PENINGKATAN KEMAMPUAN DAN KREATIVITAS GURU

DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAKEM MELALUI METODE SALING MENCERMATI

PADA SD NEGERI KARANGAWEN KECAMATAN TAMBAKROMO KABUPATEN PATI SEMESTER 2 TAHUN 2016

 

Patman

Kepala SD Negeri Karangawen Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kreatiftas guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis Pakem melalui metode saling mencermati pada SD Negeri Karangawen Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati Semester 2 Tahun 2016. Subjek penelitian ini adalah 9 orang guru yang direkomendasikan oleh Kepala Sekolah SD Negeri Karangawen karena berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukannya RPP yang dibuat perlu mendapatkan perbaikan. Penelitian ini berbentuk penelitian tindakan sekolah yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan masing-masing siklus menggunakan tahapan: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Tindakan yang dilakukan adalah menggunakan metode saling mencermati. Hasil penelitian berdasarkan pengamatan proses tindakan menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam menyusun RPP meningkat terbukti dari rancangan kegiatan dalam RPP berpusat pada siswa bukan pada guru lagi. Selain itu hasil penilaian terhadap dokumen RPP menunjukkan bahwa dari kondisi awal rara-rata nilai 73. Berdasarkan hasil observasi selama tindakan dengan kualifikasi C (cukup), meningkat menjadi 82 dengan kualifikasi B (baik) pada siklus I dan meningkat lagi menjadi 87 pada siklus II dengan kualifikasi yang sama.

Kata kunci: RPP, Pakem, Metode Saling Mencermati

 

PENDAHULUAN

Direktorat Tenaga Kependidikan (2009) menyatakan bahwa kepala sekolah mempunyai tugas yang sangat penting di dalam mendorong guru untuk melakukan proses pembelajaran untuk mampu menumbuhkan kemampuan kreatifitas, daya inovatif, kemampuan pemecahan masalah, berpikir kritis dan memiliki naluri jiwa kewirausahaan bagi siswa sebagai produk suatu sistem pendidikan.

Untuk mencapai hal tersebut diperlukan suatu kepemimpinan pembelajaran. Ditendik (2009:17) juga menyatakan bahwa kepemimpinan pembelajaran atau kepemimpinan instruksional adalah kepemimpinan yang memfokuskan / menekankan pada pembelajaran yang komponen-komponennya meliputi kurikulum, proses belajar mengajar, asesmen (penilaian hasil belajar), penilaian serta pengembangan guru, layanan prima dalam pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah.

Komponen proses belajar mengajar meliputi penyusunan silabus,pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pengembangan bahan ajar,pemilihan buku pelajaran, pemilihan metode mengajar dan metode belajar, penggunaan media pembelajaran dan fasilitas belajar lainnya, pengelolaankelas, dan pemotivasian siswa.

Usaha-usaha untuk mempersiapkan guru menjadi profesional telah banyak dilakukan. Kenyataan menunjukkkan bahwa tidak semua guru memiliki kinerja yang baik dalam menyusun perencanaan. Dan kenyataan di lapangan banyak dijumpai RPP guru yang kurang dapat dibaca atau sulit dilaksanakan oleh pembaca terutama guru lain. Hal ini menunjukkan bahwa selama ini guru hanya sekedar memenuhi kewajiban tanpa mengerti maksud dan tujuan adanya RPP.Pada SD Negeri Karangawen masih dijumpai RPP dimana kegiatan pembelajaranya kurang berpusat pada siswa. Dari jumlah guru 9 orang yang ada masih terdapat 3 (34%) guru yang kurang mampu dalam menyusun RPP dengan baik dan benar. Hal ini didasarkan pada data-data yang diperoleh oleh Kepala Sekolah pada saat memeriksa perangkat kegiatan belajar mengajar (KBM) di SD Negeri Karangawen Tahun 2016 pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut: (1) Guru belum memahami bagaimana menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan baik. (2) Sebagian guru belum mendapatkan pelatihan tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. (3) Rencana pelaksanaan pembelajaran yang dimiliki guru adalah hasil mengadopsi atau meng-copy paste dari hasil karya orang lain atau yang disusun oleh tim di KKG Bukan Kreatifitas guru sendiri. (4) Guru kurang mampu dan kreatif mendesain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Pakem karena belum memahami apa, bagaimana, dan mengapa Pakem?

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui metode Saling Mencermati kemampuan dan kreatifitas guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Pakem pada SD Negeri Karangawen Tahun 2016 dapat ditingkatkan?”

Tujuan umum dari penelitian tindakan sekolah ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan Kreatifitas guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Pakem. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk meningkatkan kemampuan dan Kreatifitas guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Pakem melalui metode “Saling Mencermati” pada SD negeri Karangawen Tahun 2016.

Manfaat penelitian ini bagi peneliti: (1) Meningkatkan kompetensi profesionalisme penulis untuk melakukan penelitian tindakan sekolah sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di sekolah penulis. (2) Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh penulis sebagai syarat untuk usulan kenaikan pangkat atau golongan dari IV-A ke- IV B. (3) Dengan adanya pengalaman menulis ini, penulis dapat memberikan bimbingan kepada teman-teman kepala sekolah dan guru-guru yang akan menulis karya tulis. (4) Hasil penelitian ini digunakan penulis sebagai bahan evaluasi terhadap kemampuan dan kreatifitas guru dalam menyusun RPP yang selanjutnya digunakan sebagai bahan pembinaan kepada guru di sekolah.

Manfaat penelitian ini bagi sekolah: (1) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan standar proses pendidikan. (2) Akan berdampak adanya peningkatan administrasi guru yaitu perangkat kegiatan belajar mengajar yang lebih lengkap.

Manfaat Penelitian ini bagi guru: (1) Dapat meningkatkan kompetensi profesionalismenya dalam menyusun RPP dengan lengkap serta menciptakan kesadaran guru tentang tanggung jawabnya terhadap pelaksanaan tugasnya. (2) Sebagai panduan dan arahan dalam mengajar sehingga apa yang diinginkan dalam standar isi dapat tersampaikan melalui proses pembelajaran yang lebih baik.

Manfaat penelitian ini bagi siswa: (1) Adanya kesiapan belajar, keseriusan, keingintahuan, dan semangat belajar tinggi terhadap pelajaran karena pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. (2) Siswa lebih percaya diri dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga tercapai target kompetensinya.

LANDASAN TEORI

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 41 tahun 2007, tentang Standar Proses untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pem­belajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk ter­laksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Yang dimaksud dengan perencanaan proses pembelajaran dalam standar proses adalah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP.

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus. Rencana pelaksanaan pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau lebih untuk satu pertemuan atau lebih.

Dalam perencanaan proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu menjabarkannya dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai kompetensi dasar. Sehingga setiap guru berkewajiban menyu­sun rencana pelaksanaan pembelajaran secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran harus dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman belajar yang dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan berpusat pada peserta didik.

Pembelajaran merupakan perpaduan antara pengertian kegiatan pengajaran oleh guru dan kegiatan belajar oleh siswa. Dalam pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan siswadan siswa dengan siswa. Dengan terjadinya interaksi tersebut diharapkan materi yangdisampaikan oleh guru dapat dipa hami oleh siswa dengan mudah. Untuk mengkondisikanagar dalam pembelajaran terjadi interaksi yang efektif maka digunakan berbagai pendekatandalam pembelajaran. Salah satu pendekatan pembejaran yang dapat digunakan adalah Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM), yang merupakan suatu pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa secara aktif. Pelaksanaan PAKEM bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan belajar yang mengkondisikan siswa untuk menguasai keterampilan-keterampilan, pengetahuan dan sikap yang baik, untuk mempersiapkan diri siswa dalam kehidupannya kelak, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.

 

Kerangka Berpikir

Gambar 2 Kerangka Berpikir Penelitian

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada landasan teori dan kerangka berpikir di atas dapat ditentukan hipotesis tindakan sebagai berikut: “Melalui metode “Saling Mencermati, kemampuan dan Kreatifitas guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis Pakem pada SD negeri Karangawen Tahun 2016dapat ditingkatkan”

METODE PENELITIAN

Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan di SD negeri Karangawen di Pati yang beralamat di Desa Karangawen Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga (3) yaitu pada bulan Januari sampai dengan Maret 2016. Penelitian dilaksanakan pada bulan itu karena pada waktu itu kegiatan pembelajaran memasuki semester 2 Tahun pelajaran 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah guru-guru yang memiliki RPP kurang baik berdasarkan hasil verifikasi. Subjek terdiri atas berbagai macam guru, ada yang dari GTT, Guru PNS. Subjek penelitian berjumlah 9 orang yanag terdiri dari 3 laki-laki dan 6 perempuan. Mereka berasal dari berbagai guru kelas yaitu Guru Kelas I-VI, PJOK, Bahasa Inggris, dan Agama Islam.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, pencatatan lapangan dan penilaian produk atau karya. (a) Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan data atau informasi tentang pemahaman guru terhadap RPP dan pembelajaran berbasis Pakem. (b) Pencatatan lapangan dilakukan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses tindakan dilakukan. (c) Penilaian produk dilakukan dengan memberikan skor 1 – 4 terhadap indikator-indikator penilaian RPP yang dilakukan oleh guru senior. (d) Penilaian dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian yang telah disiapkan. Termasuk juga pengamatan yang dilakukan secara cermat terhadap pelaksanaan tindakan, dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil penyusunan RPP yang dilaksanakan.

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah (a) Pedoman wawancara, sebagai panduan bagi penulis untuk melakukan wawancara dalam rangka untuk mengetahui pemahaman guru tentang RPP dan pembelajaran berbasis Pakem; (b) Lembar cacatan pengamatan, untuk mencatat hal-hal yang terjadi pada saat dilakukan pengamatan terhadap proses tindakan yang dilakukan, dan (c) Instrumen penilaian dokumen RPP, digunakan untuk menilai dokumen RPP yang telah dihasilkan guru.

Data yang telah dikumpulkan di analisis untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk itu berbagai teknik analisis yang sesuai digunakan dalam penelitian ini. Data dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menjelaskan perubahan kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis Pakem.

Sedangkan bagian kedua berkaitan dengan penyusunan kegiatan pembelajaran mulai dari kegiatan awal atau pendahuluan, kegiatan inti sampai kegiatan penutup. Instrumen ini terdiri dari 30 indikator yang harus diberi skor angka 1 sampai 4.

Namun, dalam analisis ini difokuskan pada bagian kedua yaitu bagian yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yang merupakan topik pembahasan dalam penelitian ini. Untuk mendapatkan nilai perolehan, semua skor dari setiap indikator dijumlahkan kemudian dibagi skor maksimal dikalikan 100.

Karena penilaian dilakuan oleh dua penilai yaitu penilaian oleh kepala sekolah selaku penulis (penilai I) dan penilaian oleh guru senior (penilai II), maka nilai yang diperoleh dijumlahkan dan kemudian dirata-rata. Jadi nilai rata-rata inilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai nilai perolehan akhir.

Namun untuk mempermudah analisis, semua nilai yang diperoleh dalam bentuk pecahan dibuat menjadi bulat karena pembulatan ini tidak akan mempengaruhi hasil penilaian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Data-data awal yang digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini, diambil dari berbagai sumber. Diantaranya adalah beberapa saran dari Pengawas sekolah dari Dinas Pendidikan Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati yang berhubungan dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran. Rekomendasi beliau diantaranya adalah untuk merevisi beberapa RPP yang dibuat oleh guru-guru yang menjadi subyek dalam penelitian ini.

Karena terdapat beberapa hal yang masih perlu diperbaiki yaitu (1) Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran masih perlu dilengkapi; (2) Langkah-langkah pembelajaran perlu di susun secara sistematis sehingga mudah dipahami dan dapat dilaksanakan oleh orang lain; (3) Kegiatan-kegiatan dalam pembelajaran harus berpusat pada siswa, sehingga kegiatannya harus disusun untuk kegiatan siswa bukan kegiatan guru. ; (4) Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dan pemanfaatan media pembelajaran berbasis TIK (teknologi informasi dan komunikasi) perlu ditingkatkan lagi.’ (5) Pengaturan waktu yang digunakan untuk belajar siswa harus lebih banyak dari waktu yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran.

Deskripsi Hasil Siklus I

Perencanaan

Sebelum penelitian dilaksanakan, penulis melakukan berbagai persiapan sehingga komponen yang direncanakan dapat dikelola dengan baik. Langkah-langkah persiapan yang ditempuh pada siklus I sebagai berikut (a) Membuat atau menyusun skenario tindakan yang berisi langkah-langkah yang akan dilakukan penulis dalam memberikan pembinaan kepada guru sebagai subyek penelitian ini.’ (b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan dalam pelaksanaan tindakan seperti LCD proyektor untuk menayangkan beberapa materi sajian atau materi presentasi.; (c) Menyusun jadwal pelaksanaan tindakan agar tidak berbenturan dengan kegiatan-kegiatan lain yang menyita waktu bagi kepala sekolah dan juga guru. Sehingga terjadi harmonisasi waktu pelaksanaan tindakan.; (d) Menyusun instrumen yang dibutuhkan seperti instrumen penilaian dokumen rpp, dan juga menyiapkan materi untuk presentasi yang berhubungan dengan bagaimana cara menyusun RPP berbasis Pakem.; (e) Mempersiapkan cara memperoleh data dan menganalisis data mengenai proses tindakan dan hasil tindakan.

Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini berjalan dengan baik dan lancar. Adapun permasalahan yang kecil-kecil dapat diatasi oleh penulis dengan baik seperti pengaturan waktu untuk menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

Pelaksanaan

Sebagaimana telah dikemukakan di bagian terdahulu, sangatlah beralasan untuk beranggapan bahwa penelitian tindakan sekolah ini dilakukan oleh kepala sekolah, untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

Pelaksanaan tindakan diawali dengan pendahuluan oleh kepala sekolah dengan menyampaikan tujuan tindakan yaitu agar guru mampu menyusun RPP berbasis Pakem dengan baik dan dilanjutkan dengan tanya jawab atau melakukan brainstorming untuk mendapatkan informasi dari guru tentang kesulitan atau hambatan yang dialaminya dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), khususnya RPP yang berbasis Pakem.

Beberapa guru menyatakan bahwa kesulitan yang dialaminya adalah bagaimana menyusun kegiatan yang runtut dan sistematis dalam langkah-langkah pembelajarannya yang mencerminkan Pakem. Oleh karena itu penulis melanjutkan dengan memaparkan rambu-rambu bagaimana menyusun RPP berbasis Pakem. Agar mudah dipahami oleh guru rambu-rambu difokuskan pada penggunaan kata-kata yang menunjukkan kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan membandingkannya dengan kata-kata yang menunjukkan kegiatan yang berpusat pada guru. Kemudian guru diminta untuk melakukan hal-hal berikut: (a) menyusun sebuah RPP untuk salah satu kompetensi dasar yang dipilih, berdasarkan rambu-rambu yang telah diberikan. Untuk menyusun ini guru mempelajari kompetensi dasar yang dipilih kemudian merancang kegiatan yang berpusat pada siswa bukan pada guru. Guru melakukannya secara individu agar dapat diketahui sejauh mana pemahaman guru atau kemampuan guru dapat diketahui.; (b) Setelah menyelesaikan satu RPP, kemudian menukarkan RPP yang telah dibuatnya dengan RPP yang dibuat oleh guru lain dari mata pelajaran yang berbeda yang serumpun atau yang memiliki karakteristik mirip, sebagai contoh IPA dengan Matematika, Bahasa Inggris dengan Bahasa Indonesia dan lain sebagainya; (c) mencermati RPP yang dibuat oleh guru lain, dikaitkan dengan rambu-rambu pembelajaran Pakem, apakah kegiatan-kegiatan yang dirancang dalam langkah-langkah pembelajaran sudah mengarah pada pembelajaran Pakem atau belum. (d) memberikan masukan atau saran-saran perbaikan terhadap RPP yang dicermati, sehingga dengan saran-saran tersebut guru yang membuat RPP tersebut dapat melakukan diskusi dengan guru yang memberikan saran.

Kemudian pada kegiatan akhir penulis menanyakan kesulitan yang masih dihadapi guru dalam menyusun RPP berbasis Pakem. Dilanjutkan dengan memberikan penguatan (reinforcement) cara menyusun RPP berbasis pakem dengan baik dan juga memberikan tugas kepada guru untuk merevisi RPP kembali setelah mendapatkan saran-saran dari guru lain. Setelah selesai direvisi atau diperbaiki, RPP dikumpulkan kepada penulis sebagai bahan untuk penilaian.

Pengamatan

Tahapan pengamatan dilakukan dalam dua cara, yaitu pengamatan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dan pengamatan yang dilakukan setelah pelaksanaan tindakan. Pengamatan cara yang pertama berlangsung dalam waktu yang sama. Pada tahapan pengamatan ini, penulis melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung untuk mengetahui proses terjadinya tindakan.

Dan cara yang kedua dilakukan dengan mengamati dokumen RPP yang dihasilkan oleh guru setelah tindakan selesai dilaksanakan. Kegiatan ini untuk memotret seberapa jauh kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis Pakem dengan baik dan benar.

Dari hasil pengamatan dengan cara yang kedua ini, diperoleh nilai yaitu hasil penilaian dokumen RPP yang dihasilkan guru pada siklus I. Semua guru harus menghasilkan RPP, jika ada yang tidak berhasil menyelesaikan RPP akan mengganggu proses penilaian yang dilakukan untuk mendapatkan data.

Hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa rata-rata nilai adalah 82 yang dikualifikasikan berdasarkan kriteria yang ditentukan menjadi B (baik). Namun data tersebut menunjukkan bahwa masih 4 orang orang guru yang nilainya dibawah rata-rata. Tiga dari empat guru tersebut mendapat kualifikasi nilai B (baik) dan satu orang guru mendapat kualifikasi C (cukup).

Dari hasil wawancara diperoleh informasi bahwa guru yang mendapat nilai dengan kualifikasi C (cukup) tersebut, belum pernah mendapatkan pelatihan tentang penyusunan RPP. Lagi pula guru tersebut adalah Guru Tidak Tetap. Sehingga untuk mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan sangat kecil, karena banyaknya guru tidak tetap.

Refleksi

Refleksi dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan. Berdasar data yang telah terkumpul dapat direfleksikan bahwa belum semua guru mampu menyusun RPP dengan baik dan benar. Disamping itu guru-guru tidak tetap belum sepenuhnya mampu menyusun RPP karena minimnya kesempatan untuk mendapatkan pelatihan. Sehingga perlu diadakan semacam pendampingan dari guru-guru sejenis agar guru saling belajar.

Untuk menindaklanjuti hasil refleksi ini, dalam siklus selanjutnya akan dilakukan tindakan dengan metode saling mencermati pada mata pelajaran sejenis, misalnya guru Kelas 6 dengan guru kelas 5 dan 4. Guru kelas 1 dengan guru kelas 2 dan 3 dan lain sebagainya.

Deskripsi Hasil Siklus II

Perencanaan

Perencanaan dalam siklus kedua merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Kegiatan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan pada siklus pertama. Dalam perencanaan dilakukan kegiatan sebagai berikut: (a) Menyusun ulang skenario tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus sebelumnya dengan mengadakan beberapa perubahan. Perubahan dilakukan pada penggunaan metode saling mencermati, dimana pada siklus pertama saling mencermati dilakukan pada mata pelajaran yang berbeda sedangkan pada siklus kedua diubah pada mata pelajaran yang sejenis.; (b) Mengharmonisasikan jadwal pelaksanaan tindakan, agar tidak mengganggu kegiatan penulis selaku kepala sekolah dan kegiatan guru yang lainnya.

Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilakukan tidak jauh berbeda dengan yang dilaksanakan pada siklus sebelumnya. Setelah mengawali kegiatan dengan menyampaikan tujuan tindakan, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan brainstorming atau tanya jawab untuk menggali informasi kesulitan atau hambatan yang masih dialami dalam menyusun RPP yang dilakukan pada siklus pertama. Brainstorming ditujukan pada guru-guru yang mendapat nilai di bawah rata-rata.

Berdasarkan informasi-infromasi yang diperoleh dari hasil brainstorming, penulis melanjutkan dengan mereview ulang paparan yang disampaikan pada siklus pertama serta memberi penguatan dengan memberikan contoh-contoh yang lebih banyak. Seperti pada siklus sebelumnya kegiatan dilanjutkan oleh guru dengan menyusun RPP berdasarkan rambu-rambu yang telah diberikan. Kemudian guru menukarkan RPP yang telah dibuat dengan RPP yang dibuat oleh guru dari mata pelajaran yang sejenis, kemudian guru mencermati RPP dari guru lain berdasarkan rambu-rambu Pakem.

Setelah saling mencermati dalam kelompok mata pelajaran sejenis, guru berdiskusi untuk memberikan masukan atau saran-saran perbaikan terhadap RPP yang dicermati dan pada akhir tindakan guru diminta untuk merevisi RPP setelah mendapatkan saran-saran dari guru lain.

Pengamatan

Seperti pada siklus I, kegiatan pengamatan dilakukan dengan dua cara, yang pertama dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan sedang berlangsung. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data tentang proses tindakan yang dilakukan dan dampak-dampak yang terjadi selama tindakan. Dalam pengamatan ini penulis juga mencatat hal-hal yang terjadi dalam pelaksanaan tindakan.

Sedangkan cara yang kedua dilakukan setelah tindakan selesai dilakukan yaitu dengan mengamati RPP yang telah dibuat pada siklus II. Hal ini dilakukan untuk memotret seberapa jauh kemampuan guru dalam menyusun RPP berbasis Pakem dengan baik dan benar. Pengamatan dilakukan dengan memberikan nilai terhadap RPP yang telah dikumpulkan oleh guru. Penilaian dilakukan oleh penilai I yaitu penulis sendiri dan penilai II yaitu guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah. Guru senior yang ditunjuk adalah guru yang dinilai mempunyai kemampuan dan dipandang mampu untuk melakukan penilaian.

Rata-rata nilai adalah 87. Ini berarti bahwa rata-rata nilai dikualifikasikan menjadi nilai B (baik). Data di atas juga menunjukkan bahwa 2 (dua) dari 9 (Sembilan) guru memperoleh nilai A (Amat baik). Namun masih ada 4 (empat) guru yang mendapat nilai dibawah rata-rata. Tiga diantaranya adalah guru yang sama seperti pada siklus I yang memperoleh nilai di bawah rata-rata juga yaitu guru nomor urut 1, 2.

Refleksi

Seperti dikatakan dalam siklus pertama bahwa refleksi dilakukan dengan proses pengkajian ulang dari perencanaan ulang, tindakan ulang dan pengamatan ulang. Dari hasil pengamatan dapat direfleksikan bahwa tindakan yang dilakukan telah meningkatkan kemampuan guru. Meskipun ada guru yang mendapat nilai dibawah rata-rata, nilai mereka mengalami peningkatan.

PEMBAHASAN

Dengan selesainya pelaksanaan tindakan dalam dua siklus diperoleh hasil secara menyeluruh baik dari kondisi awal sampai pada pelaksanaan siklus terakhir. Diketahui bahwa pada kondisi awal guru masih belum mampu menyusun RPP dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kegiatan dalam langkah pembelajaran yang dituliskan, guru masih mendominasi dan mewarnai kegiatan dalam pembelajaran yang dirancang. Yang diharapkan adalah rancangan yang dibuat guru mencerminkan bahwa guru berfungsi sebagai fasilitator yaitu memfasilitasi siswa agar terjadi proses belajar mengajar. Dalam rancangan kegiatan guru masih ada yang menuliskan “Guru menyampaikan materi tentang…”, Ini menunjukkan bahwa kegiatan masih berpusat pada guru dimana guru berperan sebagai penyampai materi pembelajaran melalui ceramah. Memang penyampaian materi dengan metode ceramah tidak dilarang namun metode yang digunakan ini diharapkan tidak mendominasi waktu untuk belajar siswa.

Rendahnya pemahaman guru tentang pembelajaran Pakem ini dapat juga dilihat dari hasil penilaian terhadap dokumen RPP yang menunjukkan bahwa nilai rata-ratanya adalah 73. Jika dikualifikasikan nilai ini dikategorikan dalam kualifikasi C (cukup). Yang diharapkan kemampuan guru adalah kualifikasi B (baik) atau mendapat nilai minimal 76.

Selanjutnya jika dirata-rata peningkatan nilai dari kondisi awal sampai pada sampai siklus I terjadi peningkatan yaitu 9 tingkatan.

Tabel Perbandingan nilai siklus Idan nilai siklus II serta peningkatannya

No

Nomor Urut

Nilai Siklus 1

Nilai Siklus 2

Peningkatan

1

1

78

85

7

2

2

79

87

8

3

3

82

89

7

4

4

80

81

1

5

5

81

85

4

6

6

85

94

9

7

7

85

91

6

8

8

85

86

1

9

9

84

87

3

 

Rata-rata

82

87

5

Peningkatan rata-rata nilai dari siklus I ke siklus II sedikit berkurang dibandingkan dengan peningkatan yang terjadi pada kondisi awal ke siklus I.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan di atas menunjukkan bahwa Kemampuan dan Kreatifitas guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berbasis Pakem mengalami peningkatan setelah diadakan penelitian tindakan sekolah melalui metode “Saling Mencermati” yang dilakukan dalam dua siklus. Dari kondisi awal dengan rata-rata nilai 73 dengan kualifikasi C (cukup), Kemudian pada siklus I rata-rata nilainya mengalami peningkatan menjadi 82 dengan kualifikasi B (baik) dan pada siklus terakhir rata-rata juga meningkat lagi menjadi 87.

Oleh karena itu, dari penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: “Kemampuan dan Kreatifitas guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Pakem pada SD Negeri Karangawen dapat ditingkatkan melalui metode “Saling Mencermati”

Saran

Untuk meningkatkan kemampuan dan Kreatifitas guru dalam menyusun RPP berbasis Pakem hal-hal berikut perlu dilaksanakan: (1) Kepala sekolah mengadakan pelatihan ditingkat KKG sekolah agar guru dapat melakukan sharing atau curah pengalaman dengan guru dari mata pelajaran sejenis. (2) Guru harus terus mempelajari dan memahami tentang pembelajaran Pakem dengan baik dan mengenali sumber-sumber belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar agar tidak mengalami kesulitan dalam merancang kegiatan pembelajaran. (3) Kepala sekolah perlu terus melakukan penelitian tindakan sekolah untuk permasalahan yang lain yang dirasa perlu perbaikan demi meningkatkan kemampuan guru dan juga mutu pendidikan di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2011.Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah Beserta Contoh-contohnya.Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Depdiknas. 2004. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2009. KepemimpinanPembelajaran: Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah, Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan Nasional

………..2010. Penelitian Tindakan Sekolah: Materi Pelatihan Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah, Direktorat JenderalPeningkatan Mutu Pendidik Dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan Nasional

Hakikat Guru. Diunduh dari http://novanardy.blogspot.com/2011/01/bab-vii-hakikat-guru.html

Hakikat dan Fungsi guru. Diunduh dari: http://catarts. wordpress.com/ 2012/04/15/hakikat-dan-fungsi-guru/