METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

MATERI MENJELASKAN PENGOLAHAN BAHAN PANGAN

HASIL PERIKANAN MATA PELAJARAN PRAKARYA KELAS IX

SMPN 1 SURUH PADA MASA PANDEMI

 

Indriati Purnami

SMPN 1 Suruh

 

ABSTRAK

Kondisi pandemi covid-19 tak menghalangi kreatifitas siswa menghasilkan karya-karya indah pada mata pelajaran prakarya. Siswa memanfaatkan berbagai barang-barang tak terpakai untuk disulap menjadi produk yang bernilai dan layak jual. Inilah salah satu kelebihan mapel prakarya, selain mengasah kreatifitas, siswa juga berlatih untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan sejak dini. Dalam masa pandemi ini teknik pembelajaran jarak jauh baik menggunakan media gambar, video, peraga sangat dibutuhkan oleh siswa karena Menteri Pendidikan Nadiem Anwar Makarim mengatakan, prinsip dikeluarkannya kebijakan pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga pendidikan, keluarga dan masyarakat. Materi Prakarya Kelas IX Bab IV pada KD 3.1 Pengolahan Bahan Pangan Hasil Peternakan dan Perikanan. Sesuai bidang pemahaman dan banyaknya pemancingan di wilayah kami sepanjang jalan salatig-suruh maka tidak salah jika materi pengolahan bahan pangan hasil peternakan terutama perikanan ini disampaikan kepada peserta didik kami kelas IX. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat tema dalam Best Practice ini dengan judul “Metode Pembelajaran Picture And Picture Materi Menjelaskan Pengolahan Bahan Pangan Hasil Perikanan Mata Pelajaran Prakarya Kelas IX SMPN1 Suruh Pada Masa Pandemi”.   Beberapa minggu menggunakan metode ini siswa meningkat dan rata-rata nilai dari skore yang diserahkan juga meningkat. Sehingga penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan game yang menyenangkan perlu dikembangkan untuk menarik siswa untuk belajar. Hal ini memacu guru untuk terus belajar guna menambah wawasan dan pengetahuan terutama dalam kegiatan belajar di rumah.

Kata Kunci: Picture And Pictu, metode pembelajaran, hasil perikanan, Laporan Best Practice

 

PENDAHULUAN

Kondisi pandemi covid-19 tak menghalangi kreatifitas siswa menghasilkan karya-karya indah pada mata pelajaran prakarya. Siswa memanfaatkan berbagai barang-barang tak terpakai untuk disulap menjadi produk yang bernilai dan layak jual. Inilah salah satu kelebihan mapel prakarya, selain mengasah kreatifitas, siswa juga berlatih untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan sejak dini. Hasil karya siswa cukup beragam, mulai dari yang sederhana dengan bahan seadanya sampai yang indah dipandang dan rumit pengerjaannya. Bahan yang digunakan mulai dari kertas, plastik, kain flanel bekas, stik es krim, dan benda-benda tak terpakai lainnya. Produk yang dihasilkan berupa hiasan bunga beserta vasnya, miniatur kursi taman, hiasan dinding, dan masih banyak lagi. SMPN 1 Suruh dalam menyelenggarakan pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19. Melalui aplikasi ini guru dapat memberikan pembelajaran secara online, bisa berupa video pembelajaran, penugasan membaca materi, latihan soal-soal, bermain kuis, bermain game dan lain-lain. Sedangkan pemberian informasi yang penting dari sekolah kepada siswa menggunakan group WhatsApp kelas.

LATAR BELAKANG

Data dan catatan kendala ini kami peroleh dari aduan para wali murid di wilayah sekitar SMP 1 Suruh yang disampaikan melalui berbagai grup WA dan juga aduan langsung ke bapak ibu guru banyak aduan. Dalam hal ini, SMP 1 Suruh sudah memberikan solusi dan strategi pembelajaran bagi siswa selama melaksanakan BDR (belajar di rumah) mengakomodir kelas maya, bahkan sekolah juga menggunakan media yang sudah familiar seperti Ruang Guru, Quiper School, Zenius, Office 365, Google for Education, Kelas Pintar, dan Sekolahmu yang bisa diakses secara gratis. Namun pada perjalanannya wali murid dan siswa di sekitar wilayah Kecamatan Suruh mengeluh akan kendala koneksi internet dan borosnya kuota karena latar belakang ekonomi orangtua yang kurang mampu sehingga membuat siswa mengalami kendala untuk bisa mengakses sumber belajar online.

Melihat hal tersebut sekolah SMP 1 Suruh memfasilitasi siswa yang tidak bisa mengakses sumber belajar online dengan bekerjasama dengan saluran televisi pemerintah yaitu TVRI dengan harapan siswa pasti memiliki televisi di rumahnya dan siswa bisa santai melihat tayangan TV, namun tetap bernilai edukasi dan kemasan belajarnya menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Materi Prakarya Kelas IX Bab IV pada KD 3.1 Pengolahan Bahan Pangan Hasil Peternakan dan Perikanan. Sesuai bidang pemahaman dan banyaknya pemancingan di wilayah kami sepanjang jalan salatig-suruh maka tidak salah jika materi pengolahan bahan pangan hasil peternakan terutama perikanan ini disampaikan kepada peserta didik kami kelas IX.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat tema dalam Best Practice ini dengan judul “Metode Pembelajaran Picture And Picture Materi Menjelaskan Pengolahan Bahan Pangan Hasil Perikanan Mata Pelajaran Prakarya Kelas IX SMPN1 Suruh Pada Masa Pandemi”. Hal ini dengan alasan agar partisipasi dan prestasi siswa dalam pembelajaran secara daring meningkat.

TUJUAN PENELITIAN

Pelaksanaan penulisan ini dilakukan dengan beberapa tujuan, antara lain:

  1. Untuk mengetahui hasil belajar mata pelajaran Prakarya siswa Kelas IX SMP 1 Suruh semester gasal.
  2. Untuk mengetahui Metode pembelajaran Picture and Picture digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran prakarya di kelas IX SMPN 1 suruh?
  3. Untuk mengetahui Hasil nilai prakarya siswa dengan metode pembelajaran Picture and Picture digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran prakarya di kelas IX SMPN 1 suruh.

LANDASAN TEORI

Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek dalam belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan seseorang guru sebagai pengajar.Dua konsep belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru terpadu dalam satu kegiatan. Diantara keduannya itu terjadi interaksi dengan guru. Kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar mengajar saja harus bisa mendapatkan hasil bisa juga melalui kreatifitas seseorang itu tanpa adanya intervensi orang lain sebagai pengajar.Oleh karena itu hasil belajar yang dimaksud disini adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah ia menerima perlakukan dari pengajar (guru), seperti yang dikemukakan oleh Sudjana. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004: 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar: (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004: 22).

Menurut Winarno Surakhmad (dalam buku, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1980:25) hasil belajar siswa bagi kebanyakan orang berarti ulangan, ujian atau tes. Maksud ulangan tersebut ialah untuk memperoleh suatu indek dalam menentukan keberhasilan siswa.Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan membawa suatu perubahan dan pembentukan tingkah laku seseorang. Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun untuk menyamakan persepsi sebaiknya kita berpedoman pada kurikulum yang berlaku saat ini yang telah disempurnakan, antara lain bahwa suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan pembelajaran khususnya dapat dicapai.

PEMBAHASAN

Pra Skilus

Tabel 1. Nilai awal pelajaran Prakarya

Keadaan partisipasi dan hasil belajar siswa selama pembelajaran online dengan metode powerpoin pada masa pandemi tepatnya pada semester 1 tahun pelajaran 2020-2021. Partisipasi siswa dapat dilihat dari keterlibatan atau keikutsertaan siswa dalam menyerahkan tugas melalui WA. Siswa yang tidak berpartisipasi akan diberikan tugas dengan metode Picture And Picture Adapun siswa yang kami gunakan sebagai sampel uji coba adalah siswa kelas IX D yang berjumlah 30 siswa. Kelas IX D merupakan kelas dengan nilai prakarya rendah dibanding kelas yang lain. Hal ini mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan upaya meningkatkan hasil belajar prakarya melalui Metode Pembelajaran Picture and Picture pada siswa.

Tabel 5. Nilai Hasil Belajar setelah metode

Berdasarkan observasi kelas dalam group, jumlah seluruh siswa kelas IX D adalah 30 anak terdiri dari 16 siswa laki – laki dan 14 siswa perempuan. Dari data, selama satu kali pemberian metode diperoleh hasil observasi yaitu Siswa dalam melaksanakan diskusi gambar bersama kelompoknya dirumah, Siswa dalam membuat penjelasan tentang bahan pangan di presentasikan di dalam WA chat hanya dibebankan pada beberapa orang saja dalam kelompok tersebut. Ketika uk mempresentasikan, ketua sebagai juru chat atau juru bicara. Setiap kelompok hanya mempunyai kesempatan mempresentasikan 2 gambar.

Berdasarkan hasil tes tertulis, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 12 siswa atau 40% dari 30 siswa yang mengikuti pembelajaran. Hasil tes tertulis tersebut sudah mengalami peningkatan dari hasil tes tertulis sebelum tindakan, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM yaitu 5 siswa atau 17% dari 30 siswa yang mengikuti tes.Walaupun sudah mengalami peningkatan tapi masih sebagian besar atau 18 siswa yang masih memperoleh nilai dibawah KKM. Tabel perkembangan hasil belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 6. Prosentase hasil belajar

Data yang diperoleh melalui observasi dan hasil tes yang dikumpulkan danmenunjukkan bahwa indikator penelitian ini tercapai meskipun belum maksimal.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penerapan metode picture and picturesiswa kelas IX D SMP 1 Suruh dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan metode picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi siswa kelas IX D Kesimpulan tersebut didukung dengan data sebagai berikut:

  1. Hasil penelitian tindakan pada yang dijabarkan sebagai berikut:
  2. Dengan nilai hasil belajar menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Prakarya. Nilai hasil Prakarya dengan kompetensi dasar menjelaskan bahan pangan hasil perikanan, nilai rata-ratanya 72 dengan prosentase nilai di atas KKM sebanyak 40% sedangkan prosentase nilai dibawah KKM 60%
  3. Dengan hasil belajar menunjukkan adanya prakarya dengan kompetensi dasar bahan pangan hasil perikanan, nilai rata-ratanya 80,57 dengan prosentase nilai di atas KKM sebanyak 96,67% sedangkan prosentase nilai dibawah KKM 3,33%.
  4. Proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar dengan metode picture and picture, dan hambatan hambatan selama pembelajaran telah berhasil diatasi. Hal ini terjadi karena dengan membentuk kelompok-kelompok kecil, siswa akan lebih mudah dibimbing, dan juga adanya presentasi membuat siswa lebih bersemangat untuk berkompetisi secara sehat karena masing-masing kelompok saling bekerjasama dalam kelompok kecil siswa lebih terfokus dalam pembelajaran berkelompok dan mempermudah proses belajar mengajar, khususnya pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi dan Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Darsono. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Press.

Sudjana, Nana. 2004. Dasar –dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar baru Algensido Offset

Surakhmad, Winarno. 1980. Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito.

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Udin S Winataputra. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

WJS Poerwadarminta. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Kemendikbud. 2015. Prakarya. Jakarta