MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL EKSPOSITORI ALAT PERAGA PETA PADA MATERI MEMBACA PETA LINGKUNGAN SETEMPAT SISWA KELAS IV SDN TREMBULREJO 3 SEMESTER I
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS
MELALUI MODEL EKSPOSITORI ALAT PERAGA PETA
PADA MATERI MEMBACA PETA LINGKUNGAN SETEMPAT
SISWA KELAS IV SDN TREMBULREJO 3 SEMESTER I
KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN BLORA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Pinggir Sri Sudayani
SDN Trembulrejo 3 Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Perjalanan yang berliku-liku dan penuh tantangan semenjak proses terbentuknya sampai pada keadaan sekarang yang menghantarkan IPS sebagai bahan kajian yang menarik. Apalagi akhir-akhir ini ada sekelompok orang yang meragukan eksistensi IPS. Karena banyaknya penyelewengan dan pengkhianatan Pancasila, sehingga pembangunan manusia seutuhnya menjadi terhambat. Dan ada pula yang mempertanyakan keberhasilan pengajaran IPS terhadap moral pelajar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya. Penelitian ini berdasarkan permasalahan: (a) Bagaimanakah peningkatan prestasi belajar IPS dengan diterapkannya pembelajaran kontekstual model pengajaran Ekspositori? (b) Bagaimanakah pengaruh pembelajaran kontekstual model pengajaran Ekspositori terhadap motivasi belajar IPS. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: (a) Mengetahui peningkatan prestasi belajar IPS setelah diterapkannya pembelajaran kontekstual model pengjaran Script. (b.) Mengetahui pengaruh motivasi belajar IPS setelah diterapkan pembelajaran kontekstual model pengajaran bebasis masalah. (c) Menyempurnakan pelaksanaan pembelajaran IPS. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari 4 tahap, yaitu: rancangan, kegiatan dan pengamatan, refleksi dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas IV tahun pelajaran 2012/2013Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analisis didapatkan bahwa prestasi beljar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (29%), siklus II (52%), siklus III (70,5%). Simpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif dapat berepengaruh positif terhadap prestasi dam motivasi belajar siswa Kelas IV serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran IPS.
Kata Kunci: IPS, Model Ekspositori
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mata pelajaran IPS mencakup banyak sekali disiplin ilmu diantaranya Geografi, Sejarah, dan Sosiologi. Oleh karena itu studi ihwal manusia tidak cukup hanya menggunakan satu disiplin ilmu saja, tetapi membutuhkan banyak disiplin ilmu, sehingga setiap ilmu secara khusus dapat menelaah setiap dimensi yang dimiliki manusia tersebut. Untuk itu anak SD sudah diberi pelajaran IPS agar diharapkan bisa menjadi warga negara yang demokratis, bertanggung jawab dan menjadi warga negara yang cinta damai.
Keberhasilan suatu pembelajaran ditentukan oleh penguasaan materi pelajar-an, tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Biasanya ditentukan dengan nilai berdasarkan pengalaman pe-laksanaan pembelajaran selama ini. Penulis mengalami/menemui masalah-masalah yai-tu banyak siswa dalam pelajaran berlang-sung jarang sekali yang berani mengajukan pertanyaan, siswa pasif tidak memberikan tanggapan terhadap penjelasan yang disampaikan guru. Mereka tidak bertanya karena sudah mengerti atau tidak memahami pelajaran ini. Dalam proses pembelajaran interaksi antara guru dan siswa menjadi kurang kondusif. Jadi apa yang direncanakan guru dalam pembelajar-an itu tidak berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan oleh guru.
Pada pembelajaran IPS banyak sekali siswa yang kurang minat terhadap pelajaran tersebut. Apalagi kalau metode yang digunakan hanya ceramah dan tanpa menggunakan alat peraga. Ketika guru memberikan satu soal dan meminta salah satu siswa mengerjakan di papan tulis hanya 5 siswa dari 24 siswa yang berani mengajungkan tangan.
Pada akhir proses pembelajaran guru memberikan evaluasi ternyata hanya 16 siswa dari 24 siswa atau 66,6% yang mencapai tingkat ketuntasan. Sehingga banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Indetifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang terse-but penulis meminta bantuan teman seja-wat untuk melakukan penelitian tindakan kelas dan upaya mengidentifikasi keku-rangan. Hasil pengamatan teman sejawat dapat diidentifikasi beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu:
a. Siswa kurang memberikan respon atas pertanyaan guru dan tidak mengajukan pertanyaan jika ada kesulitan.
b. Sebagian besar siswa kurang mempunyai motivasi belajar.
c. Proses pembelajaran belum terjadi secara aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
d. Dalam menyampaikan materi pela-jaran guru tidak menggunakan alat peraga secara optimal.
e. Guru tidak menggunakan metode yang bervariasi.
f. Rendahnya kemampuan siswa menyerap materi pelajaran yang disajikan guru disebabkan karena proses belajar kurang menarik minat dan perhatian siswa.
Analisis Masalah
Berdasakan identifikasi masalah tersebut diatas, maka dapat dianalisis penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS.
Dalam menyampaikan materi pe-lajaran guru tidak menggunakan metode yang bervariasi dan penggunaan media gambar kurang maksimal.
Rumusan Masalah
Berdasarkan analisis tersebut guru merumuskan masalah bahwa rendahnya siswa dalam menguasai materi pelajaran IPS disebabkan beberapa faktor.
Secara khusus perumusan tersebut dapat dirinci sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan model ekspositori alat peraga media gambar yang maksimal dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Manfaat Penelitian
Penulis laporan ini diharapkan da-pat bermanfaat:
1. Bagi Guru
a. Dapat memudahkan guru da-lam menyampaikan materi
b. Dapat membantu guru untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan mutu pen-didikan di kelasnya.
c. Membantu guru berkembang secara profesional, meningkat-kan rasa percaya diri dan memungkinkan guru secara aktif mengembangkan penge-tahuan dan ketrampilan.
d. Dapat memperbaruhi sistem belajar siswa sehingga suasana belajar menjadi menyenang-kan.
2. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa
b. Dapat mengurangi rasa jenuh terhadap pembelajraan IPS sehingga dapat menyenangkan dan menarik perhatian siswa.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat meningkatkan prestasi sekolah, sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat.
b. Dapat meningkatkan mutu pendidikan di SD pada umumnya.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Model/Pendekatan Ekspo-sitori
Ekspositori/eksposisi merupakan cara penalaran yang diawali dengan peragaan dan diiringi dengan uraian atau ulasan, penjelasan lisan (Kosasih Djahiri 1978/1979.101).
Untuk mencapai tujuan pembela-jaran guru diharapkan menggunakan pendekatan dan strategi yang tepat dengan materi yang akan dibahas. Ely dan Gerlach mengklasifikasikan strategi belajar mengajar menjadi dua, yaitu ekspositorik (ekspository) dan inkuiri (inquiry). Strategi ekspositorik adalah merupakan pola umum kegiatan belajar mengajar di mana guru lebih besar/guru lebih dominan daripada siswa. Dalam hal ini siswa lebih banyak bersifat menerima daripada mencari pemecahan. Sedangkan guru sebagai fasilitator pembimbing.
Strategi inkuiri adalah pola belajar mengajar dirancang untuk melatih siswa melakukan proses penelitian.
Hubungan Pendekatan Ekspositori dengan Alat Peraga dan Hasil Belajar
a. Berbicara tentang alat peraga sebagai media pendidikan dan pengajaran kita tidak dapat melihatnya dalam pengertian luas maupun terbatas. Media pembela-jaran dan alat peraga sering diarti-kan sama, sebetulnya keduanya berbeda-beda. Media pembelajaran ialah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan murid. Sedangkan alat peraga ialah segala sesuatu yang dapat mempermudah murid belajar. Pendapat para ahli pendi-dikan yang menjelaskan pengertian alat peraga:
1. Gagne menempatkan alat pe-raga sebagai komponen sumber, belajar di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
2. Brigg berpendapat bahwa harus ada sesuatu untuk mengkomunikasikan materi (pesan kurikuler) supaya terjadi proses belajar. Karena dia mendefinisikan alat peraga sebagai wahana fisik yang mengandung materi pembela-jaran.
3. Wilbur Scharamun nampaknya melihat alat peraga dalam pendidikan sebagai suatu teh-nik untuk menyampaikan pe-san oleh sebab itu dia men-definisikan alat peraga sebagai berikut “Alat Peraga adalah tehnologi pembawa informasi atau pesan pembelajaran”
4. Yusuf Hadi Miarso melihat alat peraga secara makro dalam keseluruhan sistem pendidikan sehingga definisinya berbunyi “Segala sesuatu yang dapat merangsang terjadinya proses belajar”
Setelah kita mengerti pengertian alat peraga secara luas di atas pengertian yang terbatas, yaitu sebagai alat bantu pengajaran ini berarti alat peraga yang digunakan oleh guru bertujuan untuk:
a. Menjelaskan informasi
b. Memberi variasi dalam pembe-lajaran
c. Memperjelas struktur pengajar-an
d. Memotivasi belajar
b. Hasil Belajar
Hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku secara keseluruhan. Prinsip ini mengandung makna bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek tingkah laku kognitif, afektif dan motorik. Pada pembelajaran IPS hasil belajar yang diharapkan adalah untuk mengem-bangkan pengetahuan, nilai dan sikap serta ketrampilan sosial siswa untuk dapat menelaah kehidupan sosial yang dihadapi sehari-hari dan dapat menumbuhkan rasa bangga dan cinta terhadap perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini. Gagne mengelompokkan hasil belajar ke dalam 5 kategori yaitu:
1. Informasi verbal adalah ke-mampuan yang menurut siswa untuk memberikan tanggapan khusus terhadap stimulus yang relatif khusus (Dick dan Carey, 1990)
2. Ketrampilan intelektual adalah kemampuan yang menurut sis-wa untuk melakukan kegiatan kognitif yang unik. Dalam pelajaran IPS, contohnya anak dapat menemukan persebaran sumber daya alam dengan menggunakan peta (Dick dan Carey, 1990).
3. Strategi kognitif mengacu pada kemampuan mengontrol pro-ses internal yang dilakukan oleh individu dalam memilih dan memodifikasi cara berkon-sentrasi, belajar, mengingat dan berfikir (Gagne Briggs dan Wager, 1992). Contoh meng-ingat suatu daerah dengan mengingat makanan khasnya.
4. Sikap
Sikap mengacu pada ke-cenderungan untuk membuat pilih-an atau keputusan untuk bertindak dibawah kondisi tertentu. Contoh-nya pentingnya menghargai perju-angan pahlawan.
5. Ketrampilan
Ketrampilan motorik meng-acu pada kemampuan melakukan gerakan atau tindakan yang terorganisasi yang direfleksikan melalui kecepatan, kekuatan dan kehalusan (Gagne, Briggs, dan Wager, 1992) contoh: Dalam pelajaran IPS adalah menggambar-kan peta yang menggunakan skala tertentu (Asep Herry Hermawan, dkk. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran).
Kerangka Berpikir
Siswa kelas II SD masih tergolong anak dalam masa berpola pikir kongkret dan holistik sehingga dalam belajar ia perlu menghadapi sesuatu yang nyata dan dapat dimanipulasi secara langsung.
Di sisi lain mata pelajaran Ilmu Pengetahuan sosial adalah mata pelajaran yang mengandung konsep-konsep yang bersifat kongkrit. Maka dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga benda langsung ini siswa akan dibawa untuk mempelajari IPS tentang memelihara dokumen dan koleksi pribadi dengan mengamati contoh-contoh doku-men dan benda koleksi secara nyata yang digunakan sebagai alat peraga untuk menemukan konsep tentang dokumen dan koleksi pribadi. Guru dituntut kreativitas untuk menciptakan proses pembelajaran yang dapat membelajarkan siswa dengan pengamatan langsung tidak hanya sekedar hapalan. Karena selama ini pembelajaran IPS lebih banyak mengunakan pendekatan eksipatoris. Serta guru dapat memilih cara dan metode yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.
Berdasarkan latar belakang pene–litian yang menghasilkan nilai pembelajaran IPS masih di bawah harapan guru yaitu sebesar 52 %, dan berdasrkan identifikasi masalah, rumusan tujuan dan manfaat penelitian di atas maka peneliti melakukan perbaiakn pembelajaran pada siklus I dan II. Perbaikan pembelajaran menggunakan alat peraga benda langsung diharapkan untuk menarik perhatian siswa sehingga dapat menghasilkan nilai pembelajaran yangmeningkat.
Hipotesis Tindakan
Pada perbaikan proses pembelajar–an melalui alat peraga benda langsung dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar materi dolumen dan benda berharga milik keluarga pada siswa kelas I semester 1 tahun 2012/2013 SDN 2 Trem–bulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora, penulis bersama dengan teman sejawat mengajukan dugaan sementara sebagai berikut:
1. Melalui Alat peraga benda lang–sung dapat meningkatkan keaktif–an belajar IPS materi membaca peta lingkungan setempat pada siswa kelas IV semester 1 tahun 2012/2013 SDN 2 Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.
2. Melalui Alat peraga benda langsung dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi membaca peta lingkungan setempat dan benda berharga milik keluarga pada siswa kelas IV semester 1 tahun 2012/2013 SDN 2 Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.
3. Melalui Alat peraga benda lang–sung dapat meningkatkan keaktiv–an dan hasil belajar IPS materi membaca peta lingkungan setem-pat dan benda berharga milik keluarga pada siswa kelas IV semester 1 tahun 2012/2013 SDN 2 Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora.
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajar-an Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II dilaksanakan sebagai berikut:
1. Tempat Pelaksanaan
Lokasi: Kelas IV, SDN 2 Trembul-rejo, Kecamatan Ngawen, Kabupa-ten Blora
2. Waktu Pelaksanaan
Perbaikan pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilaksanakan dalam 2 siklus:
– Pra Siklus, Jum’at, 28 Agustus 2013
– Siklus I, Jum’at, 4 September 2013
– Siklus II, Jum’at, 11 September 2013
Sumber Data
Data Penelitian Tindakan Kelas ini diambil atau dikumpulkan melalui guru kelas yaitu peneliti sendiri dan siswa IV semester I tahun 2012/2013 SDN 2 Trembulrejo Kecamatan Ngawen Kabupa–ten Blora.
Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui:
- Tes tertulis
Tes tertulis ini dilaksanakan pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Pada setiap siklus. Nilai yang diperoleh pada ulangan inilah sebagai data yang akan dianalisis.
- Observasi
Observasi dilakukan oleh te-man sejawat sesame pendidik yang mengampu mata pelajaran matematika dan kepala sekolah. Observer dan kepala sekolah ikut masuk dalam ruangan kelas, untuk mengamati langsung kegiatan pembelajaran pada setiap siklusnya, sehingga selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat diikuti terus menerus baik dari sisi pendidiknya maupun dari sisi peserta didik. Hal-hal yang diobservasi adalah sikap, ucapan , gerakan dan tingkah laku peserta didik maupun langkah-langkah yang diambil oleh peserta didik selama pembelajaran berlangsung. Hasil observasi ini yang akan dijadikan bahan refleksi untuk perbaikan proses pembelajaran pada siklus berikutnya.
c. Hasil refleksi
Refleksi dari teman sejawat sesama pendidik yang mengajar mata pelajaran matematika dan kepala sekolah dilksanakan setelah proses pembelajaran selesai pada setiap siklus. Kekurangan yang terjadi pada setiap siklus baik dari perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembe-lajaran didiskusikan untuk memperoleh perencanaan dan pelaksanaan yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Diskripsi Per Siklus
Penelitian ini dilaksanakan dengan diawali pembelajaran prasiklus, siklus I dan Siklus II, dan masing-masing siklus dibagi menjadi 4 tahapan yaitu Tahap Perencana-an, Tahap Pelaksanaan, Tahap Pengamat-an dan Tahap Evaluasi (seperti yang sudah diuraikan pada Bab III).
Adapun hasil penelitian masing-masing siklus adalah sebagai berikut:
Pra Siklus
Dalam melaksanakan penelitian pra siklus dapat berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan. Namun masih ada kekurangan dan hasil belum memuaskan untuk itu perlu dilanjutkan ke Siklus berikutnya. Adapun hasil penelitian Pra Siklus adalah sebagai berikut: hasil penelitian: Pra siklus hasil tes formatif dengan nilai rata-rata 58,75 dengan ketuntasan baru mencapai 66,6% sehingga yang belum tuntas 33,3%.
Tabel: 1 DAFTAR NILAI TES FORMATIF PRA SIKLUS
NO |
NAMA |
N-ILAI |
KETUNTASAN |
|
TUN-TAS |
BELUM TUNTAS |
|||
1 |
Ahmad M. Tris Irfan M |
70 |
Ö |
|
2 |
Dwi Hendrawan |
70 |
Ö |
|
3 |
Mohamad Sigit P |
70 |
Ö |
|
4 |
Riyan Adi Pratama |
40 |
|
Ö |
5 |
Risma Novitasari Ramadhani |
50 |
|
Ö |
6 |
Siti Nurhidayah |
50 |
|
Ö |
7 |
Siti Nur Qimatul Khasanah |
50 |
|
Ö |
8 |
Sutarto Edi Saputro |
60 |
Ö |
|
9 |
Agus Udin Purwanto |
60 |
Ö |
|
10 |
Ahmad Diki |
60 |
Ö |
|
11 |
Ahmad Ragil Triyanto |
50 |
|
Ö |
12 |
Amalia Ul Hanifa |
60 |
Ö |
|
13 |
Amelia Novitasari |
60 |
Ö |
|
14 |
Devi Eka Putri Nur Zam-zam |
60 |
Ö |
|
15 |
Dika Wiji Hidayat |
60 |
Ö |
|
16 |
Dina Wulandari |
50 |
|
Ö |
17 |
Dwi Yulianto |
60 |
Ö |
|
18 |
Emil May Saroh |
8 |
Ö |
|
19 |
Fitri Handayani |
60 |
Ö |
|
20 |
Hijri Nabila Kustiyah |
70 |
Ö |
|
JUMLAH |
53,24 |
14 |
6 |
Tabel 2. REKAPITULASI NILAI ULANGAN FORMATIF
MATA PELAJARAN IPS
Nilai |
Banyak Siswa |
Prosentase |
90 – 100 |
– |
– |
80 – 89 |
2 |
10 |
70 – 79 |
5 |
25 |
60 – 69 |
3 |
15 |
50 – 59 |
7 |
35 |
40 – 49 |
1 |
5 |
30 – 39 |
– |
– |
20 – 29 |
– |
– |
10 -19 |
– |
– |
0 – 9 |
– |
– |
GRAFIK NILAI PRA SIKLUS
Siklus I
Tabel 3 NILAI TES FORMATIF MATA PELAJARAN IPS
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Ketuntasan |
|
Tuntas |
Belum Tuntas |
|||
1 |
Ahmad M. Tris Irfan M |
80 |
Ö |
|
2 |
Dwi Hendrawan |
75 |
Ö |
|
3 |
Mohamad Sigit P |
80 |
Ö |
|
4 |
Riyan Adi Pratama |
50 |
|
Ö |
5 |
Risma Novitasari Ramadhani |
70 |
Ö |
|
6 |
Siti Nurhidayah |
55 |
|
Ö |
7 |
Siti Nur Qimatul Khasanah |
60 |
Ö |
|
8 |
Sutarto Edi Saputro |
70 |
Ö |
|
9 |
Agus Udin Purwanto |
65 |
Ö |
|
10 |
Ahmad Diki |
70 |
Ö |
|
11 |
Ahmad Ragil Triyanto |
70 |
Ö |
|
12 |
Amalia Ul Hanifa |
75 |
Ö |
|
13 |
Amelia Novitasari |
70 |
Ö |
|
14 |
Devi Eka Putri Nur Zam-zam |
65 |
Ö |
|
15 |
Dika Wiji Hidayat |
70 |
Ö |
|
16 |
Dina Wulandari |
50 |
|
Ö |
17 |
Dwi Yulianto |
65 |
Ö |
|
18 |
Emil May Saroh |
90 |
Ö |
|
19 |
Fitri Handayani |
70 |
Ö |
|
20 |
Hijri Nabila Kustiyah |
80 |
Ö |
|
Jumlah |
69,0 |
17 |
3 |
Tabel 4 REKAPITULASI NILAI ULANGAN FORMATIF
MATA PELAJARAN IPS
Nilai |
Banyak Siswa |
Prosentase (%) |
90-100 |
1 |
5 |
80-89 |
4 |
20 |
70-79 |
10 |
50 |
60-69 |
2 |
10 |
50-59 |
3 |
15 |
40-49 |
– |
– |
30-39 |
– |
– |
20-29 |
– |
– |
10-19 |
– |
– |
0-9 |
– |
– |
GRAFIK: 2 NILAI TES FORMATIS SIKLUS I MATA PELAJARAN IPS
SIKLUS II
Tabel 5 DAFTAR NILAI TEST FORMATIF SIKLUS II
MATA PELAJARAN IPS
No |
Nama Siswa |
Nilai |
Ketuntasan |
|
Tuntas |
Belum Tuntas |
|||
1 |
Ahmad M. Tris Irfan M |
90 |
Ö |
|
2 |
Dwi Hendrawan |
80 |
Ö |
|
3 |
Mohamad Sigit P |
80 |
Ö |
|
4 |
Riyan Adi Pratama |
55 |
|
Ö |
5 |
Risma Novitasari Ramadhani |
70 |
Ö |
|
6 |
Siti Nurhidayah |
60 |
Ö |
|
7 |
Siti Nur Qimatul Khasanah |
65 |
Ö |
|
8 |
Sutarto Edi Saputro |
70 |
Ö |
|
9 |
Agus Udin Purwanto |
70 |
Ö |
|
10 |
Ahmad Diki |
75 |
Ö |
|
11 |
Ahmad Ragil Triyanto |
80 |
Ö |
|
12 |
Amalia Ul Hanifa |
80 |
Ö |
|
13 |
Amelia Novitasari |
75 |
Ö |
|
14 |
Devi Eka Putri Nur Zam-zam |
70 |
Ö |
|
15 |
Dika Wiji Hidayat |
75 |
Ö |
|
16 |
Dina Wulandari |
65 |
Ö |
|
17 |
Dwi Yulianto |
70 |
Ö |
|
18 |
Emil May Saroh |
90 |
Ö |
|
19 |
Fitri Handayani |
75 |
Ö |
|
20 |
Hijri Nabila Kustiyah |
80 |
Ö |
|
Jumlah |
73,75 |
19 |
1 |
TABEL: 6 REKAPITULASI NILAI TEST FORMATIF SIKLUS II
MATA PELAJARAN IPS
Nilai |
Banyak Siswa |
Prosentase (%) |
90-100 |
2 |
10 |
80-89 |
6 |
30 |
70-79 |
9 |
45 |
60-69 |
4 |
20 |
50-59 |
1 |
5 |
40-49 |
– |
– |
30-39 |
– |
– |
20-29 |
– |
– |
10-19 |
– |
– |
0-9 |
– |
– |
GRAFIK NILAI TES FORMATIF SIKLUS II MATA PELAJARAN IPS
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebanyak dua siklus, maka dapat diambil beberapa kesimpulan:
- Diskusi kelompok mampu meng-aktifkan semua siswa sehingga proses pembelajaran berlangsung hidup.
- Penggunaan alat bantu/alat peraga yang sesuai dengan materi pem-belajaran secara maksimal akan meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
- Untuk menguatkan pemahaman dan hasil belajar siswa, siswa diberi tes pengayaan yang berupa pe-kerjaan rumah.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis mengajukan beberapa saran se-bagai bentuk tindak lanjut, untuk mening-katkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru:
- Untuk melayani kemampuan daya tangkap siswa yang agak lambat, guru membiasakan diri bersikap sabar dan tidak terburu-buru.
- Dalam mengelola kegiatan diskusi kelompok, guru harus memantau setiap kelompok dan mendorong siswa yang kurang aktif ikut berpartisipasi.
- Guru harus bisa memilih dan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi pengajaran secara maksimal.
Selain peningkatan profesional guru, kita harus sering bertukar pikiran secara objektif dengan teman sejawat atau sekolah, bahkan sampai ke kegiatan KKG dan KKKS tentang strategi metode yang berhubungan dengan keberhasilan dan proses belajar mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.
Kosasih Djahiri. 1978/1979.101. SBM (Strategi Belajar Mengajar). Gagne: (Mengelompokkan Hasil Belajar dalam 5 Kategori)
Nanik Supartini. (2005). Peningkatan Prestasi Belajar Siswa dengan Metode Problem Solving pada Pembelajaran Pemecahan Masalah Pada Mata Pelajaran IPS di SD. Universitas Terbuka Semarang,.
Ruseffendi (1991:124). Pengajaran IPS Modern Untuk Orang Tua Murid Guru dan SPG. Bandung: Tarsito.
Roestiyah, N.K. 2001-SBM (Strategi Belajar Mengajar). Jakarta: Rineka Cipta.
Whiterington dalam buku Educational Psychology