Metode Pembelajaran Co- Op Co – Op Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
METODE PEMBELAJARAN CO- OP CO – OP
DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS V
SD NEGERI 1 MAYAHAN KECAMATAN TAWANGSARI
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Darwati
SD Negeri 1 Mayahan
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini merupakan tindakan yang bertujuan untuk mengetahui Apakah metode pembelajaran Co-op Co-op dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika tentang bilangan pecahan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan dua kali siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanan, pengamatan, dan refleksi (pemantauan dan evaluasi). Pengumpulan data awal melalui tes ulangan harian sebelum dilaksanakan tindakan, sedangkan teknik pengumpulan data penelitian tindakan kelas melalui hasil ulangan harian siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan sebanyak 23 siswa terdiri atas 12 siswa putra dan 11 siswa putri. Nilai rata-rata data awal 63 dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 70. Dari 23 siswa nilai tuntas sebanyak 10 orang atau sebesar 43%, dan 13 siswa belum tuntas atau sebesar 57%. Hasil belajar matematika tentang bilangan pecahan melalui metode pembelajaran Co-op Co-op mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hal itu dapat dilihat dari persentase ketuntasan prasiklus 43 %, meningkat menjadi 74 % pada siklus I. Pada siklus II persentase ketuntasan kembali meningkat menjadi 96% dan telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya 80%.Motivasi siswa pada penelitian ini mengalami pemingkatan. Pada siklus I data hasil pengamatan siswa mendapatkan skor rata-rata 10 dengan kategori cukup. Pada siklus II motivasi siswa meningkat dengan perolehan skor 13 dengan ketegori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemerolehan skor motivasi siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu mendapatkan skor 11 sampai 15 dengan kategori baik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran Co-op Co-op dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika tentang bilangan pecahan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 secara signifikan.
Kata kunci: Motivasi dan Hasil Belajar Matematika, Metode Pembelajaran Co-op Co-op
PENDAHULUAN
Manusia yang cerdas dan berkualitas dalam mengahadapi era pembangunan yang begitu cepat dan pesat menjadi tuntutan di dunia pendidikan saat ini. Pendidikan mempunyai peranan yang penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup individu dalam bermasyarakat. Oleh karena itu diperlukan peningkatan dalam proses pembelajaran agar siswa dapat menjadi manusia yang cerdas sehingga dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur. Dengan pendidikan yang berkualitas dapat menjadikan seseorang survive dalam menjalani kehidupan baik secara individu maupun bermasyarakat.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian siswa. Rendahnya hasil belajar matematika sering menjadi masalah bagi siswa, sehingga guru dan orang tua harus berupaya untuk memecahkan masalah tersebut. Masih banyak guru dalam proses pembelajarannya menggunakan metode ceramah artinya siswa pasif, kegiatan belajar mengajar didominasi guru (teacher centered). Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran matematika diperlukan suatu metode mengajar yang bervariasi. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini.
Pembelajaran matematika tidaklah mudah karena fakta menunjukkan bahwa para siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika seperti pendapat Jaworski (BNSP, 2007:1). Hal ini sesuai dengan pendapat Setiawan (2008:24) bahwa pandangan umum terhadap matematika merupakan mata pelajaran yang sukar dan menjemukan. Namun sebagai seorang guru, harus berusaha mengurangi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika dengan metode yang bervariasi dan menarik perhatian siswa, siswa merasa senang pada saat proses belajar mengajar, siswa dilibatkan secara aktif akan mempermudah siswa memahaminya. Ini kunci penting yang harus diketahui guru matematika, dan diharapkan dapat dijadikan pendorong lebih kreatif dalam merencanakan pembelajaran.
Menurut Sanjaya (2008:233) pembelajaran konvensional adalah siswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif. Kebanyakan guru menggunakan metode pembelajaran yang bersifat konvensional dan banyak didominasi guru, sehingga mengakibatkan keaktifan siswa rendah. Dapat dikatakan pembelajaran berpusat pada guru dan siswa pasif. Kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui interaksi antara siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru kurang berkembang. Dengan pembelajaran tersebut siswa tidak mendapat kesempatan untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan menemukan berbagai alternatif pemecahan masalah, tetapi mereka menjadi sangat tergantung pada guru, tidak terbiasa melihat alternatif lain yang mungkin dapat dipakai menyelesaikan masalah secara efektif dan efisien.
Guru hendaknya menggiatkan siswa untuk berpikir yang berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari (Prediger, 2008). Masalah dalam bidang pendidikan di Indonesia yang banyak diperbincangkan adalah rendahnya mutu pendidikan yang tercermin dari rendahnya rata-rata hasil belajar siswa. Tugas mengajar guru tidak sesuai dengan kompetensi dan latar belakang pendidikan. Masalah lain yang juga menjadi pembicaraan yaitu pendekatan pembelajaran masih didominasi oleh peran guru (teacher centered). Guru lebih banyak menempatkan siswa sebagai objek belajar dan bukan sebagai subjek didik. Guru kurang memberikan kesempatan pada siswa untuk berpikir kritis, kreatif, objektif, logis, dan dinamis serta kurang memperhatikan ketuntasan belajar secara individu. Menurut Mulyasa (2004:19) pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya sikap yang menekankan pada pembelajaran siswa secara efektif. Lebih lanjut, Mulyasa menjelaskan bahwa pembelajaran yang efektif menekankan bagaimana agar siswa mampu mengerti cara belajar, melalui kreatifitas guru pembelajaran di kelas menjadi sebuah motivasi yang menyenangkan.
Materi matematika pada sekolah dasar dalam pembelajarannya oleh sebagian besar siswa kelas V SD semester 2 Negeri 1 Mayahan dirasakan sangat sulit dan membingungkan. Salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar matematika diantaranya dalam pembelajaran siswa kurang motivasi dalam mengikuti pelajaran sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Berdasarkan dokumentasi yang dimiliki sekolah nilai rata-rata ulangan sebelum diberi perbaikan pembelajaran, data awal dari 23 siswa nilai tuntas sebanyak 10 orang atau sebesar 43%, dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 13 orang atau 57% dengan nilai rata-rata kelas 63. Nilai rata-rata tersebut siswa kelas V semester 2 SD Negeri 1 Mayahan masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 70. Hal ini antara lain dikarenakan konsep matematika yang disampaikan oleh guru masih kurang tepat.
Berdasarkan uraian tersebut maka pembelajaran matematika perlu diberikan motivasi yang mendorong siswa untuk belajar secara aktif baik mental, fisik atau sosial. Tingginya motivasi belajar siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa, begitu pula sebaliknya motivasi belajar rendah dapat menyebabkan hasil belajar siswa rendah. Dengan demikian pemberian motivasi pada saat mengajar sangat penting untuk memacu hasil belajar siswa. Upaya yang perlu dilakukan adalah mengakrabkan matematika dengan lingkungan siswa, yaitu dengan mengkaitkan matematika dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Siswa sendiri yang membuat penalaran dengan apa yang dipelajarinya, dengan cara mencari makna, membandingkan apa yang telah diketahui dengan pengalaman dan situasi baru.
Dalam rangka mengatasi permasalahan rendahnya hasil belajar matematika siswa kelas V semester 2 di SD Negeri 1 Mayahan, peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Metode pembelajaran Co-op Co-op dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika tentang bilangan pecahan pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri 1 Mayahan Tahun Pelajaran 2016/2017â€. Melalui penciptaan suasana belajar yang mendorong motivasi siswa dengan menerapkan dan mengembangkan metode pembelajaran Co-op Co-op dapat menarik minat siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai, dengan harapan nilai rata-rata siswa diatas KKM sekurang-kurangnya sebesar 80%. Sehingga hasil belajar matematika siswa pada umumnya menjadi ketuntasan.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: (1) Apakah metode pembelajaran Co-op Co-op dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran matematika tentang bilangan pecahan pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri 1 Mayahan Tahun Pelajaran 2016/2017? (2) Apakah metode pembelajaran Co-op Co-op dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang bilangan pecahan pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri 1 Mayahan Tahun Pelajaran 2016/2017?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah seperti tersebut di atas, maka dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan bagaimana metode pembelajaran Co-op Co-op dapat meningkatkan motivasi belajar dalam pembelajaran matematika tentang bilangan pecahan pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri 1 Mayahan Tahun Pelajaran 2016/2017. (2) Mengetahui metode pembelajaran Co-op Co-op dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang pecahan pada siswa kelas V semester 2 SD Negeri 1 Mayahan Tahun Pelajaran 2016/2017.
LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
Hakikat Matematika
Matematika adalah pelajaran yang menjadi pelayan dan ratu pelajaran yang lain. Karena matematika selalu dipakai dalam setiap aspek kehidupan baik dalam dunia pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Mulyasa (dalam Hamalik 2005:154) menyatakan bahwa kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Menegaskan pendapat Ebbutt dan Straker, Bruner (Wahyudin, 2008:73) berpendapat bahwa belajar matematika dimulai dengan memanipulasi objek-objek yang konkret, atau terukur, lalu mengeneralisasi suatu konsep atau gagasan berdasarkan manipulasi material itu, kemudian bergerak menuju ekspresi konsep kedalam bentuk simbolik. Pemahaman terhadap konsep dan struktur sesuatu materi menjadikan materi itu dipahami secara komprehensip. Jadi hakikat matematika adalah siswa dapat melakukan kegiatan penemuan, percobaan dengan berbagai cara yang mendorong siswa berfikir logis, konsisten, sistematis dan refleksif sehingga diharapkan dapat mengenal sifat-sifat matematika dan menjelaskan sifat matematika.
Hakikat Belajar
Belajar adalah mengubah tingkah laku yang positif pada proses belajar yang bertumpu pada perkembangan dan perubahan individu-individu. Menurut Hamalik (2003:27) belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu peoses, suatu kegiatan dan bukan suatu prestasi atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Pengertian belajar yang menurut Bell Gredler dalam Winataputra (2007:15) belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kompetensi, keterampilan dan sikap.
Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar matematika dipengaruhi oleh kemampuan kognitif siswa. Kemampuan kognitif siswa dapat berupa pengetahuan awal siswa (pengetahuan prasyarat) yang dibutuhkan untuk menguasai suatu materi tertentu. Disamping itu kemampuan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran akan berpengaruh terhadap ketuntasan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
Hasil belajar matematika dapat dilihat pada perubahan tingkah laku siswa, yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Menurut Hamalik (2005:155) perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya.
Motivasi Belajar
Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling memengaruhi. Menurut Uno (2013: 23) mengatakan bahwa motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indicator atau unsur yang mendukung. Menurut Wiyono (dalam Ekawarna, 2013: 81) menjelaskan bahwa: “ motivasi belajar pada hakekatnya adalah dorongan penggerak aktif dalam diri siswa untuk melakukan motivasi belajar. Motivasi belajar bisa dikatakan sebagai energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling†dan didahului dengan tanggapan terhadap tujuan-tujuan belajar. Motivasi belajar menentukan secara langsung terhadap intensitas belajar. Seseorang yang memiliki motivasi belajar tinggi akan melakukan kegiatan belajar secara optimalâ€.
Metode Pembelajaran Co-op Co-op
Metode kooperatif group investigation yang paling familier adalah metode pembelajaran Co-op Co-op. Metode ini menempatkan tim dalam kooperatif antara satu dengan yang lainnya (seperti namanya) untuk mempelajari sebuah topik di kelas. Metode pembelajaran Co-op Co-op memberi kesempatan pada siswa untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil, pertama untuk meningkatkan pemahaman tentang diri mereka dan dunia, dan selanjutnya memberikam mereka saling berbagi pemahaman baru dengan teman-teman sekelasnya. Kelas adalah sebuah tempat kreativitas kooperatif di mana guru dan siswa membangun proses pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual dari berbagai pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan pada masing-masing. Pihak yang belajar adalah partisipan aktif dalam segala aspek kehidupan sekolah, membuat keputusan yang menentukan tujuan terhadap apa yeng mereka kerjakan. Kelompok dijadikan sebagai sarana sosial dalam proses ini. Rencana kelompok adalah satu metode untuk mendorong keterlibatan maksimal para siswa. Metode Co-op Co-op berorientasi pada tugas pembelajaran yang “multifasetâ€, kompleks dan siswa mengendalikan apa dan bagaimana mempelajari bahan yang ditugaskan kepada mereka. Siswa dalam satu tim (kelompok) menyusun proyek yang dapat membantu tim lain. Setiap siswa mempunyai topik mini yang harus diselesaikan, dan setiap tim memberikan kontribusi yang menunjang tercapainya tujuan kelas.
Kerangka Pikir
Proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik apabila proses itu direncanakan dengan baik. Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang baik. Perencanaan itu meliputi pembuatan rencana pembelajaran yang akan diterapkan. Pembelajaran kooperatif Co-op Co-op dapat bertambah efektif, apabila syntak-syntak dikembangkan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah. Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang sederajad tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Dengan tujuan untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru, dan saling, membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.
Berdasarkan kajian teori yang disampaikan di atas, penerapan metode pembelajaran Co-op Co-op dalam pembelajarannya dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakteristik dan cara belajar siswa usia SD serta memperhatikan teori-teori belajar yang mendukung. Harapannya akan meningkatkan motivasi belajar secara maksimal baik kelompok maupun individu dengan peran guru sebagai fasilitator, sehingga berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa, termasuk sikap positif siswa terhadap pelajaran matematika pada umumnya.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir yang telah dijabarkan, maka dirumuskan hipotesis perbaikan pembelajaran sebagai berikut: Melalui metode pembelajaran Co-op Co-op dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan semester 2 Tahun Pelajaran 2016/2017 secara signifikan.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti mengambil lokasi di SD Negeri 1 Mayahan, peneliti mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas dan subjek Penelitian yang sangat sesuai dengan profesi penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2017. Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan dengan jumlah siswa 23 orang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Sumber data dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dari: (1) Data kuantitatif bentuknya tes diperoleh melalui nilai ulangan harian siswa, (2) Data kualitatif bentuknya non test yang diperoleh melalui angket motivasi belajar siswa, hasil observasi dan tanggapan dari kolaborator, kuisioner siswa dan wawancara siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara tes, non tes, dan kamera sebagai dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan data kualitatif. Analisis data yang pertama merupakan analisis data kuantitatif yaitu analisis hasil diskusi presentasi, dan hasil ulangan harian materi penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan pada siklus I, dan materi perkalian dan pembagian bilangan pecahan pada siklus II. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini pada akhir siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yaitu: sekurang-kurangnya 80% siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan mendapat nilai ulangan harian sama atau lebih dari KKM yaitu 70.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Prasiklus
Hasil ulangan prasiklus dari 23 siswa , ada 10 siswa yang tuntas atau sebesar 43%, nilai rata-rata 63, sedangkan nilai belum tuntas sebanyak 13 siswa atau sebesar 57%. Berdasarkan hasil tersebut peneliti dengan kolaborator menyimpulkan bahwa pelaksanaan metode konvensional ceramah tidak dapat meningkatkan kompetensi siswa secara signifikan. Rendahnya motivasi dan hasil belajar matematika tentang pecahan ditemukan di SD Negeri 1 Mayahan . Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan kolaborator menemukan siswa belajar sebatas menerima pengetahuan dari guru, kurang dibentuk kerja kelompok secara optimal sehingga partisipasi aktif, minat, motivasi belajar masih kurang, rendahnya kedisiplinan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan dari pihak guru kurang mengembangkan sifat ingin tahu melalui bertanya dan menemukan sendiri pengetahuan baru, kurang memberikan kesempatan siswa sebagai model pembelajaran, kegiatan refleksi di akhir pertemuan masih kurang, penilaian berdasarkan hasil belajar saja sedangkan proses kurang diperhatikan. Rendahnya hasil belajar didukung nilai matematika siswa kelas V Semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah ≥ 70. Dari 23 siswa, sebanyak 13 siswa belum mencapai KKM. Selain itu, data juga menunjukkan nilai rata-rata terendah 50 dan tertingggi 80. Berdasarkan data, motivasi dan hasil belajar perlu ditingkatkan agar hasilnya dapat tercapai secara optimal.
Deskripsi Siklus I
Pada pengamatan guru dan kolaborator melakukan observasi dan penilaian jalannya pelaksanaan pembelajaran kooperatif Co-op Co-op. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran motivasi siswa pada siklus I, siswa sangat antusias dengan pembelajaran tersebut. Ini dibuktikan dengan sebagian siswa dalam kelompok dapat berdiskusi dengan baik dan kelas dalam kondisi yang kondusif. Dalam pelaksanaan presentasi siswa juga dapat melaksanakan dengan baik. Pada akhir pembelajaran, siswa mengisi angket tanggapan siswa, hasil pengisian angket tersebut dapat dibuktikan bahwa siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan siswa merasa metode pembelajaran kooperat Co-op Co-op yang digunakan oleh guru menarik dan dapat meningkatkan pemahaman materi serta motivasi siswa. Pada akhir siklus I guru mengadakan wawancara dengan siswa, hasil wawancara tersebut adalah siswa mampu memahami materi pembelajaran dengan baik dan siswa lebih dapat mengaplikasikan pemikiran-pemikirannya. Validasi hasil dilakukan dengan triangulasi dari siswa, guru, dan teman sejawat. Hasil pembelajaran kooperatif Co-op Co-op sudah mencapai nilai yang cukup valid dan signifikan.
Dalam kegiatan observasi ini dapat diperoleh beberapa data. Data-data tersebut diperoleh berdasarkan pengamatan dan catatan lapangan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran Siklus II berlangsung. Dibandingkan dengan kegiatan Prasiklus dan siklus I terdapat peningkatan pada saat pelaksanaan Siklus II ini.
Kegiatan observasi yang dilakukan pada siklus II pada siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut, diperoleh hasil mengenai motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan pada siklus I memiliki tingkatan motivasi belajar yang berbeda-beda dan mengalami peningkatan. Adapun tingkatan motivasi belajar siswa kelas V pada siklus I dari 23 siswa yang memiliki motivasi belajar kurang 1 siswa, cukup 6 siswa, yang memiliki motivasi belajar baik 16 siswa, tidak ada yang memiliki motivasi amat baik. Hasil belajar pada siklus I meningkat dibandingkan dengan prasiklus yaitu dengan nilai tuntas sebanyak 17 orang atau sebesar 74 % sedangkan nilai tidak tuntas sebanyak 6 siswa atau sebesar 26 %, dengan rata-rata nilai sebesar 73.
Deskripsi Hasil Siklus II
Pada pengamatan guru dan kolaborator melakukan observasi dan penilaian jalannya pelaksanaan pembelajaran kooperatif Co-op Co-op. Dari hasil observasi pelaksanaan pembelajaran motivasi siswa pada siklus II, siswa sangat antusias dengan pembelajaran tersebut. Ini dibuktikan dengan sebagian siswa dalam kelompok dapat berdiskusi dengan baik dan kelas dalam kondisi yang kondusif. Dalam pelaksanaan presentasi siswa juga dapat melaksanakan dengan baik. Pada akhir pembelajaran, siswa mengisi angket tanggapan siswa, hasil pengisian angket tersebut dapat dibuktikan bahwa siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan siswa merasa metode pembelajaran kooperat Co-op Co-op yang digunakan oleh guru menarik dan dapat meningkatkan pemahaman materi serta motivasi siswa. Pada akhir siklus II guru mengadakan wawancara dengan siswa, hasil wawancara tersebut adalah siswa mampu memahami materi pembelajaran dengan baik dan siswa lebih dapat mengaplikasikan pemikiran-pemikirannya. Validasi hasil dilakukan dengan triangulasi dari siswa, guru, dan teman sejawat. Hasil pembelajaran kooperatif Co-op Co-op sudah mencapai nilai yang cukup valid dan signifikan.
Dalam kegiatan observasi ini dapat diperoleh beberapa data. Data-data tersebut diperoleh berdasarkan pengamatan dan catatan lapangan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dibandingkan dengan kegiatan prasiklus dan siklus I terdapat peningkatan pada saat pelaksanaan siklus II ini.
Kegiatan observasi yang dilakukan pada siklus II pada siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut, diperoleh hasil mengenai motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan pada siklus II memiliki tingkatan motivasi belajar yang berbeda-beda dan mengalami peningkatan.
Adapun tingkatan motivasi belajar siswa kelas V pada siklus II dari 23 siswa yang memiliki motivasi belajar kurang tidak ada, cukup 1 siswa, yang memiliki motivasi belajar baik 16 siswa, ada 6 siswa yang memiliki motivasi amat baik. Hasil belajar pada siklus II meningkat dibandingkan dengan siklus I yaitu dengan nilai tuntas sebanyak 22 orang atau sebesar 96 % sedangkan nilai tidak tuntas sebanyak 1 siswa atau sebesar 4 %, dengan rata-rata nilai sebesar 81.
PEMBAHASAN
Hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran Co-op Co-op mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hal itu dapat dilihat dari persentase ketuntasan prasiklus hanya 43 %, meningkat menjadi 74 % pada siklus I. Kemudian setelah dilakukan perbaikan, pada siklus II persentase ketuntasan kembali meningkat menjadi 96% dan telah memenuhi indikator keberhasilan.
Hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan metode pembelajaran Co-op Co-op mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hal itu dapat dilihat dari persentase ketuntasan prasiklus hanya 43 %, meningkat menjadi 74% pada siklus I. Kemudian setelah dilakukan perbaikan, pada siklus II persentase ketuntasan kembali meningkat menjadi 96% dan telah memenuhi indikator keberhasilan.
Perolehan data pengamatan motivasi siswa pada penelitian ini mendapatkan hasil yang memuaskan. Pada siklus I data hasil pengamatan siswa mendapatkan skor rata-rata 10 dengan kategori cukup. Pada siklus II motivasi siswa meningkat dengan perolehan skor 13 dengan kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemerolehan skor motivasi siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan. Dapat disimpulkan melalui metode pembelajaran Co-op Co-op dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika tentang pecahan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
PENUTUP
Hasil penelitian mengenai peningkatan motivasi dan hasil belajar matematika tentang pecahan melalui metode pembelajaran Co-op Co-op pada siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan sebagai berikut: (1) Hasil belajar matematika tentang bilangan pecahan melalui metode pembelajaran Co-op Co-op mengalami peningkatan pada setiap siklus. Hal itu dapat dilihat dari persentase ketuntasan prasiklus 43 %, meningkat menjadi 74 % pada siklus I. Pada siklus II persentase ketuntasan kembali meningkat menjadi 96% dan telah memenuhi indikator keberhasilan yaitu sekurang-kurangnya 80%. (2) Motivasi siswa pada penelitian ini mengalami pemingkatan. Pada siklus I data hasil pengamatan siswa mendapatkan skor rata-rata 10 dengan kategori cukup. Pada siklus II motivasi siswa meningkat dengan perolehan skor 13 dengan ketegori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemerolehan skor motivasi siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yaitu mendapatkan skor 11 sampai 15 dengan kategori baik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui metode pembelajaran Co-op Co-op dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar matematika tentang bilangan pecahan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Mayahan semester 2 tahun pelajaran 2016/2017 secara signifikan.
Penelitian ini menyarankan bahwa metode pembelajaran Co-op Co-op merupakan metode pembelajaran yang efektif. Oleh karena itu para guru matematika dapat menerapkan metode ini dalam pembelajaran matematika terutama pada materi Pecahan pada materi-materi yang sejenis. Hendaknya guru matematika memperhatikan motivasi siswa, karena hal ini mempengaruhi hasil belajar. Motivasi meningkat maka hasil belajar siswa dapat meningkat. Guru matematika hendaknya selalu meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan berbagai model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA
BNSP. 2007. Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Mata Pelajaran: Matematika. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. 2005. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan pendekatan system. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT. Remaja
Prediger, S. 2008. Do You Want Me To Do It With Probability Or With My Normal Thinking? Horisontal And Vertical Views On The Formation Of Stochastic Conceptions. Journal of Mathematics Education/Vol.3 No. 3, October 2008 http:// di www.iegme.com.[1 Juli 2009].
Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Setiawan. 2008. Strategi Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi & Pengukurannya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wahyudin. 2008. Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: CV IPA Abong.
Winataputra, Udin S. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: UT.