PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING

MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA MULTIMEDIA

UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

TENTANG KPK DAN FPB BAGI SISWA KELAS 4 SDN 1 BANJAREJO PADA SEMESTER I TAHUN AJARAN 2015 / 2016

 

Slamet

Guru SDN 1 Banjarejo Kecamatan Banjarejo

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran penemuan termbimbing melalui penggunaan alat peraga multimedia untuk meningkatkan hasil belajar Matematika tentang Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Besar (FPB) bagi siswa kelas 4 SDN 1 Banjarejo pada Semester 1 Tahun Ajaran 2015/ 2016. Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Juli 2015 sampai bulan November 2015 dengan mengambil tempat di SDN 1 Banjarejo Desa Banjarejo, Kecamatan Banjarejo, Kabupaten Blora. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN 1 Banjarejo Kabupaten Blora. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas atau terkenal dengan istilah PTK. Tindakan yang dilakukan sebanyak 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu; perencanaan, tindakan pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi tindakan. Penelitian yang dilaksanakan 2 (dua) siklus telah menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Peserta didik yang mencapai KKM pada siklus 1 berjumlah 22 dari 39 peserta didik di kelas 4 atau 56%, sedangkan pada siklus 2 peserta didik yang mencapai KKM adalah 30 dari 39 peserta didik di kelas 4 atau 77%. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Penemuan Terbimbing melalui penggunaan alat peraga multimedia dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Besar (FPB) bagi siswa kelas 4 SDN 1 Banjarejo pada semester 1 tahun 2015/2016.

Kata kunci: Model Penemuan Terbimbing, Multimedia, Hasil belajar

 

Latar Belakang Masalah

            Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan pada semua peserta didik melalui proses pembelajaran mulai dari Sekolah Dasar, untuk membekali siswa dengan kamampuan berfikir logis, kritis dan kreatif serta mempunyai kemampuan bekerja sama. Hal tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, dan tidak pasti.

Salah satu komponen penentu tercapainya keberhasilan peserta didik adalah penggunaan strategi pembelajaran matematika yang sesuai dengan (1) tema yang sedang dibahas, (2) tingkat perkembangan intelektual peserta didik, (3) prinsip dan teori belajar, (4) keterlibatan peserta didik, (5) keterkaitan dengan kehidupan peserta didik, dan (6) pengembangan dan pemahaman penalaran matematika. Kesemuanya itu akan berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran.

Demikian yang peneliti alami di sekolah, meskipun berupaya sebaik-baiknya ternyata hasilnya belum sesuai yang diharapkan. Terlihat dari hasil ulangan harian peserta didik pada mata pelajaran matematika. Hasil ulangan harian peserta didik pada Tema 3 Macam-macam energi Sub Tema 2 Pemanfaatan Energi pembelajaran ke-4 muatan mata pelajaran matematika dengan materi kelipatan persekutuan kecil dan faktor persekutuan besar menunjukkan hasil yang sangat rendah. Terilihat dari pencapaian nilai ke-39 peserta didik. Rentang nilai tertingi 71-80 hanya dicapai oleh 5 peserta didik, 10 peserta didik mendapat nilai 61-70, 3 peserta didik mendapat nilai 51-60 dan peserta didik lainnya mendapat nilai antara 20-50. Pencapaian nilai tertinggi hanya 74 dan nilai terendah 20. Hasil rata-rata kelas 50 dengan standar deviasi 18. Dari ke-39 peserta didik yang mencapai KKM hanya 0,3% sisanya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dengan penetapan KKM mata pelajaran matematika untuk kelas 4 SDN 1 Banjarejo semester 1 tahun pelajaran 2015 / 2016 pada Kurikulum 2013 adalah sebesar 67.

Hasil analisis data dan fakta yang ada yaitu hasil ulangan harian peserta didik SDN 1 Banjarejo Kelas 4 muatan mata pelajaran Matematika KD 3.10 yakni menyederhanakan kesamaan dua ekspresi menggunakan penjumlahan, pengurangan dan perkalian pada kedua ruas sehingga diperoleh bentuk yang paling sederhana dengan pencapaian nilai yang di bawah KKM membuat peneliti berinstropeksi diri. Ada beberapa dugaan atau hipotesis yang sekiranya dapat menjadi penyebab rendahnya nilai ulangan harian peserta didik pada KD muatan mata pelajaran matematika tersebut.

Dugaan sementara penyebab rendahnya nilai peserta didik antara lain adalah motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran matematika sangat rendah, metode pendekatan belajar mengajar yang digunakan guru kurang variatif, peserta didik tidak hafal perkalian, mata pelajaran matematika terlanjur menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian besar peserta didik, dan dalam pembelajaran guru tidak menggunakan alat peraga dan media yang baik, efektif dan menyenangkan.

Dari beberapa dugaan penyebab rendahya capaian ulangan harian peserta didik muatan mata pelajaran matematika pada materi KPK dan FPB di kelas 4 SDN 1 Banjarejo semester 1 tahun pelajaran 2015 / 2016 tersebut, peneliti menetapkan satu indikator penyebab rendahnya ulangan harian peserta didik. Indikator tersebut adalah dalam kegiatan proses belajar mengajar dalam muatan mata pelajaran matematika materi KPK dan FPB guru belum menerapkan model pembelajaran yang tepat dan menggunakan media pembelajaran dengan tepat.

Oleh karena itu peneliti mengambil judul penelitian yaitu Penerapan model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Melalui Penggunaan Alat Peraga Multimedia Untuk Meningkatan Hasil Belajar Matematika Tentang KPK dan FPB Bagi Siswa Kelas 4 SDN 1 Banjarejo Pada Semester 1 Tahun Ajaran 2015/2016. Setelah diadakan penelitian tindakan kelas diharapkan hasil belajar peserta didik muatan mata pelajaran matematika dengan materi tentang KPK dan FPB dapat meningkat minimal pencapaian di atas 60%.

Rumusan Masalah

            Dengan melihat dan mengidentifikasi hal-hal yang ada dalam latar belakang yang telah peneliti paparkan, yakni tentang rendahnya hasil belajar peserta didik muatan mata pelajaran matematika tentang KPK dan FPB dengan berbagai dugaan penyebabnya akhirnya peneliti mencoba fokus menentukan rumusan masalah seperti berikut ini: “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing melalui penggunan alat peraga multimedia dapat meningkatkan hasil belajar siswa muatan mata pelajaran matematika tentang KPK dan FPB bagi siswa Kelas 4 SDN 1 Banjarejo?”

Tujuan Penelitian

            Penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing melalui penggunaan alat peraga multi media dapat meningkatkan hasil belajar siswa muatan mata pelajaran Matematika tentang Kelipatan Persekutuan Kecil (KPK) dan Faktor Persekutuan Besar (FPB) pada siswa kelas 4 SDN 1 Banjarejo semester 1 tahun ajaran 2015 / 2016

Manfaat Penelitian

            Peneliti berharap dengan adanya penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan ini akan bermanfaat meningkatkan hasil belajar peserta didik muatan mata pelajaran Matematika KD KPK dan FPB.

LANDASAN TEORITIS

Kajian Teori

Penemuan Terbimbing

            Penemuan terbimbing adalah suatu kegiatan pembelajaran yang mana guru membimbing siswa-siswanya dengan menggunakan langkah-langkah yang sistematis sehingga mereka merasa menemukan sesuatu (Gatot Muhsetyo: 2008: 1.35). Apa yang diperoleh peserta didik bukan hal baru bagi guru, tetapi bagi peserta didik dapat mereka rasakan sebagai temuan baru. Agar peserta didik dapat mengetahui dan memahami proses penemuan, mereka perlu dibimbing antara lain dengan menggunakan pengamatan dan pengukuran langsungatau diarahkan untuk mencari hubungan dalam wujud pola atau bekerja sama secara induktif berdasakan fakta-fakta khusus untuk memperoleh aturan secara umum.

Hasil Belajar

            Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:296) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan siswayang ditentukan dalam bentuk angka. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar adalah hasil penilaian terhadap kemampuan peserta didik setelah menjalani proses pembelajaran. Penggunaan angka pada hasil tes atau prosedur penilaian sesuai dengan aturan tertentu, atau dengan kata lain untuk mengetahui daya serap peserta didik setelah menguasai materi pelajaran yang telah diberikan.

            Selanjutnya peranan hasil belajar menurut Nasrun Harahab (2004:2) yaitu: Hasil belajar berperan memberikan informasi tentang kemajuan belajar peserta didik setelah mengikuti PBM dalam jangka waktu tertentu.Untuk mengetahui keberhasilan komponen– komponen pengajaran dalam rangka mencapai tujuan. Hasil belajar memberikan bahan pertimbangan apakah peserta didik diberikan program perbaikan, pengayaan atau melanjutkan pada program pengajaran berikutnya. Untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik yang mengalami kegagalan dalam suatu program bahan pembelajaran

            Jadi menurut pendapat saya belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilits baru.

Media Pembelajaran

            Media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” atau “pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran.

            Nana Sudjana (2008:23) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Zainal Aqib (2002) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang- dengar, termasuk teknologi perangkat keras.       J.J Hasibuan (1986) mengungkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap efektivitas pembelajaran. Saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet. Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan, keadaan peserta didi, ketersediaan, dan mutu teknis.

            Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.

METODOLOGI PENELITIAN

            Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli tahun 2015 sampai bulan November 2015 yaitu pada semester 1 Tahun Ajaran 2015 / 2016. Pada bulan Juli persiapan menyusunan proposal dan instrument penilitian. Untuk bulan Agustus minggu pertama, kedua dan ketiga dan keempat pengumpulan data dengan melaksanakan kajian sebagai dasar tindakan siklus pertama. Bulan September minggu pertama dan kedua adalah pelaksanaan siklus pertama. Bulan September minggu ketiga dan keempat adalah kegiatan pengumpulan dan kajian data hasil pelaksanaan siklus pertama persiapan siklus kedua. Bulan Oktober minggu pertama, ketiga dan keempat adalah pelaksanaan siklus kedua. Minggu kelima Kajian hasil pelaksanaan siklus kedua yang dilaksanakan oleh peneliti dan pengamat ataupun dengan teman sejawat. Minggu kedua bulan Oktober pelaksanaan UTS SMT 1 dilanjutkan jeda tengah semester. Minggu pertama bulan November menyusun laporan hasil penelitian. Minggu kedua bulan November pelaksanaan seminar hasil penulisan PTK.

            Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1 Banjarejo UPTD TK / SD Kecamatan Banjarejo Desa Banjarejo Kabupaten Blora Kelas 4 semester 1 tahun ajaran 2015 / 2016 dengan alasan Kelas 4 SDN 1 Banjarejo adalah tempat peneliti bertugas. Dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas 4 pada khususnya dan hasil belajar peserta didik di SDN 1 Banjarejo pada umumnya.

            Dalam penelitian ini sebagai Subyek Penelitian adalah peserta didik kelas 4 SDN 1 Banjarejo tahun ajaran 2015 /2016 pada semester 1 dengan jumlah peserta didik 39, yang terdiri dari peserta didik putri 22 anak dan peserta didik putra 17 anak.

Sumber data primer adalah hasil ulangan harian peserta didik pada muatan mata pelajaran matematika tentang KPK dan FPB kelas 4 SDN 1 Banjarejo tahun pelajaran 2015 / 2016 semester 1 yang berupa data kwantitatif hasil dari kondisi pra silkus, siklus 1 dan siklus 2. Data sekunder berasal dari hasil pengamatan teman sejawat, angket dan hasil dari wawancara dengan kepala sekolah dan siswa.

            Tehnik pengumpulan data dalam penilaian ini menggunakan 2 bentuk, yaitu bentuk tes dan bentuk non tes. Untuk bentuk tes digunakan mengukur dan mengetahui hasil belajar matematika bagi peserta didik kelas 4, baik pada siklus 1 maupun siklus 2, bentuk tesnya menggunakan tertulis. Alatnya adalah naskah soal, kunci jawaban, kisi-kisi soal dan pedoman penskoran.

            Teknik pengumpulan data bentuk non tes digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran baik pada pembelajaran siklus 1 maupun pada pembelajaran siklus 2. Bentuknya berupa hasil pengamatan dari teman sejawat dan dari peneliti sendiri. Instrumennya berupa lembar observasi , cheklist, dan pedoman wawancara.

            Analisis yang digunakan sesuai dengan metode dan jenis data yang dikumpulkan oleh peneliti yaitu berbentuk kwantitatif dan kwalitatif. Data kwalitatif menggunakan analisis diskriftif komporatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2, kemudian direfleksi.            

            Untuk data kwalitatif hasil pengamatan maupun wawancara menggunakan analisis diskriptif kwalitatif bersadarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN      

Pra Siklus

            Diketahui bahwa hasil belajar peserta didik kelas IV muatan mata pelajaran Matematika tentang KPK dan FPB rendah, rentang nilai tertingi 71-80 hanya dicapai oleh 5 peserta didik, 10 peserta didik mendapat nilai 61-70, 3 peserta didik mendapat nilai 51-60 dan peserta didik lainnya mendapat nilai antara 20-50. Capaian nilai tertinggi 74 dan nilai terendah 20. Hasil rata-rata kelas 50 dengan standar deviasi 18. Dari ke-39 peserta didik yang mencapai KKM hanya 0,3% sisanya di bawah KKM Dan sisanya dibawah nilai KKM mata pelajaran matematika kelas 4 SDN 1 Banjarejo tahun ajaran 2015 / 2016 yang ditetapkan nilai 67.

Siklus 1

            Hasil tindakan pada siklus 1 baik dari hasil analisis data tes dan analis hasil pengamatan non tes yang dilakukan oleh guru mitra pada siklus 1 dapat dijelaskan sebagaimana berikut ini. Perbandingan hasil ulangan siswa pada kondisi awal dan pada siklus 1 dapat dilihat dari tabel 4.1.

 

 

 

Tabel 4.1 Hasil Ulangan Harian Siswa pada Kondisi Awal dan Siklus 1

            Pencapaian nilai masing – masing peserta didik mengalami peningkatan, dari kondisi awal yang nilai tertngginya hanya 74 dan nilai terendahnya 20 meningkat pada capaian nilai ulangan harian peserta didik pada siklus 1 menjadi nilai tertinggi 86 dan nilai terendahnya 35.

            Pada kondisi awal peserta didik yang mencapai KKM sebanyak 22 anak atau sebesar 33% dan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 26 anak atau sebesar 67%. Sedangkan pada nilai ulangan harian siklus 1 peserta didik yang mencapai KKM atau telah tuntas sebanyak 22 anak atau sebesar 56% dan siswa yang belum tuntas sebanyak 17 anak atau sebesar 44%.

Siklus 2

            Hasil tindakan penelitian pembelajaran pada siklus 2 baik dari hasil analisis data tes dan aanalis hasil pengamatan non tes yang dilakukan oleh guru mitra pada siklus 2 dapat dijelaskan sebagaimana berikut ini. Perbandingan hasil ulangan peserta didik pada siklus 1 dan pada siklus 2 dapat dilihat dari tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Ulangan Siswa pada Siklus 1 dan Siklus 2

            Pencapaian nilai masing – masing peserta didik mengalami peningkatan dilihat dari rentang nilai yang ada. Nilai tertinggi dan terendah Rata – rata capaian nilai ulangan harian siswa pada siklus 2 juga mengalami peningkatan. Dari nilai 65 rata – rata kelas pada siklus 1 menjadi 74.

            Ketuntasan belajar hasil perolehan ulangan harian peserta didik juga mengalami kenaikan. Pada siklus 1 peserta didik yang mencapai KKM atau telah tuntas sebanyak 22 anak atau sebesar 33% dan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 17 anak atau sebesar 67%. Sedangkan pada nilai ulangan harian siklus 2 peserta didik yang mencapai KKM atau telah tuntas sebanyak 30 anak atau sebesar 77% dan peserta didik yang belum tuntas sebanyak 9 anak atau sebesar 23%.

Pembahasan

            Dari hasil tindakan siklus 2 dapat dikethui terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik mata pelajaran matematika materi tentang KPK dan FPB pada kelas 4 SDN 1 Banjarejo semester 1 tahun ajaran 2015 / 2016 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan model pembelajaran Penemuan Terbimbing melalui penggunaan alat peraga multimedia dalam proses kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar. Peningkatan nilai rata –rata dari 50 pada kondisi awal menjadi 65 pada siklus 1 dan menjadi 74 pada tindakan siklus 2. Dari kondisi awal terjadi peningkatan 15%, dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan sebesar 9% sehingga secara keseluruhan terjadi penigkatan sebesar 24%.

            Pencapaian KKM pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 juga rerjadi penigkatan. Pada kondisi awal peserta didik yang tuntas 13 , pada siklus 1 meningkat menjadi 22 peserta didik dan pada siklus 2 peserta didik yang telah tuntas menjadi 30 anak. Prosentase ketuntasan pada kondisi awal peserta didik yang tuntas hanya mencapai 33% sedangkan pada siklus 1 sebesar 56% berarti terjadi peningkatan sebesar 23%. Sedangkan pada siklus 2 peserta didik yang tuntas sebesar 77% dengan demikian telah terjadi peningkatan ketuntasan sebesar 21%. Jika dihitung secara keseluruhan terjadi peningkatan ketuntasan hasil belajar peserta didik mulai dari kondisi awal sampai tindakan pada siklus 2 meningkat sebesar 44% dari kondisi awal.

            Dari hasil perbandingan hasil ulangan harian siswa pada kondisi awal, siklus 1 dan siklus 2 dapat disimpulkan bahwa penerapan mmodel pembelajaran penemuan Terbimbing melalui penggunaan alat peraga multimedia dalam pembelajaran matematika materi tentang KPK dan FPB pada kelas 4 SDN 1 Baanjarejo semester 1 tahun ajaran 2015 / 2016 dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

PENUTUP

Kesimpulan

            Penerapan model pembelajaran Penemuan Terbimbing melalui penggunaan alat peraga multi media dapat menigkatkan hasil belajar matematika tentang KPK dan FPB bagi siswa kelas 4 SDN 1 Banjarejo pada semester 1 tahun ajaran 2015 / 2016. Ditinjau dari hasil ulangan pada siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan jumlah rata-rata kelas maupun peserta didik yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Peserta didik yang mencapai KKM pada siklus 1 berjumlah 22 dari 39 peserta didik di kelas 4 atau 56%, sedangkan pada siklus 2 peserta didik yang mencapai KKM adalah 30 dari 39 peserta didik di kelas 4 atau 77%.

Saran

            Bagi diri saya dan teman sejawat, dalam pelaksanaan proses pembelajaran utamanya mata pelajaran matematika hendaknya menggunakan strategi pembelajaran yang variatif dengan menggunakan berbagai media dan alat peraga untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika. Karena mata pelajaran matematika memilki ciri khusus yaitu abstrak, deduktif, konsisten, hirarkis, dan logis, menyebabkan matematika tidak mudah untuk dipelajari dan pada akhirnya banyak peserta didik yang kurang tertarik terhadap matematika.

DAFTAR PUSTAKA

Muhsetyo Gatot, dkk. 2006. Materi Pokok Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana Nana. 2008. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Aqib Zainal. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya: Insan Cendekia.

Hasibuan, J.J. 1986. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya.