METODE ACTIVE OBSERVATION AND FEEDBACK LEARNING
PENERAPAN METODE ACTIVE OBSERVATION AND FEEDBACK LEARNING DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN
(BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN) PADA SISWA KELAS X-TSM–1
DI SEMESTER GENAP DI SMK NEGERI 1TENGARAN,
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Siti Rokhatun
Guru SMK Negeri 1 Tengaran Kec. Tengaran, Kab. Semarang
ABSTRAK
Melalui Penerapan model Active Observation and Feedback Learning (Pembelajaran yang mengembangkan Observasi dan Memberikan Masukan) ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya siswa Kelas X-TSM-1 di semester Genap SMK Negeri 1 Tengaran, Kab. Semarang tahun 2012/2013., dengan indikator sebagai berikut: 1). Tingkat kebosanan siswa dengan metode konvensional yang itu-itu saja dapat dikurangi, 2). Interaksi antar siswa lebih meningkat, 3). Siswa lebih aktif dan kreatif, 4). Situasi dan kondisi kelas lebih dinamis, 5). Menjadikan guru lebih termotivasi untuk mencari metode-metode baru dalam pembelajara. Sehingga dalam penelitian ini dapat dilihat melalui hasil pendataan pada siklus I dapat dikatakan bahwa 1) siswa yang mendapat nilai 44 ada 1 siswa atau 2,5%. 2) Siswa yang mendapat nilai 46 ada 1 siswa atau 2,5%. 3) Siswa yang mendapat nilai 48 ada 6 siswa atau 15%. 4) Siswa yang mendapat nilai 50 ada 1 siswa atau 2,5%. 5) Siswa yang mendapat nilai 52 ada 2 siswa atau 5%. 6) Siswa yang mendapat nilai 54 ada 1 siswa 2,5%. 7) Siswa yang mendapat nilai 56 ada 3 siswa atau 7,5%. 8) Siswa yang mendapat nilai 58 ada 1 siswa atau 2,5%. 9) Siswa yang mendapat nilai 64 ada 1 siswa atau 2,5%. 11) Siswa yang mendapat nilai 68 ada 5 atau 12,5%. 12) Siswa yang mendapat nilai 70 ada 5 atau 12,5%. 13) Siswa yang mendapat 72 ada 5 atau 12,5%. 14) Siswa yang mendapat nilai 76 ada 2 atau 5%. 15) Siswa yang mendapat nilai 80 ada 4 siswa atau 10%. 16) Siswa yang mendapat nilai 82 ada 1 siswa atau 2.5%. Berdasarkan KKM yang sudah ditentukan pada pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Tengaran, Kab. Semarang tahun 2012/2013. yaitu 6,80. Maka sebanyak 18 siswa dinyatakan belum tuntas. Dan pada suklus ke II dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Siswa yang mendapat nilai 52 ada 2 siswa atau 5%. 2) Siswa yang mendapat nilai 54 ada 1 siswa atau 2,5%. 3) Siswa yang mendapat nilai 56 ada 2 siswa ada atau 5%. 4) Siswa yang mendapat nilai 58 ada 3 siswa atau 7,5%. 6) Siswa yang mendapat nilai 62 ada 3 siswa atau 7,5%. 6) siswa yang mendapat nilai 62 ada 1 siswa atau 2,5%, 7) Siswa yang mendapat nilai 68 ada 3 siswa atau 7,5%. 8) Siswa yang mendapat nilai 70 ada 7 siswa atau 17,5%. 9) Siswa yang mendapat nilai 72 ada 4 siswa atau 10%. 10) Siswa yang mendapat nilai 76 ada 5 siswa atau 12,5%. 11) Siswa yang mendapat nilai 78 ada 2 siswa atau 5%. 12) Siswa yang mendapat nilai 80 ada 2 siswa atau 5%. 13) Siswa yang mendapat nilai 82 ada 1 siswa atay 2,5%. 14) Siswa yang mendapat nilai 90 ada 4 siswa atau 10%. 15) siswa yang mendapat nilai 100 ada 1 siswa atau 2,5%. Dalam penelitian dapat dinyatakan Tuntas.
Kata Kunci: Metode Active Observation and Feedback Learning, Prestasi Belajar Prakarya dan Kewirausahaan
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pelajaran Kewirausahaan di Sekolah Menengah Kejuruan merupakan mata pelajaran wajib B, maka kalau guru tidak pandai memikat metode mengajar yang cocok dan sesuai dengan keadaan siswa juga pelajaran itu tidak akan di ikuti dengan baik oleh peserta didik sehingga anak pada waktu ulangan mendapatkan nilai yang jelek. Berangkat dari rendahnya hasil yang di peroleh anak tersebut. Masalah ini muncul karena beberapa sebab dan banyaknya hambatan yang di temui guru dalam melaksanakan tugasnya dalam kurikulum yang di tuntut dan sistem evaluasi yang diterapkan oleh guru kurang memperhitungkan perbedaan kemampuan di antara siswa dalam belajar serta akan menekankan dalam tugas selanjutnya berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa semangat belajar siswa mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan sangat rendah oleh karena itu peneliti mencoba dengan menggunakan metode Pembelajaran kooperatif siswa dapat tergugah mengikuti pelajaran dengan baik karena anak di wajibkan untuk ikut berfikir dalam kelompoknya yang nanti akan dimintai laporan presentasi sebagai hasil diskusi kelompok masing – masing di muka kelas yang selanjutnya akan di tangapi oleh kelompok dengan siswa yang lain. Terwujudnya sistem iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu guna memperteguh akhlak mulia, kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, sehat, disiplin dan bertanggung jawab, memiliki ketrampilan serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka meningkatkan kualitas manusia Indonesia.
Dalam memajukan dan meningkatkan pendidikan perlu adanya penciptaan metode dan media pendidikan sebagai alat penunjang pendidikan anak tingkat dasar, maka peningkatan mutu pendidikan perlu mendapatkan penanganan yang sungguh – sunguh, walaupun telah banyak maka yang di lakukan namun kenyataan masih dalam sesuai dengan harapan kita. Hal ini di sebabkan oleh berbagai faktor yang sangat terkait. Salah satu faktor adalah gagalnya anak adalah dengan model pembelajaran atau model guru yang tidak cukup dalam proses belajar mengajar di kelas di samping itu tidak sedikit guru yang kurang memahami materi pelajaran yang di ajarkan sekarang tidak sedikit siswa merasa jemu dan kurang memperhatikan pelajaran.
Untuk memecahkan masalah pembelajaran yang demikian perlu melakukan upaya antara lain dengan menggunakan model Pembelajaran Active Observation and Feedback Learning (Pembelajaran yang mengembangkan Observasi dan Memberikan Masukan) di harapkan dapat memotivasi dalam menambah keberanian siswa dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran secara menyenangkan dan dapat menambah semangat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas.
Dari kenyataan tersebut diatas pemerintah Indonesia melalui Departemen Pendidikan Nasional berupaya untuk mengembangkan sistem pendidikan yang dirasa sangat penting untuk menuju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dengan mengadakan pembaharuan-pembaharuan kurikulum serta perbaikan dan pengembangan dalam sistem pengajarannya. Pada dasarnya pengajaran merupakan dasar suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar (KBM) melalui proses kegiatan yang terpadu yang berkesinambungan yaitu kegiatan siswa belajar dan kegiatan guru mengajar untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tantangan kedepan pada dunia pendidikan semakin lama semakin keras, apalagi kualitas sumber daya manusia (SDM) sebagai modal dasar pembangunan Nasional yang kurang memadai, untuk itu perlu sekali ditingkatkan dan dikembangkan. Dalam dunia pendidikan mempunyai peranan yang cukup besar dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia tersebut. Sejalan dengan itu pembentukan masyarakat Indonesia perlu kiranya mencermati visi pendidikan nasional dan sirumuskan sebagai pendidikan yang mengutamakan kemandirian menuju keunggulan untuk meraih kemajuan dan kemakmuran berdasarkan Panacasila. Serta rumusan visi itu yang telah dijabarkan dalam Garis-Garis Besar Haluan (GBHN) tahun 1999 dan telah menetapkan misi pendidikan antara lain:
Kebiasaan yang sering terjadi pada suatu proses pembelajaran dilakukan di dalam kelas dan guru nantinya yang akan mengatur seluruh aktivitas dalam proses pembelajaran dan selanjutnya diartikan sebagai kegiatan yang ditujukan untuk pembelajaran siswa. Dalam proses pembelajaran masih sering ditemui adanya kecenderungan meminimalkan keterlibatan siswa. Dominasi guru dalam proses pembelajaran menyebabkan kecenderungan siswa lebih bersifat pasif, sehingga mereka lebih banyak menunggu apa yang ditugaskan dan instruktur dari guru, daripada mencari dan menemukan sendiri pengetahuan, ketrampilan ataupun sikap yang mereka butuhkan.
Dalam modal pembelajaran yang dilakukan di dalam dan di luar kelas guna menjadikan siswa lebih aktif adalah pembelajaran Active Observation and Feedback Learning (Pembelajaran yang mengembangkan Observasi dan Memberikan Masukan) atau yang sering disebut dengan mencari patner, model ini lebih mengedepankan kerjasama dan toleran antar sesama siswa. Metode ini nantinya akan mengakrabkan antar siswa. Melalui komunikasi dan kerja sama antar siswa untuk sehingga siswa dapat menghubungkan mata pelajaran dengan kehidupan nyata, dan pembelajaran yang memotovasi siswa agar mampu menghubungkan pengetahuan/pelajaran dan ilmu terapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat. Dari kegiatan pembelajaran yang demikian ini, diharapkan dapat mendorong munculnya lima bentuk cara belajar siswa yaitu:
1. Siswa dapat menghubungkan situasi sehari-hari dengan informasi yang diserap.
2. Siswa dapat menemukan sendiri konsep-konsep baru
3. Siswa dapat menerapkan konsep dan informasi di depan
4. Siswa dapat mengkoordinasikan konsep dan informasi yang diperoleh dari pelajaran.
5. Siswa dapat mentrasnfer konsep dan informasi yang dimiliki kepada pelajar lain (tutor sebaya) Nurhadi 2002
Pembelajaran yang dirumuskan dalam misi pendidikan tampaknya terealisasikan pada bentuk pembelajaran dan tidak lagi menempatkan bahwa guru sebagai subyek dan pusat sumber belajar sebagaimana pada pembelajaran konvensional. Prinsip kreatif dan inovatif juga ditampakkan pada penyelidikan terbuka mencetuskan dan mempertahankan ide berfikir keras sampai pada batas kemampuan siswa untuk memecahkan masalah. Menetapkan dan mengikuti standart sendiri, dan mencetuskan cara-cara baru dalam memandang persoalan. Sehingga pembelajaran tidak lagi bersifat konvensional (metode ceramah). Proses ini hanya menekankan pada pencapaian tuntutan kurikulum dan penyampaian materi semata dari pada pengembangan kemampuan belajar dan membentuk individu. Dalam kondisi seperti tersebut diatas tidak akan menumbuh kembangkan aspek kemampuan dan aktivitas siswa seperti yang kita harapkan. Dari pengalaman dan pengamatan mengajar di SMK Negeri 1 Tengaran, penulis ingin menunjukkan bahwa pada pelajaran Kewirausahaan masih dianggap pelajaran yang sulit dan menakutkan, bahkan anggapan beberapa siswa banyak yang takut, bosan dan jenuh dalam mengikuti pelajaran, disamping itu guru masih banyak yang monoton dalam proses mengajar, sehingga hasil dari nilai evaluasi juga kurang memuaskan, masih banyak nilai yang diperoleh siswa dibawah KKM yaitu 6,5. dalam hal ini penulis ingin memperbaiki keadaan tersebut diatas dengan mencobakan suatu strategi pembelajaran, yaitu pendekatan pembelajaran yang membuat siswa dapat belajar lebih aktif, dimana siswa lebih berpartisipasi aktif dalam semua kegiatan dan dominan daripada kegiatan guru.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas dalam mengatasi permasalahan pembelajaran dengan menggunakan metode yang sering disebut Active Observation and Feedback Learning (Pembelajaran yang mengembangkan Observasi dan Memberikan Masukan). Maka Penelitian Tindakan kelas dengan Judul: Penerapan Metode Active Observation and Feedback Learning dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Prakarya dan Kewirausahaan dengan Materi Budidaya Tanaman Sayuran pada Siswa Kelas X-TSM 1 di Semester Genap di SMK Negeri 1 Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan metode Active Observation and Feedback Learning (Pembelajaran yang mengembangkan Observasi dan Memberikan Masukan) dapat meningkatkan prestasi belajar Prakarya dan Kewirausahaan dengan Materi Budidaya Tanaman Sayuran pada siswa Kelas X-TSM 1 di Semester Genap di SMK Negeri 1 Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2012//2013.
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi belajar Prakarya dan Kewirausahaan dengan Materi Budidaya Tanaman Sayuran pada siswa Kelas X-TSM-1 di Semester Genap di SMK Negeri 1 Tengaran, Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2012/2013.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Prestasi belajar
Prestasi Prestasi
Menurut Suhardi (1998. 48) prestasi adalah penguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap arah pilih jabatan dikemudian hari. Sedangkan instrumen oleh guru maupun achievement test.
Poerwodarminto (1982. 108) dalam kamus bahasa Indonesia menyatakan prestasi adalah “kemampuan siswa yang semaksimal mungkin dari hasil yang dicapai”.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai serang setelah berupaya dengan kesadaran dan kerja keras disertai dengan kemauan yang kuat. Menurut kamus Bahasa Indonesia karangan WJS. Poerwodarminto, “ Prestasi adalah hasil yang dicapai, dilakukan, dikerjakan dan sebagainya. “ (1984: 768). Sedangkan belajar menurut Slameto, dalam bukunya belajar sebagai berikut, “ Suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan “ (1988: 2).
Pengertian Belajar
Wasty Soemanto (1999. 99) menyatakan belajar adalah proses sedemikian rupa sehingga tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek, latihan atau pengalaman. Dari definisi diatas dapat dikemukakan beberapa elemen penting yang mencirikan tentang belajar.
Belajar merupakan proses dasar perkembangan hidup manusia. Dengan belajar manusia melakukan perubahan kualitas individu, sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil belajar.
MODEL PEMBELAJARAN ACTIVE OBSERVATION AND FEEDBACK LEARNING
Adalah model pembelajaran yang mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif dengan cara. Model ini menggunakan media yang berupa kartu.
Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam model pembelajaran Active Observation and Feedback Learning (Merupakan model pembelajaran yang diterapkan didalam maupun diluar kelas dengan dengan mengembangkan kompetensi dasar siswa. (Nurhadi 2007. 252)
Langkah – langkah:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban
2. Setiap siswa mendapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal kartu yang dipegang
4. Setiap siswa yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point
6. Setelah satu babak kartu dikocoklagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya
7. Demikian seterusnya
8. Kesimpulan
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas X_TSM-1 di Semester Genap di SMK Negeri 1 Tengaran, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Waktu Penelitian
Dilaksanakan pada bulan Maret 2013, sampai dengan Mei 2013. Sesuai dengan pokok bahasan Mendiskripsikan Budidaya Tanaman Sayuran di lingkungan Keluarga.
Subyek Penelitian
Dilakukan pada siswa Kelas X-TSM-1 di Semester Genap di SMK Negeri 1 Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013. Sesuai dengan pokok bahasan Budidaya Tanaman Sayuran.
Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan kegiatan belajar mengajar dengan gabungan metode ceramah dengan metode simulasi, dan tes formatif.
Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
HASIL PENELITIAN
Siklus I
Tahap ini guru mensosialisasikan pembelajaran dengan kompetensi dasar: Mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan dalam mendukung proses produksi budidaya budidaya tanaman pangan dan mempraktikkan Budidaya Tanaman Pangan sesuai teknik dan prosedur dengan berbagai macam metode dan variasi metode.
Selanjutnya guru bekerja sama dengan teman sejawat yang sejurusan untuk ikut mengamati proses belajar mengajar yang sedang berlangsung.
1. Hasil observasi
Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran dengan variasi metode ternyata dari 32 siswa yang melakukan kegiatan pembelajaran ini a) perhatian siswa ada 28 atau 70%, b) siswa yang aktif bertanya 15 anak atau 37,5%, c) siswa yang aktif mengeluarkan pendapat 12 anak 30%, d) tingkat kedisiplinan siswa 3 anak atau 37,5%.
Dilihat dari data di atas memperoleh nilai rata-rata 6,36 yang mana nilai tersebut masih di bawah KKM Prakarya dan Kewirausahaan yaitu 6,80.
Berdasarkan KKM yang sudah ditentukan pada pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Tengaran, Kab. Semarang tahun 2012/2013. yaitu 6,80. Maka sebanyak 18 siswa dinyatakan belum tuntas. Maka dengan ini yang ada kaitannya dengan siswa yang belum tuntas diadakan remidi/perbaikan, sedangkan yang sudah tuntas diberi pengayaan.
2. Refleksi
Dilihat dari hasil observasi pada siklus I penerapan pembelajaran belum sepenuhnya hasil yang dicapai optimal, sebab:
a. Tingkat pemahaman siswa terhadap materi belum sepenuhnya
b. Keaktifan siswa dalam bertanya juga belum sepenuhnya
c. Belum banyaknya siswa dalam mengeluarkan pendapat
d. Tingkat kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang.
Dari refleksi tersebut diatas maka perlu diadakan tindakan ke siklus II.
Siklus II
1. Hasil Observasi
Berdasarkan refleksi pada siklus I guru berusaha memberikan pemahaman terhadap materi yang masih menggunakan model materi yang masih menggunakan model Active Observation and Feedback Learning (Pembelajaran yang mengembangkan Observasi dan Memberikan Masukan). Pada siklus II kompetensi dasar yang kami gunakan adalah pelaku Budidaya Tanaman Sayuran rumah tangga masyarakat dengan materi pembelajaran peranan rumah tangga dalam mempraktikkan Budidaya. Dalam menyiapkan rencana pembelajaran kami memperhatikan hasil tindakan pada siklus I, sedangkan referensi yang kami gunakan masih sama, demikian media pembelajaran yang berupa kartu soal dan kartu jawaban juga sama
Setelah guru menjelaskan bagaimana cara pelaksanaannya dan langkah dalam model pembelajaran Active Observation and Feedback Learning (Pembelajaran yang mengembangkan Observasi dan Memberikan Masukan) /, maka diperoleh hasil observasi dibawah ini.
Hasil Observasi
Dilihat dari data memperoleh nilai rata-rata 71.2 yang mana nilai tersebut diatas sudah diatas KKM pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan tahun 2012/2013. yaitu 68.0.
Berdasarkan KKM yang sudah ditentukan pada Prakarya dan Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Tengaan Kabupaten Semarang yaitu 7,8. maka masih terdapat 11 siswa dinyatakan sudah tuntas maka dengan ini yang ada kaitannya dengan siswa yang sudah tuntas diadakan remidi/perbaikan sedangkan yang sudah tuntas diberi pengayaan. Dan dari rata-rata nilai yang diperoleh siswa Kelas X TSM 1 SMKN 1 Tengaran Kab. Semarang: 71.2. Nilai tersebut sudah diatas dari KKM yang ditentukan pada pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan tahun Pelajaran 2012/2013.
2. Refleksi
Dalam siklus II dapat dilihat sebagai berikut:
a. Pemahaman siswa terhadap materi lebih menyeluruh, terbukti hasil ketuntasan meningkat
b. Kerja sama dan komunikasi antara sesama siswa dapat lebih terjalin.
c. Keadaan kelas menjadi lebih mudah dikelola dan terkoordinasi lebih baik.
d. Dapat memotivasi siswa untuk gemar mengerjakan soal-soal Akuntansi, sehingga akan lebih mudah menemukan pasangan.
Dari pengamatan data di atas tingkat keberhasilan menunjukkan peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Dengan metode Active Observation and Feedback Learning (Pembelajaran yang mengembangkan Observasi dan Memberikan Masukan) ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya siswa Kelas X-TSM-1 di semester Genap di SMK Negeri 1 Tengaran, Kab. Semarang tahun 2012/2013. dengan indikator sebagai berikut: 1). Tingkat kebosanan siswa dengan metode konvensional yang itu-itu saja dapat dikurangi, 2). Interaksi antar siswa lebih meningkat, 3). Siswa lebih aktif dan kreatif, 4). Situasi dan kondisi kelas lebih dinamis, 5). Menjadikan guru lebih termotivasi untuk mencari metode-metode baru dalam pembelajara.
Sehingga dalam penelitian ini dapat dilihat melalui hasil pendataan pada siklus I dapat dikatakan bahwa berdasarkan KKM yang sudah ditentukan pada pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Tengaran, Kab. Semarang tahun 2012/2013. yaitu 6,80. Maka sebanyak 18 siswa dinyatakan belum tuntas.
Dan pada suklus ke II dapat disimpulkan sebagai berikut Berdasarkan KKM yang sudah ditentukan pada pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di SMK Negeri 1 Tengaran, Kab. Semarang tahun 2012/2013. yaitu 7,8. maka masih terdapat 11 siswa dinyatakan sudah tuntas.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan dengan metode pembelajaran Active Observation and Feedback Learning (Pembelajaran yang mengembangkan Observasi dan Memberikan Masukan)
2. Dengan metode pembelajaran take a match dapat meningkatkan nilai pada kompetensi dasar peranan rumah tangga keluarga dalam pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan pada Kelas X-TSM-1 di SMK Negeri 1 Tengaran, Kab. Tengaran tahun 2012/2013.
3. Dapat mendorong kreatifitas siswa dalam menemukan jawaban dengan mencari jawaban yang cocok.
4. Komunikasi interaktif antar siswa lebih aktif
Saran
1. Guru harus banyak menambah wawasan dalam pengembangan inovasi belajar mengajar.
2. Guru harus banyak menguasai materi, agar proses belajar mengajar lebih dinamis.
3. Persiapan guru dalam metode ini harus benar-benar siap, terutama media pembelajaran berupa kartu soal dan kartu jawaban.
DAFTAR PUSTAKA
Depertemen Pendidikan Nasional 2003, pengembangan kurikulum berbasis kompetensi.
GBHN ketetapan MPR RI No. IV / MPR / 1999
Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalyono. M. 2001. Psikologi Pendidikan: penerbit Rineka Cipta Jakarta
Harjanto 2003, Perencanaan Pengajaran. Penerbit Rineka Cipta Jakarta
Nurhadi. 2005. Kurikulum 2004 Pertanyaan dan Jawaban penerbit Gramedia Widiasarana Indonesia.