Metode Inkuiri Terbimbing dan Media Sederhana Untuk Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar
PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING
DAN MEDIA SEDERHANA UNTUK MENINGKATKAN MINAT
DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VI SD NEGERI KALIMULYO 02 TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Sulastri Setyawati
SD Negeri Kalimulyo 02
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adala untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VI SD Kalimulyo 02 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati dalam pembelajaran matematika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mengadaptasi model Kemmis & Mc Taggart dengan dua siklus yang pada setiap siklusnya dilakukan dua tindakan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI semester I tahun pelajaran 2016/2017di SD N Kalimulyo 02 yang berjumlah 26 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan teknis tes, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian rata-rata minat belajar siswa, pada siklus I mencapai mencapai 62%, pada siklus II meningkat menjadi 82%. Peningkatan tersebut juga seiring dengan peningkatan hasil belajar dengan persentase tuntas belajar klasikal 54%. Pada siklus II hasil belajar dan persentase tuntas klasikal meningkat. Pada siklus II meningkat menjadi 94%.
Kata kunci: Metode Inkuiri Terbimbing, Media sederhana, Minat, Hasil belajar dan Pembelajaran Matematik
PENDAHULUAN
Tujuan pendidikan di SD meliputi pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya, pembinaan pemahaman dasar dan seluk beluk ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan untuk belajar pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan hidup dalam masyarakat. Tujuan tersebut antara lain memberikan bekal kemampuan membaca, menulis dan berhitung (Mikarsa, 2007;1.14).
Berkaitan dengan keterampilan berhitung tidak akan lepas dengan pembelajaran matematika namun sangat disayangkan sebagian besar siswa tidak berminat pada matematika. Mereka menganggap matematika adalah pelajaran yang sulit. Hal ini dapat disebabkan karena keterampilan berhitung siswa kurang. Peran pendidik juga menentukan minat siswa terhadap matematika. Pada umumnya pendidik dalam pembelajaran matematika sasaran utamanya adalah target pencapaian materi pembelajaran dan kurang memperhatikan pada proses. Materi-materi dan keterampilan-keterampilan baru terus-menerus ditambahkan, tetapi konsep-konsep matematika kurang dikaitkan dan kurang diintegrasikan.
Pembelajaran yang efektif ditandai dengan keberhasilan anak dalam belajar. Salah satu prinsipnya adalah siswa terlibat secara aktif dalam pembelajaran matematika sebagaimana pepatah Cina yang menyatakan bahwaâ€Saya mendengar dan saya lupa; saya melihat dan saya ingat; serta saya mencoba dan saya mengerti†(Suryadi, 2007;166). Untuk menciptakan pembelajaran ini tak lepas dari media yang kita gunakan. Maka selain metode media sangat penting dalam rangka menciptakan pembelajaran yang efektif.
Sebagai guru matematika kelas VI SD Kalimulyo 02 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati, penulis merasa masih ada kekurangan dalam pembelajaran matematika dengan kompetensi dasar menghitung keliling dan luas lingkaran. Kekurangan dalam pembelajaran matematika ini terlihat dari rendahnya hasil belajar siswa 46 di bawah rata-rata KKM Matematika 60.
Dari sarana prasarana sekolah sebenarnya cukup memadai bagi terselenggaranya pendidikan yang baik. Suasana sekolah juga sangat kondusif pada saat aktifitas pembelajaran dilaksanakan.
Dari sisi proses pembelajaran di kelas, penulis menyadari kesalahan-kesalahan yang penulis lakukan sehingga hasil belajar siswa tidak maksimal. Hasil identifikasi terhadap proses pembelajaran matematika yang penulis laksanakan memperlihatkan beberapa permasalahan yang dialami oleh siswa, antara lain: (1) siswa kurang berminat dalam pembelajaran matematika, (2) siswa kurang terampil berhitung, (3) siswa kurang terampil mengukur, (4) siswa kurang aktifitas dalam pembelajaran, (5) siswa kurang antusias dalam pembelajaran,
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: (1) Apakah metode inkuiri terbimbing dan media sederhana dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VI SD Kalimulyo 02 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati dalam pembelajaran matematika? (2) Apakah metode inkuiri terbimbing dan media sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Kalimulyo 02 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati dalam pembelajaran matematika?
Adapaun Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan minat belajar siswa melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VI SD Kalimulyo 02 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati dalam pembelajaran matematika. (2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui metode inkuiri terbimbing pada siswa kelas VI SD Kalimulyo 02 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati dalam pembelajaran matematika.
KAJIAN PUSTAKA
Minat
Secara umum ahli psikologi mengaitkan minat dengan motivasi. Minat merupakan aspek penting motivasi yang mempengaruhi perhatian, belajar, berpikir dan berprestasi (Pintrich dan Shuck, 1996 dalam Mikarsa, 2007;3.3) mengemukakan berbagai pengertian minat sebagai berikut:
1. minat pribadi, minat yang memberikan pengertian sebagai suatu ciri pribadi individu yang merupakan disposisi abdi yang relatif stabil,
2. minat situasional, merupakan minat yang ditimbulkan oleh kondisi atau faktor-faktor lingkungan,
3. minat sebagai keadaan psikologis, menggambarkan pandangan yang interaktif dan berkaitan dengan minat, pada saat minat pribadi seseorang saling berinteraksi dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu keadaan psikologis dari minat dari diri seseorang.
Minat merupakan dorongan dari dalam diri seseorang atau faktor yang menimbulkan ketertarikan atau perhatian secara selektif, yang menyebabkan dipilihnya suatu objek atau kegiatan yang menguntungkan, menyenangkan dan lama-lama akan mendatangkan kepuasan dalam dirinya, namun jika kepuasan berkurang maka minat seseorangpun akan ikut berkurang (Krapp, Hidi, Renninger dalam Mikarsa, 2007;3.5).
Seseorang akan mengabaikan suatu kegiatan apabila ia kurang memiliki pengetahuan mengenai kegiatan tersebut atau karena kegiatan tersebut kurang memiliki nilai baginya. Sementara jika suatu kegiatan memiliki nilai yang rendah meskipun pengetahuan seseorang tinggi maka dapat dikatakan orang tersebut tidak memiliki minat terhadap kegiatan tersebut (Mikarsa, 2007;3.5).
Hasil Belajar
Hasil belajar berkaitan dengan bagaimana siswa belajar. Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi melalui pengalaman (Hernawan, 2007;2.11). Segala perubahan perilaku baik pada aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), maupun psikomotor (keterampilan) yang terjadi karena proses pengalaman, dapat dikategotikan sebagai perilaku hasil belajar. Perubahan-perubahan perilaku yang terjadi secara insting atau terjadi karena kematangan atau perilaku yang terjadi secara kebetulan, tidak termasuk hasil belajar.
Teori belajar yang berkembang pada dasarnya ada tiga yaitu teori belajar disiplin mental atau teori daya (faculty theory), teori behaviorisme, dan teori organismik atau cognitive gestalt field. Namun yang banyak mempengaruhi praktik pelaksanaan belajar adalah teori organismik atau gestalt. Karena teori ini mengacu pada pengertian bahwa keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian, tetapi keseluruhan bukan kumpulan dari bagian-bagian.
Dalam kaitannya dengan ini hasil belajar yang diharapkan penulis meliputi ketiganya. Kognitif siswa dalam matematika dapat meningkat dengan ditunjukkan pada nilai dalam evaluasi melebihi KKM matematika 60, afektif siswa ditunjukkan dengan sikap positif siswa terhadap matematika, timbul minatnya terhadap pelajaran matematika, serta menghilangkan anggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit. Sedangkan psikomotor siswa meningkat dengan terampil berhitung dan mengukur.
Metode Inkuiri Terbimbing
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:740), metode didefinisikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan sutau pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Selain itu, metode juga didefinisikan sebagai cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (Santoso, 2007;2.26).
Inkuiri terbimbing adalah suatu kegiatan pembelajaran di mana guru membimbing siswa-siswanya dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis sehingga mereka merasa menemukan sesuatu (Muksetyo, 2007;1.35), apa yang diperoleh siswa bukanlah temuan-temuan baru bagi guru, tetapi bagi siswa dapat mereka rasakan sebagai temuan baru. Agar siswa dapat mengetahui dan memahami proses penemuan, mereka perlu dibimbing antara lain dengan menggunakan pengamatan dan pengukuran langsung atau diarahkan untuk mencari hubungan dalam wujud “Pola†atau bekerja secara induktif berdasarkan fakta-fakta khusus untuk memperoleh aturan umum.
Pembelajaran Matematika
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari (Muhsetyo, 2007;1.26).
Sebagai pengetahuan matematika mempunyai ciri-ciri khusus antara lain abstrak, deduktif, konsisten, hierarkies dan logis. Soedjadi (1999) dalam Muhsetyo, 2007;1.2 menyatakan bahwa keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta konsep, operasi dan prinsip. Ciri abstrak matematika beserta ciri lainnya yang tidak sederhana, meyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari, dan membuat banyak siswa kurang tertarik pada matematika (masih lebih baik daripada dikatakan membenci atau alergi terhadap matematika). Hal ini berarti perlu adanya jembatan yang dapat menghubungkan keilmuan matematika tetap terjaga dan matematika dapat lebih mudah dipahami.
Media Sederhana
Secara harfiah media diartikan sebagai medium atau perantara. Dalam kaitannya dengan proses komunikasi pembelajaran media diartikan sebagai wahana penyalur pesan pembelajaran. Beberapa ahli atau asosiasi telah mengemukakan pengertian tentang media pembelajaran (Hernawan, 2007;11.18) yaitu:
1. NEA (1969) mengartikan media pembelajaran sebagai sarana komunikasi baik dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk perangkat kerasnya.
2. Wilbur Schramm (1977) mendefinisikan media pembelajaran sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran.
3. Miarso (1980) menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Jadi, dapat disimpulkan secara lebih sederhana bahwa media pembelajaran adalah sarana untuk menyalurkan pesan atau informasi dari guru ke siswa atau sebaliknya. Penggunaan media pembelajaran akan memungkinkan terjadinya proses belajar pada diri siswa dan atau dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran.
Kerangka Berfikir
Untuk dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menarik. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan memilih metode dan alat peraga yang dapat memberi kesempatan yang seluas- luasnya kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa. Suatu kegiatan pembelajaran di mana guru membimbing siswa-siswanya dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis sehingga mereka merasa menemukan sesuatu apa yang diperoleh siswa bukanlah temuan-temuan baru bagi guru, tetapi bagi siswa dapat mereka rasakan sebagai temuan baru. Agar siswa dapat mengetahui dan memahami proses penemuan, mereka perlu dibimbing antara lain dengan menggunakan pengamatan dan pengukuran langsung atau diarahkan untuk mencari hubungan dalam wujud “Pola†atau bekerja secara induktif berdasarkan fakta-fakta khusus untuk memperoleh aturan umumSehingga para siswa termotivasi untuk mempelajari materi dengan baik dan untuk bekerja keras untuk menemukan jawaban sendiri.
Hipotesa Tindakan
1. Dengan metode inkuiri terbimbing dan media sederhana dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas VI SD Kalimulyo 02 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati dalam pembelajaran matematika.
2. Dengan metode inkuiri terbimbing dan media sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Kalimulyo 02 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati dalam pembelajaran matematika.
PELAKSANAAN PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu penelitian bersiklus yang dilakukan oleh guru berdasar permasalahan riil yang ditemui di kelasnya, melalui langkah- langkah merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif , partisipatif, dan reflektif mandiri dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang meliputi sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi, sehingga hasil belajar siswa dan kinerja guru dapat meningkat (Panduan E-Ta, 2008: 6)
Dalam penelitian ini menggunakan model spiral dari Kemmis dan Taggart yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart yang dikutip oleh oleh Sukardi (2004: 214) yang terdiri dari dua siklus dan masing- masing siklus menggunakan empat komponen tindakan yaitu: perencanaan, tindakan, observasi , dan refleksi.
Pengumpulan data hasil tes formatif, penulis laksanakan setelah pelaksanaan pembelajaran hari Rabu, 29 September 2016 dengan dibantu pengamat. Data yang telah didapat, penulis bagi menjadi 3 bagian. Data pertama berupa lembar pengamatan minat siswa dengan rata-rata 4,1 dalam kategori baik sekali, data kedua berupa lembar pengamatan penguasaan hasil belajar siswa dengan rata-rata kelas 75 di atas KKM Matematika sebesar 60, persentase ketuntasan: 92% artinya dari 26 siswa yang tuntas sebanyak 24 siswa sedangkan 2 siswa belum tuntas, data ketiga berupa lembar pengamatan pembelajaran dalam kategori baik sekali.
Setelah mempelajari data-data yang terkumpul, penulis menghentikan penelitian sampai pada siklus II karena hasil belajar telah mencapai rata-rata 75 telah melampaui KKM Matematika 60 dan aspek minat siswa telah mencapai kriteria baik sekali, sudah sesuai dengan target penulis.
Setting Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas VI SD Kalimulyo 02 Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan jumlah 26 siswa, banyaknya siswa laki-laki 7 siswa dan banyaknya siswa perempuan 19 siswa. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kalimulyo 02 Kecamatan Jakenan Kabupaaten Pati.
Data dan Teknik Penelitian
Sumber Data
1. Siswa
Sumber data siswa didapatkan dari hasil observasi sistematik selama pelaksanaan siklus pertama sampai siklus kedua, evaluasi dan hasil pengisian angket dari guru oleh pengamat.Serta hasil pengamatan aktivitas siswa melaksanakan diskusi kelompok dan bermain dengan kartu bilangan.
2. Guru
Sumber data guru berasal dari lembar observasi, aktifitas guru yang diamati oleh observer.
3. Data dokumen
Diperoleh dari data hasil belajar awal sebelum dilakukan tindakan penelitian , hasil pre test, tes dalam proses, dan post tes selama penelitian dilakukan, hasil dari Lembar Kerja Siswa serta hasil pengamatan keaktifan siswa selama berlangsung pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw dan alat peraga kartu bilangan.
4. Catatan lapangan
Diperoleh dari hasil catatan dari guru dan observer selama penelitian dilakukan.
Jenis Data
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar Matematika yang diperoleh siswa selama tindakan penelitian.
2. Data kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi pengamatan siswa, aktifitas guru, angket serta dokumentasi dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan alat peraga kartu bilangan.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah: (1) Teknik Observasi, (2) Teknik Tes, (3) Teknik Dokumentasi, (4) Teknik Angket, dan (5) Teknik Catatan Lapangan.
Insrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Lembar Observasi, (2) Pedoman Wawancara, (3) Butir Tes, (4) Angket, (5) Dokumentasi.
Indikator Keberhasilan
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan alat peraga kartu bilangan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika pada siswa kelas VI SD Negeri Kalimulyo 02 dengan indikator sebagai berikut:
1. Minat siswa dalam pembelajaran Matematika melalui metode inkuiri terbimbing dan alat peraga sederhan meningkat dengan kriteria sekurang-kurangnya baik.
2. Siswa kelas VI SD Negeri Kalimulyo 02 mengalami ketuntasan belajar klasikal sebesar 80% dalam pembelajaran Matematika dengan KKM ≥ 65
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas pada kelas VI dalam pembelajaran Matematika ini dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus, data-data yang diambil merupakan hasil pengamatan yang dilakukan pada tiap akhir tahapan siklus. Adapun hasil-hasil penelitian secara rinci akan penulis deskripsikan seperti berikut ini:
Siklus I
Hasil Siswa
Pelaksanaan Rencana Pembelajaran siklus I ini pada hari Selasa, 27,,28 September 2016 . Secara lengkap hasil analisis tes formatif mata pelajaran Matematika pada siklus I yang menunjukkan nilai formatif siswa dapat dilihat pada paparan berikut:
Langkah pembelajaran yang penulis tempuh belum dapat menumbuhkan minat dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Target penulis perolehan hasil belajar mencapai rata-rata di atas KKM 60 namun baru mencapai 53 sedangkan aspek minat siswa baru mencapai kategori cukup. Dengan demikian siklus I belum berhasil, penulis memperbaiki pada siklus II dengan melakukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran pada penerapan metode inkuiri terbimbing dan penggunaan media sederhana yang lebih bervariasi.
Minat Siswa
Aspek minat siswa mempunyai 5 indikator dengan hasil sebagai berikut. Pembelajaran siklus I yang menyisakan 2 hasil belajar yang belum tuntas yaitu: (1) siswa kurang mampu menghitung keliling lingkaran yang diketahui diameternya. (2) siswa kurang mampu menghitung keliling lingkaran yang diketahui jari-jarinya.
Siklus II
Hasil Siswa
Pelaksanaan Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus II ini tanggal 29 , 31 September 2016 pada pukul 09.00-10.10 diamati teman sejawat .Secara lengkap hasil analisis tes formatif mata pelajaran Matematika pada siklus II yang menunjukkan nilai formatif siswa dapat dilihat pada laporan berikut:
Langkah pembelajaran yang penulis tempuh dapat menumbuhkan minat dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Target penulis perolehan hasil belajar mencapai rata-rata di atas KKM 60 namun telah mencapai 75 sedangkan aspek minat siswa pada kategori baik sekali. Dengan demikian siklus II langkah-langkah pembelajaran dengan perbaikan penerapan metode inkuiri terbimbing dan penggunaan media sederhana yang lebih banyak dan bervariasi dapat menumbuhkan minat serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi menghitung keliling lingkaran.
Minat Siswa
Aspek minat siswa mempunyai 5 indikator dengan hasil sebagai berikut. Pembelajaran siklus II hasil belajar yang telah tuntas yaitu: (1) siswa dapat menjelaskan pengertian bangun datar lingkaran, (2) siswa dapat menentukan π bangun datar lingkaran, (3) siswa dapat mengidentifikasi diameter bangun datar lingkaran, (4) siswa dapat mengidentifikasi jari-jari bangun datar lingkaran, (5) siswa dapat menghitung keliling lingkaran yang diketahui diameternya, (6) siswa dapat menghitung keliling lingkaran yang diketahui jari-jarinya.
Pembahasan
Hasil Belajar
Dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran Matematika penulis menggunakan metode inkuiri terbimbing dan media sederhana untuk menumbuhkan minat serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dan langkah tersebut ternyata membawa dampak yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat kita lihat pada laporan sebagai berikut: Nilai tertinggi 80 menjadi 100, Nilai terendah 20 menjadi 40, Nilai rerata 53 menjadi 75, Siswa tidak tuntas 12 menjadi 2 siswa.
Minat Siswa
Penerapan metode inkuiri terbimbing dan media sederhana ternyata dapat menumbuhkan minat serta meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika. Dan langkah tersebut ternyata membawa dampak yang signifikan dalam meningkatkan penguasan hasil belajar siswa. Hal ini dapat kita lihat pada laporan sebagai berikut:
Tabel 1 Perbandingan Aspek Minat dalam Pembelajaran Matematika Siklus I, II
NO |
Aspek Minat |
Siklus I |
Siklus II |
1. |
Antusias Siswa Pada Pembelajaran |
3,2 |
4,1 |
2. |
Perhatian Siswa Pada Pembelajaran |
3,2 |
4,2 |
3. |
Aktifitas Siswa Pada Pembelajaran |
3 |
4 |
4. |
Ketertarikan Siswa Pada Pembelajaran |
3 |
4,2 |
5. |
Peran Serta Siswa Dalam Kerja Kelompok |
3,1 |
4,1 |
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil observasi pada instrumen lembar pengamatan perillaku guru, lembar pengamatan perilaku siswa dan data hasil belajar siswa ternyata dapat disimpulkan:
1. Metode inkuiri terbimbing dengan alat peraga sederhana dapat meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran matematika, hal ini terbukti dengan peningkatan persentasi minat siswa dari siklus I 62% menjadi 82% pada siklus II
2. Metode inkuiri terbimbing dengan alat peraga sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika, hal ini terbukti dengan peningkatan persentasi minat siswa dari siklus I 54% menjadi 92% pada siklus II
Saran
Dari kesimpulan di atas maka pada kesempatan ini penulis menyarankan kepada para guru dan pembaca agar:
1. menerapkan metode inkuiri terbimbing dengan langkah-langkah yang jelas dalam rencana pembelajaran,
2. menggunakan media sederhana dalam pembelajaran matematika,
3. memberikan kegiatan untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Dadi Permana, A; Triyati. 2008. Bersahabat dengan Matematika untuk kelas VI Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
Gunarto, Dedi. 2007. Matematika 6 untuk kelas VI SD/MI. Yogjakarta: Pustaka Insan Madani.
Herry Hernawan, Asep, dkk. 2007. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Lestari Mikarsa, Hera, dkk. 2007. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Muksetyo Gatoto, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Santoso, Puji, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sumanto, Y.D, dkk. 2008. Gemar Matematika 6 untuk kelas VI SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Supardjo. 2004. Matematika Gemar Berhitung untuk kelas VI SD/MI. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Setiawan, Denny, dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Suryosubroto, B. 2002. Proses belajar mengajar di sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Suciati, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran 2. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim FKIP. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian II. Bandung: Imperial Bhakti Utama.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian III. Bandung: Imperial Bhakti Utama.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan Bagian IV. Bandung: Imperial Bhakti Utama.
Wardhani, IGAK, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.
Zainal, Asmawi; Mulyana, Agus. 2007. Tes dan Asesmen di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.