PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TEKNIK KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS

MATERI SEJARAH SISWA KELAS VII/B

SMP NEGERI 2 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Sugiarto

SMP Negeri 2 Klaten Kabupaten Klaten

ABSTRAK

Tujuan Penelitian adalah meningkatkan prestasi belajar IPS materi Sejarah dengan model pembelajaran Cooperative Learning teknik kancing gemerincing pada siswa kelas VII/B SMPN 2 Klaten tahun pelajaran 2012/2013. Waktu penelitian selama tiga bulan pada Semester II Tahun Tahun Pelajaran 2012/2014. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VII/B SMPN 2 Klaten yang berjumlah 28 anak, dengan rincian perempuan 16 anak, dan laki-laki 12 anak. Sumber data dalam penelitian ini berkaitan dengan prestasi belajar, dokumen prestasi belajar, pengamatan, dan wawancara. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Prosedur penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Hasil penelitian ini adalah pada siklus I pretasi belajar diketahui dari rata-rata 58,7 menjadi 65,7 atau meningkat sebesar 10,7%, pada siklus II prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yaitu dari 63,3 menjadi 70,7 atau mengalami peningkatan 10,4%, pada siklus III prestasi belajar siswa mengalami peningkatan naik dari 67,0 menjadi 79,3 atau mengalami 15,5%. Dengan demikian penelitian tindakan kelas yang peniliti laksanakan sudah mencapai keberhasilan.

Kata Kunci: Prestasi Belajar, Pembelajaran IPS Sejarah, Teknik Kancing Gemerincing

PENDAHULUAN

Pembelajaran merupakan unsur terpenting dalam mencapai tujuan pendidikan. Apabila terjadi penuruanan kualitas pendidikan, maka yang harus dievaluasi adalah komponen yang berkaitan dengan pendidikan khususnya guru sebagai pelaksana kegiatan, pembelajaran merupakan kemampuan dalam mengelola secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan pembelajaran sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang belaku (Yamin,2008:22). Guru sebagai tenaga profesional, tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pembelajaran namun juga terampil dalam memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa untuk dapat mengembangakan potensi yang dimilikinya. Wawasan ini (kreatifitas dan inovatif) perlu dimiliki agar guru dalam melaksanakan tugasnya tidak cenderung bertindak secara rutin, tetapi selalu memikirkan cara-cara baru yang mungkin diharapkan yang sekaligus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan (Yamin,2008:23).

Proses pembelajaran IPS sebagian besar guru masih menggunakan pembelajaran yang konvensional dengan hanya menggunakan metode ceramah yang monoton dan menekankan pada hafalan. Guru jarang menggunakan dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar berfikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah untuk memeperoleh konsep atau pengetahuan. Guru jarang memberi tugas kepada siswa secara individu atau kelompok untuk melakukan pembahasan terhadp materi itu sendiri yang memungkinkan mereka menginterpretasikan dan menjelaskan dalam kehidupan nyata sehari-hari.

Pembelajaran sejarah yang ada di SMPN 2 Klaten sebagian besar guru masih medominasi kelas dengan metode konvensional dengan pembelajarn berpusat pada guru. Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran IPS materi Sejarah. Guru menjadi satu-satunya sumber belajar dalam pembelajaran IPS materi Sejarah sehingga guru kurang dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran.

Sesuai dengan uraian di atas penulis sebagai guru IPS Sejarah melakukan tindakan dengan alasan, 1).ingin menerapkan teknik pembelajaran yang selama ini belum di terapkan dalam pembelajaran sejarah, yaitu teknik kancing gemerincing, 2).ingin meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam mata pelajaran IPS materi Sejarah, dengan teknik Kancing Gemerincing.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar IPS materi Sejarh dengan model pembelajaran Cooperative Learning teknik Kancing Gemerincing pada siswa kelas VII/B SMPN 2 Klaten tahun pelajaran 2012/2013.

KAJIAN TEORI

Menurut Yamin (2008: 74) Cooperative learning merupakan model pemeblajaran yang mengutaman kerjasama di anatara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pengertian yang hampir sama menurut Anita Lie (2008: 31) pembelajaran kooperatif mempunyai lima elemen dasar, yaitu (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggung jawab perseorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi anatar anggota, (5) evaluasi proses kelompok.

Salah satu pembelajaran Cooperative Learning yang menekankan pemerataan kesempatan bagi anggota kelompok adalah teknik gemerincing yang dikembangan oleh Spencer Kagan (Anita Lie, 2008: 63). Dalam menggunakan teknik kancing gemerincing langkah-langkanya antara lain (Anita Lie, 2008: 64) adalah: 1).guru menyiapkan satu kotak kecil yang berisi kancing-kancing (bisa juga benda-benda kecil lainnya, seperti kacang merah, biji kenari, potongan sedotan, batang lidi, sendok eskrim dan sebagainya), 2).sebelum kelompok mulai tugasnya, setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua atau tiga buah kancing (jumlah kancing bergantung pada sukar tidaknya tugas yang diberikan), 3).setiap kali orang berbicara atau mengeluarkan pendapat, dia harus menyerahkan salah satu kancingnya dan meletakkan ditengah-tengah kelompoknya, 4).jika kancing yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh berbicara lagi sampai semua rekannya juga menhabiskan kancing mereka, 5).jika semua kancing sudah habis, sedangkan tugas belum selesai kelompok boleh mengambil kesepakan untuk membagi-bagi kancing lagi dan mengulang prosedurnya kembali.

Prestasi belajar yang dicapai seseorangindividu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari diri (faktor internal) maupun dati luar diri (faktor eksternal) individu (Ahmadi,1991: 130). Sehingga prestasi yang dimaksud tidak lain adalah kemampuan keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal dalam proses pembelajaran.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Maka pelajaran IPS merupakan dirancang untuk mengembangakan pengetahuan, pemahaman, dan kemampua analisis terhadap kondisi sosial masyarakat, dimana kemampuan tersebut diperlukan untuk memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis (Depdiknas, 2006: 2006).

Berdasarkan pada silabus mata pelajaran IPS materi sejarah kelas VII Sekolah Menengah Pertama (SMP), maka mata pelajaran IPS materi Sejarah pada semester genap adalah tentang memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Budha sampai masa Kolonial Eropa. Pada standar kompetensi tersebut terdiri dari tiga kompetensi dasar, yaitu: mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa Hindu-Budha di Indonesia serta peninggalan-peninggalannya, mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintah pada masa Islam di Indonesia serta peninggalan-peninggalannya, dan mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintah masa Kolonial Eropa.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian tindakana kelas dilakukan mulai bulan Maret hingga Mei 2013 pada tahun ajaran 2012/2013. Tempat penelitian di SMP Negeri 2 Klaten di kelas VII/B. Subjek penelitian adalah siswa Kelas VII/B di SMP Negeri 2 Klaten, Kabupaten Klaten sebanyak 28 anak dengan rincian 16 anak putri dan 12 anak putra. Sumber data dalam penelitian ini berkaitan denan dengan prestasi belajar, hasil pengamatan dan wawancara. Teknik pengumpulan data teknik tes dan teknik nontest. Teknik tes berupa pretest dan postest, sedangkan teknik nontest dengan pengamatan dan wawancara dengan narasumber yang berkaitan dengan penelitian.

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif dengan menggunakan komparatif, yaitu membandingkan data prestasi belajar yang dicapai siswa pada kondisi awal siklus dan akhir pada setiap siklus dengan membandingkan perbedaan di setiap siklus yang dilakukan peneliti. Prosedur penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi awal bagaimana rendahnya keaktifan siswa dan prestasi belajar ejarah siswa. Sebagian siswa kurang tertarik dalam pembelajaran IPS materi Sejarah dengan metode yang konvensional sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam belajar. Pembelajaran pada kondisi awal masih jauh dari ideal, sehingga prestasi belajar juga kurang maksimal.

Tindakan pada Siklus I dengan guru membuka pelajaran, guru memberikan soal pre-test, guru menjelaskan secara singkat pembelajaran menggunakan teknik kancing gemerincing, pada kegiatan inti guru menjelaskan secara singkat materi peran Indonesia dalam perdagangan dan pelayaran antara Asia dan Eropa. Selanjutnya guru memebentuk siswa ke dalam 8 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa dan setiap anggota diberi 3 potongan sedotan, guru memberikan materi dan siswa ditugasi untuk mempelajarai materi dalam kelompok, setiap anak berpendapat 3 kali dan setiap kali berpendapat ia meletakkan potongan sedotan di tengah-tengah kelompok secara berurutan hingga potongan sedotan tiap anggota habis, semua kelompok diberi waktu 15 menit untuk merumuskan hasil diskusi dan menunjuk wakil untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas. Selanjutnya guru mengklarifikasi hasil presentasi siswa sehingga ada kesamaan pemahaman selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan. Guru memberikan post-test kepada siswa.

Keberhasilan tindakan dengan teknik kancing gemerincing adalah siswa belajar lebih bisa aktif dan kooperatif. Dengan diharuskannya setiap siswa memberikan pendapatnya dalam setiap kelompok sehingga siswa terlibat dalam pembelajaran secara aktif dan kooperatif. Kegiatan mengkaji materi, mendiskusikan dalam kelompok melakukan presentasi dan memberikan kesempatan siswa untuk menyimpulkan materi, peserta didik semakin menguasai materi sehingga prestasi belajar meningkat. Sesuai dengan analisis pretasi belajar diketahui dari rata-rata 58,7 menjadi 65,7 atau meningkat sebesar 10,7%

Pada siklus I dengan menggunakan teknik gemerincing berjalan dengan lancar. Siswa mampu mengikuti dengan baik proses pembelajaran, meskipun terdapat beberapa siswa yang kurang aktif dalm berdiskusi. Potongan justru ada yang digunakan untuk mainan. Intruksi-intruksi yang diberikan oleh guru saat pembelajaran bisa diterima dan diikuti siswa dengan baik, tetapi masih terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam menggunakan teknik gemerincing karena selain bauru bagi siswa juga disebabkan beberapa siswa yang belum aktif di kela. Tindakan yang dilakukan si siklus I harus dilakukan perbaikan yaitu guru harus menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami, guru garus memberikan motivasi agar lebih aktif berpendapat dalam kelompok dan memacu untuk bisa menyampaikan pendapatnya pada waktu berdiskusi maupun presentasi di depan kelas, guru harus lebih tegas dan menegur siswa yang tidak sungguh-sungguh dalam belajar.

Sesuai dengan refleksi pada Siklus I, penulis melanjutkan tindakan pada Siklus II sesuai dengan materi berikutnya dengan perbaikan tindakan. Teknik pembelajaran kancing gemerincing dilaksanakan dalam pembelajaran sejarah dengan strategi kartu berpesan. Pelaksanaan pada siklus kedua, guru memberikan apersepsi dan tujuan pembelajaran, guru memberikan pre-test kepada siswa menjelaskan materi aal secara singkat mengenai kedatangan Bangsa-bangsa Eropa ke Indonesia dengan membentuk kelompok berdasarkan berhitung siswa dari satu sampai delapan, siswa dibagi menjadi delapan kelompok sesuai dengan nomer yang mereka dapat. Masing-masing kelompok diberi waktu selama 30 menit untuk membahas topik materi yang diperoleh dengan pembagian setiap kali berbicara diberikan waktu 2 menit setiap kali berpendapat dengan kesempatan 3 kali pada setiap kelompok, setelah selesai berdiskusi setiap kelompok diwajibkan membuat rangkuman materi dan dibacakan di depan kelas. Kelompok lain diberi kesempatan memberikan tanggapan, bertanya atau menambah, setelah itu hasil diskusi disimpulkan menjadi satu kesatuan jawaban. Guru memberikan klasifikasi hasil diskusi dari siswa dan membrikan kesempatan untuk siswa bertanya. Diakhir guru memberikan tes akhir (post test).

Keberhasilan tindakan pada siklus II siswa sudah terbiasa dengan teknik pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Siswa juga tebih tertarik dengan teknik pembelajaran yang digunakan. Selain itu siswa juga tidak mengalami kesulitan seperti yang dialami pada siklus I, karena setiap siswa jelas diberi waktu 6 menit untuk tiga kali. Berdasarkan pada pengamatan saat kegiatan pembelajaran sejarah siklus II dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan teknik pembelajaran kancing gemerincing yaitu dari 63,3 menjadi 70,7 atau mengalami peningkatan 10,4%.

Sesuai dengan refleksi pada Siklus II, penulis melanjutkan tindakan pada Siklus III sesuai dengan materi berikutnya dengan perbaikan tindakan. Teknik pembelajaran kancing gemerincing dilaksanakan dalam pembelajaran sejarah yang dikombinasikan dengan teknik kapal perang. Materi dalam siklus III adalah reaksi bangsa Indonesia terhadap bangsa Eropa dan perkembangan kehidupan masyarakat, kebudayaan, dan pemerintahan pada masa kolonial Eropa.

Tindakan pada siklus III dengan teknik pembelajaran kancing gemerincing dengan membagi siswa dalam kelompok dengan disesuaikan dengan no absen. Setiap kelompok diberi kesempatan waktu selama 45 menit untuk diskusi secara kelompok dan dalam kelompok setiap siswa diberi kesempatan 3 menit setiap berpendapat dalam kesempatan tiga kali. Setelah kelompok selesai berdiskusi perwakilan kelompok membacakan hasil diskusi. Guru menyimpulkan dan menambahkan keterangan yang belum tersampaikan dilanjutkan guru membacakan 10 pertanyaan di depan kelas, masing-masing kelompok harus berebut untuk menjawab pertanyaan. Diakhir pelajaran memberikan post test untuk siwa.

Keberhasilan tindakan pada siklus III berjalan dengan baik. Masing-masing siswa sudah mampu dan terbiasa dengan baik. Masing-masing siswa sudah mampu dan terbiasa menggunakan teknik pembelajaran kancing gemerincing. Siswa juga tidak mengalami kesulitan seperti di siklus-siklus sebelumnya. Siswa merasa senang dan tertarik dengan pelajaran sejarah menggunakan teknik kancing gemerincing. Berdasarkan tes prestasi belajar siswa dalam siklus III mengalami peningkatan naik dari 67,0 menjadi 79,3 atau mengalami 15,5%.

Dari hasil analisis penelitian tindakan kelas tentang penerapan model pembelajaran cooperative learning teknik kancing gemerincing untuk meningkatkan prestasi belajar IPS materi sejarah siswa kelas VII/b SMP Negeri 2 Klaten tahun Pelajaran 2012/2013 telah berhasil. Hal itu telah terbukti dari hasil penelitian, mulai dari kondisi awal, siklus I, siklus II, hingga siklus III terjadi peningkatan.

Siklus I prestasi belajar mengalami peningkatan 10,6%, pada Siklus II prestasi belajar siswa mengalami peningkatan 10,3%, sedangkan pada siklus III peningkatan prestasi siswa cukup memuaskan dengan mengalami peningkatan 15,5%.

PENUTUP

Kesimpulan penelitian sebagai berikut;

1. Pelaksanaan teknik pembelajaran cooperatif learning teknik kancing gemerincing pada pembelajaran IPS materi sejarah pada siswa kelas VII/B SMPN 2 Klaten tahun pelajaran 2010/2011 dilakukan dengan cukup baik.

2. Penerapan model pembelajaran cooperatif learning teknik kancing gemerincing dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi Sejarah siswa kelas VII/B SMPN 2 Klaten tahun 2012/2013.

Saran penelitian sebagai berikut:

1. Bagi sekolah diharapkan membrikan perhatian terhadap mata pelajaran dan memotivikasi guru untuk lebih kreatif menyampaikan materi kepada siswa dengan menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif yang lebih mengaktifkan siswa dalam belajar, pihak sekolah juga diharapkan menambah fasilitas yang mampu menunjang proses pembelajaran IPS khusus Sejarah.

2. Bagi guru diharapkan menguasai berbagai macam metode pembelajaran agar dapat menyampaikan materi dengan baik dan mudah dipahami siswa, guru juga harus mampu membagi waktu sebaik-baiknya agar dalam pembelajaran siswa dapat membimbing semua siswa/kelompok dengan adil. Corporative learning teknik kancing gemerincing dapat digunakan sebagai salah satu metode pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran IPS materi sejarah.

3. Bagi siswa diharapkan mengikuti pelajaran dengan baik dan memahami metode yang diharapkan pembelajaran dapat berjalan dengan baik, tidak ragu-ragu dalam mengemukakan pendapat dan dengan menggunakan bahasa yang singkat dan jelas tentang suatu materi sehingga mudah dipahami oleh anggota kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo S. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anita Lie. 2008. Cooperatif Learning. Mempraktekkan Cooperative Leraning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Gramedia.

Budiyono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta: UNS Press

Depdiknas. 2007. Permendiknas No. 22 Tahun 2006. Jakarta.

Etin Solihatin. 2008. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.

Kuanndar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Press.

Martinis Yami. 2007. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung Persada Press.

_____________. 2008. Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Muhammad Idrus. 2007. Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: UII Press.

Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Oemar Hamalik. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Jakarta: Bumi Aksara

Robert Slavin. 2008. Cooperative Learning, Teori Riset dan Praktek. Bandung Nusa Media.

Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Subyantoro. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Revisi). Semarang: Universitas Diponegoro.

Sugianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Presindo.

Suharsimi Arikunto. 2004. Evaluasi Program Pendidikan, Pedoman Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutama dan Main Sufanti. 2010. PTK dan Karya Ilmiah. Yogyakarta: Andi Offset.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group.

Zaenal Arifin. 1991. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mila Kartika Sari. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemrincing untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas V SD Kepuh 2 Kec. Nguter Kab. Sukoharjo. Skripsi. Surakarta: UNS

Muna Dwi Pangestu, 2010. Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Melalui Model Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing pada Siswa Kelas IV SD Negeri Sondakan Surakarta. Skripsi. Surakarta: UNS.