MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA KONSEP PERUBAHAN

PADA BENDA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI

PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VI SD NEGERI RAPAH 03

 

Dwi Eko Lestari

SD Negeri Rapah 03

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menjelaskan konsep perubahan wujud pada benda pada mata pelajaran IPA dengan metode demonstrasi. Sumber data penelitian meliputi: Nilai mata pelajaran dengan indikator menyelesaikan soal masih jauh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah di tetapkan pada awal tahun pelajaran. Nilai dari 30 siswa sebagai berikut: 20% (3 siswa) di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), 80% (12 siswa) di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Untuk menganalisis data penelitian ini digunakan metode demonstrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Keberhasilan pembelajaran ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran pendidik/peneliti menggunakan metode demonstrasi dan metode penunjang lainnya berupa Tanya jawab, ceramah, pemberian tugas, sehingga tugas yang dirancang akan memperjelas informasi pendidik/peneliti. Selain itu penggunaan alat peraga lebih dioptimalkan dalam pembelajaran. Keaktifan peserta didik dalam pembelajaran akan meninggatkan pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran. Bukti bahwa pembelajaran itu berhasil adalah adanya hasil kerja siswa yang mencapai nilai ketuntasan belajar yang telah diterapkan. Hasil perbaikan pembelajaran yang dilakukan peneliti pada mata pelajaran IPA bahan ajar konsep perubahan wujud pada bendadi kelas VI semester I peserta didik tuntas mencapai KKM 100% dari 29 peserta didik. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh mencapai. Hal ini terbukti dari perolehan hasil tes formatif yang dilaksanakan peneliti setelah proses pembelajaran selesai.

Kata Kunci: Metode demonstrasi, perubahan wujud benda, mata pelajaran IPA

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kualitas pendidikan meliputi diberbagai sektor dan jenjang pendidikan, termasuk jenjang pendidikan dasar. Keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk guru. Guru yang profesional akan selalu untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yang dirinci sebagai berikut:

  1. Mendidik adalah usaha sadar untuk meningkatkan dan menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya dimasa yang akan datang.
  2. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan diri melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan melalui proses pendidikan pada jalur dan jenjang pendidikan tertentu. (Ngalim Purwanto, 1997:42)

Dalam meningkatkan proses belajar, guru harus menciptakan strategi yang cocok, sebab dalam proses belajar mengajar yang bermakna, keterlibatan siswa sangatlah penting, hal ini sesuai dengan pendapat Muhamad Ali, (1983: 12) yang menyebutkan bahwa kadar pembelajaran akan bermakna apabila:

  1. Adanya keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar.
  2. Adanya keterlibatan intelektual-emosional siswa baik melalui kegiatan menganalisa, berbuat dan pembentukan sikap.
  3. Adanya keikutsertaan siswa secara kreatif dalam menciptakan situasi yang cocok untuk berlangsungnya proses belajar mengajar..

Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang dijadikan fokus penelitian adalah meningkatkan pemahaman siswa tentang perubahan benda yang selama ini dianggap sulit oleh siswa.

Untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan masalah diperinci sebagai berikut:

  1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran menggunakan metode demontrasi untuk meningkatkan kemampuan siswa tentang perubahan benda
  2. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode demontrasi dalam meningkatkan kemampuan siswa tentang perubahan benda
  3. Bagaimanakah kemampuan siswa dalam perubahan benda

Tujuan Penelitian

  1. Ingin mengetahui dan memahami rencana pembelajaran IPA tentang perubahan benda berdasarkan makanannya dengan menggunakan Metode demontrasi di Kelas VI SD Negeri Rapah 03 Kecamatan Banyubiru.
  2. Ingin mengetahui dan memahami proses berlangsungnya pembelajaran IPA dalam perubahan benda berdasarkan makanannya di Kelas VI SD Negeri Rapah 03 dengan menggunakan alat peraga Metode demontrasi.
  3. Ingin mengetahui kemampuan dan kelemahan siswa di Kelas VI SD Negeri Rapah 03 dalam konsep perubahan benda berdasarkan makanannya setelah pembelajaran menggunakan alat peraga Metode demontrasi.

Manfaat Penelitian

Bagi Siswa

1)  Dapat menguasai konsep yang dipelajari dan tidak perbalisme.

2)  Dapat menumbuhkan motivasi untuk mempelajari IPA.

3)  Dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap mata pelajaran IPA.

Bagi Guru

1)  Dapat memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA.

2)  Dapat memberikan gambaran kemampuan siswa dalam memahami bahan ajar/materi tentang konsep perubahan benda berdasarkan makanannya dengan mempergunakan alat peraga Metode demontrasi.

KAJIAN PUSTAKA

Landasan Teoritis

Media Pembelajaran

Proses belajar-mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial agar dapat hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran.

Dalam metodologi pengajaran ada dua aspek yang paling menonjol yakni metode mengajar dan media pengajaran sebagai alat bantu mengajar. Sedangkan penilaian adalah alat untuk mengukur atau menentukan taraf tercapai-tidaknya tujuan pengajaran.

Nilai dan Manfaat Media Pengajaran

Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. Ada beberapa alasan, mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa. Alasan pertama berkenaan dengan manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa antara lain:

  1. a) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
  2. b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran lebih baik;
  3. c) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam pelajaran;
  4. d) Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Hakikat IPA

Sejak ada peradaban manusia, orang lebih dapat mengadakan upaya untuk mendapatkan sesuatu dari alam sekitarnya. Mereka telah dapat membedakan hewan atau tumbuhan mana yang dapat dimakan. Mereka telah dapat menggunakan alat untuk mencapai kebutuhannya. Dengan menggunakan alat, mereka telah merasakan manfaat kemudahan-kemudahan untuk mencapai suatu tujuan. Kesemua itu menandakan bahwa mereka memperoleh pengetahuan dari pengalaman dan atas dorongan untuk dapat memenuhi kebutuhan. Berkat pengalaman pula, mereka mengenal beberapa macam tumbuhan yang dapat dijadikan obat dan bagaimana cara pengobatannya.

Mereka telah mampu pula untuk mengadakan pengamatan dan melakukan abstraksi. Dari pengamatan bahwa dengan cara menggosokkan tangan timbul kehangatan, maka timbul gagasan untuk menggosokan bambu sehingga ditemukan api. Mulai pengematan terhadap objek disekitarnya, kemudian mereka mengarahkan pandangan ke objek yang lebih jauh seperti bulan, bintang, matahari. Akibatnya, pengetahuan mereka lebih meluas. Tetapi pengetahuan mereka tetap dalam bentuk yang sederhana, diperoleh dengan cara berfikir sederhana pula.

Berdasarkan gambaran mengenai perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya Ilmu Pengetahuan Alam, maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala alam.

Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan tentang suatu hal yang akan terjadi jika suatu tindakan dilakukan, atau jawaban terhadap suatu masalah yang diteliti dan secara teoritis dianggap mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya (Sudarsono, 1996:65).

Berdasarkan hal tersebut di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Pemahaman siswa tentang perubahan benda akan meningkat, jika pembelajaran menggunakan metode demontrasi.

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian

Waktu Penelitian

Penelian direncanakan pada hari Kamis tanggal 24 September 2015 untuk siklus 1 dan siklus 2 pada hari Kamis tanggal 8 Oktober 2015

Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kelas VI Sekolah Dasar Negeri Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, yang merupakan objek Penelitian.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang sebanyak 30 siswa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 11 orang dan perempuan sebanyak 19 orang.

Sumber Data

Sumber data yang diperoleh peneliti adalah berdasarkan keluhan guru dalam proses Pembelajaran tentang konsep perubahan benda, dari hasil ulangan yang diperoleh hanya mencapai rata-rata 5,38 ketika ditanyakan pada siswa ternyata hampir 79% siswa menjawab kesulitan.

Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Kegiatan penelitian ditempuh melalui prosedur yang ditentukan, yaitu melalui empat tahap, yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, observasi dan pencatatan pembelajaran, dan analisis serta refleksi pembelajaran.

Perencanaan Tindakan Penelitian

Perencanaan tindakan penelitian dilakukan berdasarkan hasil orientasi dan identifikasi masalah pengajaran penggunaan alat bantu audio visual. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah menyusun: (1) Rencana Pembelajaran IPA (2) lembar observasi proses pelaksanaan pembelajaran;

Pelaksanaan Tindakan Penelitian

Empat tahap kegiatan yang dilakukan pada setiap siklus tindakan pembelajaran adalah seperti di bawah ini.

Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan meliputi tahapan sebagai berikut: (a) membuat Rencana Pembelajaran, berdasarkan prioritas masalah yaitu penggunaan metode demontrasi pada pembelajaran. (b) mempersiapkan alat atau media pembelajaran yang akan digunakan yaitu metode demontrasi untuk setiap kelompok, (c) membicarakan prosedur pelaksanaan pengajaran IPA tentang konsep perubahan benda. (d) menyusun instrumen-instrumen yang akan digunakan.

Pelaksanaan Pembelajaran

Dalam pelaksanaan pembelajaran, peneliti melaksanakan pembelajaran tentang penggunaan metode demontrasi dan mencatat berbagai temuan selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan refleksi pada pelaksanaan pada siklus l khususnya yang berhubungan dengan fokus penelitian.

Observasi Pelaksanaan Penelitian

Peneliti dengan berkolaborasi dengan teman sesekolah melakukan analisis dan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran, untuk keperluan analisis dilakukan pemeriksaan lembar pengamatan dan catatan-catatan tentang data yang terkumpul. Hasil observasi sebagai temuan dijadikan sebagai rekomendasi hasil penelitian dan rencana tindakan selanjutnya.

Analisis dan Refleksi Pembelajaran

Peneliti bersama-sama dengan rekan se SD melakukan analisis dan refleksi data yang terkutnpul selama kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dijadikan bahan untuk melakukan tindakan penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Keadaan Siswa

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, keadaan siswa Kelas VI SD Negeri Rapah 03 pada semester I diperoleh data yaitu dari 30 siswa dikatagorikan pandai sebanyak 5 orang, katagori sedang sebanyak 11 orang, dan katagori kurang sebanyak 14 orang.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, siswa kurang antusias dalam menghadapi pelajaran, hal ini salah satu penyebabnya adalah guru tidak menggunakan media pembelajaran yang tepat.

Kemampuan Siswa

Dalam kegiatan orientasi dan identivikasi masalah terlebih dahulu dilakukan tes untuk mengetahui kemampuan siswa (tes awal) tentang aturan konsep perubahan benda. Adapun hasil yang diperoleh dari tes awal lihat tabel 4.1.

Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Tindakan Pembelajaran

Tindakan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah dengan menggunakan metode demonstrasi, siswa dalam kegiatan belajar akan dikelompokkan kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 dan 6 orang, dengan tujuan agar siswa dalam kelompok memperoleh kesempatan yang lebih banyak dalam melaksanakan kegiatan.

Perencanaan

Untuk menjaring data dalam penelitian, maka langkah selanjutnya membuat lembar observasi, antara lain:

  • Lembar observasi Rancangan Pembelajaran
  • Lembar observasi Pelaksanaan Pembelajaran
  • Lembar observasi Kemampuan Siswa pada Konsep perubahan benda

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada Siklus I meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar.

Hasil Belajar Siswa Siklus I

Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil evaluasi yang dilaksanakan pada Siklus I

Hasil refleksi dari siklus I merupakan rekomendasi untuk siklus II agar pembelajaran lebih baik dan sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kegiatan perencanaan untuk kegiatan pembelajaran siklus 2 antara lain merefisi Rencana pembelajaran terutarna dalam Proses Belajar Mengajar.

Deskripsi Dan Pembahasan Siklus 2

Tindakan penelitian siklus 2 berdasarkan repleksi siklus l, dan hasilnya disusun berdasarkan katagori data dibawah ini:

Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran pada siklus 2 meliputi kegiatan guru dalam mengajar, dan siswa dalam belajar.

Hasil Belajar Siswa Siklus 2

Berdasarkan hasil penelitian pada Siklus 2 maka hasil refleksi selama kegiatan pada penelitian yang dimulai dari persiapan sampai pada pelaksanaan dianggap sudah berhasil, hal ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa yang cukup baik.

Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa pengoptimalan penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang materi konsep perubahan pada benda mata pelajaran IPA yang berdampak positif pada hasil prestasi belajar siswa. Pada siklus 2 rata-rata hasil belajar siswa meningkat sebesar 81,48 atau sebesar 100% jika dibandirigkan dengan perbaikan pembelajaran siklus 1

Hasil belajar yang dicapai pada siklus 2 merupakan hasil yang paling baik jika dibandirigkan dengan hasil belajar pada siklus 1 dan pra siklus. Hal ini disebabkan siklus 2 dirancang dari hasil refleksi pada pelaksanaan siklus sebelumnya sehingga pada siklus 2 penggunaan metode demonstrasi dioptimalkan. Terbukti pada siklus 2 penimgkatan hasil belajar. Semua siswa mendapatkan nilai di atas KKM sehingga diriyatakan Tuntas.

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perubahan benda dengan menggunakan metode demontrasi dalam pembelajaran IPA di kelas VI SD Negeri Rapah 03 Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang, berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Langkah-langkah persiapan yang telah direncanakan untuk pelaksanaan penelitian berjalan sesuai dengan rencana, dari mulai pembuatan Rencana Penelitian (Renpel) sampai pembuatan instrumen yaitu lembar observasi untuk rencana pelajaran, lembar observasi untuk aktivitas guru dalam mengajar dan lembar observasi untuk kegiatan siswa dalam belajar, telah berhasil menjaring data sebagai hasil penelitian.
  2. Pelaksanaan pembelajaran tentang konsep perubahan benda dengan menggunakan metode demontrasi, berjalan sesuai dengan skenario yang ada pada rencana pelajaran, dan telah berhasil menciptakan situasi belajar yang kondusif yakni siswa terlibat secara langsung pada proses pembelajaran.
  3. Tingkat pemahaman siswa tentang perubahan benda setelah pembelajaran menggunakan metode demontrasi dapat meningkat dengan baik, ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yaitu pada siklus 1 memperoleh nilai rata-rata 6,78 dan pada siklus ke 2 memperoleh nilai rata-rata 8,15.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud, (1989). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Sistem Pendidikan. Semarang Aneka Ilmu.

Depdiknas, (2004). Kurikulum Pendidikan Dasar, Jakarta: Dirjen Dikdasmen.

Depdikbud, (1998). Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar Kelas VI Sekolah Dasar. Jakarta Dirjen Dikdasmen.

Depdikbud, (1995). Ilmu Pengetahuan Alam Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta Dirjen Dikdasmen.

Depdikbud, (1997. Ilmu Pengetahuan Alam Petunjuk Guru Sekolah Dasar Kelas 6. Jakarta Dirjen Dikdasmen.

  1. Udiri, (1987). Strategi Pembelajaran Dirjen Pendidikan. Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Kasihani Kasbolah, (1998). Penelitian Tindakan Kelas Dirjen Pendidikan. Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Nana Sujana, (1991). Media Pengajaran. Pusat Penelitian dan Pembidangan Ilmu Lembaga Penelitian IKIP Bandung. Sinar Baru.

Ngalimun Purwanto, (1997). Psikologi Pendidikan. Bandung Remaja Rosda Karya.