PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BENTUK LATIHAN SIRKUIT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR BERMAIN

BOLA BASKET PADA SISWA KELAS VIII-G

SMP NEGERI 1 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

 

Fathudin

Guru SMP Negeri 1 Adiwerna Tegal

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Adiwerna Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam melakukan teknik dasar bermain bola basket. Hasil penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan diperoleh data sebagai berikut; Nilai Hasil belajar pada siklus I yang tuntas sebesar 76,47% dari jumlah siswa berarti ada peningkatan 35,29% dari keadaan kondisi awal, Pada Siklus II yang tuntas sebesar 91,18% berarti ada peningkatan 14,71% dari kondisi Siklus I. Nilai keaktifan siswa pada siklus I yang tuntas sebesar 67,65% berarti ada peningkatan 23,53% dari keadaan kondisi awal, Pada Siklus II yang tuntas sebesar 88,24% berarti ada peningkatan 20,59% dari kondisi Siklus I. Berdasarkan data di atas, secara keseluruhan peningkatan hasil belajar teknik dasar bermain bolabasket dari keadaan kondisi awal sampai siklus II sebesar 50,00% dan nilai keaktifan siswa peningkatannya sebesar 44,12%. Kesimpulannya bahwa “Model Pembelajaran Bentuk Latihan Sirkuit” cukup efektif untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar bermain bolabasket pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Adiwerna semester satu tahun pelajaran 2016/2017.

Kata Kunci: Teknik Dasar Bermain Bola Basket, Hasil Belajar, dan Keaktifan.

 

PENDAHULUAN

 Kesulitan belajar dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada umumnya terletak pada karakteristik dan kompleksitas gerakan yang dipelajari, Semakin kompleks suatu gerakan, semakin sulit untuk dipelajari dan semakin banyak pula siswa yang tidak menguasainya, oleh karena itu diperlukan model pembelajaran yang cukup efektif. Untuk mengatasi tingkat kesulitan dan kompleksitas materi pembelajaran dibutuhkan model pembelajaran baik yang sederhana maupun yang canggih yang penting bisa dilaksanakan secaramatang, terrarah, dan terukur.

Berdasarkan pernyataan di atas,implikasinya adalah siswa terangsang untuk belajar karena adanya berbagai macam kebutuhan dan keinginan yang hendak dicapai. Siswa akan terus berusaha mengembangkan dirinya seoptimal mungkin melalui kegiatan belajar guna mencapai tujuan. Akhirnya siswa merasa berhasil dan mendapatkan kepuasan apabila dapat menerapkan hasil belajarnya kedalam situasi yang sesungguhnya.

 Pada pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan kususunya untuk jenjang SMP terdiri dari materi pokok pembelajaran yaitu; Permainan bola besar, Permainan bola kecil, Atletik, Bela diri Pencak Silat, Kebugaran Jasmani, Senam lantai, Gerak berirama, Aktivitas air, dan Kesehatan  kurang termotivasi.

 Upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan manajemen Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan di sekolah sering kali tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan, hal ini terlihat dari siswa masih kesulitan dalam memahami konsep dan penguasaan terhadap teknik dasar olahraga dan guru juga kesulitan dalam menanamkan konsep dan penguasaan teknik dasar olahraga pada siswa sehingga berakibat pada rendahnya hasil belajar siswa.

 Kenyataann di lapangan, pembelajaran Penjasorkes pada materi bola basket yang pernah dilakukan peneliti, hasil kemampuanya masih rendah. Berdasarkan analisis praktik yang pernah peneliti lakukan hanya dengan metode ceramah, metode bagian, demonstrasi, dan penugasan, dari jumlah siswa kelas VIII-G 34 anak, yang memperoleh nilai mencapai atau di atas KKM sebanyak 14 siswa atau 41% dan yang belum mencapai KKM sebanyak 20 siswa atau sebesar 59%. Beberapa faktor penyebabnya antara lain; guru kurang jelas dalam menyampaikan materi, guru kurang kreatif dalam membuat dan mengembangkan model pembelajaran, situasi dan kondisi pembelajarannya monoton sehingga membuat siswa mengalami kejenuhan, proses pembelajaran belum melibatkan siswa secara aktif, proses belajar mengajar hanya didominasi oleh beberapa siswa saja, model pembelajaran guru yang tidak menyesuaikan dengan menunjukan kurang efektifnya suatu model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalahnya sebagai berikut: (1) Proses pembelajaran yang berlangsung di kelas VIII-G SMP Negeri 1 Adiwerna semester satu tahun pelajaran 2016/2017 belum mencapai hasil yang diharapkan. (2) Guru kurang jelas dalam memberikan materi pembelajaran teknik dasar bermain bola basket. (3) Guru kurang inovatif dan kreatif dalam membuat atau mengembangkan model pembelajaran penjasorkes pada materi teknik dasar bermain bola basket.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagi berikut: (1) Apakah penggunaan model pembelajaran bentuk latihan sirkuit dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar bermain bola basket pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Adiwerna semester satu tahun pelajaran 2016 / 2017? (2) Bagaimana proses model pembelajaran bentuk latihan sirkuit berlangsung sebagai upaya meningkatkan kemampuan tekni daar bermain bola basket pada siswa keas VIII-G SMP Negeri 1 Adiwerna semester satu tahun pelajaran 2016 / 2017?

Tujuan Penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan kemampuan teknik dasar bermain bola basket menggunakan model pembelajaran bentuk latihan sirkuit pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Adiwerna Semester satu tahun pelajaran 2016/2017. (2) Mendeskripsikan langkah – langkah model pembelajaran bentuk latihan sirkuit yang digunakan sebagai upaya meningkatkan kemampuan teknik dasar bermain bolabasket pada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Adiwerna Semester satu tahun pelajaran 2016/2017.

Description: chest passKAJIAN PUSTAKA

Hakikat Permainan Bola Basket.

Permainan bola basket adalah bentuk permainan beregu bola besar sekaligus permainan besar yang dimainkan oleh dua regu putera maupun puteri yang masing – masing regu terdiri dari 5 orang pemain dengan memainkan bola menggunakan tangan dengan cara memantulkan, melempar baik untuk mengoper maupun untuk memasukan bola, dan menggiring.

Upaya untuk meningkatkan keterampilan bermain bola basket adalah penampilan. Sepenuhnya dari koordinasi gerak dasar dan teknik dasar bermain, selain kerja sama tim, koordinasi gerak dasar yang dihasilkan dari belajar gerakan bola basket adalah mencapai penampilan koordinasi gerak dasar dari teknik dasar bermain yang terampil.

Menurut Dr.James Naismith (1891) dalam Muhajir dan Budi Sutrisno (2013: 31) bahwa untuk menciptakan permainan baru yang dapat dimainkan di dalam gedung,mudah dimainkan, mudah dipelajari dan menarik. Pada mulanya permainan bola basket menggunakan keranjang sebagai sasarannya, maka permainan baru itu dinamakan “basket ball”.

Teknik memasukkan bola basket (shooting).

Memasukkan bola dalam permainan bola basket biasa disebut dengan menembak atau shooting. Shooting adalah kunci dari permainan bola basket yaitu dengan memasukan bola ke dalam ring atau keranjang lawan. Apabila dapat melakukan shooting dengan baik dan dapat mencetak angka lebih banyak dari lawan maka dinyatakan menang. Shooting adalah keahlian yang sangat penting dalam permaiinan bola basket, teknik dasar seperti mengoper, menggiring, d.l.l adalah teknik yang juga harus dikuasai. Untuk membuat skor harus mampu melakukan shooting dengan benar.

Model Pembelajaran Bentuk Latihan Sirkuit.

Menurut Isjoni(2009: 11) dalam http://eprints.uny.ac.id dikemukakan bahwa, “Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa”. Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa siswa adalah pelaku utama dalam sebuah pembelajaran, sehinggaproses pembelajaran sebaiknya mengutamakan kebutuhan siswa akan ilmu pengetahuan dan aktivitas sosial mereka agar kemampuan siswa dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik akan mengalami perkembangan.

Menurut Bruce Joyce, Marsha Weil, dan Emily Calhoun(2009) dalam http://eprints.uny.ac.id dikatakan bahwa pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan situasi kelas yang dihasilkan dari kerja sama antara guru dan siswa. Model pembelajaran disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli menyusun metode pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran, teori – teori psikologis, sosiologis, analisis sistem, atau teori – teori lain yang mendukung. Model pembalajaran adalahsuatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan – bahan pembelajaran,dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

Menurut Sukintaka,(1992) ada dua bentuk permainan yang dilakukan anak-anak, yaitu: (1). Permainan yang dilakukan oleh mereka sendiri, peraturan, hukuman dan perwasitan ditentukan oleh mereka sendiri dan (2). Bentuk permainan yang diberikan oleh orang dewasa baik itu guru Penjasorkes, orang tua dan pihak lain. Permainan ini pada umumnya mempunyai tujuan untuk mempengaruhi agar anak dapat berkembang sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Kerangka Berpikir

Berdasarkan pengamatan dan analisis yang pernah peneliti lakukan ternyata setelah kegiatan pembelajaran yang diberikan kepada siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Adiwerna pada materi bola basket kemampuannya masih rendah yaitu dari jumlah 34 siswa hanya 14 siswa atau 41,18% yang telah mencapai nilai sesuai atau melebihi KKM yang dipatok sebesar 76, sedangkan 20 siswa atau 58,82% belum mencapai KKM. Beberapa faktor penyebabnya antara lain; guru kurang jelas dalam menyampaikan materi, guru kurang kreatif dalam membuat dan mengembangkan model pembelajaran, situasi dan kondisi pembelajarannya monoton sehingga membuat siswa mengalami kejenuhan, proses pembelajaran belum melibatkan siswa secara aktif, proses belajar mengajar kurang melibatkan siswa secara keseluruhan, model pembelajaran yang tidak menyesuaikan dengan karakteristik, kemampuan, dan perkembangan anak, hal ini menunjukan kurang efektifnya suatu model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

Hipotesis

 Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir sebagaimana yang dimaksud di atas maka peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut “Bahwa Penggunaan Model pembelajaran bentuk latihan sirkuit diduga dapat meningkatkan kemampuan teknik dasar bermain bola basket pada siswa kelas VII-G SMP Negeri 1 Adiwerna semester satu tahun pelajaran 2016/2017”

METODE PENELITIAN

Setting Lokasi dan Subyek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di kelas VIII-G SMP Negeri 1 Adiwerna – Tegal. Penelitian dilakukan oleh guru PJOK sekaligus sebagai peneliti dan didampingi bapak Umar Luhur,S.Pd sebagai kolabolator yang merupakan guru penjasorkes kelas VII. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dilakukan sejak bulan Juli sampai bulan Desember 2016. Subyek Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa kelas VIII-G SMP Negeri 1 Adiwerna – Tegal semester satu Tahun Pelajaran 2016/2017 berjumlah 34 siswa terdiri siswa putra sebanyak 14 anak dan siswa putri sebanyak 20 anak.

Metode Pengumpulan Data

            Tahap pengumpulan datapada penelitian ini menggunakan 3(tiga) instrumen yaitu; tes hasil belajar, pengamatan keaktifan siswa, dan dokumentasi.

Validasi Data

Validitas merupakan ukuran kesahihan dari instrumen yang digunakan dalam penelitian. Data yang diperoleh dari hasil penelitian tindakan perlu divalidasi dengan menggunakan beberapa teknik validasi.

Untuk mengukur validitas instrumen, peneliti melakukan Triangulasi Data Sumber, yaitu mengecek keabsahan /validitas data dengan mengkonfirmasikan data yang telah ada dengan data yang diperoleh dari guru peneliti, teman sejawat, dan siswa.

Analisa Data

 Dalam penelitian ini terdapat tiga jenis data yang dikumpulkan dan selanjutnya masing – masing data tersebut dianalisis. Ketiga data tersebut yaitu:

1.   Data Hasil Belajar.

 Pada tes keterampilan, peneliti membuat kisi – kisi sebelum soal disusun sehingga terjaga validitasnya. Hasil belajar yang diukur dengan instrumen tes praktik kemudian dianalisis untuk diketahui jumlah nilai masing – masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata – rata dan ketuntasan belajar klasikal.

2    Data Hasil Observasi.

 Hasil observasi terhadap keaktifan siswa terkait pembelajaran diukur dengan menggunakan lembar observasi. Hasilnya kemudian dianalisis untuk diketahui jumlah skor perolehan masing – masing indikator. Penilaian keaktifan siswa dilakukan pada setiap akhir siklus dan selanjutnya dibuat perbandingan dengan menggunakan deskriptif – komparatif pada setiap akhir yaitu membandingkan data hasil antar siklus, baik berupa tabel maupun grafik.

Cara Pengambilan Simpulan

Pengambilan simpulan ditetapkan dengan menentukan indikator capaian: (1) Hasil belajar siswa berupa kemampuan melakukan tekanik dasar bermain bola basket mencakup ketuntasan belajar perorangan dan klasikal. Pada penilaian secara individu, siswa dikatakan tuntas belajar jika nilai yang dicapai sesuai atau melebihi KKM 76, pada penilaian secara klasikal ditetapkan jika siswa memperoleh nilai hasil belajar minimal KKM yaitu 76, sedangkan ketuntasan belajar klasikal dikatakan tuntas belajar jika jumlah siswa yang mendapat nilai 76 atau lebih sebesar 85% atau sebanyak 29 siswa dari 34 siswa dari 43 siswa. (2) Persentase keberhasilan siswa pada nilai keaktifan secara klasikal dikatakan tuntas jika mencapai minimal 85% dari jumlah siswa nilainya sesuai atau di atas KKM.

Prosedur Penelitian

 Pada siklus I, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran bentuk latihan sirkuit yang dilakukan oleh 4 kelompok siswa yang melakukan latihan teknik dasar bermain bolabasket dengan jumlah putaran, jumlah repetisi, dan lama latihan yang telah dtentukan. Pada siklus II, model pembelajaran yang digunakan masih sama hanya terdapat perubahan yaitu jumlah repetisi lebih banyak, dan lama latihannya diperpanjang.

 Pada penelitian ini, setiap siklus menggunakan empat tahapan penelitian berupa spiral penelitian seperti yang sampaikan oleh Hopkins(1993) dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi(2008:104). Keempat tahapan penelitian tersebut meliputi perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi dan refleksi (reflection).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi awal

 Pada kondisi awal pada saat proses pembelajaran berlangsung, banyak siswa kurang memahami penjelasan guru, kurang memahami karakteristik gerakan dalam permaina bola basket, banyak bercanda, kurang termotivasi untuk melakukan latihan karena membosankan. Dampak dari kondisi siswa seperti pada proses pembelajaran tersebut adalah rendahnya nilai hasil belajar dan rendahnya nilai keaktifan siswa dalam bermain bola basket.

1.    Data Hasil Belajar.

 Data Hasil Belajar Teknik Dasar Bermain Bolabasket pada kondisi awal, dari jumlah siswa keseluruhan sebanyak 34 siswa yang berhasil mencapai nilai minimal KKM atau lebih baru 14 siswa atau sebesar 41,18%. Rincian masing – masing teknik dasar yang berhasil mencapai minimal KKM atau lebih pada kondisi awal yaitu; chestpass 16 siswa atau sebesar 47,06%, dribling 14 siswa atau sebesar 41,18%, dan shooting 12 siswa atau sebesar 35,29%.

2.     Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa.

Data keaktifan siswa diambil dari pengamatan ketika siswa bermain yang meliputi 5 aspek yaitu; kerjasama, semangat, penempatan posisi, menembak, dan umpan.

Data Hasil pengamatan terhadap kaaktifan siswa dalam bermain bolabasket pada kondisi awal menunjukan baru 15 siswa atau 44,128% yang berhasil mencapai nilai minimal KKM atau lebih. Rincian tiap – tiap indikator dengan perolehan nilai yaitu; kerjasama 2,15 (klasifikasi 70), semangat 2,29 (klasifikasi 70), penempatan posisi 1,88 (klasifikasi60), menembak 2,24 (klasifikasi70), mengumpan 2,15 (klasifikasi 70).

 Berdasarkan tabel dan grafik di atas , dari siswa yang berjumlah 34 anak dapat dilihat capaian hasil belajar maupun keaktifan siswa adalah:

1.     Siswa yang telah mencapai hasil belajar kemampuan teknik dasar bermain bolabasket minimal KKM atau lebih pada kondisi awal sebanyak 14 anak atau sebesar 41,18%, sedangkan yang belum mencapai 20 anak atau sebesar 58,82%, artinya masih jauh dari harapan.

2.     Siswa yang telah mencapai nilai keaktifan minimal KKM atau lebih pada kondisi awal sebanyak 15 anak atau 44,12%, yang belum tuntas sebanyak 19 anak atau sebesar 55,58%. Nilai rata-rata sebesar 68,53.

Deskripsi Siklus I

Hasil Belajar Teknik Dasar Bermain Bolabasket Siklus I. Data yang diperoleh pada penilaian hasil belajar teknik Dasar bermain Bolabasket pada siklus I adalah sebanyak 26 siswa atau sebesar 76,47% nilainya telah tuntas, dan yang belum tuntas sebanyak 8 siswa atau sebesar 23,53%.

Rincian jumlah siswa dan persentase hasil belajar tiap teknik dasar adalah yang telah mencapai nilai minimal KKM atau lebih sebagai berikut; 1). Chestpass 25 siswa atau sebesar 73,53% tuntas, 2). Dribling 26 siswa atau sebesar 76,47%, 3), Shooting 22 siswa atau sebesar 64,71%.

Berdasarkan laporan pengamatan dan grafik persentase hasil belajar tiap – tiap teknik dasar bermain bola basket pada siklus I maka dijelaskan bahwa; Hasil belajar yang mencapai ketuntasan belajar masing-masing adalah; chestpass 73,53%, dribling 76,47%, dan shooting 64,71%. Untuk persentase jumlah siswa yang tuntas belajar keseluruhan teknik dasar bermain bolabasket adalah 76,47%. Berarti masih belum mencapai batas minimal 85% dari jumlah siswa maka hasil belajar pada tindakan siklus I dinyatakan belum berhasil.

Data Hasil Pengamatan pada Siklus I.

 Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan siswa dalam bermain pada akhir siklus I diperoleh nilai rata – rata sebesar 76. Sebanyak 23 siswa atau 67,65% telah tuntas dan 11 siswa atau sebesar 32,35% belum tuntas. Rincian perolehan rata – rata nilai pada masing – masing indikator adalah ; 1). Kerjasama nilainya 2,76 atau klasifikasi 80, 2). Semangat nilainya 2,71 atau klasifikasi 80, 3). Penempatan posisi nilainya 2,44 atau klasifikasi 70, 4). Shooting nilainya 2,47 atau klasifikasi 70, dan 5). Mengumpan nilainya 2,62 atau klaifikasi 80. Modus dari ke 5 indikator tersebut adalah 80 (ketgori baik).

Berdasarkan data pada tabel dan grafik diatas maka dapat dijelaskan bahwa nilai keaktifan siswa secara klasikal masih menunjukkan belum menunjukkan belum tercapainya batas ketuntasan minimum 85% dari jumlah siswa keseluruhan.

Deskripsi Siklus II

1.   Data Hasil Belajar Teknik Dasar Bermain Bola Basket

 Berdasarkan tes hasil belajar teknik dasar bermain bolabasket, pada siklus II diperoleh data yaitu sebanyak 31 atau sebesar 91,18% nilainya telah sesuai atau melebihi KKM. Rincian sebagai berikut; a). Chest pass 31 siswa atau sebesar 91,18%, b). Dribling 29 siswa atau sebesar 85,29%, c). Shooting 26 siswa atau sebesar 76,47%.

2.      Data Hasil Pengamatan pada Siklus II

Berdasarkan hasil pengamatan keaktifan siswa dalam bermain pada akhir siklus II diperoleh data yaitu sebanyak 30 atau sebesar 88,24% nilai keaktifannya telah tuntas. Perincian klasifikasi pada masing – masing indikator adalah ; (a). Kerjasama sebesar 2,91 atau klasifikasi 80, (b). Semangat sebesar 3,00 atau klasifikasi 80 (c). Penempatan posisi sebesar 2,62 atau klasifikasi 80 (d). Menembak sebesar 2,68 atau klasifikasi 80 dan (e). Mengumpan sebesar 2,88 atau klasifikasi 80. Modus dari ke 5 indikator adalah 80 tersebut termasuk kategori baik.

Pembahasan Tiap Siklus

 Rincian perbandingan ketuntasan hasil belajar tiap teknik dasar bolabasket antara siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:

1.     Chestpass sebanyak 25 siswa atau sebesar 73,52% pada siklus I dan 31 siswa atau sebesar 91,18% pada siklus II.

2.     Dribling sebanyak 26 siswa atau sebesar 76,47% pada siklus I dan 29 siswa atau sebesar 85,29%.

3.     Shooting sebanyak 22 siswa atau sebesar 64,71% pada siklus I dan 26 siswa atau sebesar 76,47%.

Berdasarkan tabel dan grafik perbandingan persentase hasil belajar tiap – tiap teknik dasar bermain bola basket antar siklus I dan Siklus II maka dijelaskan bahwa; Hasil belajar chestpass antar siklus I dan siklus II ada peningkatan sebesar 17,66%, dribling ada peningkatan sebesar 8,82% dan shooting ada peningkatan sebesar 11,76%. Sedangkan untuk perbandingan persentase hasil belajar keseluruhan (chestpass, dribling, dan shooting) antar silus I dann siklus II adalah 14,71%.

Perbandingan Hasil Pengamatan Keaktifan Siswa

 Hasil pengamatan terhadap keaktifan siswa antara siklus I dengan siklus II mengalami peningkatan nilai baik secara individu maupun secara klasikal. Jumlah siswa yang telah tuntas pada pada siklus I sebanyak 23 siswa atau sebesar 67,65%, dan pada siklus II sebanyak 30 anak atau sebesar 88,24%.

Data nilai hasil pengamatan pada siklus I adalah untuk nilai rata-rata pada indikator; kerjasama 2,74 atau klasifikasi 80 (kategori baik), semangat 2,71 atau kasifikasi 80 (kategori baik), penempatan posisi 2,41 atau klasifikasi 70 (kategori cukup), menembak 2,47 atau klasifikasi 70 (kategori cukup), dan umpan 2,62 atau klasifikasi 80 (kategori baik) maka rata – rata keseluruhan hasil pengamatannya adalah 2,60 atau klasifikasi 80 (kategori baik). Modus klasifikasinya adalah 80.

Data nilai hasil pengamatan pada siklus II adalah untuk nilai rata-rata pada indikator; kerjasama 2,91 atau klasifikasi 80 (kategori baik), semangat 3,00 atau kasifikasi 80 (kategori baik), penempatan posisi 2,62 atau klasifikasi 80 (kategori baik), menembak 2,68 atau klasifikasi 80 (kategori baik), dan umpan 2,88 atau klasifikasi 80 (kategori baik) maka rata – rata keseluruhan hasil pengamatannya adalah 2,82 atau klasifikasi 80 (kategori baik). Modus klasifikasinya adalah 80.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1.       Penggunaan model pembelajaran dengan bentuk latihan sirkuit dapat meningkatkan kemampuan melakukan teknik dasar bermain bola basket pada siswa kelas VIIIG SMP N 1 Adiwerna semester satu tahun pelajaran 2016-2017. Hal ini dibuktikan dengan persentase jumlah siswa yang berhasil sebesar 91,18%, dan keaktifan jumlah siswa dalam bermain bolabasket telah mencapai 88,24%.

2.       Penggunaan model pembelajaran dengan bentuk latihan sirkuit dapat meningkatkan kemampuan melakukan teknik dasar bermain bola basket pada siswa kelas VIIIG SMP N 1 Adiwerna semester satu tahun pelajaran 2016-2017. Hal ini dibuktikan dengan capaian rata – rata nilai hasil belajar teknik dasar bermain bolabasket dari 77,70 pada siklus I meningkat menjadi 79,49 pada siklus II, dan capaian rata – rata nilai keaktifan siswa dari 2,59 pada siklus I meningkat menjadi 2,82 pada siklus II.

Saran

1.     Guru perlu merancang pembelajaran yang baik, meliputi perencanaan dan penggunaan model, pendekatan, strategi, metode, teknik dan media pembelajaran yang diperlukan agar pembelajaran lebih efektif.

2.     Guru lain perlu menerapkan pembelajaran melalui berbagai model pembelajaran dengan berbagai variasi kegiatan lainnya agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan tidak merasa jenuh.

3.     Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk peningkatan mutu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran bentuk latihan sirkuit yang berfokus pada kompetensi keterampilan bermain bola basket.

DAFTAR PUSTAKA

Danny Kosasih.2008.Fundamental Basketball First Step to Win.Semarang:CV Elwas Offset

Dedy Sumiyarsono.2002.Keterampilan Bola basket. Yogyakarta: FIK UNY

Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta: Rineka Cipta

http://dokumen.tips/documents/penilaian-bola-basket. html diakses tanggal 20 Oktober 2016 jam 23.24

http://eprints.uny.ac.id diakses tanggal 8 Oktober 2016 jam 16.00 wib

http://staff.uny.ac.id diakses tanggal 8 Oktober 2016 jam 20.35 wib

http://www.trigonalmedia.com diakses tanggal 9 Oktober 2016 jam 17.00

Kiram. 1992. Belajar Gerak. Jakarta: Dekdikbud. Proyek Peningkatan Tenaga Pendidikan.

Muhajir dan Budi Sutrisno.2013.Pendidikan Jasmani olahraga dan Kesehatan.Buku Guru kelas VII. Jakarta: Kemendikbud

Muhajir. 2006. Pendidikan Jasmani, Teori dan Praktek. Jakarta: Erlangga

Nuril Ahmadi.2007.Permainan Bola basket.Era Intermedia. Semarang: Solo Offset

PERBASI.2012.Buku terjemahan Official Basketball Rules.Jakarta: FIBA PT Raja Garfindo Persada.

Roji dan Yulianti. 2014. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Buku guru kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Suharsini Arikunto,Suharjono,dan Supardi.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Supandi dan Seba. 2003. Teori Belajar Motorik. Bandung: FPOK

Wissel Hal.1996.Basketball Step to succes (Bagus Pribadi.Terjemahan).Jakarta:

PT Raja Garfindo Persada www.zonapelatih.net diakses tanggal 12 September 2016 jam 20.27