UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENGUASAAN

KOSA KATA BAHASA INGGRIS TENTANG DESKRIPSI BENDA MELALUI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA PADA SISWA KELAS X TKR E

SMK NEGERI 2 SUKOHARJO SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Djoko Wijono

SMK Negeri 2 Sukoharjo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah 1.Untuk meningkatkan prestasi kompetensi deskripsi benda2.Meningkatkanperubahan perilaku siswa pada pembelaajaran kompetensideskripsi benda 3.Meningkatkan perubahan sikap siswa pada pembelajaran kompetensi deskripsi benda pada siswa kelas X TKR E SMK Negeri 2 Sukoharjo semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan kelas, yaitu suatu penelitian yang dilakukan kolaborasi antara peneliti, siswa, dan guru pengampu mata pelajaran bahasa Inggris. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X TKR E SMK Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 35 orang. Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti yang direncanakan bersama dengan guru teman sejawat. Sumber data penelitian ini adalah informan, tempat, peristiwa dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi dan tes. Proses penelitian dilakukan dalam dua siklus mengingat peneliti adalah guru pengampu mata pelajaran tersebut. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan analisis dan refleksi. Setiap siklus dilakukan dengan tiga kali pertemuan dan masing­masing pertemuan 2 x 45 menit.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa 1. Terjadi peningkatkan prestasi kompetensi deskripsi bendapada siswa kelas X TKR E SMK Negeri 2 Sukoharjo melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya. Hasil penelitian yang telah dilakukan adalah ada peningkatan prestasi belajar bahasa Inggris siswa dari 20 siswa (57%) yang tuntas pada pra siklus menjadi 26 siswa (74%) yang tuntas pada siklus I dan meningkat menjadi 33 siswa (94%) yang mencapai batas ketuntasan belajar pada siklus II. Nilai rata-rata prestasi belajar bahasa Inggris meningkat dari 64 pada pra siklus menjadi 74 (meningkat 10%) pada siklus I dan menjadi 81,4 (meningkat 17%) pada siklus II. 2. Siswa berperilaku lebih aktif dan termotivasi dalam proses belajar mengajar.3.Siswa bersikap lebih disiplin, bertanggung jawab, dan taat beribadah .

Kata kunci: Deskripsi benda. Model pembelajaran kooperatif tutor sebaya. Prestasi belajar.

 

Pendahuluan

Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua di Indonesia adalah target di semua tingkat mulai dari Sekolah Dasar hingga Universitas dewasa ini. Bahasa Inggris juga diperkenalkan di Taman Kanak-kanak. Di SekolahMenengahPertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan, bahasa Inggris adalah salah satu mata pelajaran yang diuji secara nasional. Jadi, nilai bahasa Inggris digunakan sebagai salah satu standar yang harus dicapai siswa.Dalam hal ini,bahasa Inggris merupakan mata pelajaran wajib di Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah kejuruan untuk semua program.
Salah satu mata pelajaran kelompok normatif dan adaptif yang diajarkandi semua kompetensi keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah mata pelajaran bahasa InggrisPengajaran bahasa Inggris belum memuaskan. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai dari tes formatif pada kosakata. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh penelitimenunjukkan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di SMK Negeri 2 Sukoharjo dapat dikatakan masih rendah. Dan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas X TKR E ternyata masih terdapat 15 siswa atau sebesar 43% yang memperoleh hasil belajar di bawah batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70. Pengajaran kosakata tidak memuaskan adalah karena faktor berikut: Pertama, teknik yang digunakan guru tidak meningkatkan minat dan motivasi siswa.Kedua, siswa cenderung bersikap pasif dalam memahami makna kata. Mereka tidak berusaha keras untuk menemukan arti kata-katanya sendiri, misalnya dengan membuka kamus. Ketiga, masih terdapat banyak siswa yang kurang dapat memahami materi yang diajarkan guru. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran yang biasa dilakukan selama ini belum memperoleh hasil yang maksimal karena belum mencapai batas ketuntasan kegiatan pembelajaran klasikal sebesar 80%.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, terbukti bahwa kegiatan pembelajaran mata pelajaran bahasa Inggris di SMK Negeri 2 Sukoharjo kualitasnya masih kurang sehingga prestasi belajarnya pun masih rendah. Terdapat banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih berpendekatan berpusat pada guru, sehingga guru mendominasi jalannya kegiatan pembelajaran. Sedangkan siswa hanya mendengar, mencatat dan menghafalkan materi yang disampaikan guru. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pembelajaran yang mampu meningkatkan kreativitas dan memperoleh prestasi belajar di atas nilai kriteria ketuntasan minimal.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan media gambar dan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya. Model pembelajaran kooperatiftutor sebaya merupakan model pembelajaran kelompok yang beranggotakan 4 – 6 siswa pada setiap kelas di bawah bimbingan guru mata pelajaran dengan menggunakan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah siswa di kelas tertentu yang memiliki kemampuan di atas rata-rata anggotanya yang memiliki tugas untuk membantu kesulitan anggota dalam memahami materi ajar. Dengan menggunakan model tutor sebaya diharapkan setiap anggota lebih mudah dan leluasa dalam menyampaikan masalah yang dihadapi sehingga siswa yang bersangkutan terpacu semangatnya untuk mempelajari materi ajar dengan baik.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Seberapa besar peningkatan prestasi kompetensi deskripsi benda 2)Bagaimana perubahan perilaku siswa pada pembelajaran kompetensi deskripsi benda 3)Bagaimana perubahan sikap siswa pada pembelajaran kompetensi deskripsi benda pada siswa kelas X TKR E SMK Negeri 2 Sukoharjo semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.        Pengertian kosa kataadalah daftar kata-kata dari bahasa tertentu.Kosakata juga dapat didefinisikan kira-kira sebagai kata-kata yang diajarkan guru dalam bahasa asing, dan item kosa kata baru mungkin lebih dari satu kata. Misalnya, kantor pos dan ibu mertua yang terdiri dari dua atau tiga kata mengungkapkan satu gagasan. Ada juga idiom multi kata seperti menyebutnya sehari, di mana makna ungkapan tersebut tidak dapat disimpulkan dari analisis kata-kata komponen (Ur, 1998: 60).

Sebuah gambar didefinisikan sebagai bayangan atau rupa objek, orang, adegan yang direproduksi di permukaan datar, terutama oleh lukisan, atau fotografi, gambaran mental kesan, ide (Webster, 1979: 1357)Gambar adalah salah satu alat bantu visual yang digunakan untuk mengajarkan kosakata seperti yang dinyatakan oleh Cunningsworth (1984: 102) yang menyatakan bahwa pengajaran dan dirancang untuk memberi stimulus visual, bertindak sebagai visual prompt atau memberikan penguatan visual untuk item bahasa yang dipelajari.

Peran gambar pada pengajaran kosakatasangat membantu bagi guru untuk mempresentasikan pelajaran kosa kata seperti yang dinyatakan oleh Allen (1983: 24) yang menyatakan “Untuk membantu siswa memahami arti sebuah kata, kita sering menemukan bahwa sebuah gambar berguna, jika cukup besar untuk Dilihat oleh semua anggota kelas. Artinya bentuk gambar bisa dilihat oleh semua siswa di kelas.Gambar-gambar tersebut memberi motivasi yang besar bagi para siswa, membuat subjek.

Pengertian pembelajaran kooperatifadalah pembelajaran yang mengaktifkan siswa melalui bekerja sama dalam kelompok.Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota kelompoknya. Etin Solihatin dan Raharjo (2007: 4) mengemukakan pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.

Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.

Pengertian tutor sebayaadalah metode pembelajaran dimana guru menunjuk beberapa siswa yang memenuhi persyaratan tertentu untuk membantu temannya dalam memahami materi belajar. Para ahli berpendapat bahwa “Tutor adalah siswa yang sebaya yang ditunjuk atau ditugaskan membantu temannya yang mengalami kesulitan belajar karena hubungan antara teman sebaya umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan dengan guru-siswa” (Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2004:184).

Pegertian prestasi belajaradalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar.” Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:87) “Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Metode

Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar penguasaan kosa kata bahasa Inggris tentang deskripsi benda pada siswa kelas X TKR E SMK Negeri 2 Sukoharjo semester 2 tahun pelajaran 2013/2014 melalui media gambar dan penerapan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya. Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dan empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam dua siklus.

Hasil

Berdasarkan data penelitian diperoleh nilai tes awal pra siklus, hanya 20 siswa yang tuntas yaitu nilai memenuhi KKM dengan persentase 57 % dan sisanya 15 siswa atau 43% masih belum tuntas. Kemudian ketuntasan belajar yang tercapai pada siklus I adalah sebanyak 26 siswa dengan persentase sebesar 74% telah memenuhi KKM dan 9 siswa atau 26% yang belum memenuhi KKM yaitu 70. Pada siklus I sudah terlihat peningkatan persentase meskipun belum mencapai target tujuan yang ditetapkan sehingga perlu melakukan tindakan siklus II . Kemudian untuk siklus II, ketuntasan prestasi belajar yang tercapai sebanyak 33 siswa dengan persentase sebesar 94 % dan hanya 2 siswa yang dinyatakan belum tuntas yaitu sekitar 6%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pra SiklusI, Siklus I, Siklus II

No

Nama

Hasil Belajar

KKM

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

1

AAN ARDIYANTO AGUNG

70

75

80

85

2

ABIMANYU

70

50

70

80

3

ABU USAMAH

70

40

60

75

4

ADI ABDILLAH S.

70

75

85

90

5

ADITYA O.

70

55

75

80

6

ADY DWI PANGESTU

70

75

85

90

7

AGUS AGUNG P.

70

80

85

85

8

AGUS WAHYUDI

70

75

80

85

9

ALFIAN NUR KHOLIK

70

25

40

50

10

ALIP NUR HANDONO

70

55

75

80

11

ANDI PUJIANTO

70

80

85

85

12

ANDRI BUDHI H.

70

55

60

75

13

DIMAS DANU I.

70

75

75

75

14

DITO ADI WINATA

70

80

80

80

15

FA’IS MUSTOFA

70

60

65

75

16

FARID NUR H.

70

75

75

80

17

FRANANDA ADITYAS

70

80

80

85

18

GURITNO SETYO

70

50

55

75

19

HARI SETYAWAN

70

60

85

90

20

INDRA PRASETYO

70

75

80

85

21

IRVAN ZODI S.

70

35

55

60

22

LILIK SETIYA K.

70

45

75

80

23

MUHAMMAD SHOLEH

70

75

80

85

24

NADA BAGUS UTOMO

70

50

50

80

25

NINDIA NUR BAITY S

70

75

85

90

26

RONY SAPUTRO

70

80

85

90

27

ROSYIID ABDULLAH

70

75

80

85

28

SAEFUL ANWAR

70

40

60

75

29

SAFRISA VEDI R.

70

80

85

90

30

UMAR HAMALIK

70

75

80

85

31

WAHID NUR HAYAT

70

85

90

95

32

WIDYA AGUSTIAR

70

45

70

80

33

YUNAN DWI G.

70

30

55

75

34

YUNO SOLEH

70

75

80

90

35

YUSUF BAHTIAR

70

80

85

85

Nilai Terendah

25

40

50

Nilai Tertinggi

85

90

95

Rata-Rata

2240:35=64

2590:35=74

2850:35=81,4

 

 

Tabel 2. Ketuntasan Prestasi belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan II

Kriteria

Indikator Keberhasilan 75%

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah
Siswa

Persentase

Jumlah
Siswa

Persentase

Jumlah
Siswa

Persentase

Tuntas

20

57

26

74

33

94

Tidak Tuntas

15

43

9

26

2

6

Jumlah

35

100

35

100

35

100

 

Berdasarkan data penelitian diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata evaluasi prestasi belajar juga mengalami peningkatan. Nilai rata-rata pada pra siklus adalah 64 kemudian pada setelah dilaksanakan tindakan siklus I meningkat menjadi 74 naik 10% dari rata-rata semula. Pada siklus II diperoleh nilai rata- rata 81,4 naik 17% dari rata-rata pra siklus. Kenaikan nilai rata-rata siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3. Nilai Rata-Rata Per Siklus

No

Keterangan

Nilai

1

Pra Siklus

64

2

Siklus 1

74

3

Siklus 2

81,4

Hal tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe tutor sebaya berdampak pada peningkatan prestasi belajar bahasa Inggris siswa. Dampak tersebut antara lain meningkat perubahan perilaku siswa menjadi lebih berkonsentrasi, bersemangat dan aktif sehingga lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru, meningkat perubahan sikap sosial yakni lebih disiplin dan bertanggung jawab, meningkat perubahan religi yakni lebih taat beribadah dan berdoa. Akibatnya hasil belajar yang diperolehnya pun meningkat dari siklus I sampai dengan siklus II.

Pembahasan

Setelah dilaksanakannya tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi kompetensi deskripsi benda pada siswa kelas X TKR E SMK Negeri 2 Sukoharjo melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya. Keberhasilan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya dapat dilihat dan indikator-indikator sebagai berikut: (1) Prestasi belajar kompetensi deskripsi benda yang diperoleh siswa menunjukkan peningkatan dari siklus I sampai siklus II.Siswa sudah mampu memahami materi deskripsi benda karena selama berdiskusi dengan kelompok terjadi interaksi yang positif, dimana siswa yang kurang paham dibantu oleh siswa yang menjadi tutor, (2) Siswa terlihat meningkat perubahan perilaku lebih antusias dan bersemangat dalam mengikutipembelajaran bahasa Inggris, (3) Siswa mengalami perubahan sikap sosial lebih bertanggung jawab dan disiplin serta meningkat perubahan religi lebih taat beribadah dan berdoa.

Simpulan

Berdasarkan hipotesis tindakan yang telah dikemukakan, maka kesimpulan dari penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut 1) terdapat peningkatan prestasi kompetensi deskripsi benda dengan menggunakan media gambar dan penerapan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya pada siswa kelas X TKR E SMK Negeri 2Sukoharjo semester 2 tahun pelajaran 2013/2014. Terbukti dalam pelaksanaan penelitian diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Prestasi belajar kompetensi deskripsi benda kondisi awal hanya 20 siswa (57%) yang tuntas, setelah tindakan siklus I naik menjadi 26 siswa (74%) mencapai ketuntasan belajar, kemudian pada siklus II naik menjadi 33 siswa (94%) yang mencapai ketuntasan belajar. 2) Nilai rata-rata prestasi belajar bahasa Inggris 64 pada kondisi awal naik menjadi 74 (10%) setelah dilakukan tindakan di siklus I, kemudian naik (17%) menjadi 81,4 pada siklus II.

Dari data hasil penelitian di atas terdapat peningkatan kualitas pembelajaran dan prestasi kompetensi deskripsi benda dari siklus I dan siklus II. Dari segi prestasi belajar, menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami mata pelajaran bahasa Inggris menjadi meningkat. Hal ini dapat dilihat dari nilai akhir dan nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan. Demikian juga jumlah siswa yang mencapai batas tuntas belajar juga mengalami peningkatan. Dari segi proses pembelajaran, menunjukkan perubahan perilaku 1) Siswa tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris karena dilibatkan dalam kegiatan pembelajaran.2) Siswa terlihat memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru dengan inovasi tinggi dan terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.3)Siswa lebih berani menunjukkan pemahamannya terhadap materi yang diberikan oleh guru pada saat berdiskusi. 4) Guru mampu berinovasi dan menciptakan suasana pembelajaran bahasa Inggris yang lebih menyenangkan siswa.Sedangkan dari segi sikap sosial, siswa lebih bertanggung jawab dan disiplin. Dari sikap religi, siswa lebih taat beribadah dan berdoa.

Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran- saran yang dapat dilakukan sebagai berikut :Bagi Kepala Sekolah 1) Hendaknya memotivasi guru untuk selalu mengembangkan dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang terpusat pada siswa dan model-model pembelajaran yang bervariatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 2) Hendaknya lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan pembelajaran dengan menyediakan sarana yang mendukung penerapan berbagai model pembelajaran.Bagi Guru 1) Guru hendaknya selalu meningkatkan kemampuan paedagogiknya dalam mengembangkan dan menyampaikan materi agar mudah diterima dan dipahami oleh siswa. 2) Guru hendaknya lebih inovatif dalam memilih pendekatan, metode, model dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa yang diampunya. 3) Guru lebih meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan dengan siswa agar dapat membantu kesulitan yang dialami oleh siswa secara indvidual.4) Guru hendaknya aktif melakukan pengembangan diri untuk menunjang pengembangan keprofesionalan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kualitas tamatan.Bagi Siswa 1) Dengan adanya penggunaan media gambar dan penerapan model pembelajaran kooperatif tutor sebaya yang sesuai dengan pelajaran, siswa diharapkan lebih meningkat prestasi kompetensi deskripsi benda.2) Meningkat perubahan perilaku siswa pada pembelaajaran kompetensi deskripsi benda 3) Meningkat perubahan sikap siswa pada pembelajaran kompetensi deskripsi benda pada siswa kelas X TKR E SMK Negeri 2 Sukoharjo semester 2 tahun pelajaran 2013/2014.

 Daftar Rujukan

Ahmad Rivai, Nana Sudjana. 2005. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru.

Allen, French. 1983. Techniques in Teaching Vocabulary. New York: Oxford University.

Anita. Lie. 2002. Mempraktikkan Coopertive Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Gramedia.

Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Cunningsworth, Alan. 1984. Evaluating and Selecting EFL Teaching Materials. Oxford: Heinemann Educational Books Ltd.

Furchan, Arief. 2004. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Isjoni. 2007. Coopertive Learning : Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Bandung : Alfabeta.

Kasihani Kasbolah. 2001 .Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Malang Unversitas Negeri Malang.

Nana Sudjana. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Nation, ISP. 1990. Teaching and Learning Vocabulary. New York: Newbury House Publishers.

Sardiman AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Schmit and Mc Carthy. 1997. Vocabulary: Description, Acquisition and Pedagogy. Cambridge: Cambridge University Press.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinva. Jakarta : PT Rineka Cipta.