Peningkatan Hasil Belajar Melalui Pemanfaatan Alat Peraga
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PESAWAT SEDERHANA
MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V
SDN 3 PENGKOLREJO KECAMATAN JAPAH KABUPATEN BLORA TAHUN 2016/2017
Untari
SDN 3 Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sedrhana melalui pemanfaatan alat peraga pada siswa kelas V SDN 3 Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SDN 3 Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora dengan jumlah siswa 19 anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan pelaksanaan tindakan sebanyak 2 siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan nontes. Pengumpulan data dengan teknik tes diambil dari hasil ulangan harian yang dilakukan pada skhir siklus. Adapun teknik nontes datanya diambil dari lembar observasi, angket, dan dokumen foto pembelajaran. Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dibagi dalam empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data hasil penelitian yang diperoleh pada pembelajaran pra siklus, nilai rata-rata ulangan harian siswa adalah 62,11. Dari KKM yang ditetapkan yaitu 70,00 jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 8 siswa (42,11%). Nilai terendah ulangan harian siswa adalah 40 dan nilai tertinggi 80. Pada siklus I, nilai rata-rata ulangan harian siswa meningkat menjadi 70,00. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus I menjadi 13 siswa (68,42%). Nilai terendah juga mengalami peningkatan yaitu 50 dan nilai tertinggi 90. Pada Siklus II, nilai rata-rata ulangan harian siswa meningkat lagi menjadi 76,84. Jumlah siswa yang tuntas belajar pada siklus II adalah 16 siswa (84,21%). Nilai terendah adalah 60 sementara nilai tertinggi menjadi 100.
Kata Kunci: hasil belajar, pesawat sederhana, alat peraga
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut UU Sisdiknas No. 20 Bab XII pasal 45 ayat (1) “Setiap satuan pendidikan menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didikâ€. Sarana dan prasana tersebut pada dasarnya adalah media atau yang biasa kita kenal sebagai alat peraga yang digunakan sebagai perantara agar informasi atau bahan ajar tersebut dapat diterima dan diserap dengan baik oleh para siswa.
Dikarenakan pemanfaatan alat peraga/media kurang digunakan secara maksimal, maka pencapaian hasil belajar siswa belum berhasil. Penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan alat peraga khususnya mata pelajaran IPA didasari kenyataan pada pembelajaran IPA banyak materi pesawat sederhana. Oleh sebab itu pembelajaran dengan menggunakan alat peraga sangat cepat untuk mempermudah membantu siswa memahami materinya. Hal ini pula dapat membantu siswa dalam upaya meningkatkan prestasi dalam mata pembelajaran IPA.
Kenyataan yang ada di lapangan, penggunaan alat peraga belum dibudidayakan, dalam arti tidak semua guru menerapkan alat peraga dalam mengajar. Hal ini disebabkan belum timbulnya kesadaran akan pentingnya penggunaan alat peraga dalam kegiatan proses pembelajaran IPA. Di SDN 3 Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora, pada siswa kelas V ketika dilakukan ulangan harian mata pelajaran IPA materi pesawat sederhana, hasil yang dicapai masih jauh dari yang diharapkan. Dari 19 siswa kelas V, yang tuntas belajar hanya 8 siswa (42,11%) dengan rata-rata nilai 62,11.
Melihat kondisi di atas, maka diperlukan keterampilan seorang guru untuk memanfaatkan alat peraga agar lebih mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan penulis, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Melalui Pemanfaatan Alat Peraga Pada Siswa Kelas V SDN 3 Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun 2016/2017.
Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan pada latar belakang masalah di atas, dapat dikemukakan rumusan masalah yang akan dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: “Apakah pemanfaatan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN 3 Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun 2016/2017?â€
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengkongkritkan pembelajaran dan dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran IPA sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi siswa.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA materi pesawat sederhana dengan pemanfaatan alat peraga.
b. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dalam materi pesawat sederhan sebelum dan setelah menggunakan alat peraga
c. Mengetahui respon siswa dalam pembelajaran IPA konsep pesawat sederhana berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Mendapatkan teori-teri baru tentang peningkatan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana dengan pemanfaatan alat peraga.
b. Penelitian ini merupakan dasar bagi penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis.
a. Bagi Siswa: sebagai landasan untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana dengan pemanfaatan alat peraga.
b. Bagi guru: dapat dijadikan sebagai pedoman terutama guru mata pelajaran IPA khususnya pada materi pesawat sederhana dengan pemanfaatan alat peraga.
c. Bagi Sekolah: dapat dijadikan kebijakan baru yang berhubungan dengan proses pembelajaran guna peningkatan mutu pendidikan.
LANDASAN TEORI
Hasil Belajar
Hasil belajar berasal dari kata, “Hasil†dan “Belajarâ€. Hasil berarti hal yang telah dicapai (Depdikbud, 1999:787). Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, (Depdiknas, 1999:14). Jadi hasil belajar adalah penguasaan keterampilan atau pengetahuan yang berkembang oleh mata pelajaran, lazimnya ditujukan oleh nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Hasil dalam penelitian yang dimaksud adalah nilai yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPA dalam bentuk nilai berupa angka yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikannya.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada konsep pesawat sederhana dengan pemanfaatan alat peraga, alat ukur atau teknik penilaian yang digunakan salah satunya adalah penilaian unjuk kerja dan penilaian tertulis. Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan demontrasi yang dilakukan siswa sendiri. Teknik penilaian unjuk kerja dapat menggunakan alat atau instrument seperti daftar sek (check-list) atau skala penilaian (rating scale). Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes tertulis merupakan tes di mana soal dan jawaban diberikan kepada peserta didik dalam bentuk tulisan.
Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam semesta di sekolah dasar, dengan menggunkan metose-metode sains. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam WinataPutra, 2007:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secar tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimen. Berdasarkan pengertian di atas, tujuan pembelajaran IPA adalah untuk membelaki siswa tentang:
a. Pengetahuan alam atau sains
b. Kemampuan mengindentifikasi, menganalisis, dan menyusun alternative pemecahan masalah secara kritis berdasarkan prinsip-prinsip sains
c. Kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dari sekolah dengan kehidupan sehari-hari yang berkenaan dengan pengetahuan alam
d. Kesadaran sikap mental yang kritis positif dan keterampilan ilmiah terhadap lingkungan hidup
“Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antar peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik†(Mulyana, 2003:100). Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam yang sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta, konsep atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA diharapkan dapat menjadi wahana peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.
Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan dan proses sikap ilmiah. Sebagaimana dalam kurikulum 2006 (KTSP) tujuan mata pelajaran IPA diantaranya untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat serta mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
IPA sebagai hasil kegiatan manusia yang berupa pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar melalui penyelidikan, penyusunan, dan pengujian gagasan. Melalui pembelajaran IPA, kerja ilmiah seperti melakukan pengamatan, memprediksi, dan keterampilan IPA lainnya serta keterampilan berfikir dapat dilatih kepada peserta didik dalam usaha memberi bekal pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang diperlukan untuk melanjutkan pendidikan maupun untuk dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan di sekelilingnya.
Alat Peraga
Alat peraga merupakan salah satu dari media pendidikan adalah alat untuk membantu proses belajar mengajar agar proses komunikasi dapat berhasil dengan baik dan efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat Amir Hamzah (1981:11) bahwa “Media pendidikan adalah alat-alat yang dapat dilihat dan didengar untuk membuat cara berkomunikasi lebih efektifâ€. Sedangkan yang dimaksud alat peraga menurut Nasution (1985:100) “alat peraga adalah alat pembantu dalam mengajar agar efektifâ€. Pendapat lain dari pengertian alat peraga atau Audio-Visual Aids (AVA) adalah media yang pengajarannya berhubungan dengan indera pendengaran, (Suhardi, 1978:11). Sejalan dengan itu menurut Sumadi (1975:4) mengemukakan bahwa “Alat peraga atau AVA adalah alat peraga yang memberikan pelajaran atau yang dapat diamati melalui panca inderaâ€.
Dari penjelasan di atas adalah media atau alat bantu mengajar adalah merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemmpuan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Materi Pesawat Sederhana
Untuk memudahkan pekerjaan sehari-hari, kita memerlukan alat bantu. Alat tersebut membuat pekerjaan menjadi ringan. Alat ini dinamakan pesawat sederhana. Memotong kain dengan gunting akan lebih mudah, daripada memotong kain dengan cara menyobek dengan tangan. Begitu pula dengan menggunting kuku dan mencabut paku. Mencabut paku akan lebih mudah jika menggunakan tang.
Gunting dan palu merupakan contoh pesawat sederhana. Hanya dengan tenaga yang kecil, dapat melakukan suatu pekerjaan dengan mudah. Pesawat sederhana ada 4 jenis, yitu pengungkit (tuas), bidang miring, roda, dan katrol.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian landasan teori di atas fungsi pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran IPA adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan mengkongkritkan konsep yang terdapat pada materi pesawat sederhana. Dengan kata lain, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran IPA dapat memperbesar minat dan perhatian siswa sehingga hasil belajarnya meningkat.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir diatas, hipotesis tindakan yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah “Melalui pemanfaatan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN 3 Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun 2016/2017.â€
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 3 Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora. Yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas V sejumlah 19 anak terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan mulai bulan Februari sampai dengan bulan Mei 2017. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.
Untuk memperoleh kebenaran yang objektif dalam melakukan pengumpulan data, diperlukan adanya instrumen yang tepat sehingga masalah yang diteliti akan terefleksi dengan baik. Oleh karena itu peneliti menggunakan instrumen berupa tes, observasi, dan angket.
Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoretis dan validasi empiris. Validasi teoretis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas tampilan tes, validitas isi dan validitas kostruksi. Validitas empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal, penulisan butir-butis soal, kunci jawaban dan kriteria pemberian skor.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan. Tahap pertama perencanaan, tahap kedua adalah pelaksanaan, tahap ketiga melakukan observasi, dan tahap keempat melakukan refleksi.
Indikator keberhasilan penelitian ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar siswa dengan capaian ketuntasan belajar minimal 80%.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pra Siklus
Dari analisis dokumen daftar nilai diperoleh data hasil belajar pra siklus. Secara rinci berikut ini adalah tabel perolehan nilai hasil ulangan harian pada pembelajaran pra siklus.
Table 4.1. Nilai Hasil Tes Pra Siklus
No |
Keterangan |
Nilai |
1 |
Nilai Tertinggi |
80 |
2 |
Nilai Terendah |
40 |
3 |
Jumlah Nilai |
1180 |
4 |
Nilai Rata-rata |
62,11 |
Dari hasil tes para siklus di atas dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu siswa yang tuntas belajar dan tidak tuntas belajar. Sebagai kriteria ketuntasan adalah KKM yang telah ditetapkan yaitu 70,00. Berikut ini adalah tabel ketuntasan belajar pada pembelajaran pra siklus.
Tabel 4.2. Ketuntasan Belajar Hasil Tes Pra Siklus
No |
Hasil Tes akhir |
Jumlah |
Presentase |
1 |
Siswa yang tuntas |
8 |
42,11% |
2 |
Siswa yang tidak tuntas |
11 |
57,89% |
Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Pada pembelajaran siklus I peneliti menggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Hasil belajar pada pembelajaran siklus I dapat disajikan dalam tabel berikut in:
Table 4.3. Nilai Hasil Tes Siklus I
No |
Keterangan |
Nilai |
1 |
Nilai Tertinggi |
90 |
2 |
Nilai Terendah |
50 |
3 |
Jumlah Nilai |
1330 |
4 |
Nilai Rata-rata |
70,00 |
Hasil belajar siklus I juga dibedakan dalam dua kategori yaitu tuntas dan tidak tuntas. Untuk memperjelas data hasil tes siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.4. Ketuntasan Belajar Hasil Tes Siklus I
No |
Hasil Tes akhir |
Jumlah |
Presentase |
1 |
Siswa yang tuntas |
13 |
68,42% |
2 |
Siswa yang tidak tuntas |
6 |
31,58% |
Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada bulan April 2017. Pada pembelajaran siklus II peneliti tetap menggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Untuk mengatasi masalah pada pembelajaran siklus I, alat peraga yang dipergunakan pada pembelajaran siklus II bentuknya lebih besar sehingga siswa dapat lebih jelas dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan. Berikut ini adalah data hasil tes pada pembelajaran siklus II.
Table 4.5. Nilai Hasil Tes Siklus I
No |
Keterangan |
Nilai |
1 |
Nilai Tertinggi |
100 |
2 |
Nilai Terendah |
60 |
3 |
Jumlah Nilai |
1460 |
4 |
Nilai Rata-rata |
76,84 |
Data hasil belajar pada pembelajara siklus II dapat disajikan dalam tabel ketuntasan belajar siklus II berikut ini:
Tabel 4.6. Ketuntasan Belajar Hasil Tes Siklus II
No |
Hasil Tes akhir |
Jumlah |
Presentase |
1 |
Siswa yang tuntas |
16 |
84,21% |
2 |
Siswa yang tidak tuntas |
3 |
15,79% |
Pembahasan
Dari dua siklus yang telah dilakukan, hasil belajar siswa sudah mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan. Pembelajaran IPA materi pesawat sederhana sudah mencapai ketuntasan yang diharapkan, yang terjadi pada siklus II. Pada kondisi awal nilai rata-rata siswa pada pelajaran IPA khususnya pada materi pesawat sederhana masih rendah, hanya mencapai 62,11 dengan ketuntsan belajar hanya sebesar 42,11% (8 siswa dari 19 siswa).
Pada siklus I, sudah memberikan perubahan dibandingkan kondisi awal. Dengan alat peraga siswa terbantu dalam proses belajar dan tidak hanya dibayangkan jenis-jenis pengungkitnya. Hasil yang diperoleh pada siklus I ini sudah cukup memuaskan karena dari 19 orang siswa, yang tuntas sebanyak 13 orang siswa (68,42%) sedangkan nilai rata-rata nya hanya 70,00.
Pada siklus II, hasil belajar siswa sangat mengembirakan karena 16 dari 19 siswa sudah tuntas hasil belajarnya atau (84,21%) dengan nilai rata-rata tes siswa mencapai 76,84. Hal ini terlihat jelas dari siswa saat mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas dan mendemonstrasikan alat peraga. Peneliti lebih banyak mengadakan bimbingan dan berkeliling melihat hasil pekerjaan siswa. Dari wajah siswa terpancar bahwa mereka senang dengan mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Sikap optimis dari siswa terlihat, dari cara mereka berebut untuk menjawab pertanyaan. Hal ini disebabkan mereka sudah mulai paham dengan materi yang disajikan oleh peneliti. Pada saat ulangan harian dilaksanakan mereka bekerja dengan tenang dan penuh percaya diri, namun masih ada bebarapa orang siswa yang tidak tuntas menjawab pertanyaan. Pada siklus II ini terbukti, bahwa hasil belajar siswa meningkat mencapai hasil yang diharapkan dengan menggunakan alat peraga. Melalui alat peraga ini siswa dapat belajar lebih optimal melalui tugas-tugas yang diberikan oleh guru.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang peningkatan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana melalui pemanfaatan alat peraga yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi pesawat sederhana pada siswa kelas V SDN 3 Pengkolrejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora Tahun 2016/2017
Saran
1. Dengan keberhasilan penelitian ini disarankan kepada guru untuk lebih sering memanfaatkan alat peraga dalam pembelajaran terutama pada mata pelajaran IPA dengan harapan konsep-konsep yang abstrak dapat dikonkritkan dengan penggunaan alat peraga sehingga siswa lebih mudah memahami materi pelajaran.
2. Seluruh siswa hendaknya lebih fokus dan aktif dalam pembelajaran dengan tujuan agar materi yang dipelajari lebih cepat untuk dipahami.
3. Kepada pihak sekolah, khususnya kepala sekolah diharapkan untuk selalu memberikan dukungan kepada guru yang berusaha menyelesaikan masalah pembelajaran dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, H.1981. Media Pembelajaran. Jakarta:Rineka Cipta
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar Mata Pelajaran IPA SD/MI. Jakarta: Depdiknas
Mulyana, Deddy. 2003. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar: Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution. 1985. Alat Peraga dalam Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Suhardi. 1978. Media Pembelajaran AVA. Depok:Arya Duta
Undang-Undang RI no. 20 Tahun 2003. 2005. Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Bandung: CV. Nuansa Aulia
Winataputra, S. Udin,dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Universitas Terbuka