Implementasi Metode Team Assisted Individualization untuk Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar IPA Materi Ciri-Ciri Khusus Makhuk Hidup pada Siswa Kelas VI

Semester Gasal SD Negeri 1 KUTOHARJO

Kecamatan REMBANG Kabupaten REMBANG

Tahun Pelajaran 2017/2018

 

Heri Susanto

Guru Kelas vi SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini untuk: (1) mendeskripsikan metode Team Assisted Individualization yang dapat meningkatkan partisipasi belajar IPA materi ciri-ciri khusus makhuk hidup pada siswa Kelas VI Semester Gasal SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018 dan (2) mendeskripsikan metode Team Assisted Individualization yang dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi ciri-ciri khusus makhuk hidup pada siswa Kelas VI Semester Gasal SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau action research. Lokasi penelitian ini di SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Penelitian ini berlangsung dalam tiga siklus. Subjek dalam PTK ini adalah siswa Kelas VI SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018, berjumlah 22 orang, terdiri atas 12 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Teknik pengumpulan data dengan teknik nontes dan teknik tes. alat pengumpulan data berupa dokumentasi, lembar observasi dan butir soal. Hasil penelitian ini adalah (1) Metode Team Assisted Individualization dapat meningkatkan partisipasi belajar IPA materi Ciri-Ciri Khusus Makhuk Hidup pada siswa Kelas VI Semester Gasal SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018 yang termasuk sangat baik dan (2) Metode Team Assisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Ciri-Ciri Khusus Makhuk Hidup pada siswa Kelas VI Semester Gasal SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan rata-rata sebesar 83,33.

Kata Kunci: Metode Team Assisted Individualization, Partisipasi Belajar, Hasil Belajar IPA

 

PENDAHULUAN

IPA sebagai salah satu mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) dinilai memiliki peranan penting karena dapat meningkatkan pengetahuannya dalam berpikir secara logis, rasional, kritis, cermat, efektif dan efisien. Oleh karena itu, pengetahuan IPA harus dikuasai sedini mungkin oleh para siswa dalam menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang.

Pada hakikatnya, pembelajaran IPA memiliki empat dimensi, yaitu sikap, proses, produk dan aplikasi. Keempat dimensi tersebut merupakan ciri IPA yang utuh yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Oleh karena itu, seyogyanya pembelajaran IPA mencakup empat aspek di atas. Pembelajaran IPA bukan hanya untuk menguasai sejumlah pengetahuan sebagai produk IPA, tetapi juga harus menyediakan ruang yang cukup untuk tumbuh dan berkembangnya sikap ilmiah, berlatih melakukan proses pemecahan masalah dan menerapkan IPA dalam kehidupan nyata.

Dalam pembelajaran IPA tentang ciri-ciri makhluk hidup di SD Negeri 1 Kutoharjo, guru masih dominan menerapkan paradigma lama, yaitu guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher centered), sehingga siswa menjadi kurang aktif dan kurang antusias. Hasil belajar dengan nilai rata-rata masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65, yaitu rata-rata sebesar 61,21. Sedangkan ketuntasan sebesar 55,45% dimana dua belas siswa yang tuntas dari keseluruhan dua puluh dua siswa.

Oleh karena itu, penyampaian materi IPA membutuhkan pendekatan-pendekatan, metode, strategi serta teknik pembelajaran yang tepat serta tidak menimbulkan kesan bahwa materi IPA merupakan materi yang penuh hafalan. Komarudin (dalam Trianto, 2009: 8) menyatakan bahwa perubahan paradigma pembelajaran dalam KTSP adalah orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) beralih berpusat pada siswa (student centered); metode yang semula lebih didominasi expository berganti ke participatory; dan pendekatan yang semula lebih banyak bersifat textual berubah menjadi contextual. Perubahan-perubahan tersebut untuk memperbaiki mutu pendidikan, baik dari segi proses maupun hasil pendidikan. Berdasarkan uraian tersebut, pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa hendaknya mengacu pada peningkatan aktivitas dan partisipasi siswa.

Menurut Slavin (dalam Yusron, 2010: 95-96), Team Accelerated Individualization merupakan salah satu jenis dari model pembelajaran kooperatif yang masuk dalam kategori metode-metode Supported Cooperative Learning. Model TAI yang dikembangkan oleh Slavin ini merupakan model yang menggabungkan antara pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual. Jadi, kedua nilai positif dari pengajaran kooperatif dan pengajaran individual digunakan dalam model pembelajaran ini, sehingga diharapkan model pembelajaran ini dapat meningkatkan pembelajaran secara optimal. Model pembelajaran TAI sangat baik untuk dilakukan karena: (1) Model ini mengkombinasikan keunggulan kooperatif dan program pengajaran individu, (2) Model ini memberikan tekanan pada efek sosial dari belajar kooperatif, (3) Model ini disusun untuk memecahkan masalah dalam program pengajaran, misalnya dalam hal kesulitan belajar siswa secara individual.

Keberhasilan Metode TAI didukung dengan beberapa hasil penelitian yang terkait dengan model pembelajaran TAI, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Silvi Nur Fitria (2012) dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Pembelajaran Kooperatif Metode TAI pada Siswa Kelas VA SDN Ngaliyan 01”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran PKn yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif metode TAI pada siswa Kelas VA SDN Ngaliyan 01 meningkat.

Penelitian serupa yang dilakukan oleh Wahyuningtiyas Triadi Pamungkas (2011) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III A SDN Tamanharjo 01 Singosari Malang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II. Dari 35 siswa Kelas III A terdapat peningkatan aktivitas siswa dari aspek keaktifan, keberanian dan kerja sama. Skor aktivitas siswa dari Siklus I ke Siklus II meningkat 6%. Sedangkan hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari Siklus I ke Siklus II sebesar 34,3%.

Penelitian oleh Zuliati (2012) dengan judul “Penerapan Model TAI untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV di SDN Gandekan 01 Kabupaten Blitar”. Dari hasil penelitian ini diperoleh keberhasilan guru dalam penerapan model TAI pada pada Siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 74,075 dan pada Siklus II meningkat menjadi 92,29. Aktivitas siswa meningkat, yaitu pada Siklus I sebesar 65,5%, sedangkan pada Siklus II meningkat menjadi 87,9%. Aktivitas ini meliputi kegiatan dalam belajar mandiri, menyampaikan pendapat, kerja sama dan menjawab soal kuis. Hasil belajar juga meningkat pada Siklus I rata-rata ketuntasan belajar klasikal sebesar 74,1% sedangkan pada Siklus II meningkat menjadi 86,15%.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan peningkatan kualitas pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Implementasi Metode Team Assisted Individualization untuk Meningkatkan Partisipasi dan Hasil Belajar IPA Materi Ciri-Ciri Khusus Makhuk Hidup pada Siswa Kelas VI Semester Gasal SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau action research. Lokasi penelitian ini di SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang. Penelitian ini berlangsung dalam tiga siklus, yaitu Siklus I, Siklus II dan Siklus III. Tindakan dalam penelitian dengan implementasi Metode Team Assisted Individualization.

Subjek dalam PTK ini adalah siswa Kelas VI SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018. Siswa berjumlah 22 orang, terdiri atas 12 orang laki-laki dan 10 orang perempuan.

Data penelitian ini merupakan data kualitatif dan data kuantitatif. Teknik pengumpulan data dengan teknik nontes dan teknik tes. Teknik nontes dengan alat pengumpulan data berupa dokumentasi dan lembar observasi. Teknik tes dengan alat pengumpulan data berupa butir soal. Data kualitatif merupakan data aktivitas siswa sesuai dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran dengan Metode TAI. Data ini sesuai dengan hasil observasi. Data kuantitatif merupakan data nilai dari tes sesuai dengan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan Metode TAI.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Implementasi Metode Team Assisted Individualization dalam pembelajaran IPA Materi Ciri-Ciri Khusus Makhuk Hidup dengan pembentukan kelompok, yaitu lima kelompok yang terdiri dari empat-lima anggota. Kelompok A dan B terdiri dari lima anggota. Sedangkan Kelompok C, D dan E terdiri dari empat anggota.

Pada Siklus I, masing-masing kelompok melakukan pengamatan terhadap hewan yang terdapat di lingkungan sekolah. Sesuai dengan pembelajaran dengan Metode TAI, partisipasi siswa dengan nilai rata-rata sebesar 16,22 yang termasuk kategori cukup baik. Sedangkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan Metode TAI dengan rata-rata sebesar 68,48 dan ketuntasan sebesar 72,73% dimana enam belas siswa yang tuntas dari keseluruhan dua puluh dua siswa.

Deskripsi Siklus II

Implementasi Metode Team Assisted Individualization dalam pembelajaran IPA Materi Ciri-Ciri Khusus Makhuk Hidup dengan pembentukan kelompok yang semakin banyak, yaitu enam kelompok yang terdiri dari tiga-empat anggota. Kelompok A, B, C dan D terdiri dari empat anggota. Sedangkan Kelompok E dan F terdiri dari tiga anggota.

Pada Siklus II, masing-masing kelompok melakukan pengamatan terhadap poster tumbuhan yang disediakan guru. Sesuai dengan pembelajaran dengan Metode TAI, partisipasi siswa dengan nilai rata-rata sebesar 18,56 yang termasuk kategori baik. Sedangkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan Metode TAI dengan rata-rata sebesar 76,97 dan ketuntasan sebesar 81,82% dimana delapan belas siswa yang tuntas dari keseluruhan dua puluh dua siswa.

Deskripsi Siklus III

Implementasi Metode Team Assisted Individualization dalam pembelajaran IPA Materi Ciri-Ciri Khusus Makhuk Hidup dengan komposisi kelompok yang sama seperti pada Siklus II, yaitu enam kelompok yang terdiri dari tiga-empat anggota.

Pada Siklus III, masing-masing kelompok melakukan pengamatan terhadap tumbuhan yang dibawa masing-masing kelompok. Sesuai dengan pembelajaran dengan Metode TAI, partisipasi siswa dengan nilai rata-rata sebesar 20,44 yang termasuk kategori sangat baik. Sedangkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan Metode TAI dengan rata-rata sebesar 83,33 dan ketuntasan sebesar 100% dimana dua puluh dua siswa yang tuntas dari keseluruhan dua puluh dua siswa.

Pembahasan

Pada Kondisi Awal pembelajaran IPA, guru merupakan pusat kegiatan belajar di kelas (teacher centered) yang menggunakan metode ceramah. Saat pembelajaran berlangsung, sebagian besar siswa tidak terlalu aktif, baik itu aktif dalam mengajukan pendapat atau pertanyaan, aktif menjawab pertanyaan maupun aktif dalam kegiatan diskusi. Oleh karena itu, tingkat partisipasi belajar siswa masih rendah.

Pada Siklus I, guru telah menerapkan tindakan berupa pembelajaran IPA dengan menggunakan Metode Team Assisted Individualization pada materi Ciri-Ciri Khusus Makhluk Hidup. Pada Siklus I ini, siswa dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari empat-lima anggota. Sedangkan pada Siklus II, siswa dibagi menjadi enam kelompok yang terdiri dari tiga-empat anggota. Pada Siklus III, komposisi kelompok sama seperti pada Siklus II. Implementasi Metode TAI ini meningkatkan aktivitas siswa sesuai dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, berikut ini data peningkatan partisipasi belajar IPA disajikan dalam tabel berikut.

 

 

 

 

 

Tabel 4.15. Partisipasi Belajar IPA pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III.

No

Aspek yang diobservasi

Siklus I

Siklus II

Siklus III

A

Partisipasi kontributif

 

 

 

1

Mengerjakan LKS

95,45%

100%

100%

2

Mengajukan pertanyaan

54,55%

72,73%

95,45%

3

Menjawab pertanyaan

100%

100%

100%

4

Mengemukakan pendapat

36,36%

68,18%

86,36%

5

Memberikan tanggapan

95,45%

95,45%

100%

6

Membantu teman yang mengalami kesulitan

45,45%

72,73%

95,45%

B

Partisipasi inisiatif

 

 

 

7

Membuat catatan ringkas

100%

100%

100%

8

Mengerjakan tugas mandiri tanpa terstruktur

100%

100%

100%

9

Inisiatif mempelajari dan mengerjakan materi pelajaran yang belum dan akan diajarkan

36,36%

50%

59,09%

Rata-rata persentase

73,74%

83,84%

92,93%

Kategori

Cukup baik

Baik

Sangat baik

 

Dengan Metode TAI, siswa menjadi lebih giat mengerjakan tugas-tugas dari guru karena hasil catatan tersebut akan mengurangi nilai kelompok. Hal ini dapat dilihat pada Siklus II sebagian besar siswa sudah mengerjakan LKS dengan menyumbangkan ide-ide dan gagasannya. Siswa mencari hewan di lingkungan sekolah dengan bimbingan ketua kelompok. Namun, dalam mengerjakan LKS tidak hanya menggantungkan informasi dari ketua kelompok. Mereka juga ikut berpendapat. Untuk tugas tak terstruktur, semua siswa mengerjakan dan mengumpulkan tepat waktu. Dalam tugas tak terstruktur, mereka kerjakan bersama-sama di luar jam pelajaran. Mereka mencari tumbuhan di lingkungan tempat tinggal mereka untuk diamati daan dicatat hasilnya. Di akhir pembelajaran, sebagian besar siswa juga sudah membuat ringkasan. Guru yang membimbing siswa membuat ringkasan baik di Siklus I, Siklus II maupun Siklus III.

Kegiatan belajar yang berlangsung selama tiga siklus tersebut berdampak pada hasil belajar. Adapun peningkatan hasil belajar selama penelitian disajikan pada tabel berikut.

Tabel 4.16 Hasil Belajar IPA pada Siklus I, Siklus II dan Siklus III.

No

Aspek hasil belajar

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Siklus III

1

Rata-rata hasil belajar

61,21

68,48

76,97

83,33

2

Jumlah siswa yang tuntas

12

16

18

22

3

% siswa yang tuntas

54,55%

72,73%

81,82%

100%

4

Jumlah siswa yang belum tuntas

10

6

4

0

5

 % siswa yang belum tuntas

45,45%

27,27%

18,18%

0%

 

PENUTUP

Kesimpulan

1.     Metode Team Assisted Individualization dapat meningkatkan partisipasi belajar IPA materi Ciri-Ciri Khusus Makhuk Hidup pada siswa Kelas VI Semester Gasal SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018 dari 73,74% (cukup baik) pada Siklus I menjadi 83,84% (baik) pada Siklus II dan 92,93% (sangat baik) pada Siklus III.

2.     Metode Team Assisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Ciri-Ciri Khusus Makhuk Hidup pada siswa Kelas VI Semester Gasal SD Negeri 1 Kutoharjo Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan rata-rata sebesar 61,21 pada Kondisi Awal menjadi rata-rata sebesar 68,48 pada Siklus I, rata-rata sebesar 76,97 pada Siklus II dan rata-rata sebesar 83,33 pada Siklus III.

Saran

1.     Kepala Sekolah mendukung guru untuk menggunakan Metode Team Assisted Individualization dalam pembelajaran IPA dengan memfasilitasi ataupun memberikan pelatihan pada guru.

2.     Guru mengimplementasikan Metode Team Assisted Individualization dalam pembelajaran IPA agar siswa lebih aktif, sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

3.     Pengawas Sekolah membuka wawasan dan mengubah pandangan guru untuk selalu menyajikan pembelajaran yang variatif, bermakna dan efektif dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu dan Supriyono, Widodo. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Anggoro, M. Toha, dkk. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka Press.

Anni, Catharina Tri dkk. 2007. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.

Asy’ari, Maslichah. 2006. Penerapan Pendekatan Sains-Teknologi-Masyarakat dalam Pembelajaran Sains di SD. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma Press.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian sebagai Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

—. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Bundu, Patta, 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Depdiknas Dirjen Dikti.

Djamarah, Syaiful Bachri dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2011. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Isjoni. 2010. Cooperative Learning, Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Kusumah, Wijaya dan Dwitagama, Dedi. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks.

Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdyakarya.

Mulyono. 2011. Strategi Pembelajaran Menuju Efektivitas Pembelajaran di Abad Global. Malang: UIN-Maliki Press.

Samatowa, Usman. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nusa Media dan Nuansa.