PENERAPAN METODE DIALOG INTERAKTIF BERBANTUAN

VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATERI “ALLAH PENOLONGKU YANG SETIA”

PADA MAPEL PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN SISWA KELAS IV SEMESTER I SDN NGADIKERSO 02 KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Wihat Supriyati

SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono Kabupaten Semarang

 

ABSTRAK

Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Pendidikan Agama Kristen tentang “Allah Penolongku Yang Setia” belum maksimal. Dari hasil ulangan Pendidikan Agama Kristen ternyata hanya 1 (25,00%) dari 3 siswa yang beragama Kristen kelas IV SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang yang memperoleh nilai tuntas 70. Adapun nilai rata-rata Pendidikan Agama Kristen adalah 65,00. Rata-rata nilai tersebut belum mencapai syarat ketuntasan klasikal yaitu 70. Untuk itu dibutuhkan keterampilan para guru dalam menentukan dan memilih metode dan model pembelajaran. Pemecahan masalah yang dilakukan guru yaitu dengan metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran. Penelitian ini menggunakan jenis PTK (penelitian tindakan kelas), dilaksanakan di SD Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang pada bulan Agustus-September 2018 Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah: siswa Kelas IV yang berjumlah 3 siswa beragama Kristen. Hasil penelitian: (1) Nilai hasil belajar pada prasiklus diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 65,00. Pada Siklus I diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 71,30. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar 6,3. Pada siklus II hasil belajar menunjukkan rata-rata 80,00. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 8,8; (2) Hasil observsi terhadap ketuntasan belajar siswa pada prasiklus menunjukkan pada tingkat 25,00% pada kategori kurang baik. Pada siklus I ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 75,00% pada kategori cukup baik. Terjadi peningkatan sebesar 50,00%. Pada siklus II, ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 100% pada kategori sangat baik. Peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 25,00%. Berdasarkan indikator keberhasilan ditentukan ketuntasan belajar klasikal adalah 80% maka ketuntasan dan hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai.

Kata kunci: ketuntasan belajar, hasil belajar, metode dialog interaktif, video pembelajaran.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar yang sedang berlangsung dipengaruhi oleh berbagai faktor atau kondisi tertentu. Menurut Slameto (2010:54), faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu faktor intern dan ekstern. Sedangkan Gagne (Zunita, 2010:14), tiga komponen penting dalam kegiatan belajar yaitu kondisi internal, eksternal dan hasil belajar. Hasil belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang berkaitan dengan diri siswa, diantaranya adalah kemampuan, minat, motivasi, keaktifan belajar dan lain-lain. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa, diantaranya adalah media pembelajaran.

Media pembelajaran menurut Derek Rowntree dalam Ahmad Rohani (1997:7), berfungsi: (a) membangkitkan motivasi belajar, (b) mengulang apa yang telah dipelajari, (c) menyediakan stimulus belajar, (d) mengaktifkan respon peserta didik, (e) memberikan balikan dengan segera, (f) menggalakkan latihan yang serasi. Berdasarkan pendapat McKnown (Ahmad Rohani, 1997:8) fungsi media pembelajaran ada empat, yaitu: (1) mengubah titik berat pendidikan formal, yaitu dari pendidikan yang menekankan pada instruksional akademis penjadi pendidikan yang mementingkan kebutuhan kehidupan peserta didik; (2) membangkitkan motivsi belajar pada peserta didik, karena (a) media pengajaran pada umumnya merupakan sesuatu yang baru bagi peserta didik sehingga menarik perhatian peserta didik, (b) penggunaan media pengajaran memberikan kebebasan keapda peserta didik lebih besar dibandingkan dengan cara belajar tradisional, (c) lebih kongkret dan mudah dipahami, (d) memungkinkan peserta didik untuk berbuat sesuatu, (e) mendorong peserta didik untuk ingin tahu lebih banyak; (3) memberikan kejelasan (clarification); (4) memberikan rangsangan (stimulation).

Selain itu, yang dilakukan guru perlu dilakukan secara variatif agar tidak membosankan siswa. Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai metode pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada metode pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih metode pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri.

Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan dengan dikuasainya materi pelajaran oleh siswa. Tingkat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran ”Allah Penolongku Yang Setia” dinyatakan dalam nilai. Dari hasil ulangan Pendidikan Agama Kristen ternyata hanya 25,00% dari 4 siswa beragama Kristen Kelas IV SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang yang memperoleh nilai tuntas 70. Adapun nilai rata-rata Pendidikan Agama Kristen Kelas IV SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang adalah 65,00. Rata-rata nilai tersebut belum mencapai syarat ketuntasan klasikal yaitu 70. Pencapaian nilai di bawah target tersebut guru perlu memperbaiki hasil belajar siswa. Untuk itu dibutuhkan keterampilan para guru dalam menentukan dan memilih media, metode dan model pembelajaran.

Salah satu upaya yang dilakukan guru Pendidikan Agama Kristen Kelas IV di SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang yaitu dengan cara mengimplementasikan metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran. Metode ini cocok untuk pembelajaran Agama Kristen karena jumlah anak di kelas IV ada 4 anak, sehingga dapat dilakukan dialog interaktif secara efektif. Yang dimaksud dengan dialog interaktif adalah suatu percakapan yang di lakukan di kelas antara guru dengan siswa. Terdapat narasumber yang kompeten yaitu guru Pendidikan Agama Kristen sebagai orang yang sangat mengetahui mengenai informasi yang ingin di sampaikan. Yang menyaksikan atau yang mendengar dialog interaktif juga dapat memperoleh informasi yaitu dengan cara mendengarkannya dengan seksama suatu informasi.

Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal juga perlu menggunakan media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Adapun dalam penelitian ini penggunaan media video pada proses pembelajaran memberikan manfaat antara lain sebagai berikut: (1) sangat membantu tenaga pengajar dalam mencapai efektifitas pembelajaran, (2) memaksimalkan pencapaian tujuan pembelajaran dalam waktu yang singkat, (3) dapat merangsang minat belajar peserta didik untuk lebih mandiri.

Penelitian ini untuk mengetahui apakah metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka agar lebih terfokus dalam menangani masalah di atas, diantaranya sebagai berikut:

1.       Apakah hasil belajar Pendidikan Agama Kristen tentang “Allah Penolongku Yang Setia”dapat ditingkatkan melalui metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran pada siswa Kelas IV Semester 1 SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang?

2.       Apakah ketuntasan belajar Pendidikan Agama Kristen tentang “Allah Penolongku Yang Setia” dapat ditingkatkan melalui metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran pada siswa Kelas IV Semester 1 SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah ;

1.       Meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen tentang “Allah Penolongku Yang Setia” melalui metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran pada siswa Kelas IV Semester 1 SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

2.       Meningkatkan ketuntasan belajar Pendidikan Agama Kristen tentang “Allah Penolongku Yang Setia” melalui metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran pada siswa Kelas IV Semester 1 SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik ditinjau secara teoritis maupun secara praktis.

Manfaat Teoritis

a.   Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya.

b.   Hasil penelitian ini di harapkan dapat mengembangkan ilmu pendidikan, khususnya dalam pembentukan suasana belajar yang berbeda dengan menggunakan metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran.

Manfaat Praktis

a.   Bagi Siswa

1)   Meningkatkan ketuntasan dan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen khususnya pada materi tentang “Allah Penolongku Yang Setia”.

2)   Siswa dapat meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan ide, pertanyaan maupun saran.

b. Bagi Guru Mata Pelajaran

1)   Guru dapat menerapkan metode pembelajaran Pendidikan Agama Kristen dengan metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran ebagai suatu alternatif yang menarik terhadap ketuntasan dan hasil belajar.

2)   Dapat memotivasi untuk lebih meningkatkan keterampilan memilih metode pembelajaran yang bervariasi dan dapat memperbaiki sistem pembelajaran.

c.     Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam menambah penggetahuan dan wawasan terutama menyangkut metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran.

KAJIAN TOERI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Dialog Interaktif

Yang dimaksud dengan dialog interaktif adalah suatu percakapan yang di lakukan di kelas, di studio TV atau di radio yang dapat melibatkan pendengar dan pemirsa melalui komunikasi telepon maupun secara langsung. Terdapat narasumber yang dipilih yaitu orang yang sangat mengetahui mengenai informasi yang ingin di sampaikan. Yang menyaksikan atau yang mendengar dialog interaktif juga dapat memperoleh informasi yaitu dengan cara mendengarkannya dengan seksama suatu informasi, itulah definisi dialog interaktif (Sora N, 2015: 1).

Dialog interaktif adalah sebuah perbincangan atau percakapan yang dilakukan pada sebuah acara di televisi atau radio antara pembawa acara dengan pendengar atau pemirsa melalui sambungan telepon. Dialog interaktif melibatkan beberapa pihak, diantaranya adalah pembawa acara yang berperan sebagai moderator, narasumber sebagai penyampai materi, dan pemirsa sebagai penannya. Dialog interaktif biasanya membahas suatu tema atau topik mengenai suatu masalah yang sedang menjadi pembicaraan dalam masyarakat tetapi bisa juga merupakan topik – topik tertentu, seperti olahraga, gaya hidup, dan hobi (Anonim, 2015: 2).

Dialog interaktif merupakan materi yang umum dijumpai di bangku smp maupun sma dan sangat sering kita temukan di berbagai media seperti tv dan radio. Umumnya dialog interaktif ini dapat kita temukan dalam berita pagi maupun acara talkshow yang notabennya memang menyuguhkan penontonya dengan dialog dialog interaktif disertai dengan debat maupun diskusi.

Contoh dialog interaktif singkat di tv biasanya dapat dengan mudah kita temukan ketika terdapat sebuah topik bahasan yang masih hangat dan banyak diperbincangkan di kalangan masyarakat seperti contoh dialog interaktif tentang pendidikan, politik, ekonomi dan lain sebagainya. Para pelaku dialog di sebuah acara biasanya merupakan para ahli atau pakar yang memang sudah handal di bidangnya. Selanjutnya para ahli ini akan dipertemukan dalam sebuah acara untuk melakukan dialog interaktif dengan sebuah topik bahasan tertentu.

Dalam mengidentifikasi dialog interaktif juga tidaklah mudah karena dialog ini memiliki ciri ciri dan unsur unsur. Untuk memahami isi dialog interaktif di tv kita juga harus memperhatikan beberapa faktor dan unsur seperti tema dialog, narasumber, pendapat pendapat dari narasumber, dan lain sebagainya. Umumnya dialog ini juga akan berpedoman pada kaidah 5W1H yang notabennya mengungkapkan informasi secara detail (Bilal Kahfi, 2017: 8).

Sama seperti sebuah berita di tv, sebuah dialog interaktif juga memiliki unsur unsur atau kaidah yang berpedoman pada 5W1H. Unsur unsur dialog interaktif ini tersusun dari: (1) Who: Siapa saja yang terlibat dalam dialog tersebut? (2) What: Apa yang sedang dibicarakan dalam dialog? (3) When: Kapan dialog itu dilaksanakan? (4) Where: Dimanakah dialog itu dilaksanakan? (5) Why: Mengapa dialog itu dilaksanakan? (6) How: Bagaimana proses (jalannya) dialog tersebut?

Jika kita amati sebuah dialog interaktif tentunya tidak akan menemukan unsur unsur tersebut karena pada dasarnya unsur unsur dialog interaktif tersebut termasuk kedalam unsur intrinsik sebuah dialog (unsur diluar dialog) (Bilal Kahfi, 2017: 8).

Pengertian dialog interaktif pada dasarnya tetap mengacu pada pengertian dialog secara umum, dialog secara umum adalah kegiatan berbincang bincang maupun berbicara terarah yang melibatkan beberapa orang dengan maksud dan tujuan tertentu. Sedangkan pengertian dialog interaktif adalah sebuah dialog yang membahas topik tertentu yang hangat diperbincangkan di kalangan masyarakat. Dialog interaktif sendiri dilakukan antara seorang narasumber di tv atau radio dengan penonton (pemirsa) (Bilal Kahfi, 2017: 9).

Video Pembelajaran

Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak. Video yaitu bahan pembelajaran yang dikemas melalaui pita video dan dapat dilihat melalui video/VCD player yang dihubungkan ke monitor televise (Sungkono 2003:65). Media video pembelajaran dapat digolongkan kedalam jenis media audio visual aids (AVA) atau media yang dapat dilihat dan didengar. Biasanya media ini disimpan dalam bentuk piringan atau pita. Media VCD adalah media dengan sistem penyimpanan dan perekam video dimana signal audio visual direkam pada disk plastic bukan pada pita magnetic (Arsyad 2004:36).

Hasil belajar

Dalam ketuntasan belajar, dalam periode waktu tertentu dilakukan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam menyerap pelajaran.

Menurut Gagne, ketuntasan dan hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan kepada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema-skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan di antara kategori-kategori (Purwanto, 2009: 42).

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami ketuntasan belajar (Rifai dan Chatarina, 2004: 4). Aspek-aspek yang diperoleh sebagai perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang telah dipelajari.

Perubahan perilaku sebagai hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang relevan dengan tujuan pembelajaran dan sering digunakan sebagai ukuran seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang diajarkan. Menurut Gronlund dalam Purwanto (2009: 45) hasil belajar yang diukur merefleksikan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaranan yaitu tujuan yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Semua komponen pengajaran seperti pemilihan bahan pengajaran, kegiatan guru dan peserta didik, pemilihan sumber belajar, serta penyusunan tes bertolak dari tujuan pembelajaran, karena itu merupakan komponen yang sangat penting dalam pembelajaran.

 Hasil belajar merefleksikan keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas dan digambarkan secara jelas serta dapat di ukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu (Sugandi, 2004: 63).

Benyamin S. Bloom (Rifai dan Catharina, 2004: 6) mengelompokkan hasil belajar ke dalam 3 ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ketiga ranah ini menjadi obyek penilaian ketuntasan dan hasil belajar yang terdiri dari beberapa tingkatan. Ranah kognitif terdiri dari enam tingkatan yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif terdiri dari lima tingkatan yaitu: penerimaan, tanggapan, penilaian, pengorganisasian nilai, dan karakteristik nilai. Sedangkan ranah psikomotorik terdiri dari tujuh tingkatan yaitu: persepsi, kesiapan, mekanisme, respon terbimbing, kemahiran, adaptasi, dan keaslian.

Hasil belajar kognitif berupa perubahan dalam aspek kemampuan berpikir. Hasil belajar afektif berupa perubahan dalam aspek kemampuan merasakan. Sedangkan ketuntasan dan hasil belajar psikomotorik berupa sikap dan keterampilan. Hasil belajar yang diidentifikasikan dalam tulisan ini mengacu pada ranah kognitif.

Dari beberapa pendapat di atas, hasil belajar dapat disimpulkan sebagai suatu bentuk perubahan perilaku yang meliputi 3 aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik yang disebabkan karena telah menguasai bahan yang diajarkan sesuai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dalam ketuntasan belajar mengajar dan dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian. Tes ini disusun dan dikembangkan dari pengetahuan, pemahaman, atau aplikasi suatu konsep yang dipelajari oleh siswa dalam ketuntasan belajar di kelas.

Kerangka Pikir

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan peningkatan ketuntasan dan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen melalui penggunaan metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran pada siswa Kelas IV di SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

 

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Lokasi yang akan di jadikan penelitian adalah di SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

Waktu penelitian tindakan kelas yaitu semester I tahun pelajaran 2017/2018.

PraSiklus    : 6 September 2017

Siklus I       : 13 September 2017

Siklus II     : 20 September 2017

Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah:

1.     Guru Pendidikan Agama Kristen kelas IV SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

2.     Siswa beragama Kristen Kelas IV semester 1 SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang yang berjumlah 4 orang siswa.

Sumber Data

1.     Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti (atau petugas-petugasnya) dari sumber pertanyaan (Sumadi Suryabrata, 2008:84) Dalam penelitian ini, data primer yang diperoleh oleh peneliti adalah: hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Negeri Ngadikerso 02, Guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen, dan siswa beragama Kristen Kelas IV.

2.     Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diterbitkan oleh organisasi yang bukan merupakan pengolahan peneliti, data tersebut biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan demografis suatu daerah, data mengenai produktivitas suatu sekolahan tersebut atau perguruan tinggi, dan sebagainya (Sumadi Suryabrata, 2008:85). Data sekunder ini digunakan sebagai data pendukung dari data primer, misal data tentang siswa, nilai mata pelajaran siswa, dan data-data lain.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal pembelajaran Pendidikan Agama Kristen tentang “Allah Penolongku Yang Setia” merupakan pembelajaran yang dilaksanakan sebelum menggunakan metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran. Pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu menggunakan metode dialog interaktif dan tanya jawab.

Dari 4 siswa, siswa yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 70 sebanyak 1 anak (25,00%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70 ada 2 anak (75,00%). Nilai rata-rata siswa 65,00. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV di SD N Ngadikerso 02 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen masih belum maksimal, oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk meningkatkan ketuntasan belajar dan hasil belajar siswa.

Deskripsi Tiap Siklus

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Dari 4 siswa, siswa yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 70 sebanyak 3 anak (75,00%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70 ada 1 anak (25,00%). Nilai rata-rata siswa 71,30. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV di SD N Ngadikerso 02 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen belum maksimal, oleh karena itu perlu penelitian siklus II untuk meningkatkan ketuntasan belajar dan hasil belajar siswa.

Adapun pada siklus I guru lebih baik dalam membimbing dan memotivasi siswa sehingga siswa aktif dalam pembelajaran. Dari uraian di atas, hasil pembelajaran dan ketuntasan belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan pembelajaran metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran.

Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Dari 4 siswa, siswa yang mencapai ketuntasan dengan mendapatkan nilai ³ 70 sebanyak 4 anak (100%), sedangkan yang belum tuntas dengan mendapatkan nilai < 70 tidak ada (0%). Nilai rata-rata siswa 80,00. Dari uraian hasil data di atas terlihat bahwa hasil belajar siswa kelas IV di SD N Ngadikerso 02 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen sudah maksimal, oleh karena itu penelitian siklus II untuk meningkatkan ketuntasan belajar dan haisl belajar siswa sudah berhasil.

Berdasarkan deskripsi data siklus II maka dalam pembelajaran ini ditemukan hasil refleksi yaitu: Hasil tes menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa 80,00 dan ketuntasan belajar kelas 100% lebih besar dari ketuntasan ideal 80%. Sehingga ketuntasan belajar sudah tercapai.

Dari uraian di atas, kualitas pembelajaran dan ketuntasan belajar siswa dapat meningkat dengan menerapkan pembelajaran metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran.

Pembahasan Tiap Siklus dan Antar Siklus

Pembahasan lebih banyak didasarkan pada hasil observasi dan refleksi pada setiap siklusnya. Kegiatan pembelajaran menggunakan metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran.

Siklus I

Berdasarkan nilai hasil belajar, pada prasiklus diperoleh nilai rata-rata tes sebesar 65,00 dengan ketuntasan belajar klasikal 25,00%. Pada siklus I nilai rata-rata menjadi 71,30 dengan ketuntasan belajar klasikal 75,00% (2 siswa) tuntas belajar dengan mendapat nilai ³ 70. Peningkatan rata-rata nilai sebesar 6,3 dan peningkatan pencapaian KKM sebesar 50,00%.

Berdasarkan pertimbangan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 80% maka ketuntasan dan hasil belajar siklus I ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal belum tercapai. Maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.

Siklus II

Pada siklus I hasil belajar diperoleh nilai rata-rata tes sebesar 71,30 dan ketuntasan belajar kelas 75,00%. Pada siklus II terjadi peningkatan nilai rata-rata menjadi 80,00 dengan ketuntasan belajar klasikal 100% (4 siswa) tuntas belajar dengan mendapat nilai ³ 70. Peningkatan rata-rata nilai sebesar 8,8 dan peningkatan pencapaian KKM sebesar 25,00%.

Berdasarkan pertimbangan ketuntasan belajar individu adalah 70 dan ketuntasan belajar klasikal adalah 80% maka ketuntasan dan hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai. Maka penelitian ini sudah berhasil.

Peningkatan Ketuntasan dan Hasil Belajar

Secara keseluruhan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan belajar hasil evaluasi tiap siklus terlihat pada diagram sebagai berikut:

Diagram Peningkatan Nilai Rata-rata

Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui penerapan metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran dapat meningkatan ketuntasan dan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen siswa Kelas IV semester 1 SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran dapat meningkatan ketuntasan dan hasil belajar Pendidikan Agama Kristen Kelas IV semester 1 SD Negeri Ngadikerso 02 Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, dengan rincian sebagai berikut.

1.     Nilai hasil belajar pada prasiklus diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 65,00. Pada Siklus I diperoleh rata-rata yang dicapai oleh siswa adalah 71,30. Terjadi peningkatan rata-rata hasil belajar 6,3. Pada siklus II hasil belajar menunjukkan rata-rata 80,00. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 8,8.

2.     Hasil observsi terhadap ketuntasan belajar siswa pada prasiklus menunjukkan pada tingkat 25,00% pada kategori kurang baik. Pada siklus I ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 75,00% pada kategori cukup baik. Terjadi peningkatan sebesar 50,00%. Pada siklus II, ketuntasan belajar menunjukkan pada tingkat 100% pada kategori sangat baik. Peningkatan ketuntasan belajar siswa sebesar 25,00%. Berdasarkan indikator keberhasilan ditentukan ketuntasan belajar klasikal adalah 80% maka ketuntasan dan hasil belajar siklus II ini menunjukkan ketuntasan belajar klasikal sudah tercapai.

Implikasi

Metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran ini memberikan kesempatan siswa belajar dalam dialog dengan guru untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah secara bersama melalui tayangan video pembelajaran yang menarik tentang “Allah Penolongku Yang Setia”. Metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran ini memberi kesempatan kepada siswa untuk lebih mendalami materi pelajaran dan mengembangkan hasil belajar pelajaran lain.

Saran

Menurut hasil kesimpulan di atas, maka disarankan:

1.    Metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran dapat meningkatkan ketuntasan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen. Maka pendekatan tersebut bisa digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pembelajaran yang lainnya.

2.    Sebaiknya guru melaksanakan refleksi tentang kelemahan penggunaan metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran dalam pembelajaran, yaitu meskipun manfaatnya baik, tetapi metode dialog interaktif berbantuan video pembelajaran membutuhkan persiapan guru dalam menyediakan video pembelajaran yang tepat, padahal tidak semua materi pembelajaran ada videonya. Hal ini juga cukup lama sehingga menyita waktu guru dalam menyiapkan pembelajaran mata pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Pengertian Dialog Interaktif dan Cara Menyimpulkan Isi Dialog. http://www.prbahasaindonesia.com/2015/10/pengertian-dialog-interaktif-dan-cara-menyimpulkannya.html.

Azhar Arsyad. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Bilal Kahfi. 2017. Dialog Interaktif: Pengertian, Unsur Unsur, dan Contoh Dialog Interaktif. http://materi4belajar.blogspot.com/2017/06/dialog-interaktif-pengertian-unsur.html

Dwi Hersusanti. 2014 Penggunaan Media Kartu Dialog Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SD. Pontianak: PGSD, FKIP, Universitas Tanjungpura.

Fiska Ayunigrum. 2012. Pengembangan Media Video Pembelajaran untuk Siswa Kelas x pada Kompetensi Mengolah Soup Kontinental di SMKN 2 Godean. diakses pada tanggal 13 Maret 2018