Siswa hendaknya untuk belajar dengan sungguh-sungguh agar hasil belajarnya meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad, 1990, Konsep dan Penerapan CBSA Dalam Pengajaran, Bandung: PT. Soraya Panca Karya
Budharti, Rini, 1999, Strategi Belajar Mengajar Bidang Studi, Surakarta: UNS Press.
Bukhari, M, 1977, Pengantar Psikologi Pendidikan, Bandung: Jeansmars
Daryanto, 1981, Petunjuk Praktek Mengajar, Bandung: Bina Karya
Engkosworo, 1995, Dasar-Dasar Metodologi Pengajaran, Bandung: Bina Karya
Winkel, W.S, 1991, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia
Winkel, W.S, 1996, Media Dalam Pembelajaran Penelitian, Jakarta: Gramedia