Model Picture and Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI ORGAN PERNAPASAN MANUSIA SISWA KELAS V SEMESTER 1 SDN KACANGAN 1 TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Tri Kasih Wahyuningrum
SDN Kacangan 1
ABSTRAK
Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan dengan tahapan: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, teknik pengumpulan data adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA materi organ pernapasan manusia melalui model Picture And Picture dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dari 56% atau 10 siswa pada kondisi awal menjadi 77% atau 14 siswa, meningkat menjadi 100% atau 18 siswa pada akhir siklus II. Meningkatkan hasil belajar siswa dari rata-rata pada kondisi awal 60,5 menjadi 63,05 pada siklus I, meningkat menjadi 78,7 pada akhir siklus II. Meningkatan ketuntasan belajar siswa setiap siklusnya, yaitu 7 siswa (38,9%) pada kondisi awal, menjadi 44,4,2% atau 8 siswa, meningkat menjadi 100% atau 18 siswa pada akhir siklus II. Secara klasikal proses pembelajaran telah memenuhi kriteria keberhasilan 80% sesuai dengan indikator yang ditentukan. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model Picture And Picture dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa di kelas V semester I SD Negeri Kacangan 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019.
Kata Kunci: Keaktifan, Hasil Belajar, Pembelajaran Picture And Picture
PENDAHULUAN
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting karena dapat membekali siswa untuk berfikir kritis, bersikap ilmiah, peka tehadap permasalahan yang terjadi di lingkungan tempat mereka berada, serta mampu hidup dalam persaingan internasional. Hal tersebut akan dapat tercapai apabila guru sebagai manager di dalam kelas mampu mencari dan menciptakan pembelajaran yang inovatif dan menarik sehingga materi dapat tersampaikan dengan mudah.
Dalam pembelajaran IPA, organ pernapasan manusia merupakan salah satu materi yang dibahas didalamnya Pada kondisi awal yang dilaksanakan, hasil dari tes pra siklus menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi yang diajarkan yang berimbas pada rendahnya hasil belajar siswa. Ini dapat ditunjukkan hanya 7 siswa (38,9%) dari 18 siswa yang mengikuti tes formatif dapat mencapai tingkat penguasaan materi 70% ke atas atau mendapat nilai minimal sama dengan KKM yaitu 70, sehingga masih terdapat 11 siswa (61,1%) yang belum tuntas belajarnya. Perolehan nilai rata-rata hasil belajar secara klasikal sebesar 60,55.
Untuk mengatasi permasalahan pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas, maka peneliti memilih salah satu model pembelajaran yang akan peneliti laksanakan yaitu model Picture And Picture. Model pembelajaran ini dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba dan menafsirkan materi sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimilikinya melalui hasil pengamatan dan penafsiran melalui media gambar. Pembelajaran dengan menggunakan model ini menitikberatkan kepada gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu.
Penggunaan media gambar dengan menggunakan model Picture And Picture, merupakan salah satu jenis bahasa yang memungkinkan terjadinya komunikasi, yang diekspresikan lewat tanda dan simbol. Gambar-gambar yang disajikan atau diberikan menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran karena siswa akan belajar memahami suatu konsep atau fakta dengan cara mendeskripsikan dan menceritakan gambar yang diberikan berdasarkan ide/gagasannya. Dalam proses pembelajarannya penggunaan media gambar dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif dan menemukan sendiri dengan bantuan guru materi yang dipelajari.
Penjelasan sebagaimana diuraikan di atas memotivasi peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran dengan melaksanakan penelitian yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPA di Kelas V Semester 2 SD Negeri Kacangan 1 Kecamatan Sumberlawang Tahun Pelajaran 2018/2019.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan masalahnya untuk menjadi fokus perbaikan pembelajaran adalah: (1) Apakah dengan penerapan model pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan keaktifan belajar IPA materi organ pernapasan manusia siswa kelas V semester 1 SD Negeri Kacangan 1 Kecamatan Sumberlawang Tahun Pelajaran 2018/2019? (2) Apakah dengan penerapan model pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi organ pernapasan manusia siswa kelas V semester 1 SD Negeri Kacangan 1 Kecamatan Sumberlawang Tahun Pelajaran 2018/2019? (3) Bagaimanakah penerapan model pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan dan hasil belajar IPA materi organ pernapasan manusia siswa kelas V SD Negeri Kacangan 1 Kecamatan Sumberlawang?
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana dijelaskan di atas, dan agar pelaksanaan penelitian memiliki arah yang jelas, maka ditetapkan tujuan dari penelitian tindakan kelas sebagai berikut: (1) Untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas V SD Negeri Kacangan 1 Kecamatan Sumberlawang semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 dengan penerapan model pembelajaran Picture And Picture pada pembelajaran IPA. (2) Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Kacangan 1 Kecamatan Sumberlawang semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 dengan penerapan model pembelajaran Picture And Picture pada pembelajaran IPA.
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Dari penjelasan tersebut pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung. Dalam pembelajaran IPA siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses. Sebagaimana diungkapkan Edi Hendri (2006:12) bahwa: Dalam pembelajaran tersebut siswa difasilitasi untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses (keterampilan atau kerja ilmiah) dan sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan ilmiah tentang dirinya dan alam sekitar. Keterampilan proses ini meliputi: keterampilan mengamati dengan seluruh indera; keterampilan menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan keselamatan kerja; mengajukan pertanyaan; menggolongkan data; menafsirkan data; mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, serta menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari.
Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan penguasaan siswa terhadap pengetahuan tentang alam sekitar, yang dipelajari dari fakta-fakta, prinsip-prinsip, dan proses penemuan. Pengetahuan siswa tentang alam tersebut dapat mencetak siswa dalam bersikap ilmiah. Namun materi IPA yang diberikan harus disesuaikan dengan usia dan karakteristik siswa yang bersangkutan. Maksudnya, materi IPA yang diberikan kepada siswa disesuaikan dengan tingkatan kelas, sehingga penguasaan pengetahuan tentang IPA dapat bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi kelestarian lingkungan alam sekitar.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep-konsep IPA yang diberikan di Sekolah Dasar secara umum bertujuan agar siswa dapat menyadari dan ikut berpartisipasi dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam, serta menghargai alam sebagai ciptaan Tuhan. Tujuan pembelajaran IPA akan berhasil bila dalam prosesnya melibatkan interaksi siswa yang optimal. Interaksi tersebut meliputi interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan sesama siswa, juga interaksi siswa dengan lingkungannya.
Keaktifan Belajar
Keaktifan belajar adalah suatu kegiatan yang menimbulkan perubahan pada diri individu baik tingkah laku maupun kepribadian yang bersifat kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian yang bersifat konstan dan berbekas. Keaktifan belajar akan terjadi pada diri siswa apabila terdapat interaksi antara situasi stimulus dengan isi memori, sehingga perilaku siswa berubah dari waktu sebelum dan sesudah adanya situasi stimulus tersebut.
Menurut Sudjana (2009:72), keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dapat dilihat dalam (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) bertanya kepada siswa lain atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4) berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah; (5) melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal; serta (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperoleh.
Dalam mengkategorikan keaktifan, dapat ditinjau dari dua hal yaitu keaktifan dapat digolongkan menjadi keaktifan jasmani dan keaktifan rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani meliputi (1) keaktifan indera yaitu pendengaran, penglihatan, peraba dan lain-lain; (2) keaktifan akal; serta (3) keaktifan ingatan. Keaktifan juga termasuk dalam sumber pembelajaran yang merupakan kombinasi antara suatu teknik dengan sumber lain (Mulyasa, 2008: 158).
Dari penjelasan tentang keaktifan belajar sebagaimana dijelaskan oleh para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar siswa memegang peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran karena keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosi dan fisik. Siswa merupakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu yang sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal sesuai dengan kriteria-kriteria keberhasilan yang telah ditentukan.
Hasil Belajar
Hamalik (2004:6) mengemukakan bahwa “belajar merupakan suatu bentuk perubahan dari seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, pengalaman dan latihanâ€. Teori belajar dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok sebagaimana dikemukakan Sardiman (2006:24) yaitu:“(1) Behaviorisme, (2) Kognitivisme, (3) Teori belajar berdasarkan Psikologi Sosial, dan (4) Teori belajar Gagneâ€. Hal senada ditegaskan pula oleh Sudjana (2009:87) yang menyatakan bahwa “belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri melalui proses melihat, mengamati dan memahami sesuatuâ€.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang ditimbulkan oleh hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya, sekiranya yang terjadi sebagai hasil belajar dapat berupa perubahan dalam pengetahuan, pemahaman dan keterampilan. Perubahan yang diharapkan terjadi adalah perubahan yang bersifat positif.
Model Pembelajaran Picture And Picture
Menurut Depdiknas (2007:204) model pembelajaran Picture And Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Model Picture And Picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.
Menurut Supriono, 2009 bahwa pembelajaran kooperatif Picture And Picture adalah salah satu model pembelajaran aktif yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan gambar dan menjelaskan gambar. Picture and picture ini berbeda dengan media gambar dimana picture and picture berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang menggunakan adalah siswa, sedangkan media gambar berupa gambar utuh yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep materi dan melatih berpikir logis dan sistematis, dapat melihat kemampuan siswa dalam menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan dan menjelaskan gambar.
Kerangka Pikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk turut serta memberikan andil selama prosesnya berjalan di dalam kelas. Dalam pelajaran IPA siswa dituntut untuk menguasai berbagai konsep pengetahuan, sedangkan guru tidak memahami fungsi utamanya untuk membangun pemahaman konsep siswa tersebut. Ketidakpahaman guru terhadap fungsinya ditandai dengan penggunaan teknik pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik materi pelajaran, kebutuhan serta gaya belajar yang diharapkan siswa sehingga dampak yang ditimbulkannya adalah rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa.
Teknik Picture And Picture sebagai media pengajaran yang digunakan guru merupakan salah satu yang dianggap dapat digunakan guru dalam proses pembelajaran sebagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa. Penggunaan teknik Picture to Picture didasarkan beberapa alasan, antara lain karena teknik ini mampu melatih kemampuan berpikir logis siswa melalui pemasangan gambar secara logis sesuai dengan urutan-urutan yang seharusnya, dan diikuti dengan argumentasi siswa atas pengurutan gambar-gambar tersebut. Artinya, bahwa kemampuan berpikir dan pemahaman konsep siswa menjadi hal mendasar dalam penggunaan teknik ini. Guru hanya memberikan bimbingan materi pelajaran, selebihnya adalah tanggung jawab siswa untuk menguasainya.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik di atas maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan untuk penelitian ini, yaitu sebagai berikut: (1).Penggunaan model pembelajaran Picture And Picture dalam pembelajaran IPA materi organ pernapasan manusia dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas V semester 1 SD Negeri Kacangan 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019. (2) Penggunaan model pembelajaran Picture And Picture dalam pembelajaran IPA materi organ pernapasan manusia dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 1 SD Negeri Kacangan 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2018/2019.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Sesuai dengan judul penelitian, maka penelitian tindakan kelas ini dilakukan di lingkungan kelas V SD Negeri Kacangan 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 5 bulan sejak bulan Juli 2018 sampai bulan November 2018. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kacangan 1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen yang berjumlah 18 siswa, terdiri dari 3 siswa putra dan 15 siswa putri pada semester 1 tahun pel ajaran 2018/2019.
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah siswa kelas V Semester I SD Negeri Kacangan1 Kecamatan Sumberlawang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019. Adapun sumber data sekunder berasal dari sumber data yang berasal dan pihak yang masih ada kaitannya dengan siswa, akan tetapi tidak secara langsung mengetahui keberadaan siswa atau berhubungan langsung dengan siswa, misalnya obsever dan kepala sekolah. Dalam penelitian ini, data primer yang digunakan adalah nilai hasil belajar.
Tehnik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Tes, (2) Tes digunakan untuk mengatahui hasil belajar siswa pada akhir pembelajaran siklus I dan siklus II. (3) Observasi, dan (3) Dokumentasi.
Validasi Data
Validasi data perlu dilakukan agar diperoleh data yang valid. Dalam pengumpulan tes tertulis, untuk mendapatkan hasil belajar siswa, sebelum tes dibuat kisi – kisi agar materi tes menyebar dan sesui kurikulum. Adapun dalam pengumpulan data non tes yang berupa pengamatan, dibuat lembar observasi hasil diskusi dengan teman sejawat.
Analisis Data
Diambil kesimpulan dari data yang dikumpulkan dari kondisi awal siklus I. Jika belum memenuhi kreteria yang ditetapkan, maka dilanjutkan dengan siklus II. Kemudian dari data yang dikumpulkan dari siklus I dan siklus II diambil kesimpulan.
Adapun kreteria keberhasilan penelitian ini sebagai berikut: semua siswa mengikuti pembelajaran dengan aktif dan hasil belajar dari mata pelajaran IPA materi organ pernapasan manusia meningkat.
Prosedur Penelitian
Dalam mengatasi masalah yang timbul seperti yang disebutkan dalam analisis dan perumusan masalah, maka peneliti menyusun perbaikan pembelajaran. Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas dibantu oleh teman sejawat.
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Indikator Kinerja
Indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan hasil dan ketuntasan belajar siswa dalam mempelajari materi pembelajaran. Siswa dinyatakan tuntas dengan kriteria mencapai penguasaan materi di atas KKM atau mendapat nilai minimal 70.
Kriteria untuk mengukur tingkat keberhasilan upaya perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Kriteria peserta didik tuntas belajar apabila telah mencapai tingkat penguasaan materi pembelajaran > 70% atau mendapat nilai minimal 70.
2. Proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil apabila 80% dari jumlah peserta didik tuntas belajar.
3. Proses perbaikan pembelajaran (peningkatan keaktifan peserta didik) dinyatakan berhasil jika 80% dari jumlah peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal
Pada kondisi awal yang dilaksanakan, hasil dari tes formatif menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan materi yang diajarkan yang berimbas pada rendahnya hasil belajar siswa. Hal ini dibuktikan dengan hasil ulangan yang masih rendah yaitu hanya 7 siswa dari 18 siswa yang menguasai materi dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 40 sedang ketuntasan hanya 38,9%. Peneliti menyadari rendahnya pemahaman tentang organ pernapasan manusia dipengaruhi oleh pemilihan metode yang kurang tepat.
Deskripsi Hasil Siklus I
Berdasarkan dari data awal dalam pembelajaran sebelum adanya perbaikan masih banyak siswa yang nilainya rendah atau belum tuntas dan masih banyak siswa yang belum memahami materi pelajaran. Maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran agar siswa memahami dan menguasai materi pelajaran.
Dari hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung kreativitas siswa dalam diskusi kelompok dapat diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1 Aspek Aktifitas Siswa Siklus I
No |
Aspek Aktifitas |
Jumlah |
1 2 3 4 5 6 7 |
Mendengarkan penjelasan guru / teman Membaca materi /LKS Mencatat materi yang penting Mengerjakan Lembar Kerja Berdiskusi dengan teman Mengajukan pertanyaan pada teman Menjadi pembicara kelompok |
16 siswa (88%) 15 siswa (83%) 15 siswa (83%) 18 siswa (100%) 14 siswa (77%) 10 siswa (56%) 10 siswa 56%) |
Diakhir siklus I diadakan tes individu untuk mendapatkan hasil belajar siswa dengan jumlah soal 10 item dengan bentuk soal isian dengan hasil sebagai berikut: nilai tertinggi 75, nilai terendah 50,nilai rata-rata 63,06. Dari jumlah siswa 18 anak, siswa yang tuntas 8 anak (44,44%), siswa belum tuntas 10 anak (55,56%).
Proses pembelajaran terdapat peningkatan keaktifan siswa walaupun masih dibawah target tindakan. Siswa juga mengalami peningkatan didalam mengerjakan soal. Dari data diatas hasil belajar dapat disimpulkan sebagai berikut:
Hasil belajar nilai reratanya meningkat 2,5% dari 60,55 menjadi 63,05,nilai tertinggi 75, nilai terendah meningkat 10% dari 40 menjadi 50, tuntas belajar meningkat 1% dari 7 siswa menjadi 8 siswa, prosentase tuntas belajar meningkat 5,5% dari 38,9% menjadi 44,4%.
Dari nilai rerata, nilai tertinggi, nilai terendah, tuntas belajar, prosentase tutas belajar pada siklus I mengalami kenaikan, tetapi jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM baru 8 siswa atau 44,4% belum memenuhi target tindakan yaitu 80% maka, siklus yang ke II untuk memenuhi target tindakan peneliti tetap menggunakan metode pembelajaran kooperatif model pembelajaran Picture And Picture.
Diskripsi Hasil Siklus II
Dalam pelaksanaa siklus II ini peneliti didampingi teman sejawat dan dipantau oleh Kepala Sekolah. Selama pembelajaran siklus II berlangsung kreatifitas siswa menerima pembelajaranl meningkat, hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2 Aspek Aktifitas Siswa Siklus II
No |
Aspek Aktifitas |
Jumlah |
1 2 3 4 5 6 7 |
Mendengarkan penjelasan guru Membaca materi / LKS Mencatat materi yang penting Mengerjakan LKS Berdiskusi dengan teman Mengajukan pertanyaan pada teman Menjadi pembicara kelompok |
18 siswa (100% ) 17 siswa (94% ) 18 siswa (100%) 18 siswa (100% ) 16 siswa (88% ) 15 siswa (83% ) 12 siswa (66,6% ) |
Diakhir pertemuan siklus II diadakan tes individu untuk memperoleh hasil belajar siswa dengan jumlah tes 7 item dengan bentuk tugas dengan hasil sebagai berikut: nilai tertinggi 85, nilai terendah 71, nilai rata-rata 78,77. Dari jumlah siswa sebanyak 18 siswa, semuanya sudah tuntas belajar (100%).
Terdapat peningkatan keaktifan siswa didalam mengikuti Dari data tabel diatas dapat disimpulkan sebagai berikut: hasil belajar nilai rerata meningkat 15,72% dari 63,05 menjadi 78,77 nilai tertinggi meningkatat 10% dari 75 menjadi 85, nilai terendah meningkat 21% dari 50 menjadi 71, tuntas belajar meningkat 10% dari 8 siswa menjadi 18 siswa, prosentase tuntas belajar meningkat 55,6% dari 44,4% menjadi 100%.
Dari nilai rerata, nilai tertinggi, nilai terendah, tintas belajar, prosentase tuntas belajar pada siklus II mengalami kenaikan, jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM yaitu 18 siswa atau 100% sudah memenuhi target tindakan yaitu minimal 80% maka tindakan hanya sampai siklus II.
Pembahasan
Proses Pembelajaran
Dari kondisi awal yang menggunakan metode konvensional pembelajaran berpusat pada guru, siswa tertentu saja yang aktif dan kreatif, ternyata setelah menggunakan metode kooperatif model Picture And Picture terdapat peningkatan keaktifan maupun kreatifitas siswa dalam pembelajaran.
Hasil Belajar
Dari hasil analisis data diketahui pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus kedua telah memenuhi indikator dan kriteria keberhasilan. Hal tersebut buktikan oleh peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran. Kenyataan di atas didukung pula dengan peningkatan prestasi belajar siswa, di mana nilai rata-rata kelas terus mengalami peningkatan dari 60,55 pada kondisi awal, naik menjadi 63,05 pada siklus I, dan menjadi 78,77 pada siklus II. Sedangkan tingkat ketuntasan belajar pada kondisi awal dari 38,9% atau 7 siswa, meningkat menjadi 44,4% atau 8 siswa pada siklus I, dan 100% atau 18 siswa pada siklus II
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas mulai dari proses pembelajaran awal sebelum perbaikan, perbaikan pembelajaran siklus I dan perbaikan pembela jaran siklus II maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Aktifitas siswa untuk mengontruksi pengetahuan mereka sendiri meningkat (mengerjakan LKS, berdiskusi, dan merespon pertanyaan teman).
2. Ketrampilan kooperatif siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Picture And Picture dapat muncul dan menunjukkan peningkatan.
3. Prestasi belajar siswa pada materi organ pernapasan manusia mengalami peningkatan setelah menggunakan pembelajaran kooperatif model Picture And Picture.
Saran –saran
Dari kesimpulan diatas dapat disarankan hal – hal sebagai berikut:
1. Kepada rekan – rekan guru pada pembelajaran IPA yang selama ini hanya menggunakan metode dan cara-cara konvensional serta berpusat pada guru hendaknya diganti dengan metode yang inovatif yang tepat.
2. Kepada Kepala Sekolah kami mohon untuk selalu memotivasi guru – guru untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk mendapatkan pembelajaran yang inovatif yang diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan.
3. Kepada Korwil Kecamatan Sumberlawang Bidang Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pemegang kebijakan pendidikan di tingkat kecamatan agar dapat menjembatani terhadap para guru yang ada di Kelompok Kerja Guru (KKG ) untuk mengadakan pelatihan tentang Penelitian Tindakan Kelas.
4. Untuk Siswa ikutilah pelajaran dengan penuh perhatian dan sungguh – sungguh agar materi yang disampaikan dapat dipahami, dikuasai, dan di terima dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2011. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Badan Standar Pendidikan Nasional. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan TK dan SD.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Dirjen Dikdasmen
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Hamalik, Oemar. 2004. Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hendri, Edi. 2006. Metodologi Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Tasikmalaya: Buku Wajib Perkuliahan. IPA PGSD UPI Kampus Tasikmalaya.
Istarani, 2011.58 Model Pembelajaran Inovatif (Referensi Guru Dalam Menentukan Model Pembelajaran). Medan: Media Persada.
Jamal, M. Asmani. 2011.Tujuh Tips Aplikasi PAKEM. Yogyakarta: Diva Press.
Mulyasa, E. 2008. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nashar, 2004. Peranan Motivasi & Kemampuan Awal, Jakarta: Delia Press.
Natawijaya. Rahman. 2005. Pengajaran Remidial. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Poerwadarminta, W.J.S. 2007. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional. Edisi III, cetakan ke-4. Jakarta: Balai Pustaka.
Purwanto, M. Ngalim. 2004. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ramadhan. Hasibuan. dan Moedjiono. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Ristana, Rusna. Prayitna. 2006. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Purwokerto: UPBJJ-Universitas Terbuka.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media
Sardiman. 2001. Interaksi Ali, Mohammad. 2007. Modul Teori dan Praktek Pembelajaran Pendidikan Dasar.Bandung: UPI Press.
Roestiyah NK. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Uzer, Usman dan Lilis Setiawati. 2003. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Wardani, I.G.A.K. dkk. 2007. Penelitian Pendidikan Kelas. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Wiriatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: UPI dan Rosdakarya.