UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI MENGELOLA PEMBELAJARAN PAIKEM MELALUI SUPERVISI AKADEMIK TEKNIK INDIVIDUAL DENGAN PENDEKATAN NON DIRECTIF BAGI GURU KELAS V

SD SE-DABIN 02 GUGUS CEMPAKA KECAMATAN KRAGAN KABUPATEN REMBANG PADA SEMESTER I

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Jamari

Pengawas TK/SD Dabin 02 Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan kompetensi mengelola pembelajaran PAIKEM melalui supervisi akademik teknik individual dengan pendekatan non directif bagi Guru Kelas V SD se-Dabin 02 Gugus Cempaka Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Tindakan dengan supervisi akademik teknik individual dengan pendekatan non directif. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Penelitian ini berlangsung pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Tempat penelitian ini adalah sekolah yang terdapat di Dabin 02 Gugus Cempaka Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Subjek penelitian adalah Guru Kelas V SD se-Dabin 02 Gugus Cempaka Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian terdiri dari delapan orang. Teknik pengumpulan data penelitian dengan teknik nontes. Alat pengumpulan data penelitian adalah lembar pengamatan. Sedangkan teknik analisis data penelitian ini dengan deskriptif komparatif. Hasil penelitian ini adalah supervisi akademik teknik individual dengan pendekatan non directif meningkatkan kompetensi guru Kelas V SD se-Dabin 02 Gugus Cempaka Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang dalam mengelola pembelajaran PAIKEM pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dari kurang baik dengan rerata sebesar 64 pada Kondisi Awal menjadi cukup baik dengan rerata sebesar 78 pada Siklus II.

Kata Kunci: Pembelajaran PAIKEM, Supervisi Akademik, Pendekatan Non Directif.

 

PENDAHULUAN

Predikat profesional bagi seorang guru erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Dalam menjalankan tugasnya, guru hendaknya selalu mengupayakan optimalisasi ketercapaian hasil belajar. Penggunaan model pembelajaran konvensional ternyata tidak dapat memberikan suasana belajar yang menarik. Pembelajaran cenderung terpusat pada guru. Idealnya guru dituntut untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara PAIKEM dengan menerapkan model-model pembelajaran agar tercipta suasana belajar yang lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan tetap menyenangkan bagi peserta didik. Bahkan istilah PAIKEM bisa dikembangkan menjadi PPAIIIKEMMMM, yakni Pembelajaran Penuh Prakarsa Aktif Interaktif Inspiratif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan Menantang Memotivasi dan Mandiri.

Fenomena di atas tentunya terkait dengan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh guru. Berbagai masalah tersebut antara lain: keberagaman kemampuan guru dalam melaksanakan Tupoksi-nya serta belum adanya pembinaan yang mencerminkan kebutuhan guru dalam mengembangkan kompetensi profesional dalam pelaksanaan PBM sesuai PAIKEM. Hal tersebut juga sesuai dengan kondisi di Dabin 02 Gugus Cempaka Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 dimana kompetensi guru dengan rerata sebesar 64.

Pengawas Sekolah selaku pemantau, pembina dan penilai Dabin belum maksimal dalam mengadakan kegiatan yang dapat membantu guru dalam pengelolaan PBM secara PAIKEM. Pembinaan masih bersifat insidental sesuai dengan kebutuhan pengawasan serta program sekolah, belum terarah dan terevaluasi secara baik.

Salah satu indikator keberhasilan guru dalam melaksanakan PBM sesuai PAIKEM dapat diukur dari bagaimana guru tersebut menerapkan model-model pembelajaran secara PAIKEM yang telah tersusun dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Perlunya ditingkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan pengelolaan PBM sesuai PAIKEM secara profesional akan mencerminkan keberhasilan Pengawas Sekolah dalam melaksanakan pembinaan secara optimal dan maksimal perihal supervisi akademik sekaligus sebagai indikator terlaksananya Tupoksi Pengawas Sekolah sebagaimana tertuang dalam Permendiknas Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar Kompetensi Pengawas Sekolah. Pada kompetensi yang ketiga, yakni kompetensi supervisi akademik yang memuat delapan kompetensi umum pada butir (d), membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/metode/teknik pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa melalui bidang pengembangan atau mata pelajaran di sekolah.

Dengan latar belakang kondisi di atas, maka peneliti yang sekaligus sebagai Pengawas Sekolah di Dabin 02 Gugus Cempaka Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang meningkatkan kemampuan guru, khususnya Guru Kelas V, dalam pengelolaan PBM yang sesuai PAIKEM di sekolahnya dalam Penelitian Tindakan Sekolah (PTS).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Penulis merupakan Pengawas Sekolah Dabin 02 Gugus Cempaka Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang yang melakukan tindakan dengan supervisi akademik teknik individual dengan pendekatan non directif. Penelitian ini berlangsung dalam dua siklus.

Penelitian ini berlangsung pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Tempat penelitian ini adalah sekolah yang terdapat di Dabin 02 Gugus Cempaka Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang, yaitu SDN Tanjungan, SDN 1 Kebloran, SDN 2 Kebloran, SDN Karanganyar, SDN Karanglincak, SDN Narukan, SDN Sudan dan SDN Sumurpule.

Subjek penelitian adalah Guru Kelas V SD se-Dabin 02 Gugus Cempaka Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian terdiri dari delapan orang.

Teknik pengumpulan data penelitian dengan teknik nontes yang sesuai dengan data unjuk kerja dari subjek penelitian. Alat pengumpulan data penelitian adalah lembar pengamatan. Sedangkan teknik analisis data penelitian ini dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan unjuk kerja pada Kondisi Awal dengan setiap siklus.

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Siklus I

Pada Siklus I, supervisi akademik diawali dengan supervisi administrasi program pembelajaran dengan supervisi akademik teknik individual dengan pendekatan non directif di kelas masing-masing. Kemudian, pengamatan terhadap pembelajaran dan wawancara dengan subjek penelitian sesuai dengan PBM tersebut. Pada saat yang bersamaan, penulis mengikuti PBM tersebut hingga selesai.

Sesuai dengan hasil pengamatan, kompetensi mengelola pembelajaran sesuai PAIKEM dengan rerata sebesar 71. Hanya satu subjek penelitian dengan kompetensi yang termasuk kategori baik dan dua subjek penelitian dengan kompetensi yang termasuk kategori cukup. Sedangkan lima subjek penelitian yang lainnya dengan kompetensi yang termasuk kategori kurang. Hal tersebut sesuai dengan RPP yang belum sesuai dengan model PAIKEM. Oleh karena itu, subjek penelitian melengkapi RPP-nya dengan model-model pembelajaran PAIKEM.

Deskripsi Siklus II

Pada Siklus II, peneliti menentukan subjek penelitian yang menjadi guru model. Hasilnya adalah satu subjek penelitian sebagai guru model dengan kompetensi yang termasuk bagus. Selanjutnya, subjek penelitian lainnya dengan kompetensi yang termasuk cukup dan kurang memperhatikan dan mempelajari praktik PBM pada guru model tersebut.

Pada Siklus II, supervisi akademik diawali dengan supervisi administrasi RPP dengan model pembelajaran yang sesuai PAIKEM dengan supervisi akademik teknik individual dengan pendekatan non directif di kelas masing-masing. Kemudian, pengamatan terhadap pembelajaran dan wawancara dengan subjek penelitian sesuai dengan PBM tersebut. Pada saat yang bersamaan, penulis mengikuti PBM tersebut hingga selesai.

Sesuai dengan hasil pengamatan, kompetensi mengelola pembelajaran sesuai PAIKEM dengan rerata sebesar 78. Subjek penelitian dengan kompetensi yang termasuk kategori baik sebanyak tiga orang dan subjek penelitian dengan kompetensi yang termasuk kategori cukup sebanyak empat orang. Sedangkan subjek penelitian yang lainnya dengan kompetensi yang termasuk kategori kurang sebanyak satu orang. Hal tersebut sesuai dengan RPP dengan model pembelajaran yang sesuai PAIKEM.

Pembahasan

Supervisi akademik teknik individual dengan pendekatan non directif bagi Guru Kelas V SD se-Dabin 02 Gugus Cempaka Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 diawali dengan supervisi administrasi program pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan RPP model pembelajaran yang sesuai PAIKEM.

Pada Siklus I, subjek penelitian belum mempunyai RPP yang sesuai dengan model PAIKEM, sehingga kompetensi mengelola pembelajaran PAIKEM termasuk cukup dengan rerata hanya sebesar 71. Selain itu, hanya satu subjek penelitian dengan kompetensi yang termasuk kategori baik. Selanjutnya, subjek penelitian tersebut dijadikan sebagai guru model bagi subjek penelitian lainnya.

Pada Siklus II, subjek penelitian memperhatikan dan mempelajari praktik PBM pada guru model, kemudian melengkapi RPP-nya dengan model-model pembelajaran PAIKEM yang sesuai. Hasilnya adalah kompetensi mengelola pembelajaran PAIKEM mengalami peningkatan dengan rerata sebesar 78 yang termasuk cukup.

Penulis menganalisis kompetensi mengelola pembelajaran PAIKEM sebagai berikut:

Tabel 4. Kompetensi mengelola pembelajaran PAIKEM pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

No

Rentang Nilai

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

≤ 60

2

0

0

2

61-70

5

5

1

3

71-80

1

2

4

4

81-90

0

1

3

5

91-100

0

0

0

Jumlah

8

8

8

 

Tabel 5. Analisis kompetensi mengelola pembelajaran PAIKEM  pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II.

No

Keterangan

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Terendah

54

66

70

2

Rerata

64

71

78

3

Tertinggi

74

82

86

4

Rentang

20

16

16

 

Sesuai dengan data penelitian, kompetensi mengelola pembelajaran sesuai PAIKEM mengalami peningkatan. Pada Kondisi Awal, ada dua subjek penelitian dengan rentang nilai ≤ 60 yang termasuk terendah dan satu subjek penelitian dengan rentang nilai 71-80. Sedangkan pada Siklus II, subjek penelitian dengan rentang nilai ≤ 60 yang termasuk terendah tidak ada dan tiga subjek penelitian dengan rentang nilai 81-90.

Sesuai dengan data penelitian, kompetensi mengelola pembelajaran sesuai PAIKEM mengalami peningkatan. Pada Kondisi Awal, rerata sebesar 64 yang termasuk kurang. Pada Siklus II, rerata sebesar 78 yang termasuk yang termasuk. Kompetensi tersebut sedikit meningkat dari kompetensi pada Siklus I dengan rerata sebesar 71 yang juga termasuk cukup.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah supervisi akademik teknik individual dengan pendekatan non directif meningkatkan kompetensi guru Kelas V SD se-Dabin 02 Gugus Cempaka Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang dalam mengelola pembelajaran PAIKEM pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017.

Saran

1.     Guru selalu proaktif terhadap penelitian yang diadakan oleh Pengawas Sekolah mengingat hasil penelitian juga sangat bermanfaat serta dapat meningkatkan kompetensi dalam pengelolaan PBM PAIKEM di kelasnya.

2.     Kepala Sekolah juga membantu, memfasilitasi dan turut berpartisipastif dalam pelaksanaan PBM PAIKEM di sekolahnya serta mengadakan supervisi secara rutin kepada guru-guru di sekolahnya.

3.     Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal melalui Dewan Guru, Kepala Sekolah, Komite sekolah mendukung upaya-upaya pembaharuan pendidikan, seperti yang dilakukan saat ini terutama dalam penerapan pembelajaran PAIKEM.

4.     Pengelola perpustakaan ikut memberikan kontribusi terhadap penelitian-penelitian pendidikan para tenaga pendidikan dan kependidikan yang dilaksanakan mengingat hasil penelitian dapat menambah referensi buku di perpustakaan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi.1990. Teknik-teknik Supervisi, Jakarta: Rineka Cipta.

Alhadza, Abdullah. 2014. Tenggara Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Perilaku Komunikasi Antarpribadi Terhadap Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (Survey terhadap Kepala SLTP di Propinsi Sulavesi). Dalam http://www.depdiknas.go.id/Jurnal/40/Pengaruh%20Motivasi%20Berprestasi%20dan%20Perilaku.htm. (diakses pada 21 Januari 2016).

Boardman, et. al. 1953. Democratic Supervision In secondary School. Massachusetts: Houghton Miffin Company.

Carr. W. & Kemmis, S. 1986. Becoming critical: Education, Knowledge and Action Research. Brighton, Sussex: Falmer Press.

Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas). 2007. Pelaksanaan Pembelajaran PAIKEM. Semarang: DBE.

—. 2010. Modul Pelatihan Praktik yang Baik # 1. Dalam http://www.mgmp-bse.depdiknas.go.id/v/php?key=publikasi_detil&kbrt=1234850987. Diakses pada tanggal; 5 Nopember 2014.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2003. Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional (Dindiknas).

Douglas, Hari. 1961. Democratic Supervision in Secindary School. Boston: Ginn and Company.

Hamalik, Oemar. 1992. Administrasi dan Supervisi Pengembangan Kurikulum. Bandung: Mandar Maju.

Haryono. 2010. Pengembangan Kompetensi Profesional. Semarang: Makalah Fasilitasi Teaching Clinic Pasca Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Bidang PPTK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Ibrahim, Bafadal. 2004. Peningkatan Profesionalisme Guru SD. Jakarta: Bumi Aksara.

Ishom, Ahmad. 2010. Makalah Seminar Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Aktif Humanis. Semarang: PGRI Provinsi Jawa Tengah.

Kemmis, S. and Mc Taggard, R. 1988. Action research: Improving the Quality of Teaching and Learning. London: kogan Page.

Pidarta, Made. 1992. Pemikiran tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Purwanto, Ngalim. 1988. Administrasi dan Supervisi Pendidikan Bandung: Remaja Rodakarya.

Sahertian, Piet. 2000. Konsep Dasar Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sahertian , Piet A, dan Frans Mataheru. 1981. Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Sergiovanni, T. J. 1991. The Principals: a Reflective Practice Perspective (2rd Ed). Boston: Allyn and Bacon.

Slameto. 2010. Pengembangan Kompetensi Pedagogik. Semarang: Makalah Fasilitasi Teaching Clinic Pasca Sertifikasi Guru dalam Jabatan. Bidang PPTK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.

Sudibyo, AP. 2008. Meningkatkan Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi melalui Supervisi Individual Kolaboratif. Semarang: LPMP Provinsi Jawa Tengah.