Menulis Artikel Jurnal Ilmiah
PENINGKATAN KOMPETENSI
MENULIS ARTIKEL JURNAL ILMIAH
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS PENELITIAN
PADA MAHASISWA PGSD FKIP UNS
Suhartono
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
The research is aimed to describe applying of The Learning Based Reseach Model in improving formal journal article writing skill at students of teacher education of elementary school FKIP UNS.Kebumen
This research uses qualitative-approach that is classroom action research which uses a model of self-reflection spiral, strarting from planning, acting, observing, and reflecting. The recearch subject were students of Teacher Education of Elementary School FKIP UNS Campus VI Kebumen including the subject lecturer. The technique of collecting data includes observation, and task writing. The data were analized using qualitative-analysis which include three steps: data reduction, providing data, and conclusion/verification.
The findings this research shows that The Learning Based Reseach Model improve the quality of formal journal article writing skill effectively at student of Teacher Education of Elementary School FKIP UNS Surakarta.
Kata Kunci: artikel, jurnal ilmiah, pembelajaran berbasis penelitian
PENDAHULUAN
Kualitas tulisan mahasiswa mencerminkan perpaduan hasil belajar menulis mahasiswa tersebut dan keefektifan dosen dalam pembelajaran menulis. Kendala dosen dalam pembelajaran menulis dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya kompetensi menulis dosen itu sendiri rendah, alokasi waktu yang disediakan kurang, strategi atau model yang digunakan kurang menunjang, media yang digunakan kurang mamadai, dan sebagainya. Kompetensi dosen dan model yang digunakan dalam pembelajaran merupakan faktor yang dominan dalam menentukan keberhasilan pembelajaran menulis.
Rendahnya kemampuan dosen dalam menulis akan mempengaruhi pembelajaran menulis di perguruan tinggi, terutama dalam penentuan model pembelajaran menulis. Hal ini menyebabkan pembelajaran menulis menjadi kurang menarik dan minat mahasiswa dalam menulis juga rendah. Akibatnya, mahasiswa dalam mengorganisasikan dan mengembangkan gagasan masih belum sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, kajian tentang model pembelajaran menulis yang inovatif merupakan hal yang perlu dilaksanakan.
Di antara kompetensi mata kuliah yang harus dimiliki oleh mahasiswa S-1 PGSD terkait dengan kompetensi menulis adalah menulis karya ilmiah, yang terdapat pada mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di semester I. Di samping itu, pada semester VII (transfer) terdapat mata kuliah Pembelajaran/Pendidikan Bahasa Indonesia yang dalam pelaksanaannya lebih banyak berorientasi pada pembela-jaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar. Mahasiswa semester VII transfer merupakan mahasiswa yang sudah lulus Program D-2 PGSD dan sudah menjadi guru di sekolah dasar, baik sebagai guru tidak tetap maupun guru tetap (CPNS/PNS). Sesuai dengan kondisi tersebut, mereka dituntut kreatif dalam melaksanakan tugas sebagai guru dan sebagai mahasiswa. Dalam melaksanakan tugas sebagai guru, mereka harus berusaha mengembangkan pembelajaran dengan model pembelajaran yang inovafit.
Keterampilan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang sangat kompleks. Banyak orang menemui kesulitan dalam menguasai keterampilan menulis (Isah Cahyani, 2010: 175). Menulis atau mengarang adalah mengungkapkan sesuatu dengan jujur, tanpa rasa emosional yang berlebihan, realistis dan tidak menghambur-hamburkan kata secara tidak perlu (Adolf Heuken, 2008: 10). Menurut Poteet (dalam Mulyono Abdurrahman, 1999: 224) menulis merupakan penggambaran visual tentang pikiran, perasaan, dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa penulisnya untuk keperluan komunikasi atau mencatat. Henry Guntur Tarigan (2008: 22) menyatakan bahwa menulis ialah melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpul-kan bahwa menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang kompleks sebagai komponen sistem komunikasi untuk mengungkapkan sesuatu yang menggambarkan pikiran, perasa-an, dan ide dengan jujur dan realistis ke dalam bentuk lambang-lambang grafik yang dilakukan seseorang untuk keperluan mencatat dan komunikasi.
Bila dibandingkan dengan keterampilan berbahasa yang lain (menyimak, berbicara, dan membaca), menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur asli bahasa yang bersangkutan sekalipun. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan berbagai unsur kebahasaan dan unsur di luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi isi karangan. Baik unsur bahasa maupun unsur isi harus terjalin erat sehingga menghasilkan karangan yang runtut dan padu (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 296).
Menulis adalah sebuah proses yang kompleks yang memperkenankan para penulis untuk menyelidiki atau memeriksa gagasan-gagasan dan ide-ide, dan membuatnya tampak dan kongkret. Menulis mendorong berpikir dan belajar untuk memberikan motivasi berkomunikasi dan membuat gagasan yang ada untuk dituangkan. Jika gagasan itu dituliskan, ide-ide dapat diperiksa, dipertimbangkan kembali, ditambahkan, disusun kem-bali, dan diubah Ghaith (2002: 2).
Sebuah tulisan artikel yang baik dapat dinyatakan sebagai penggabungan unsur-unsur tulisan sedemikian rupa sehingga seorang pembaca dapat mengalami atau menangkap makna yang diharapkan oleh penulis, memahami dasar pikiran penulis, dan menerima atau menolak pandangan penulis (Samra, 2001: 1). Dikemukakan pula bahwa tulisan yang efektif memerlu-kan syarat-syarat: (1) terfokus pada topik dan tidak mengandung informasi yang tidak berhubungan; (2) memiliki pola organisasi yang memungkinkan pembaca mengikuti aliran ide karena mengandung bagian awal, tengah, dan akhir yang menggunakan peralihan atau transisi; (3) mengandung ide-ide pendukung yang dikembangkan terus menggunakan rincian-rincian, contoh-contoh, bahasa yang gamblang, dan pilihan kata yang matang; (4) mengikuti kaidah-kaidah penulisan yang disepakati (misalnya, tanda baca, pemakaian huruf kapital, dan ejaan) dan memiliki struktur kalimat yang bervariasi (Samra, 2001: 2).
Artikel adalah karya tulis lengkap, misal laporan berita atau esai di majalah, surat kabar, dan sebagainya (Tim Penyusun Kamus, 2005: 66). Jurnal merupakan majalah yang khusus me-muat artikel dalam satu bidang ilmu tertentu (Tim Penyusun Kamus, 2005: 482). Menulis ilmiah merupakan kebalikan dari menulis fiksi. Menulis ilmiah akan menghasilkan tulisan ilmiah atau karya ilmiah. Karya ilmiah, penelitian ilmiah, dan berpikir ilmiah merupakan rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan satu sama lain. Berpikir ilmiah adalah landasan atau kerangka berpikir penelitian ilmiah. Dengan kata lain, penelitian ilmiah adalah operasonalisasi dari berpikir ilmiah. Sedangkan karya ilmiah adalah hasil atau produk dari penelitian ilmiah (Nana Sudjana, 2001: 11). Produk penelitian atas dasar berpikir ilmiah atau karya ilmiah dapat berupa makalah ilmiah, skripsi, tesis, dan disertasi.
Tulisan ilmiah memiliki ciri-ciri: (1) faktual objektif, merupakan pembahasan suatu hasil penelitian, faktanya sesuai dengan objek yang diteliti; (2) bersifat metodis dan sistematis, maksudnya dalam pembahasan masalah digunakan metode atau cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol melalui pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi; (3) menggunakan ragam bahasa ilmiah (baku dan lugas); (4) menggunakan istilah khusus yang berlaku sesuai dengan bidang studi atau disiplin masing-masing ilmu (Tim Bahasa Indonesia-Asmi, 2002: 3.3).
Karya tulis ilmiah menurut Suyanto dan Asep Jihad (2009: 27) merupakan serangkaian kegiatan penulisan berdasar-kan hasil pengkajian yang sistematis berdasar pada metode ilmiah, untuk mendapatkan jawaban secara ilmiah, terhadap permasalahan yang muncul sebelumnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa untuk memperjelas jawaban ilmiah yang akan dikaji, penulisan karya ilmiah harus menggali khazanah pustaka, guna melengkapi teori-teori atau konsep-konsep yang relevan dengan permasalahan yang ingin dijawabnya.
Model pembelajaran berbasis penelitian identik dengan model latihan penelitian (inquiry training) atau strategi belajar berbasis masalah (problem based learning). Model latihan penelitian bertolak dari kepercayaan bahwa perkembangan se-seorang agar mandiri menuntut metode yang dapat memberi kemudahan bagi para mahasisa untuk melibatkan diri dalam penelitian ilmiah (Udin S. Winataputra, 2005: 16). Adapun strategi belajar berbasis masalah merupakan strategi pembelajar-an dengan menghadapkan siswa pada permasalahan-permasa-lahan praktis sebagai pijakan dalam belajar atau siswa belajar melalui permasalahan-permasalahan (Made Wena, 2009: 91). Pembelajaran ini (pembelajaran berbasis masalah) merangsang siswa untuk menganalisis masalah, memperkirakan jawaban-jawabannya, mencari data, menganalisis, dan menyimpulkan jawaban terhadap masalah (Haris Mudjiman, 2007: 54; Paulina Pannen, Dina Mustafa, dan Mestika Sekarwinahyu, 2005: 85; Udin S. Winataputra, 2005: 17).
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa model atau strategi pembelajaran tersebut berangkat dari hal yang sama, yaitu permasalahan yang kemudian dicari jawabannya melalui kegiatan atau metode penelitian. Dalam pembelajaran menulis hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Isah Cahyani (2010: 180) tentang langkah-langkah pembelajaran menulis berbasis penelitian, yaitu: (1) mengidentifikasi masalah; (2) menentukan strategi penelitian; (3) mereproduksi data melalui kegiatan memverifikasi data untuk menguji hipotesis dan menyimpulkan; (4) merevisi; dan (5) mempublikasikan hasilnya.
Dengan pemilihan strategi mengajar yang tepat dan inovatif maka diharapkan kemampuan mahasiswa dalam menulis, terutama menulis ilmiah, dapat ditingkatkan. Pemilihan strategi yang inovatif ini juga sekaligus merangsang dosen untuk selalu mengadakan evaluasi diri dan berjiwa kreatif-inovatif.
Berdasarkan uraian di atas, kiranya perlu diadakan penelitian tindakan kelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menulis ilmiah bagi mahasiswa S-1 PGSD. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Model Pembelajaran Berbasis Penelitian dapat meningkatkan kompeten-si menulis artikel jurnal ilmiah pada mahasiswa PGSD FKIP UNS?
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mening-katkan kualitas pembelajaran menulis artikel jurnal ilmiah di PGSD. Adapun secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah Model Pembelajaran Berbasis Penelitian dapat meningkatkan kompetensi menulis artikel jurnal ilmiah pada mahasiswa PGSD FKIP UNS.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan (action research). Penelitian tindakan ini dilaksanakan dalam kawasan kelas sehingga disebut penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas dan upaya perbaikan ini dilakukan dengan melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban atas permasalahan yang diangkat dari kegiatan tugas sehari-hari di kelas (Kasihani Kasbolah, 2001).
Model penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem spiral refleksi diri yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (1990: 11) yang dimulai dengan rencana, tindakan, pengamatan, refleksi, dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan masalah.
Tempat penelitian ini adalah Program Studi PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen, Jalan Kepodang Nomor 67 A Kebu-men, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan sejak bulan April 2011 sampai dengan bulan November 2011, yaitu pada semester genap tahun akademi 2010-2011.
Subjek penelitian ini adalah semua mahasiswa semester VII (Transfer) Program PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen tahun akademi 2011/2012 beserta dosen pengampu mata kuliah dan dosen teman sejawat.
Data penelitian berupa data tentang perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dalam proses pembelajaran menulis artikel jurnal ilmiah yang dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia maupun dosen teman sejawat.
Sumber data dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester VII (transfer) Program Studi PGSD FKIP UNS Kampus VI Kebumen, dosen pengampu mata kuliah serta teman dosen teman sejawat.
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa (a) catatan lapangan, (b) evaluasi berupa tugas mahasiswa menulis karya/artikel jurnal ilmiah. Dalam hal ini, peneliti berkedudukan sebagai instrumen utama yang memiliki kemampuan untuk menyeleksi, menilai, menyimpulkan, dan memutuskan data (Lexy J. Moleong, 1989). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teknik observasi dan tes subjektif berupa tugas menyusun artikel jurnal ilmiah. Untuk kepentingan validitas/keabsahan data digunakan teknik triangulasi teori, data, sumber dan teknik pengumpulan data. observasi dan tes.
Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif, meliputi tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus-menerus selama dan setelah pengumpulan data, yaitu (1) reduksi data, (2) display/penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/ verifikasi (Miles & Huberman, 1992).
Indikator kinerja merupakan uraian tentang petunjuk-petunjuk atau tanda-tanda yang diharapkan muncul sebagai wujud keberhasilan dalam melakukan tindakan. Hasil yang ditargetkan sebagai indikator kinerja dalam penelitian ini secara umum adalah mahasiswa PGSD mampu membuat dan menghasilkan karya/artikel jurnal ilmiah sebagai salah satu kompetesi yang perlu dimiliki mahasiswa. Dalam perkembangan selanjutnya, produk artikel/karya jurnal ilmiah diharapkan dapat dipublikasikan, baik melalui majalah kampus atau media yang lebih luas yaitu jurnal penelitian. Jurnal ilmiah yang dihasilkan sesuai dengan kaidah penulisan jurnal.
Tahapan kegiatan dalam penelitian ini menggunkan model Kemmis dan Mc Taggart (1990) yang meliputi 4 tahap, yaitu (1) perencanaan/plan, (2) tindakan/action, (3) pengamatan/ observe, dan (4) refleksi/reflection. Tahapan ini dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan (spiral) sehingga ditemu-kan hasil yang optimal.
Tindakan ini dilaksanakan secara kolaboratif yang dida-sarkan pada perencanaan yang telah disusun. Dalam pelaksana-annya, tindakan ini dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia atau peneliti. Pada saat peneliti melakukan tindakan maka anggota peneliti bertindak sebagai obsrver, motivator, dan juga pengarah yang dapat memberikan masukan berkaitan dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan. Dengan demikian terjadi kolaborasi antara dosen pengampu mata kuliah dan dosen teman sejawat.
Adapun Pelaksanaan tindakan sesuai dengan rencana penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Tindakan I, menentukan tema, mengidentifaksi dan merumuskan masalah, dan menentu-kan strategi penelitian; (2) Tindakan II, melaksanakan penelitian dengan mereproduksi data melalui kegiatan memverifikasi data, menguji hipotesis, dan menyimpulkan; dan (3) Tindakan III, menulis artikel jurnal berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, merevisi, dan mempublikasikan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Berdasarkan lima tahapan tersebut, pada tindakan pertama yang dilaksanakan adalah (1) menentukan tema; (2) mengidentifikasi dan merumuskan masalah; dan (3) menentukan strategi penelitian. Dalam penentuan tema, mahasiswa diharap-kan mencari tema-tema yang relevan dengan disiplin ilmu yang dipelajarinya, yaitu yang berhubungan dengan pendidikan khu-susnya pendidikan di sekolah dasar. Pengidentifikasian masalah direncanakan dengan cara curah pendapat oleh mahasiswa. Adapun strategi penelitian yang direncanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) mengingat penelitian ini merupakan penelitian yang seharusnya dilakukan oleh guru dalam mening-katkan profesionalitasnya.
Diskusi kelas yang mereka lakukan tampaknya mampu menumbuhkan semangat mahasiswa untuk bisa menulis dan tidak hanya sekadar menghasilkan tulisan. Melalui diskusi kelas mahasiswa dapat berbagi informasi dan saling melengkapi. Dengan demikian diharapkan tulisan yang dihasilkan dapat memenuhi harapan.
Hasil yang diperoleh pada siklus pertama berupa proposal penelitian. Proposal yang dibuat mahasiswa disusun mengguna-kan sistematika sesuai dengan yang mereka peroleh dalam perkuliahan. Dengan demikian, bekal materi tentang metodologi penelitian memiliki andil yang cukup berarti dalam pelaksanaan penelitian ini. Oleh karena itu, kegiatan dapat dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Siklus II
Pada tindakan kedua mahasiswa mulai mengolah perma-salahan untuk diteliti dengan cara mereproduksi atau kegiatan memverifikasi data, menguji hipotesis, dan menyimpulkan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam pembelajaran nyata di kelas-kelas sekolah dasar. Karena mahasiswa sudah menjadi guru tidak tetap (wiyata bakti), maka sekolah yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah sekolah tempat mereka berwiyata bakti. Mereka melaksanakan penelitian secara berkelompok berdasar-kan tema, masalah, dan strategi penelitian yang telah dibuat pada tindakan pertama.
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010-2011. Sekolah yang digunakan sebagai tempat penelitian adalah lima SD sesuai dengan lokasi wiyata bakti mahasiswa, yaitu (1) SDN 1 Banyumudal, Kecamatan Buayan; (2) SDN 2 Klirong, Kecamatan Klirong; (3) SDN 2 Selang, Kecamatan Kebumen; (4) SDN 2 Candiwulan, Kecamatan Kebumen; dan (5) SDN Kembaran, Kecamatan Kebumen.
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran dan hasil observasi tersebut, mahasiswa mulai menyusunnya dalam bentuk laporan penelitian. Kegiatan ini merupakan verifikasi data untuk menguji hipotesis dan menyimpulkan.
Secara umum mahasiswa telah memahami prosedur pe-nelitian dan sistematika penulisan laporan penelitian. Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, mereka sudah dapat menerapkan media maupun metode pembelajaran inovatif sesuai dengan variabel yang diteliti. Hasil diskusi balikan oleh tim peneliti tentang pelaksanaan tindakan menunjukkan bahwa prosedur yang telah direncanakan dapat dilaksanakan dengan lancar.
Dalam hal penulisan laporan penelitian secara umum mereka sudah dapat menuliskan sesuai dengan substansi laporan penelitian, tetapi masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, misalnya ketidaksinkronan dalam pengutipan, kesalahan komposisi, dan ejaan. Ketidaksinkronan dalam penulisan nama dalam mengutip setelah dicermati ternyata bersumber dari cara mengutip yang salah. Kesalahan tersebut terjadi pada saat mengutip kutipan dalam kutipan orang lain (misalnya, pendapat A yang dikutip terdapat pada buku karangan B, dalam pengutipan mereka menulis langsung pendapat A, sedangkan dalam daftar pustaka yang muncul nama B). Kekurangcermatan dalam pengutipan dapat diatasi dengan koreksi yang dilakukan oleh anggota kelompok. Adapun masalah yang berhubungan kesalah-an komposisi, khususnya dalam pengalimatan yang kurang berstruktur dan pengorganisasian gagasan memerlukan penjelas-an/pembahasan sintaksis dan paragraf pada waktu tersendiri.
Siklus III
Kegiatan ini direncanakan pelaksanaannya di luar jam perkuliahan, namun dasar-dasar penulisan artikel jurnal tersebut dibahas dalam perkuliahan tatap muka. Kaidah penulisan jurnal yang digunakan mengikuti kaidah yang berlaku di FKIP UNS, yaitu Jurnal Paedagogia. Target yang ingin dicapai pada tindakan ini adalah dihasilkannya artikel atau jurnal ilmiah yang memenuhi kriteria penulisan. Mahasiswa diharapkan dapat menuangkan gagasan hasil penelitannya menjadi sebuah artikel jurnal. Setelah dihasilkan artikel, perlu diadakan semacam pembahasan atau evaluasi terhadap proses dan produk yang dihasilkan. Mereka mengerjakannya dalam kelompok masing-masing. Setiap kelom-pok diharuskan mebuat sebuah artikel. Dasar-dasar penulisan artikel dibahas dalam perkuliahan tatap muka, tetapi penyele-saian artikel dilakukan di luar jam perkuliahan agar tidak mengganggu jadwal perkuliahan yang sudah tersusun. Di samping itu, tugas ini memang memerlukan waktu khusus sehingga tidak mungkin kalau hanya dibatasi pada jam perkuliahan. Oleh karena itu, mahasiswa diberi kebebasan untuk menentukan sendiri waktu dan tempat mengerjakannya.
Pada tahap selanjutnya, melalui kegiatan klasikal, hasil atau produk mahasiswa dibahas atau didiskusikan di kelas untuk mendapatkan tanggapan dari mahasiswa lain. Pada tahap ini diharapkan produk yang dihasilkan mahasiswa benar-benar sesuai dengan yang diharapkan dari segi substansi, struk-tur/sistematika, dan pilihan kata atau diksi, serta ejaan.
Evaluasi dilakukan melalui bentuk diskusi klasikal dengan menganalisis substansi penulisan, sistematikan penulisan, pilihan kata, dan ejaan. Setiap kelompok mahasiswa menyampaikan/ memaparkan hasilnya dan menanggapi karya teman lain.
Secara substansial artikel jurnal yang dihasilkan sudah sesuai dengan kaidah/pedoman penulisan, khususnya dalam hal struktur tulisan atau sistematikanya. Dalam hal pemakaian bahasa dapat dikatakan bahwa artikel-artikel tersebut disusun dengan kaidah kebahasaan yang benar, tetapi masih ada kesalahan dalam komposisi tentang pemilihan/penggunaan kata. Dari sisi pemilihan kata terdapat kesalahan pemakaian kata “dan”, “tetapi”, dan “sehingga” yang diletakkan pada awal kalimat. Kata-kata tersebut merupakan konjungsi atau kata sambung yang seharusnya digunakan sebagai penghubung antarkalimat.
Aspek atau unsur penulisan yang merupakan kesalahan lain adalah penerapan kaidah ejaan yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut. Penulisan di sebagai kata depan dirancukan dengan di- sebagai awalan. Awalan di- yang seharusnya dirangkai dalam penulisannya dipisahkan sebagaimana dalam penulisan kata: di lakukan, di sebabkan, di gunakan, di tuntut, di jadikan, di bentuk, di pakai, dan sebagainya. Sebaliknya, penulisan di sebagai kata depan yang seharusnya dipisahkan, penulisannya dirangkai seperti: diatas, dimasa, dibidang, dimana, diantara, dan sebagainya.
Segala kekurangan yang terjadi dalam proses penulisan artikel jurnal ilmiah ini dapat dianggap sebagai hal wajar dalam sebuah proses pembelajaran. Tanpa kesalahan dalam pembela-jaran merupakan hal yang sangat jarang terjadi. Kesalah-an/kekurangan harus disikapi secara positif karena tidak ada belajar tanpa salah.
Pembahasan
Pada siklus pertama, mahasiswa menentukan tema, mengidentifikasi dan merumuskan masalah, dan menentukan strategi penelitian. Hasil yang diperoleh pada siklus pertama berupa proposal penelitian. Proposal yang dibuat mahasiswa disusun menggunakan sistematika sesuai dengan yang mereka peroleh pada mata kuliah Metodologi Penelitian. Dengan demikian, bekal materi tentang metodologi penelitian memiliki andil yang cukup berarti dalam pelaksanaan penelitian ini.
Kemampuan mahasiswa dalam menyusun proposal penelitian di samping memberikan arah pada kegiatan tahap berikutnya, sebenarnya memiliki manfaat lain. Di perguruan tinggi sering diselenggarakan lomba karya tulis mahasiswa. Pengalaman menyusun proposal tersebut sebenarnya memiliki manfaat lain bagi mahasiswa, yaitu dapat memanfaatkan tulisan tersebut untuk berpartisipasi atau berkompetisi dalam lomba penulisan karya ilmiah yang diadakan.
Penulisan proposal penelitian bagi mahasiswa merupakan petunjuk sebagai arahan dalam melaksanakan penelitian. Mereka memanfaatkan berbagai sumber untuk mengkaji hubugan antar variabel penelitian dengan penalaran yang logis sehingga terlatih untuk berpikir secara ilmiah.
Selanjutnya, dalam siklus kedua, mahasiswa melaksa-nakan penelitian dengan mereproduksi data melalui kegiatan memverifikasi data, menguji hipotesis, dan menyimpulkan. Pelaksanaan penelitian ini di samping meningkatkan kompetensi mengajar, juga melatih mahasiswa menguji dan menganalisis hubungan antarvariabel penelitian yang telah dituliskan dalam proposal penelitian, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar dalam menarik kesimpulan.
Dalam penulisan laporan penelitian secara umum mereka sudah dapat menuliskan sesuai dengan substansi laporan peneli-tian, walaupun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, misalnya ketidaksinkronan dalam pengutipan, kesalahan kompo-sisi, dan ejaan sebagai akibat dari kekurangcermatan dalam pengutipan.
Pada siklus ketiga mahasiswa menulis artikel jurnal nilmiah berdasarkan laporan penelitian yang trlah disusun. Jika dilihat dari produk yang dihasilkan mahasiswa berupa artikel jurnal ilmiah dapat dikemukakan bahwa mahasiswa telah mampu menerapkan kaidah penulisan artikel jurnal sebagai hasil sebuah penelitian. Produk tersebut nantinya dapat meningkatkan profesionalisme guru karena guru yang profesional diharapkan dapat menulis karya ilmiah. Di samping menghasilkan produk tulisan, model pembelajaran ini akan dapat meningkatkan kuali-tas pembelajaran di sekolah karena guru akan selalu berusaha mencari, menemukan, serta menerapkan pembelajaran yang inovatif di kelasnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam tiga siklus/tindakan, dapat disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Penelitian efektif digunakan dalam meningkatkan kompetensi menulis artikel jurnal ilmiah pada mahasiswa PGSD FKIP UNS.
Model pembelajaran ini meliputi langkah-langkah (1) mengidentifikasi masalah; (2) menentukan strategi penelitian; (3) mereproduksi data melalui kegiatan memverifikasi data untuk menguji hipotesis dan menyimpulkan; (4) merevisi; dan (5) mempublikasikan hasilnya. Kelima langkah tersebut dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu (1) penyusunan proposal penelitian, (2) pelaksanaan penelitian dan penulisan laporan, dan (3) penulisan artikel jurnal ilmiah.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat dikemukakan saran-saran bagi pihak-pihak sebagai berikut.
1. Dosen PGSD
Dosen PGSD diharapkan dapat mengembangkan perkuliahan menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Penelitian agar mahasiswa terlatih berpikir ilmiah untuk mela-kukan suatu tindakan penelitian dan mengembangkan pem-belajarannya di kelas.
2. Pimpinan Fakultas
Fasilitas kampus khususnya perpustakaan dan laboratorium komputer/internet perlu ditingkatkan. Pening-katan perpustakaan tersebut meliputi kuantitas referensi yang tersedia di perpustakaan dan kualitas yang berupa sumber pustaka yang variatif dan up to date sehingga mahasiswa dapat terlayani dan dapat menggunakannya secara maksimal.
3. Pimpinan Program Studi
Hasil karya mahasiswa berupa haail-hasil penelitian, makalah, skripsi, maupun dokumen tertulis lainnya hendak-nya dipajang secara terbuka di perpustakaan agar dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa juniornya. Hal ini dimaksudkan agar karya tersebut dapat dijadikan bahan analisis tentang struktur, sistematika, atu substansinya dalam forum diskusi sehingga dapat dihasilkan karya-karya berukutnya yang lebih bermutu.
4. Mahasiswa
Mahasiswa hendaknya selalu meningkatkan motivasi untuk meneliti dan menulis dengan kesadaran sendiri. Tidak perlu khawatir dalam melakukan kesalahan menulis karena kesalahan merupakan suatu hal yang pasti terjadi pada orang yang belajar. Mempublikasikan tulisan melalui majalah kampus atau media masa lain merupakan hal yang layak dilakukan dan perlu dicoba untuk menggali dan mengem-bangkan potensi yang dimiliki mahasiswa. Pada tahap selanjutnya, kemampuan menulis yang telah dimiliki akan menujang kompetensi keguruan sehingga dapat meningkat-kan profesionalitasnya.
Daftar Pustaka
Adolf Heuken. 2008. Teknik Mengarang. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Penerbit Kanisius |
Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. |
Ghaith, Ghazi. 2002. Writing. American University of Beirut. Diunduh dari http://nadabs.tripod.com/ghaith-writing.html pada tanggal 10 September 2005. |
Haris Mudjiman. 2007. Belajar Mandiri. Cetakan kedua. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press. |
Henry Guntur Tarigan. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Edisi Revisi. Bandung: Angkasa. |
Isah Cahyani. “Peningkatan Kemampuan Menulis Makalah melalui Model Pembelajaran Berbasis Penelitian pada Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia”. Jurnal Penelitian Sosiohumanika, 3(2) 2010. Diunduh dari http://www.sosiohumanika-jpssk.com/sh_files/File/02.isah.upi.sosio.nov. 2010.pdf pada tanggal 17 Februari 2011. |
Kasihani Kasbolah. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang. |
Kemmis, Stephen & Robon Mc Taggart. 1990. The Action Research Planner. Third Edition. Victoria: Deakin University. |
Lexy J. Moleong. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Karya. |
Made Wena. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional. Jakarta: PT Bumi Aksara. |
Milles, M.B. & Huberman, A.M. 1992. Qualitative Data Analysis. Baverly Hills: Sage Publisher. |
Mulyono Abdurrahman. 1999. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. |
Nana Sudjana. 2001. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah Makalah-Skripsi-Tesis-Disertasi. Cet. Ke-6. Bandung: Sinar Baru Algesindo. |
Paulina Pannen, Dina Mustafa, dan Mestika Sekarwinahyu. 2005. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, UniversitasTerbuka. |
Samra, Nada Abi. 2001. Teaching Writing-Approach & Activities. American University of Beirut. Diunduh dari http://nadabs.tripod.com/writing pada tanggal 16 September 2005. |
Suyanto dan Asep Jihad. 2009. Betapa Mudah Menulis Karya Ilmiah. Yogyakarta: Penerbit Eduka. |
Tim Penulis Bahasa Indonesia-Asmi. 2002. Materi Pokok Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka. |
Tim Penyusun Kamus. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi III Cetakan ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. |
Udin S. Winataputra. 2005. Model-model Pembelajaran Inovatif. Cetakan ke-5. Jakarta: PAU-PPAI, UniversitasTerbuka. |