UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU

DALAM PROSES PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI OBSERVASI KELAS MODEL BINIK DAMBEL DI DABIN IV UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN GEYER KABUPATEN GROBOGAN

SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Rasipan

UPTD Pendidikan Kecamatan Geyer

 

ABSTRAK

Masalah dalam PTS ini adalah Bagaimanakah Meningkatkan Profesionalitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Observasi Kelas Model Binik Dambel Di Dabin IV UPTD Pendidikan Kecamatan Geyer. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Profesionalitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Observasi Kelas Model Binik Dambel Di Dabin IV UPTD Pendidikan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018. Dengan subyek penelitian 10 guru yang menjadi perwakilan setiap SD Negeri di Dabin IV UPTD Kecamatan Geyer. Hasil penelitian supervisi observasi kelas melalui Binik Dambel telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan dari siklus satu kesiklus berikutnya, kemampuan guru dalam melakukan KBM dari nilai rata-rata siklus I 3,20 menjadi 3,67 pada siklus II dan kemudian meningkat menjadi 4,61 dengan tingkat kriteria baik.

Kata Kunci: Supervisi Observasi Kelas Binik Dambel, Pembelajaran, Profesionalitas Guru

 

PENDAHULUAN

Sekolah Dasar (SD) hakikatnya merupakan unit lembaga sosial yang mempunyai tugas khusus untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara sistematis. Dilihat dari kedudukan dan peranannya merupakan jenis pendidikan umum yang sangat strategis, karena merupakan pendidikan formal paling awal yang memberikan landasan bagi pendidikan selanjutnya (Rasyidi, 1993:25).

Keberhasilan proses pembelajaran guru memiliki peran yang sangat penting dan strategis, disamping unsur-unsur lain seperti metode, alat/media dan sumber belajar yang digunakan. Dinamika proses pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi pada decade akhir abad XX memerlukan akan adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, tuntutan kebutuhan sumber daya manusia yang berkualitas hanya dapat dipenuhi melalui pendidikan. Upaya pemenuhan kebutuhan tersebut merupakan suatu proses yang panjang yang dimulai sejak anak belajar di sekolah dasar. Salah satu elemen/unsure dasar yang turut menentukan kualitas SDM tersebut, dengan diberlakukannya Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 bahwa salah satunya menyebutkan guru sebagai tenaga professional salah satunya harus memiliki kompetensi antara lain kompetensi pedagogis, kepribadian, professional dan sosial.

Supervisi melalui Binik dambel diperlukan dalam proses pengajaran berdasarkan dua hal penting, yaitu: (1) Perkembangan kurikulum yang merupakan gejala kemajuan pendidikan, (2) Perkembangan personel senantiasa merupakan upaya yang terus menerus dalam suatu organisasi. Bolla, JL (1985) mengemukakan mengapa supervisi itu penting karena guru memiliki kemampuan yang terbatas untuk mengendalikan dan menganalisis tingkah lakunya maupun tingkah laku siswanya dalam proses belajar mengajar yang merupakan suatu proses yang komplek dan unik sehingga guru sulit memisahkan, merefleksikan dan menyadari tingkah lakunya sementara ia sedang mengelola proses belajarnya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yaitu “Bagaimanakah Meningkatkan Profesionalitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Observasi Kelas Model Binik Dambel Di Dabin IV UPTD Pendidikan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018?”.

Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan Profesionalitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Melalui Supervisi Observasi Kelas Model Binik Dambel Di Dabin IV UPTD Pendidikan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester I Tahun Pelajaran 2017/2018.

Landasan Teoretis

Pembelajaran

Pembelajaran menurut isjoni (2009:14) adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat siswa. pembelajaran yang pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik dalam melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajran adalah terwujud efisiensi dan aktivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.

Menurut Yulaelawati (2004:54) dalam teori konstruktivitas, pembelajaran merupakan proses yang aktif dimana pengetahuan dikembangkan berdasarkan pengalaman dan perundingan (negosiasi) makna melalui berbagai informasi atau mencari kesempatan dari berbagai pandangan melalui interaksi atau kerja sama dengan orang lain.

Menurut Siddiq (2008), pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang (guru atau yang lain) untuk membelajarkan siswa yang belajar.

Pengertian Profesionalitas Guru

Istilah Profesionalitas Guru mempunyai hubungan yang erat kaitannya dengan Kerja Guru. Sesungguhnya sangat sulit untuk membedakan pengertian Profesionalitas Guru dengan Kerja Guru. Ada yang berpendapat bahwa pengertian Profesionalitas Guru dianggap sama dengan pengertian Kerja Guru. Profesionalitas Guru menunjukkan kualitas jangka waktu yang lebih panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan Kerja Guru menunjukkan kualitas yang lebih pendek, misalnya satu pokok bahasan, satu kali ulangan harian dan sebagainya.

Nawawi (1981:100) mengemukakan pengertian hasil adalah keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu.

Pendapat lain dikemukakan oleh Sadly (1977:904), yang memberikan penjelasan tentang Profesionalitas Guru sebagai berikut, “Hasil yang dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”, sedangkan Marimba (1978:143) mengatakan bahwa “hasil adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur”.

 

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Profesionalitas Guru

Sejak awal dikembangkannya ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia, banyak dibahas mengenai bagaimana mencapai Profesionalitas Guru yang efektif. Para pakar dibidang pendidikan dan psikologi mencoba mengidentifikasikan faktor yang mempengaruhi Profesionalitas Guru. Dengan diketahuinya faktor tersebut, para pelaksana maupun pelaku kegiatan belajar dapat memberi intervensi positif untuk Peningkatan Profesionalitas Guru yang akan diperoleh.Secara implisit, ada dua faktor yang mempengaruhi Profesionalitas Guru yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Supervisi Observasi Kelas Melalui Binik Dambel

Supervisi observasi kelas adalah supervisor meneliti suasana kelas selama pelajaran berlangsung, agar dapat digunakan untuk menganalisis ksuitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan tugas mengajarnya baik dalam hal kegiatan guru dan siswa, penggunaan alat dan bahan pelajran dan lingkungan sosial dan fisik sekolah maupun penunjang lainnya. (Sahertian, 2000:17).

Ngalim Purwanto (2011:76) bahwa supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan–tujuan pendidikan.

Bimbingan Teknik pendampingan Pembelajaran merupakan salah satu strategi dalam Teknik Supervisi observasi kelas, Binik dambel dilakukan sebagai upaya meningkatkan kemampuan professional guru dalam melaksanakan proses pembelajaran baik di kelas maupun diluar kelas antara lain 1) Kegiatan Perencanaan (sebelum pendampingan), 2) Pelaksanaan Pendampingan (saat pendampinga), 3). Tindak Lanjut (setelah pendampingan).

Langkah penting yang pertama ditempuh oleh supervisor adalah penciptaan pra kondisi observasi. Langkah ini ditujukan dengan penciptaan suasana kerja yang akrab antara supervisor dengan guru, pengenalan latar belakang guru, pengenalan latar belakang murid, atau hal-hal serupa lainnya. Langkah ini ditempuh guna menciptakan situasi yang kondusif bagi pelaksanaan observasi yang efektif dan efisien sehingga data-fakta yang terkumpul mencerminkan keadaan yang sebenarnya.

Dalam melaksanakan observasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan (Nurtain, 2009), yaitu: 1) Kelengkapan catatan, 2) Fokus, 3) Mencatat komentar, 4) Pola perilaku mengajar tertentu, dan 5) Membuat guru tidak merasa gelisah.

Peningkatan Kemampuan Mengajar Guru Dengan Teknik Supervisi Observasi Kelas Melalui Binik Dambel

Untuk melaksanakan tugas, guru dituntut memiliki kemampuan tertentu yang salah satunya adalah kemampuan guru dalam mengajar. Kurangnya kemampuan yang dimiliki guru dalam mengajar, akan mempengaruhi kinerjanya dalam melaksanakan tugas itu. Kemampuan pertama yang harus dimiliki guru adalah kemampuan merencanakan pengajaran. Mengajar merupakan pelaksanaan rencana pengajaran yang telah dibuat sebelumnya. Semakin mampu merencanakan pengajaran, seorang guru akan semakin mudah mengajar di kelas (Zuhairini dkk, 1983; Sudyana, 2005).

 

 

Kerangka Berpikir

Salah satu persoalan profesionalitas guru kelas adalah minimnya wawasan atau pengetahuan para guru dalam melakukan inovasi kegiatan pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran belum dapat dicapai secara optimal. Berkaitan dengan peningkatan kualitas profesionalitas guru SD ini, salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam supervisi observasi kelas sebagai pengawas sekolah adalah melakukan pembimbingan dan penyupervisian terhadap guru dengan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dalam rangka meningkatkan kompetensi atau kemampuan guru dalam profesionalitas pembelajaran.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah supervisi observasi kelas binik dambel dapat meningkatkan profesionalitas guru dalam proses pembelajaran pada semester I di Dabin IV UPTD Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Tahun 2017/2018.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini yang menggunakan desain penelitian tindakan sekolah (PTS). Menurut Sukardi (2003:48), Penelitian tindakan sekolah merupakan upaya meningkatkan kinerja sistem pendidikan dan pengembangan manajemen sekolah agar menjadi lebih produktif, efektif dan efisien. Dalam kontek tugas kepengawasan penelitian ini pengawas dapat mengembangkan profesinya seharusnya difokuskan pada permasalahan yang terkait dengan keilmuan dan praktek tugas kepengawasan sekolah da pratek tugas kepengawasan sekolah yang merupaka tanggungjawab profesionalnya (Nana Sujdana, 2009:8).

Peneliti ini kami lakukan satu semester, yaitu mulai bulan Juli sampai bulan Desember 2017. Penelitian Tindakan Sekolah ini berlokasi Dabin IV UPTD Pendidikan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan.

Subyek penelitian tindakan sekolah ini adalah 10 guru di Dabin IV UPTD Pendidikan Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan antara lain SD Negeri 1 Sobo, SD Negeri 2 Sobo, SD Negeri 3 Sobo, SD Negeri 4 Sobo, SD Negeri 1 Suru, SD Negeri 2 Suru, SD Negeri 3 Suru, SD Negeri 4 Suru, SD Negeri 1 Kalangbancar dan SD Negeri 1 Rambat. Dengan obyek penelitian adalah peningkatan profesionalitas guru dalam proses pembelajarn di kelas.

Penelitian ini dilakukan karena kondisi dilapangan bahwa kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas masih terdapat ketimpangan: 1) Mengelola kelas, waktu dan fasilitas belajar, 2) Menggunakan strategi pembelajara, 3) Mengelola Interaksi Kelas, 4) Mengembangkan Sikap positif siswa terhadap belajar, 5) Melaksanakan evaluasi proses dan hasil.

Penelitian tindakan memiliki karakteristik-karakteristik yang bersifat partisipatif, yang melibatkan para pelaksana program yang akan diperbaiki. Penelitian ini juga bersifat kolaboratif, artinya dikerjakan bersama-sama peneliti (kepala sekolah) dan praktisi (pelaksana program yaitu para guru) sejak dari perumusan masalah sampai dengan penyusunan kesimpulan. Dan pelaksanaan penelitian ini melalui putaran-putaran spiral, yakni suatu daur ulang berbentuk spiral yang dimulai dari perencanaan (planning), diteruskan dengan pelaksanaan tindakan (acting), dan diikuti dengan pengamatan sistematik terhadap hasil tindakan yang dilakukan (observating), dan refleksi berdasarkan hasil pengamatan (reflecting), kemudian diulangi lagi dengan perencanaan tindakan berikutnya (replanning) dan seterusnya.

Penelitian ini difokuskan pada penyempurnaan kegiatan supervisi observasi kelas melalui Binik Dambel yang dilakukan kepada guru dalam meningkatkan kemampuan mengajarnya. Selain itu juga untuk melihat kemampuan guru dalam proses pembelajaran di kelas pada saat disupervisi oleh kepala sekolah. Jadi penelitian tindakan ini berupaya untuk meningkatkan ketrampilan dan kemampuan professional guru mengajar serta memperbaiki atau meningkatkan kemampuan berdasarkan hal-hal yang diutarakan di atas, maka penelitian ini diawali dengan masuk ke dalam kelas, subyek penelitian untuk memberikan informasi kepada guru tentang konsep baru supervisi pengajaran dengan teknik supervisi observasi kelas melalui Binik Dambel yang dilakukan melalui penelitian tindakan, dan peneliti mengajak untuk dapatnya dilakukan upaya perbaikan kegiatan supervisi pengajaran, sehingga ada peningkatan kemampuan dan ketrampilan mensupervisi guru bagi kepala sekolah, serta ada peningkatan kemampuan mengajar guru.

Instrumen dan jenis data yang diteliti antara lain a. Kemampuan guru dalam perencanaan pembelajaran, meliputi: Cara menentukan bahan pelajaran, Cara memilih dan mengorganisasikan materi, media dan sumber pelajaran, Merancang skenario pembelajaran, Merancang pengelolaan kelas, Merancang prosedur dan mempersiapkan alat evaluasi. b. Kemampuan guru dalam proses pembelajaran, meliputi: Cara mengelola ruang, waktu dan fasilitas belajar, Cara guru menggunakan strategi pembelajaran, Cara guru mengelola interaksi kelas, Cara guru mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar, Cara guru melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar. Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah: Observasi, wawancara dan teknik analisis data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus s/d 08 September 2017. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus ini yaitu merencanakan tindakan dengan jalan mengkondisikan subyek penelitian yaitu pengawas yang dibantu kepala sekolah sebagai supervisor dan guru sebagai pihak yang akan disupervisi. Berikut hasil penilaian supervisi.

Berdasarkan tabel diatas hasil pengamatan penelitian pada siklus I ini diperoleh data bahwa: 1) Instrumen yang telah disiapkan peneliti berusaha dipahami oleh kepala sekolah dan bilamana ada hal-hal yang kurang dimengerti selalu didiskusikan dan ditanyakan kepada peneliti, selanjutnya menggunakan instrumen supervisi observasi kelas dengan mencatat semua hasil pengamatan belajar. 2) Ada usaha dari kepala sekolah untuk mencoba dan mengembangkan sendiri instrumen observasi kelas dengan mengusulkan agar kolom skala nilai/penilaian diganti menjadi kolom pemberian komentar dan saran untuk setiap kegiatan yang diamati khususnya yang berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut pembelajaran. 3) Keterlibatan peneliti bersama kepala sekolah dalam diskusi-diskusi yang berlangsung untuk pengembangan instrumen ternyata memberikan semangat dan dorongan bagi kepala sekolah untuk menggunakan instrumen supervisi observasi kelas, hal ini tampak dari hasil pengamatan yang langsung didiskusikan bersama guru yang disupervisi setelah disupervisi. 4) Suasana di dalam kelas tampak belum kondusif, pembelajaran terpusat pada guru, pembelajaran disampaikan dengan metode ceramah yang berkepanjangan, tidak ada kesempatan bagi siswa untuk bertanya, demikian pula siswa dipanggil satu persatu pada saat mengabsensi siswa.

Refleksi

Setelah dilakukan pengamatan, maka tahap berikutnya adalah refleksi yang mana hasil refleksinya adalah sebagai berikut: 1) Frekuensi kegiatan supervisi observasi kelas dengan menggunakan instrumen hasil diskusi/kesepakatan bersama peneliti ditingkatkan penggunaannya untuk meningkatkan ketrampilan mensupervisi guru. 2) Keterlibatan guru dalam rencana kegiatan supervisi observasi kelas sangat diperlukan dengan menunjukkan instrumen yang akan digunakan untuk menumbuhkan rasa aman dalam melakukan pembelajaran pada saat kegiatan supervisi berlangsung. 3) Bimbingan dan pembinaan guru untuk menyusun rencana pembelajaran dan pelaksanaan proses pembelajaran harus cepat direspon oleh kepala sekolah sehingga kinerja guru dan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dapat ditingkatkan.

Siklus II

Siklus II dilakukan supervisi pada tanggal 19 September s/d 29 September 2017. Kegiatan yang dilaksanakan pada Siklus II ini adalah sama dengan kegiatan pada Siklus I berikut hasil dari siklus II:

Berdasarkan tabel diatas dapat diambil kesimpulan hasil pengamatan pada siklus II, diperoleh data-data bahwa: 1) Penerapan instrumen supervisi observasi yang telah direvisi telah digunakan oleh kepala sekolah. Ketrampilan menggunakan instrumen nampak lebih baik, hal ini ditunjukkan dengan kemampuan kepala sekolah memberikan pembinaan berupa saran-saran yang ditulis pada format isian hasil pengamatan. 2) Aktifitas pembelajaran lebih kondusif, interaksi antara guru dan siswa lebih baik, demikian pula sebaliknya. Suasana pembelajaran menyenangkan, guru menanggapi pertanyaan dan merespon siswa dengan memberikan petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan isi pertanyaan tersebut.

Refleksi

Setelah dilakukan pengamatan, maka tahap berikutnya adalah refleksi yang mana hasil refleksinya adalah sebagai berikut: 1) Sosialisasi tentang perlunya supervisi observasi sebagai salah satu bentuk pembinaan sangat diperlukan. Sosialisasi diarahkan pada pemanfaatan hasil observasi, penggunaan instrumen untuk perbaikan dan peningkatan kinerja serta kemampuan guru dalam merencanakan dan melakukan proses pembelajaran di kelas. 2) Frekuensi penggunaan teknik observasi kelas masih perlu ditingkatkan untuk mengetahui perbedaan pemahaman konsep tentang ketepatan, etika teknik supervisi observasi kelas serta memberi kesempatan untuk menggunakan instrumen yang sudah disiapkan yang dirancang bersama peneliti untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan ketrampilan guru. 3) Keterlibatan guru bersama kepala sekolah melakukan diskusi perlu dijaga kontinuitasnya, terutama bagi guru yang akan disupervisi.

Siklus III

Siklus III ini dimulai pada tanggal 09 Oktober s/d 19 Oktober 2017. Berikut ini hasil dari pengamatn di SD Negeri Dabin IV UPTD Kecamatan Geyer:

Berdaarkan tabel rekap dari kemampuan mengajar hasil pengamatan pada siklus III, diperoleh data-data bahwa: 1) Proses pembelajaran lebih dinamis, guru lebih percaya diri, penguasaan bahan pelajaran lebih baik, dan penyampaian bahan pembelajaran secara rinci dan sistematis. 2) Suasana demokratis mewarnai kelas, keterlibatan siswa sangat menonjol dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja. 3) Kepala sekolah lebih trampil menggunakan instrumen supervisi yang telah direvisi. Ketrampilan ditunjukkan dalam pemberian nilai yang sesuai dengan kualifikasi ketrampilan guru dalam menyusun rencana pembelajaran. Ketrampilan mensupervisi juga ditunjukkan dengan pemberian saran/pernyataan yang lebih baik dan kongkrit sesuai dengan performa guru selama proses pembelajaran, komentar/saran ditulis dengan bahasa yang komunikatif, mudah dicerna dan dipahami guru, sehingga memberikan kemudahan bagi guru mengikuti atau melaksanakan saran-saran yang diberikan oleh kepala sekolah.

Refleksi

Setelah dilakukan pengamatan, maka tahap berikutnya adalah refleksi yang mana hasil refleksinya adalah bahwa komitmen dari peneliti yang dibantu kepala sekolah dalam upaya perbaikan dan peningkatan ketrampilan mensupervisi guru harus terus dipertahankan dan dikembangkan sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah. Berdasarkan pengamatan, Pelaksanaan Siklus III sudah ada peningkatan, maka tidak ada revisi dan siklus berikutnya tidak perlu diadakan, karena kepala sekolah sudah cukup puas dengan pelaksanaan supervisi observasi kelas. Kegiatan supervisi observasi kelas dilakukan sesuai dengan tata cara dan etika supervisi, tidak ada lagi hubungan atasan bahawan yang ada justru suasana kolegial, semangat kekeluargaan antara guru dan kepala sekolah. Pembinaan melalui teknik supervisi observasi berdampak pada tumbuhnya semangat dan motivasi guru untuk mengembangkan profesionalitasnya dan kreativitas dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran.

Pembahasan

Dalam penerapan, sedikit sekali yang diketahui oleh kepala sekolah bahwa sesungguhnya ada perbedaan antara supervisi kunjungan kelas dengan supervisi observasi kelas. Kepala sekolah agak sulit membedakan antara teknik kunjungan kelas dengan teknik observasi kelas. Secara praktis, seringkali kedua teknik ini dilakukan secara bersamaan, padahal perbedaan yang dapat dikemukakan terutama menyangkut tujuan dan tahapan kerja tertentu, seperti dalam kunjungan kelas seorang supervisor dimungkinkan terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran, sedangkan teknik observasi kelas tidak dibenarkan secara langsung. Sebagaimana telah disinggung di atas bahwa kunjungan kelas bertujuan lebih spesifik, sementara observasi lebih luas, mulai dari awal sampai akhir sebuah proses belajar mengajar berlangsung. Mengenai persamaannya dapat dikemukakan bahwa keduanya membutuhkan terciptanya hubungan yang baik antara guru dan supervisor sebelum dan sesudah supervisi dilakukan. Demikian pula memiliki kesamaan tentang alat dan cara mencatat perilaku guru-guru yang disupervisi. Disamping itu, kedua teknik ini membutuhkan tindak lanjut setelah kedua kegiatan itu dilakukan dalam upaya melakukan pembicaraan tentang kekeliruan-kekeliruan guru beserta cara-cara pemecahannya.

Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti yang dibantu kepala sekolah kepada guru SD Negeri Dabin IV UPTD Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan, didapatkan bahwa didalam melaksanakan supervisi administrasi guru dalam kelengkapan satuan pelajaran, program semester, rencana pembelajaran, dll. Adapun kegiatan yang dilakukan termasuk dalam pelaksanaan supervisi membutuhkan perencanaan yang jelas agar kegiatan yang dilakukan itu dapat berhasil guna dan berdaya guna bagi yang membutuhkan. Temuan yang lain dari hasil pengamatan penelitian tindakan untuk supervisi kelas ditunjukkan dengan cara kepala sekolah memberikan saran atau komentar kepada guru yang disupervisi dan adanya pengembangan instrumen supervisi yang disesuaikan dengan kondisi sekolahnya sehingga kegiatan supervisi benar-benar merupakan suatu bantuan untuk meningkatkan kemampuan kinerjanya. Dari siklus ke siklus selanjutnya terjadi peningkatan kemampuan dan ketrampilan guru dalam menerapkan pembelajaran.

Pada Siklus I, kepala sekolah masih terbawa kepada pengaruh-pengaruh supervisi yang dikaitkan dengan menilai dan mencari-cari kesalahan guru, guru dianggap sebagai obyek supervisi. Kenyataan tersebut mengharuskan kepala sekolah untuk berdiskusi sebelum Siklus II dilakukan, yaitu tentang bagaimana cara membina dan membimbing guru khususnya untuk menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam rangka peningkatan profesionalitas guru. Ternyata hasil diskusi dapat diterapkan dengan baik pada Siklus II dan Siklus III sehingga penerapan teknik supervisi benar-benar tepat sesuai dengan masalah dan kebutuhan guru. Temuan yang dihasilkan dari data etika penggunaan teknik supervisi observasi kelas dengan model binik dambel, bahwa peran kepala sekolah cukup baik dalam menerapkan teknik supervisi secara etik profetis dalam proses pembelajaran dan bahwa guru-guru di SD Negeri Dabin IV UPTD Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dalam melakukan pembelajaran cukup baik, yaitu kemampuan untuk membuat murid lebih giat belajar. Kemampuan tersebut meliputi beberapa segi yaitu segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap, walaupun ada juga guru yang masih melakukan tugas pembelajaran di kelas menggunakan metode ceramah murni, sehingga interaksi di dalam kelas belum dinamis dan kurang dapat memberikan motivasi anak untuk lebih giat belajar. Dari hasil pengamatan supervisi observasi kelas pada Siklus I diketahui bahwa masih perlu adanya peningkatan kemampuan guru dalam menciptakan situasi pembelajaran yang demokratis di kelas. Artinya bagaimana guru di dalam penggunaan metode ceramah dapat dikurangi sehingga interaksi dan keterlibatan siswa lebih dominan dan guru dipihak lain tidak lebih sebagai fasilitator saja. Untuk lebih jelasnya berikut perkembangan hasil penelitian dari Siklus I, Siklus II dan Siklus III:

Dari lporan hasil pengamatan, dapat kita ketahui bahwa terjadi peningkatan perolehan skor rata-rata dari semua aspek kemampuan mengajar guru di SD Negeri Dabin IV UPTD Kecamatan Geyer yang menjadi sasaran penelitian dari siklus satu ke siklus lainnya. Hal ini dapat dicapai bahwa: 1) Setelah dilakukan penelitian tindakan sebanyak 3 siklus, terjadi peningkatan yang cukup baik kemampuan dan ketrampilan kepala sekolah dalam melakukan supervisi observasi kelas kepada guru-guru dalam melaksanakan KBM. 2) Setelah dilakukan supervisi observasi kelas melalui Binik Dambel dengan baik oleh peneliti yang dibantu kepala sekolah telah terjadi peningkatan yang cukup signifikan kemampuan guru dalam melakukan KBM dari nilai rata-rata siklus I 3,20 menjadi 3,67 pada siklus II dan kemudian meningkat menjadi 4,61. 3) Ada pengaruh positif antara supervisi observasi kelas melalui binik dambel yang cukup terhadap peningkatan kemampuan mengajar guru menjadi baik denga skort rata-rata 4,61.

 

 

 

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada penelitian tindakan, kesimpulan yang dapat diambil sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini adalah Kemampuan guru-guru di SD Negeri Dabin IV UPTD Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan dari 10 SD dengan sampel setiap SD satu dalam proses pembelajaran di kelas ketika disupervisi oleh peneliti yang dibantu kepala sekolah melalui supervisi observasi kelas melalui Binik Dambel menunjukkan peningkatan yang baik dari siklus ke siklus. Peningkatan tersebut meliputi aspek-aspek mengelola ruang, waktu dan fasilitas belajar, aspek menggunakan strategi pembelajaran, mengelola interaksi kelas, mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar, serta aspek melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar. Ada pengaruh positif antara supervisi observasi kelas melalui Binik Dambel yang baik terhadap peningkatan kemampuan mengajar guru dari skort rata-rata siklus I yaitu 3,20 menjadi 3,61 pada siklus II dan kemudian meningkat menjadi 4,61.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta

Depdikbud. 2008. Alat Penilaian Kemampuan Guru. Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, Jakarta, Proyek Peningkatan Mutu Guru SD setara D-II.

Depdiknas. 2010, Petunjuk Teknis Penelitian Tindakan Sekolah (School Action Research), Direktorat Tenaga Kependidikan, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Hernawan, dkk. 2008. Supervisi Pendidikan, Jakarta, Depdikbud.

Isjoni, Imron, A. 2009. Pembinaan Guru di Indonesia, Jakarta, Dunia Pustaka Jaya

Purwanto, M. Ngalim. 2011. Ilmu Pendidikan Sekolah Dasar Kelas IV. Jakarta: Balai Pustaka

Sahertian, Piet.A. 2000, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta, Reineka Cipta.

Soekamto, Toeti Utami. 1992. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Sudiyana,dkk. 2005. Supervisi Klinik. Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta, P3TK.

Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidian. Bandung: Sinar Baru.

Supardi. 2005. Penilaian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Sutisna, Oteng. (2003) Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis Untuk Praktik Profesiona., Bandung: Angkasa

Wiles. 2000. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Winataputra, Udin. S. (2007). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.