UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA POHON FAKTOR DAN CONTOH BERVARIASI PADA FPB DAN KPK KELAS VI SEMESTER II
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA
MELALUI MEDIA POHON FAKTOR DAN CONTOH BERVARIASI
PADA FPB DAN KPK KELAS VI SEMESTER II
SD NEGERI BANDUNGROJO KECAMATAN NGAWEN
KABUPATEN BLORA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Murwati
SD Negeri Bandungrojo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora
ABSTRAK
Proses pembelajaran matematika di kelas VI SDN Bandungrojo masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang sifatnya searah, kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga anak pasif dan membosankan. Siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi seperti tersebut mengakibatkan rendahnya nilai rata-rata kelas dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 74. Menggunakan media pohon faktor dan pemberian contoh bervariasi dapat meningkatkan hasl belajar matematika tentang menentukan FPB dan KPK bagi siswa kelas VI SDN Bandungrojo Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bandungrojo Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran mata pelajaran Matematika kelas VI Semester II khususnya kompetensi dasar menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK Pada akhir siklus I siswa yang mencapai ketuntasan belajar 21 siswa (75%), sedangkan siswa yang belum tuntas 6 siswa (25%), dengan nilai rata-rata kelas 73 dari 27 siswa. Pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan belajar 23 siswa (83,3%) siswa yang belum tuntas 4 siswa (16,7%), sedangkan rata-rata kelas 76. jadi secara umum ada peningkatan baik pada ketuntasan belajar maupun rata-rata kelas. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif, kreatif dan meyenangkan.
Kata Kunci: Contoh Bervariasi, Pohon Faktor, Matematika
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada umumnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah rendah, terutama pelajaran Matematika, yang selama ini dianggap pelajaran yang paling sulit oleh para siswa. Hal ini terbukti dengan jelas bahwa tiap ulangan rata-rata kelas rendah disbanding dengan pelajaran lainnya. Begitu juga rata-rata pada ujian akhir sekolah.
Dalam pengajaran diperlukan meto-de atau langkah strategi pembelajaran. Salah satu komponen pengajaran metode menentukan keberhasilan apabila sesuai dengan materi pengajaran dan ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup, serta kemampuan guru dalam mengelola kelas.
Selama ini proses pembelajaran matematika di kelas VI SDN Bandungrojo masih menggunakan model pembelajaran konvensional, yang sifatnya searah, kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru, sehingga anak pasif dan membosan-kan. Siswa sebagai obyek bukan sebagai subyek. Kondisi seperti tersebut mengaki-batkan rendahnya nilai rata-rata kelas dibawah kriteria ketuntasan minimal yaitu 74.
Rendahnya prestasi belajar mate-matika kelas VI SDN Bandungrojo dimung-kinkan juga guru belum menggunakan metode pengajaran atau media pembe-lajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan jiwa siswa, yang memungkinkan siswa aktif, kreatif juga senang dalam proses pengajaran.
Menggunakan media pohon faktor dan pemberian contoh bervariasi dapat meningkatkan hasl belajar matematika tentang menentukan FPB dan KPK bagi siswa kelas VI SDN Bandungrojo Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.
Rumusan Masalah
“Apakah menggunakan media po-hon faktor dan pemberian contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matemati-ka tentang FPB dan KPK?”
Rencana Pemecahan dan Tindakan
Penulis dapat menggambarkan kerangka berpikir yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut:
Tujuan Perbaikan Penelitian
1. Dengan menggunakan media po-hon faktor siswa dapat meng-gunakan sifat-sifat operasi hitung campuran, FPB dan KPK.
2. Dengan menggunakan media pohon faktor dan contoh bervariasi siswa dapat meingkatkan hasil belajar matematika tentang FPB dan KPK.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Sebagai suatu karya tulis ilmiah maka hasil penelitian ini memberi kontribusi bagi perkembangan atau pengetahuan khususnya bagi peserta didik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peserta Didik
Siswa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar
b. Bagi Guru
Terjadinya inovasi dalam proses pembelajaran dan meng-ubah strategi pembelajaran untuk meningkatkan kegiatan belajar mengajar.
c. Bagi Sekolah
Untuk meningkatkan pres-tasi sekolah dan meningkatkan popularitas sekolah.
KAJIAN PUSTAKA
Media Pohon Faktor Bervariasi
a. Media/alat (Sarana) untuk menye-barluaskan informasi, seperti surat kabar, radio, televisi dan lain sebagainya. Dalam pembelajaran media pembelajaran sangat pen-ting, karena siswa dapat melihat langsung, jadi anak tidak berfikir kayal jadi pembelajaran dapat berlangsung siswa aktif dan kreatif menuju pada pembelajaran. Dalam pembelajaran ini media yang dipakai yaitu media visual berdasar-kan penglihatan, kelihatan dengan menggunakan gambar-gambar (Pe-ta, bagan, skema, grafik, pola, dsb) dalam hal ini yang digunakan adalah gambar pola.
b. Pohon Faktor. Pohon faktor adalah pola yang digunakan untuk menen-tukan faktor prima suatu bilangan dengan cara membagi dengan bi-langan prima. Bila hasil pembagian tersebut masih bisa dibagi dengan bilangan prima, maka harus di bagi sampai hasilnya berapa bilangan prima.
c. Bervariasi berarti mempunyai ber-bagai bentuk, selang-seling yang dimaksud yaitu dengan menentu-kan FPB dan KPK 2 bilangan dua angka, dua bilangan tiga angka, tiga bilangan dua angka dan tiga bilangan tiga angka dengan cara driil sistem.
Hasil Belajar Matematika
Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bill Gredler (1986:1) yang menyatakan belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan kemampuan (competencies) ketrampilan (Siklle) dan sikap (Attitudes). Diperoleh secara bertahap dan berkelanjut-an. Proses belajar sepanjang hayat.
Secara konseptual Fantana (1981) pengertian belajar adalah suatu proses perubahan yang relative tetap dalam perilaku individu sebagai hasil dari pengalaman. Gagne (1985) juga menya-takan bahwa belajar adalah suatu perubah-an dalam kemampuan yang bertahan lama dan bukan dari proses pertumbuhan.
Dari pengertian tentang belajar dapat disimpulkan:
1. Belajar harus memungkinkan per-ubahan perilaku
2. Perubahan ini harus merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku pada individu karena adanya interaksi.
3. Perubahan tersebut relatif tetap.
Para pelaku pendidikan perlu menyadari bahwa pembelajaran dengan latihan dan pengerjaan (drill and practice instruction) dan pembelajaran bermakna dari aussabel tidak bertentangan tetapi saling melengkapi.
Dalam proses belajar matematika, Bruner (1982) menyatakan pentingnya tekanan pada kemampuan peserta didik dalam berfikir interaktif dan analitik akan mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan termapil dalam menemukan pola. Perubahan dalam proses belajar ini dari proses driil dan practice ke proses bermakna dilanjutkan proses berfikir interkatif dan analitik merupakan usaha untuk meningkatkan materi pembelajaran matematika.
Kerangka Berfikir
Secara matematis uraian berfikir atau tindakan dalam kelas sebagai berikut:
1. Kondisi awal, dalam pembelajaran guru menggunakan model konven-sional yang sifatnya searah siswa bosan dan pasif nilai matemati-karendah.
2. Guru memberikan tindakan pene-rapan pemberian contoh bervariasi siklus I dan pada siklus II dikemas seperti kuis nilai matematika meningkat.
3. Kondisi akhir: diduga penggunaan pohon faktor dan pemberian contoh bervariasi untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi FPB dan KPK bagi siswa kelas VI Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka berfikir diatas maka penulis membuat hipotesis tindakan sebagai berikut: Penggunaan Media pohon faktor dan contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matemati-ka bagi siswa kelas VI SDN Bandungrojo Tahun Pelajaran 2012/2013.
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELA-JARAN
Subjek Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai, bulan Februari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013.
Pelaksanaan perbaikan dilaku-kan pada hari-hari efektif sesuai de-ngan jadwal jam pelajaran.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN Bandungrojo Kecamatan Ngawen, Kabupaten Blora. Tujuannya adalah untuk memperbaiki proses pembelajar-an mata pelajaran Matematika kelas VI Semester II khususnya kompetensi dasar menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi campuran, FPB dan KPK
3. Mata Pelajaran dan teman sejawat
Pada penelitian ini seperti yang dijelaskan diatas yaitu mata pelajaran Matematika. Dalam penelitian ini penu-lis bekerja sama dengan teman sejawat sebagai observer dan dokumentasi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAS-AN
Deskripsi Kondisi Awal
Melihat kondisi pembelajaran mate-matika kelas VI SDN Bandungrojo pada kegiatan pra siklus cenderung rendah yaitu anak yang mendapat nilai A tidak ada, siswa yang mendapat nilai B 8 siswa atau 20,8%, siswa yang mendapat nilai C = 15 siswa atau 62,5% sedangkan siswa yang mendapat nilai D = 4 siswa atau 16,7%. Sedangkan nilai tertinggi = 80, nilai terendah 40 dan rata-rata kelas 61 dari 27 siswa mengenai hasil ketuntasan siswa yang tuntas 4 siswa atau 16,7%. Sedangkan yang belum tuntas 20 siswa atau 83,3%. Data tersebut bisa diperjelas pada tabel di bawah ini:
Tabel 1 Nilai Tes Pra Siklus
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persentase |
1 |
86-100 |
A |
Amat baik |
– |
0 |
2 |
71-85 |
B |
Baik |
8 |
20,8% |
3 |
56-70 |
C |
Cukup |
15 |
62,5% |
4 |
41-55 |
D |
Kurang |
4 |
16,7% |
Jumlah |
27 |
100% |
Tabel 2 Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus
No |
Ketuntasan Belajar |
Kegiatan Pra Siklus |
|
Jumlah Siswa |
Persen |
||
1 |
Tuntas |
9 |
16,7% |
2 |
Belum Tuntas |
20 |
83,3% |
Jumlah |
27 |
100% |
Tabel 3 Nilai Rata-rata hasil tes pra siklus
No |
Keterangan |
Nilai |
1 |
Nilai Tertinggi |
80 |
2 |
Nilai Terendah |
40 |
3 |
Nilai Rata-rata Kelas |
61 |
|
|
|
Deskripsi Siklus I
1. Pelaksanaan Tindakan
a. Pelaksanaan tatap muka (per-temuan) dengan menggunakan RPP Siklus I tentang KD meng-gunakan sifat-sifat operasi hitung campuran, FPB dan KPK dengan menggunakan media pohon faktor dan contoh bervariasi dan dipandu dengan lembar kerja siswa (LKS). Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Guru memberi arahan tu-gas yang akan dilaksana-kan secara klasikal kepada siswa
2. Presentasi materi tentang papan pohon faktor yang belum di isi faktornya siswa harus menjumlahkan faktor prima pada bilangan terse-but dan menentukan FPB dan KPK.
3. Secara kelompok siswa berdiskusi dengan panduan LKS.
4. Laporan hasil kerja kelom-pok
5. Penilaian hasil kerja kelom-pok
6. Siswa untuk mempresentasi secara individu siapa yang bisa menentukan FPB dan KPK maju secara cepat dan tepat.
7. Guru memberi penilaian pada perlombaan, cepat-tepat
8. Guru membagikan lembar soal ters
9. Guru menilai dan meng-analisis
10. Guru menutup pelajaran
2. Hasil Belajar
Hasil Tes pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut: Siswa yang mendapat nilai A (baik sekali) 3 siswa (12,5%), nilai B 15 siswa (62,5%), nilai C: 3 siswa atau 12,5% dan nilai D: 3 siswa (12,5%). Se-dangkan nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan nilai rata-rata kelas 73 dari 27 siswa. Siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal 18 siswa (75%) yang belum tuntas 6 siswa (25%) dengan KKM 75.
Tabel 4 Nilai Tes Pra Siklus
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Arti Lambang |
Jumlah Siswa |
Persentase |
1 |
86-100 |
A |
Amat baik |
6 |
12,5% |
2 |
71-85 |
B |
Baik |
15 |
62,5% |
3 |
56-70 |
C |
Cukup |
3 |
12,5% |
4 |
41-55 |
D |
Kurang |
3 |
12,5% |
Jumlah |
27 |
100% |
Tabel 5 Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus
No |
Ketuntasan Belajar |
Kegiatan Pra Siklus |
|
Jumlah Siswa |
Persen |
||
1 |
Tuntas |
21 |
75% |
2 |
Belum Tuntas |
6 |
25% |
Jumlah |
27 |
100% |
Tabel 6 Nilai Rata-rata hasil tes pra siklus
No |
Keterangan |
Nilai |
1 |
Nilai Tertinggi |
90 |
2 |
Nilai Terendah |
50 |
3 |
Nilai Rata-rata Kelas |
73 |
|
|
|
Tabel: 7 Perbandingan Nilai Tes Pra Siklus dengan Siklus I
No |
Hasil Angka |
Hasil Kurang |
Jumlah Siswa yang berhasil |
|
Pra Siklus |
Siklus II |
|||
1 |
86-100 |
A |
– |
6 |
2 |
71-85 |
B |
8 |
15 |
3 |
56-70 |
C |
15 |
3 |
4 |
41-55 |
D |
4 |
3 |
Jumlah |
27 |
27 |
Perbandingan hasil tes pra siklus dengan siklus I dapat disajikan dalam diagram dibawah ini:
Gambar 4.3: Hasil tes pra siklus dengan siklus I
Peningkatan ketuntasan belajar pada pra siklus dengan siklus I tampak pada tabel dibawah ini:
Tabel: 8 Ketuntasan belajar pra siklus dan siklus I
No |
Ketuntasan |
Pra Siklus |
Siklus I |
||
Jumlah |
% |
Jumlah |
% |
||
1 |
Tuntas |
7 |
16,7 |
21 |
75 |
2 |
Belum Tuntas |
20 |
83,7 |
6 |
25 |
Jumlah |
27 |
100 |
27 |
100 |
Tabel ketuntasan belajar diatas dapat diperjelas dengan grafik dibawah ini:
Gambar 4.4: Ketuntasan belajar pra siklus dan siklus I
Tabel 9 Perbandingan nilai rata-rata pada pra siklus dengan siklus I
No |
Keterangan |
Pra Siklus |
Siklus I |
1 |
Nilai Tertinggi |
80 |
90 |
2 |
Nilai Terendah |
40 |
50 |
3 |
Nilai Rata-rata Kelas |
61 |
73 |
|
|
|
|
Tabel nilai rata-rata diatas dapat diperjelas pada diagram dibawah ini:
Gambar 4.5: Diagram nilai rata-rata pra siklus dengan siklus I
Deskripsi Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan tindakan pada siklus II dapat di deskripsikan sebagai berikut
a. Pelaksanaan tindakan dengan RPP II pada tanggal 25 Februari 2013 di kelas VI SDN Bandungrojo. Dengan langkah-langkah:
1. Guru memberikan tanya jawab atas kegiatan siklus I
2. Penjelasan singkat tentang tugas yang akan dilaksana-kan
3. Siswa diberi tugas kelom-pok dipandu dengan LKS
4. Laporan hasil diskusi ke-lompok
5. Siswa selain mengerjakan LKS dalam kelompok juga dituntut untuk bersaing cepat tepat, kuis menentu-kan FPB dan KPK antar kelompok.
6. Guru menilai hasil kelom-pok dan merata-rata nilai
7. Siswa bersama guru me-rangkum
8. Memberi penghargaan ke-lompok terbaik
9. Guru membagi naskah tes
10. Guru menilai dan meng-analisis.
Pada pelaksanaan pada siklus II siswa masih belajar secara kelompok, namun dalam kegiatan ini siswa ditantang untuk lebih mandiri dan menguasai materi dan berkompetensi.
Hasil Belajar
Hasil tes pada siklus II dapat dideskripsikan pada tabel di bawah ini:
Tabel 10 Hasil Tes Siklus II
No |
Hasil Angka |
Hasil Huruf |
Jumlah Siswa |
Persentase |
1 |
86-100 |
A |
8 |
20,8% |
2 |
71-85 |
B |
15 |
62,5% |
3 |
56-70 |
C |
4 |
16,7% |
4 |
41-55 |
D |
– |
– |
Jumlah |
27 |
100% |
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada siklus II siswa yang mendapatkan nilai A = 8 siswa (20,8%), siswa yang mendapatkan nilai B = 15% siswa (62,5%) dan siswa yang mendapat nilai C = 4 siswa (16,7%) dari 27 siswa. Sedangkan ketuntasan belajar pada siklus II sebagai berikut: siswa yang tuntas 20 siswa (83,3%) dan yang belum tuntas 4 siswa (16,7%). Dari nilai rata-rata kelas 76 dari 27 siswa.
Ketuntasan belajar pada siklus II terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 11 Ketuntasan Belajar Siklus II
No |
Ketuntasan Belajar |
Kegiatan Pra Siklus |
|
Jumlah Siswa |
Persen |
||
1 |
Tuntas |
23 |
83,3% |
2 |
Belum Tuntas |
4 |
16,7% |
Jumlah |
27 |
100% |
Hasil nilai rata-rata pada siklus II dapat disajikan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 12 Rata-rata pada siklus II
No |
Keterangan |
Nilai |
1 |
Nilai Tertinggi |
95 |
2 |
Nilai Terendah |
65 |
3 |
Nilai Rata-rata Kelas |
76 |
|
|
|
Tabel 13 Hasil belajar siklus I dan siklus II
No |
Hasil Angka |
Hasil Kurang |
Jumlah Siswa yang berhasil |
|
Siklus I |
Siklus II |
|||
1 |
86-100 |
A |
6 |
8 |
2 |
71-85 |
B |
15 |
15 |
3 |
56-70 |
C |
3 |
4 |
4 |
41-55 |
D |
3 |
– |
Jumlah |
27 |
27 |
Tabel diatas dapat disajikan dalam bentuk diagram dibawah ini:
Gambar 4.7: Diagram perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II
Tabel 4.14
Perbandingan ketuntasan belajar, nilai rata-rata
pada pra siklus, siklus I dan siklus II.
No |
Uraian |
Jumlah Siswa |
Rata- rata |
|
Tuntas |
Belum Tuntas |
|||
1 |
Pra siklus |
7 |
20 |
61 |
2 |
Siklus I |
21 |
6 |
73 |
3 |
Siklus II |
23 |
4 |
76 |
Gambar 4.8: Diagram ketuntasan belajar pra siklus, siklus I dan siklus II
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pohon faktor dan contoh bervariasi dapat meningkatkan hasil belajar matematika khususnya kompetensi dasar menggunakan sifat-sifat operasi hitung termasuk operasi capuran, FPB dan KPK, bagi siswa kelas VI SDN Bandungrojo, Kec. Ngawen, Tahun Pelajaran 2012/2013.
Pada akhir siklus I siswa yang men-capai ketuntasan belajar 21 siswa (75%), sedangkan siswa yang belum tuntas 6 siswa (25%), dengan nilai rata-rata kelas 73 dari 27 siswa. Pada siklus II siswa yang mencapai ketuntasan belajar 23 siswa (83,3%) siswa yang belum tuntas 4 siswa (16,7%), sedangkan rata-rata kelas 76. jadi secara umum ada peningkatan baik pada ketuntasan belajar maupun rata-rata kelas. Adapun hasil non tes pengamatan proses belajar menunjukkan perubahan siswa lebih aktif, kreatif dan meyenangkan.
Saran
Berkaitan dengan hasil penelitian di atas, maka dikemukakan saran bahwa: guru hendaknya menggunakan media pohon faktor dan contoh bervariasi untuk menentukan FPB dan KPK dari dua bilangan atau lebih, guna meningkatkan hasil belajar matematika.
DAFTAR PUSTAKA
W.J.S Poerwadarminto (2007). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga Hal. 756. Jakarta. Balai Pustaka.
W.J.s. Poerwadarminto (2007), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Edisi Ketiha Hal. 1355. Jakarta. Balai Pustaka.
Bell. Gredler (1986: 1). Teori belajar dan pembelajaran, hal. 1.5. Jakarta: Universitas Terbuka.
Fantana (1981). Teori Belajar dan Pembelajaran Hal. 1.8. Jakarta. Universitas Terbuka.
Bruner (1982). Pembelajaran Matematika SD Hal. 1.6. Penerbit Universitas Terbuka. Edisi 1.