MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPS

MATERI KEGIATAN EKONOMI SISWA KELAS VII C

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Sunardi

SMP Negeri 1 Miri

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi kegiatan ekonomi melalui pembelajaran kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Miri semester 2 tahun pelajaran 2018/2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), terdiri atas dua siklus yang masing-masing terdapat dua kali perteuan pembelajaran. Hasil tes evaluasi dianalisis dengan teknik deskriptif kuantitatif dan data nontes minat belajar siswa dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian adalah terjadi peningkatan minat belajar siswa dengan indikator 1) mengerjakan tugas individual dengan baik. Pada siklus I rata-rata 62,5% siswa mengerjakan tugas individual dengan baik dan pada siklus II meningkat menjadi 84,4%, 2) memperhatikan penjelasan guru dengan baik, pada siklus I rata-rata 68,75% siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan pada siklus II meningkat menjadi 93,75%, 3) aktif berpendapat dalam kerja kelompok, pada siklus I rata-rata 53,1% yang terlihat aktif berpendapat dalam kerja kelompok, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 75%. Dan terjadi peningkatan hasil belajar yaitu jumlah siswa yang tuntas belajar, pada siklus I siswa yang tuntas belajar sejumlah 26 anak atau 81,25% dan pada siklus II siswa tuntas belajar sejumlah 30 anak atau 93,75%.

Kata-kata Kunci:   Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individulaization, Minat dan Hasil Belajar IPS

 

PENDAHULUAN

Kenyatan selama ini menunjukkan proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di SMP Negeri 1 Miri belum dapat berjalan secara optimal. Pembelajaran cenderung text book oriented, teacher oriented, dan kurang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa terkesan abstrak dan kurang melibatkan peran siswa dalam pembelajaran sehingga sehingga materi terkesan sulit dipahami. Akibatnya, minat siswa dalam belajar menjadi rendah, hal ini berdampak pada hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial juga rendah. Bukti kurangnya minat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa dapat dilihat dari hasil ulangan harian yang pertama pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 dari 32 siswa kelas VII C hanya 20 siswa yang memenuhi KKM atau 62,5% siswa yang tuntas. Penyebabnya adalah guru belum mampu mengoptimalkan strategi, model, dan kurang variasi dalam mengelola pembelajaran di kelas.

Hasil belajar siswa di atas juga menunjukkan adanya kesenjangan antara kenyataan dan harapan, untuk mengatasi masalah tersebut penulis menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization atau TAI. Model pembelajaran kooperatif yang dapat membangun kepercayaan diri siswa dan mendorong partisipasi mereka dalam kelas, khusus mengenai pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization atau TAI bahwa model pembelajaran tersebut memiliki beberapa kelebihan antara lain adalah siswa yang lemah dapat terbantu dalam menyelesaikan masalah, siswa diajarkan bekerjasama dalam suatu kelompok, siswa yang pandai dapat mengembangkan minat belajar, kemampuan dan ketarmpilannya, dan adanya rasa tanggung jawab dalam kelompok dalam menyelesaikan masalah.

Tujuan yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan minat dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi kegiatan ekonomi melalui pembelajaran kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) bagi siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Miri semester 2 tahun pelajaran 2018/2019.

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dapat menimbulkan perubahan tingkah laku pada individu yang belajar, 1). Belajar menurut Sukmadinata, (2011: 156) adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi; 2). Belajar menurut Muhibinsyah (2015:90) merupakan suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut. 3) Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interkasi dengan lingkunganya (Tabrani Rusyan, 2013: 7); dan 4). Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan (Hamalik, 2011:60).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan scara sadar untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku dari siswa yang belajar. Keberhasilan dalam belajar dapat diketahui dari suatu alat ukur yang berupa tes maupun non tes, alat ukur ini mengetahui seberapa jauh siswa mampu memahami materi pelajaran telah diterimanya.

Minat Belajar

Minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Slameto (2003:192) bahwa indikator-indikator minat belajar siswa terdiri dari: adanya perhatian, adanya ketertarikan, dan rasa senang. Indikator adanya perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian yaitu: perhatian terhadap bahan pelajaran, memahami materi pelajaran dan menyelesaikan soal-soal pelajaran. Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan untuk menyelesaikan soal-soal pelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui bahan belajar, memahami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan soal-soal terkait proses dalam pembelajaran.

Hasil Belajar

Dimyati (2009: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan tujuan akhir dilaksanakannya kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil belajar dapat ditingkatkan melalui usaha sadar yang dilakukan secara sistematis mengarah kepada perubahan yang positif yang kemudian disebut dengan proses belajar. Akhir dari proses belajar adalah perolehan suatu hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa di kelas terkumpul dalam himpunan hasil belajar kelas. Semua hasil belajar tersebut merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar di akhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, sedangkan dari sisi siswa, hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Hasil belajar secara nyata dapat dilihat dari terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur melalui perubahan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Pembelajaran Kooperatif Team Assisted Individualization (TAI)

Pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki persamaan dengan STAD dan TGT dalam penggunaan tim-tim pembelajaran yang terdiri dari dua orang atau lebih berkemampuan heterogen dalam suatu kelompok. Perbedaan Pembelajaran kooperatif tipe TAI dengan STAD dan TGT adalah menggunakan sebuah tatanan pengajaran tunggal untuk kelas, TAI menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran individual. Menurut Robert Slavin (2010:22) bahwa dalam praktik atau pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization melalui tahapan sebagai berikut: guru memberikan tugas untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual, uru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal, membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah), hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok, siswa membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari, guru memberikan kuis kepada siswa secara individual dan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

Kerangka Berpikir

Pembelajaran kooperatif tipe TAI dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah. Siswa secara mandiri dan berkelompok berpikir mencari berbagai alternatif mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi, hal ini agar siswa berpikir lancar. Guru mengorganisasikan siswa untuk belajar digunakan strategi pengembangan keterampilan kerja sama antar siswa, maka dalam proses pembelajaran siswa dibentuk kelompok dan saling membantu sehingga dapat merancang suatu penyelesaian masalah dan siswa dapat menghasilkan jawaban yang bervariasi sesuai sudut pandang mereka sehingga dapat memunculkan minat belajar siswa.

Guru membimbing kerja kelompok dan menyajikan hasil kerja kelompok untuk membantu siswa dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, melakukan evaluasi proses pemecahan masalah merupakan strategi guru membantu menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja kelompok sehingga siswa dapat menyimpulkan dari hasil yang diperoleh. Berdasarkan penjelasan diatas maka diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan minat dan hasil belajar siswa.

 

 

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

  1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII C SMP Negeri 1 Miri yang beralamat di Desa Girimargo Kecamatan Miri dengan pertimbangan.

  1. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019 dimulai pengajuan ijin penelitian pada minggu ke satu bulan Januari hingga penyusunan laporan penelitian sampai minggu ke satu bulan April 2019.

  1. Subjek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Miri pada tahun pelajaran 2018/2019 yang terdiri dari 32 siswa (16 wanita dan 16 laki-laki). Adapun objek penelitian adalah apa yang menjadi sasaran penelitian, dalam penelitian ini objeknya minat belajar dan hasil belajar siswa.

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis Data

  1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPS yang diperoleh siswa melalui tes siklus I dan siklus II.

  1. Data Kualitatif

Diperoleh dari lembar pengamatan minat dan aktifitas siswa, keterampilan guru, lembar observasi dengan pendekatan metode tugas terbimbing selama pembelajaran berlangsung.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui tes, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  1. Tes digunakan untuk mendapatkan data tentang kualitas hasil belajar siswa.
  2. Observasi, digunakan untuk mengumpulkan data tentang minat belajar siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
  3. Wawancara, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai tanggapan peserta didik tentang proses pembelajaran yang berlangsung.
  4. Dokumentasi, digunakan untuk mendapatkan data berupa gambar yang diambil pada saat pembelajaran.

Teknik Analisis Data

Data kualitatif yang terkait dengan minat belajar siswa tersebut dianalisa menggunakan teknik deskriptif komparatif dilanjutkan dengan refleksi. Analisis deskriptif komparatif yaitu dengan membandingkan data minat belajar siswa pada kondisi awal dengan siklus I, siklus I dengan siklus II dan kondisi awal dengan siklus II. Sedangkan refleksi dilakukan untuk membuat kesimpulan apakah siklus perlu dilanjutkan apa tidak. Analisis data hasil belajar siswa berupa data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes kemudian diolah dengan menggunakan deskripsi persentase nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menentukan tingkat hasil belajar siswa dalam pembelajaran

Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas atau PTK ini akan dilakukan dengan 2 siklus setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan, terdiri langkah-langkah pokok penelitian meliputi perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, sebagai catatan bahwa alokasi waktu setiap pertemuan adalah 2 x 40 menit.

Perencanaan:

Kegiatan perencanaan meliputi pembuatan RPP untuk materi kegiatan ekonomi, menyiapkan sumber dan media pembelajaran, menyiapkan lembar kerja siswa atau LKS, lembar observasi dan dan instrument tes evaluasi.

Pelaksanaan Tindakan

  1. Kegiatan Awal: Melakukan apersepsi, menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, dan memberi motivasi awal.
  2. Kegiatan Inti
  • Guru menjelaskan materi dengan memancing siswa dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa lebih paham dengan materi.
  • Guru membagi siswa menjadi 8 kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4 siswa.
  • Guru memberikan tugas secara individual mengerjakan LKS.
  • Setelah mengerjakan secara individual, setiap siswa masuk pada kelompok masing-masing untuk berdiskusi saling mengoreksi pekerjaan yang telah mereka kerjakan sebelumnya.
  • Guru memimpin pembahasan presentasi hasil kerja kelompok dalam bentuk diskusi kelas.
  1. Kegiatan Penutup

1)  Guru membimbing siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari dan dibahas dalam dalam diskusi kelas.

2)  Guru melakukan refleksi pembelajaran bersama siswa, memberi umpan balik terhadap proses pembelajaran, dan memberi tugas rumah dan menginformasikan materi untuk pertemuan selanjutnya.

Observasi

  1. Guru/penulis dibantu mitra kolaborasi mengamati kegiatan siswa dalam mengikuti jalannya pembelajaran.
  2. Memantau hasil kerja siswa.
  3. Meminta mitra kolaborasi mengamati kinerja peneliti dalam melaksanakan tugas mengajar.

Refleksi          

  1. Mengevaluasi hasil observasi.
  2. Menganalisis hasil belajar siswa.
  3. Memperbaiki kelemahan sebagai dasar perbaikan siklus selanjutnya

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan berpijak pada keseluruhan hasil yang diperoleh selama penelitian sehingga dapat dijabarkan pembahasan hasil penelitian yang secara garis besar dapat dibagi dalam tiga bagian utama sesuai dengan fokus observasi, yaitu efektifitas tindakan guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization). Pada pelaksanaan siklus I ternyata masih banyak kekurangan dan kelemahan yang terjadi. Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan yang terjadi pada siklus I, selama pelaksanaan siklus II ternyata hasil yang dicapai telah mencapai indikator keberhasilan penelitian, yaitu telah dapat meningkatkan kinerja guru, meningkatkan minat dan hasil siswa kelas VII C SMP Negeri 1 Miri semester II tahun pelajaran 2018/2019

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II baik yang bersifat kualitatif yaitu minat belajar siswa dan yang bersifat kuantitatif yaitu hasil belajar tes evlauasi pada setiap akhir siklus, dapat dinyatakan bahwa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi materi kegiatan ekonomi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) terjadi peningkatan kualitas pembelajaran oleh guru yang ditandai dengan meningkatknya minat dan hasil siswa. Adapun mengenai hasil dan temuan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran TAI pada pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi dari siklus I sampai siklus II, dapat dilakukan pembahasan sebagi berikut.

Peningkatan Minat Belajar Siswa

Peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran IPS materi Ilmu Pengetahuan Sosial materi kegiatan ekonomi melalui pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) adalah sebagai berikut.

Siswa mengerjakan tugas individual dengan baik

Pada siklus I rata-rata 62,5% siswa mengerjakan tugas individual dengan baik dan pada siklus II meningkat menjadi 84,4%. Peningkatan tersebut terjadi karena siswa sangat tertarik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization).

Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik.

Pada siklus I rata-rata 68,75% siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik dan pada siklus II meningkat menjadi 93,75%. Peningkatan tersebut terjadi karena siswa tertarik dengan penjelasan guru yang menghubungkan materi dengan kehidupan sehari-hari, penjelasan yang semakin menarik, singkat, padat namun cukup jelas sehingga mudah diterima..

Siswa aktif berpendapat dalam kerja kelompok.

Minat dan semangat siswa menyampaikan pendapat di dalam diskusi pada siklus I rata-rata adalah 53,1% yang terlihat aktif berpendapat dalam kerja kelompok, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 75%. Hal ini karena guru me motivasi siswa untuk selalu semangat menyampaikan pendapat di dalam diskusi pada saat pembelajaran dan tidak perlu ragu dalam menyampaikan pendapat karena tetap dihormati walaupun pendapatnya kurang tepat kemudian dikoreksi guru dengan cara yang bijaksana dan siswa tersebut tetap diberi penghargaan.

Tabel 1 Peningkatan Minat Belajar Siswa

No Indikator yang diamati Hasil Pengamatan
Siklus I Siklus II
1. Siswa mengerjakan tugas individual dengan baik 62,5% 84,4%
2 Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik 68,75% 93,75%
3 Siswa aktif berpendapat dalam kerja kelompok 53,1% 75%
Rata-rata 61,45% 82,3%

 

Berdasarkan grafik di atas minat belajar siswa maka dapat diketahui peningkatan minat belajar siswa dengan indikator: 1) siswa mengerjakan tugas individual dengan baik, 2) siswa memperhatikan penjelasan guru dengan baik, dan indikator 3) siswa aktif berpendapat dalam kerja kelompok telah meningkat secara signifikan dan telah memenuhi indikator keberhasilan.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar berupa ketuntasan belajar siswa ditentukan melalui perolehan hasil tes akhir siklus, yang memperoleh nilai minimal 75 dinyatakan tuntas belajar sedangkan yang di bawah 75 tidak tuntas belajar.

Tabel 2. Peningkatan Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Siklus Siswa Tuntas Belajar (%)
I 81,5%
II 93,75%

 

Peningkatan hasil belajar siswa ditinjau dari peningkatan ketuntasan klasikal dapat dilihat pada gambar di atas. Pada sklus I ketuntasan klasikal adalah 81,5% dan pada siklus II meningkat menjadi 93,75%. Berdasar pembehasan hasil peneltian yang telah dipaparkan tersebut terlihat adanya peningkatan minat dan hasil belajar siswa yang menunjukkan efektifitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dalam meningkatkan minat dan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial materi kegiatan ekonomi pada siswa kelas VII C SMPN 1 Miri semester II tahun pelajaran 2018/2019.

Kinerja Guru (Peneliti)

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) dalam pembelajaran IPS materi kegiatan ekonomi pada siswa kelas VII C SMPN 1 Miri dapat meningkatkan kinerja guru yaitu telah berhasil melakukan variasi pembelajaran yang mampu menarik minat siswa yang berakibat pada meningkatnya hasil belajar siswa. Guru telah melakukan berbagai tindakan perbaikan pada siklus I dan siklus II sehingga kinerja guru semakin baik dan dapat mengkondisikan kelas menjadi lebih kondusif selama proses pembelajaran yang berpengaruh positif terhadap peningkatan minat dan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

  1. Penerapan model Team assisted individualization dapat meningkatkan persentase motivasi belajar siswa sebesar 20,85%, yaitu pada siklus I persentase rata-rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 61,45% dan pada siklus II persentase rata-rata-rata motivasi belajar siswa meningkat menjadi 82,3%.
  2. Penerapan model Team assisted individualization dapat meningkatkan hasil belajar siswa berupa peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar, pada pembelajaran siklus I tingkat ketuntasan klasikal adalah 77,8% dan pada siklus II meningkat menjadi 93,75%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:

  1. Dalam upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dapat dilakukan guru IPS dengan menerapkan model Team assisted individualization.
  2. Pembagian waktu harus benar-benar dipersiapkan supaya semua proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
  3. Dalam pembelajaran menggunakan model Team assisted individualization, guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara mandiri dan memperbanyak alokasi waktu tanya jawab dan pemabahan hasil elaborasi siswa dalam memahami materi pelajaran.
  4. Dalam pembelajaran menggunakan model Team assisted individualization, guru harus kreatif dalam member penghargaan kelompok.

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati dan Mujiyono. 2009. Model-model Pembelajaran Aktif. Yogjakarta: Andi

Kosasih, 2007. Assesmen Dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Yuma Pustaka

Muhibinsyah. 2015. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung PT. Remaja Rosdakarya

Nana Sudjana. 2010. Cara Belajar Siswa Aktif. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Oemar Hamalik, 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Karya

Robert Slavin. 2010. Model-model Pembelajaran Kooperaif (Terjemahan). Jakarta: Gramedia

Slameto. 2009. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta