PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

STUDY BY SINGING AND PLAYING (SSP)

UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn MATERI PILKADA DI KELAS VI SDN SRIWULAN 1

KEC. SRIWULAN KAB. DEMAK

SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Kunti Nurjanah

SD Negeri Sriwulan 1UPTD Dikpora Kecamatan Sriwulan Kabupaten Demak

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktifitas dan hasil belajar PKn materi pilkada pada peserta didik kelas VI SDN Sriwulan1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 dengan menerapkan model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP). Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas berkolaborasi dengan teman sejawat. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VI SDN Sriwulan1 yang berjumlah 20 peserta didik. Objek penelitiannya adalah aktivitas dan hasil belajar PKn dengan menggunakan model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP). Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Pada setiap siklus ada empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui dokumentasi, tes tertulis, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian dari unsur aktivitas dilihat dari 4 aspek yaitu rasa percaya diri, keaktifan, motivasi belajar, dan kerjasama. Sedangkan unsur hasil belajar dilihat dari peningkatan nilai rata-rata kelas dan prosentase ketuntasan belajar klasikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran PKn materi pilkada. Pada siklus I dengan kategori baik, aspek percaya diri 45%, aspek keaktifan 70%, aspek motivasi belajar 55%, dan aspek kerjasama 55%. Pada siklus II dengan kategori baik, meningkat yaitu aspek percaya diri menjadi 90%, aspek keaktifan menjadi 95%, aspek motivasi belajar menjadi 85%, dan aspek kerjasama menjadi 90%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Penggunaan model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PKn materi pilkada. Pada tahap prasiklus nilai rata-rata kelas 58 dengan ketuntasan klasikal 30%, pada siklus I nilai rata- rata kelas menjadi 72 dengan ketuntasan klasikal 65%, dan pada siklus II nilai rata- rata meningkat menjadi 84 dengan ketuntasan klasikal 90%.

 Kata kunci: Hasil Belajar, Pilkada, PKn, SSP

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menurut pengamatan peneliti selaku guru kelas VI di SDN Sriwulan 1 Kec. Sayung Kab. Demak, mata pelajaran PKn kurang diminati peserta didik. Hal itu diketahui dari suasana kelas yang kurang fokus, peserta didik nampak kurang antusias, peserta didik cenderung menghafal materi, beberapa peserta didik mengerjakan tugas mata pelajaran lain saat pembelajaran PKn, guru menjadi sumber pokok yang menjelaskan materi pelajaran, dan kreativitas peserta didik nampak tidak berkembang optimal.

Berdasarkan hasil tes tertulis pada mata pelajaran PKn kelas VI materi pilkada menunjukkan bahwa pada pelaksanaan pembelajaran hanya terdapat 6 peserta didik dari 20 peserta didik (30%) yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 70. Sedangkan 14 peserta didik (70%) belum mampu mencapai KKM. Hal itu menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran kurang maksimal sehingga penguasaan dan pemahaman materi pembnelajaran PKn belum optimal.

Berdasarkan pengamatan dan hasil tes tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan tindakan perbaikan yang memungkinkan peserta didik antusias, aktif, dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran PKn di kelas. Strategi tersebut adalah dengan menerapkan model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) dalam pembelajaran PKn sehingga mata pembelajaran dapat disajikan dengan menarik, menyenangkan, dan bermakna bagi peserta didik di kelas VI SDN Sriwulan 1 Kec. Sayung Kab. Demak. Tindakan perbaikan ini direncanan dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 sebagai wujud tanggung jawab guru sebagai pendidik profesional.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1)Bagaimana peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran PKn materi Pilkada melalui model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) di kelas VI SDN Sriwulan 1 Kec. Sayung Kab. Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017?2)Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PKn materi Pilkada melalui model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) di kelas VI SDN Sriwulan 1 Kec. Sayung Kab. Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah: 1)Mendeskripsikan peningkatan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran PKn materi Pilkada melalui model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) di kelas VI SDN Sriwulan 1 Kec. Sayung Kab. Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. 2)Mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PKn materi Pilkada melalui model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) di kelas VI SDN Sriwulan 1 Kec. Sayung Kab. Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian bagi peserta didik memberikan pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran PKn materi pilkada serta memtivasi peserta didik. Manfaat bagi guru menambah wawasan guru dalam melaksanakan pembelajaran. Memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya di kelas dan meningkatkan profesionalitasnya sebagai pendidik. Manfaat bagi sekolah memperbaiki kekurangankekurangan dalam pembelajaran di kelas.Peningkatan kemampuan profesionalitas para guru, perbaikan proses dan hasil belajar peserta didik, serta kondusifnya iklim pendidikan di sekolah.

 

 

KAJIAN TEORI

Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Bagi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Bagi peserta didik, hasil belajar merupakan puncak proses belajar. Sudjana (2000:3) mendefinisikan hasil belajar peserta didik ada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.

Menurut Benjamin S. Bloom (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: 1)Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode; 2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari; 3)Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip; 4)Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dipahami dengan baik;5) Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program. Dalam Sistem Pendidikan Nasional tujuan rumusan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom (dalam Sugiharto, 2007) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu:Ranah Kognitif , Ranah Afektif,Ranah Psikomotorik

Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Menurut Sugiharto (2007: 76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut: 1) Faktor bahan atau hal yang dipelajari; 2) Faktor lingkungan; 3)Faktor instrumental

            Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai peserta didik dengan kriteria tertentu. Penilaian hasil belajar merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran telah berjalan efektif. Keefektifan pembelajaran tampak pada kemampuan peserta didik mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Dari segi guru, penilaian hasil belajar akan memberikan gambaran mengenai keefektifan mengajarnya, apakah model dan media yang digunakan mampu membantu peserta didik mencapai.

Alat penilaian atau alat evaluasi pada umumnya dibedakan menjadi dua jenis, yakni: tes dan non tes. Tes dapat diberikan secara lisan, tertulis, ataupun tindakan. Soal tes dapat disusun dalam bentuk objektif ataupun dalam bentuk esai dan uraian. Sedangkan yang termasuk non tes, dapat berupa observasi, kuesioner, wawancara, dan studi kasus.

 

Mata Pelajaran PKn

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi; (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; (4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Pemilihan Kepala Daerah (pilkada)

Pilkada adalah singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah. Dalam pilkada kita memilih kepala daerah di daerah provinsi dan kabupaten/kota. Untuk daerah provinsi kita memilih gubernur. Sedangkan untuk daerah kabupaten/kota, kita memilih bupati/wali kota. Hal ihwal mengenai pilkada diatur dalam Undang Undang No.32 Tahun 2004. Sebagaimana pada pasal 56 ayat (1) dalam UU No.32 Tahun 2004 dikatakan bahwa kepala daerah dipilih dalam sebuah ajang demokrasi. Dengan demikian, pilkada merupakan wujud bahwa rakyat. Melaksanakan kedaulatan rakyat terutama di daerahnya. Pilkada ini sebagai perwujudan dari asas otonomi daerah, yaitu hak atas wewenang untuk mengatur dan mengurus sendiri suatu daerah.

Pilkada diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD). Sebelum pilkada dilaksanakan terlebih dahulu dibentuk Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pemungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Kemudian baru dilakukan pendaftaran pemilih, pendaftaran dan penetapan calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah, dan pelaksanaan kampanye.

Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah berbeda dengan pelaksanaan pemilihan umum presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat. Pelaksanaan pemilihan kepala daerah tidak dilakukan secara serentak di seluruh Indonesia, akan tetapi disesuaikan dengan kebijakan setiap daerah terutama waktu berakhirnya jabatan kepala daerah yang sedang dijabat. Penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dilakukan melalui masa persiapan dan tahap pelaksanaan.

Belajar Sambil Bernyanyi dan Bermain

Frans Mulyono (2003:5) dalam bukunya “Bernyanyi Bersama Anak-anak” mengatakan, “anak-anak kita jangan dimarahi, kita ajak bernyanyi saja, mereka kita buat anak menjadi periang”. Sikap periang membuka banyak kemungkinan untuk lebih maju. Hati senang, badan sehat, pikiran jernih menjadikan semangat belajar meningkat dan pasti terjadi sesuatu yang positif pada diri anak menjadi kreatif, cerdas, dan kelembutan batin yang mengungkapkan sosialitas manusia.

Bermain secara pandangan luas merupakan sebagian endapan dari kegiatan manusia atau aktivitas dari karya manusia. Dengan mempelajari dunia permainan berarti kita sadar akan pentingnya pertumbuhan anak kita dan lebih jauh kita ikut membantu secara tidak langsung, mencoba mengkaji alternatif metodologi belajar baru untuknya. (Dani Wardani, 2009: 24).

Ngalim Purwanto (1990:87) dalam buku “Psikologi Pendidikan” dijelaskan bahwa dalam bermain juga terjadi proses belajar. Persamaannya ialah dalam belajar dan bermain keduanya terjadi perubahan, yang dapat mengubah tingkah laku, sikap dan pengalaman.

Menurut sifatnya, perbedaan antara belajar dan bermain ialah kegiatan belajar mempunyai tujuan yang terletak pada masa depan, masa kemudian. Sedangkan kegiatan bermain hanyalah ditujukan untuk situasi di waktu itu saja. Tujuan bermain (kesenangan, kepuasan) terletak di dalam situasinya, di waktu kegiatan permainan itu berlangsung.

Kerangka Berpikir

Kondisi awal belum memanfaatkan model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) akibatnya keaktifan peserta didik dalam belajar PKn rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu ada slusi pemecahan masalah melalui tindakan dengan model Study By Singing And Playing (SSP). Siklus I menggunakan model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP). Siklus II menggunaan model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) dalam Kelompok Kecil. Diharapkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran PKn meningkat dan hasil pembelajaran PKn meningkat

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir diatas diduga bahwa penerapan model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PKn materi Pilkada di kelas VI SDN Sriwulan 1 Kec. Sayung Kab. Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas VI Sekolah SDN Sriwulan 1 Kec. Sayung Kab. Demak Semester 1 Tahun pelajaran 2016/2017.Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 di bulan September sampai November. Adapun model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) dilakukan 2 siklus. Subjek yang diteliti adalah peserta didik Kelas VI SDN Sriwulan 1 Kec. Sayung Kab. Demak semester 1 tahun pelajaran 2016/2017, dengan jumlah 20 peserta didik, yang terdiri dari 12 laki-laki dan 8 perempuan. Jenis data yang digunakan data kuantitatif diwujudkan dalam nilai yang diperoleh peserta didik yang diambil dengan cara memberikan tes evaluasi pada saat sebelum dan sesudah diadakan tindakan penelitian. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes pada setiap siklus. Data kualitatif digunakan untuk menganalisis data nontes. Data kualitatif ini diperoleh dari data observasi dan pengamatan. Adapun langkah-langkah analisis data kualitatif adalah dengan menganalisis lembar observasi yang telah diisi dan mengklarifikasikannya dengan teman sejawat yang membantu dalam penelitian. Data pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran dari pra siklus sampai siklus 2 mata pelajaran PKn materi pilkada melalui model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP).

Sumber data dari peserta didik dapat diperoleh dari lembar pengamatan aktifitas peserta didik dan hasil belajar peserta didik selama pelaksanaan siklus.

Tehnik pengumpulan data yang digunakan.Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain tes dan observasi.

Validitas Data Data yang sudah terkumpul adalah modal awal yang sangat penting dalam penelitian ini, dari data yang terkumpul akan dilakukan analisis yang selanjutnya dipakai sebagai bahan masukan untuk penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh dari hasil tes awal adalah bahwa peserta didik Kelas VI SDN Sriwulan 1 yang berjumlah 20 peserta didik, masih banyak ditemukan peserta didik yang hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sangat rendah, yaitu 6 peserta didik (30%) yang telah tuntas belajar dan masih 14 peserta didik (70%) yang belum tuntas.

Teknik Analisis Data, metode analisis yang digunakan merupakan analisis yang mampu mendukung tercapainya tujuan dari kegiatan penelitian, berdasarkan tujuan dasar yang ingin dicapai yaitu menambah keaktifan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar, kinerja guru meningkat, dan hasil belajar peserta didik dalam materi pilkada.

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini, yaitu: 1)Secara kualitatif ditandai dengan adanya peningkatan aktifitas belajar PKn materi Pilkada dengan menggunakan model pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) pada setiap pertemuan. 2)Secara kuantitatif ditandai dengan:Nilai rata-rata kelas dan persentase prestasi belajar peserta didik dalam pembelajaran PKn materi pilkada meningkat dari pra siklus ke siklus I, dari siklus I ke siklus II.Ketuntasan belajar peserta didik dalam satu kelas telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran PKn yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah SDN Sriwulan 1. Adapun standar minimal yang ditentukan adalah 80% dari jumlah peserta didik yang mengikuti proses belajar mengajar telah mencapai KKM, yaitu 70.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian Siklus I

Pengamatan Pembelajaran Siklus I

Keberhasilan dalam pembelajaran siklus I diperoleh dengan memperbaiki pembelajaran pada saat prasiklus. Pembelajaran prasiklus dilaksanakan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, kemudian pada pembelajaran siklus I menerapkan metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP), dengan menitikberatkan pada model belajar sambil bernyanyi, dan diperoleh hasil ketuntasan klasikal 65%. Jika dibandingkan antara hasil dari prasiklus ke siklus I dapat dinyatakan hasil pembelajaran meningkat yaitu dari ketutasan klasikal sebesar 30% menjadi 65%.

Refleksi Pembelajaran Siklus I

Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I peneliti merasa belum berhasil mencapai ketuntasan belajar. Dari 20 peserta didik yang mencapai tuntas belajar dengan nilai ≥ 70 ada 13 peserta didik atau 65%. Sedangkan 7 peserta didik lainnya atau 35% belum bisa mencapai ketuntasan belajar.

Pembelajaran pada siklus I masih ada kekurangan yaitu guru sebagai peneliti kurang memberikan kesempatan yang memadai kepada peserta didik untuk presentasi ke depan kelas. Meskipun ada peningkatan hasil belajar anak, namun ada pula sebagian siswa yang peningkatan nilainya hanya sedikit.

Dari data pengamatan yang dilakukan oleh observer diketahui bahwa peneliti sudah menerapkan metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP) dengan baik walaupun belum optimal.

Dari analisis data prestasi yang dicapai peserta didik pada pembelajaran siklus I bahwa nilai yang dicapai peserta didik nilai terendah adalah 50 sedangkan nilai tertinggi adalah 90 dengan rata-rata kelas 72. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menitikberatkan pada model Study By Singing And Playing (SSP) sudah ada kemajuan. Akan tetapi belum dapat menuntaskan hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, direncanakan pembelajaran siklus II.

Rekapitulasi Hasil Evaluasi Peserta didik  Berdasarkan Analisis Pembelajaran Siklus

No

Rentang Nilai

Banyak Peserta didik

1

0 – 19

0

2

 20 – 39

2

3

 40 – 69

12

4

 70 – 89

5

5

90 – 100

1

Jumlah Peserta didik

20

 

Tabel Rekapitulasi Hasil Evaluasi Peserta didik Berdasarkan Analisis Pembelajaran Siklus I

No

Rentang Nilai

Banyak Peserta didik

1

0 – 19

0

2

 20 – 39

0

3

 40 – 69

7

4

 70 – 89

9

5

90 – 100

4

Jumlah Peserta didik

20

 

Dari hasil pengolahan data peserta didik pada pra siklus yaitu pada tabel pada mata pelajaran PKn dengan materi Pilkada dengan menggunakan metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP) kelas VI SDN Sriwulan 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak menunjukkan bahwa dari 20 peserta didik yang mencapai tuntas belajar dengan nilai ≥ 70 hanya 6 peserta didik atau 30%. Sedangkan 14 peserta didik lainnya atau 70% belum bisa mencapai ketuntasan belajar. Berdasarkan permasalahan tersebut maka untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik terhadap PKn tersebut, peneliti melakukan pembelajaran melalui pola Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada pembelajaran siklus I.

Setelah diadakan pembelajaran siklus I pada tabel di atas dapat dilihat dan dinyatakan ada perubahan peningkatan hasil belajar peserta didik 20 peserta didik kelas VI semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 di SDN Sriwulan 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak yang mendapat nilai ≥ 70 semula hanya 6 peserta didik atau 30% meningkat menjadi 13 peserta didik atau 65%.

Dengan peningkatan hasil belajar peserta didik tersebut karena peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus I masih kurang berhasil mencapai ketuntasan belajar, meskipun sudah menggunakan metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP). Terbukti masih ada 11 peserta didik yang belum tuntas sehingga peneliti merancang pembelajaran siklus II.

Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Siklus 1

 

No

 

Aspek Yang Diamati

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah peserta didik

Persentase

Jumlah

peserta didik

Persentase

Jumlah

 peserta didik

persentase

1

Percaya diri

5

25%

4

20%

11

55%

2

Keaktifan

8

40%

6

30%

6

30%

3

Motivasi

5

25%

6

30%

9

45%

4

Kerjasama

6

30%

5

25%

9

45%

 

Aktivitas peserta didik yang diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas di dalam kelas. Adapun aspek yang diamati adalah rasa percaya diri, keaktifan, motivasi, dan kerjasama dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru. Dari tabel diatas, didapat hasil sebagai berikut: 11 peserta didik kurang kurang percaya diri, 4 peserta didik cukup percaya diri dan 5 peserta didik percaya diri sudah baik. Dari aspek keaktifan, 6 peserta didik kurang, 6 peserta didik cukup dan 8 peserta didik sudah baik. Dari aspek motivasi, 9 peserta didik kurang, 6 peserta didik cukup dan 5 peserta didik sudah baik. Sedangkan dari aspek kerjasama, 9 peserta didik kurang, 5 peserta didik cukup, dan 6 peserta didik sudah baik. Dari hasil tersebut dapat digambarkan dengan diagram 4.2 di bawah ini:

Hasil Penelitian Siklus II

Pengamatan Pembelajaran Siklus II

Hasil temuan dari pengamatan selama pembelajaran yang dilaksanakan dengan menerapkan metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP) didapat hasil rata–rata kelas 84 dan ketuntasan klasikal 90%, jika dibandingkan dengan pembelajaran siklus I yaitu dengan rata–rata kelas 72 dan ketuntasan klasikal 65%. Maka dengan ini pada pembelajaran siklus II meningkat yaitu dari ketuntasan klasikal 65% menjadi 90%. Adapun hal–hal singkat yang mendasari dalam proses pembelajaran yang terjadi pada pembelajaran siklus II yaitu peserta didik diberikan perlakuan yang berbeda dalam menerapkan metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP) pada pembelajaran di siklus I peneliti dalam menyampaikan materi pembelajaran menggunakan metode pembelajaran Study By Singing And Playing (SSP) dengan menitikberatkan belajar sambil bernyanyi yang masih belum maksimal karena kesempatan peserta didik untuk presentasi masih rendah kemudian ditingkatkan lagi pada siklus II peneliti menitikberatkan pada belajar sambil bermain.

Refleksi Pembelajaran Siklus II

Dari pelaksanaan pembelajaran siklus II, hasil refleksi pembelajaran dapat dilaporkan sebagai berikut:1)Secara garis besar guru sudah memilih dan menggunakan dengan baik metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP); 2) Peserta didik sudah mampu memahami materi Pilkada; 3)Peserta didik sudah dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan diajukan pertanyaan kepada peneliti tentang materi pembelajaran yang belum dimengerti dan peserta didik antusias dengan mengerjakan lembar tugas yang telah diberikan; 3)Adanya peningkatan penguasaan materi oleh peserta didik yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai hasil tes formatif yaitu dengan rata–rata kelas 84 dengan ketuntasan klasikal 90%.

Namun demikian dalam proses pembelajaran siklus II masih ada kekurangannya, yaitu belum semua peserta didik dapat tuntas dalam pembelajaran, terbukti masih ada 2 peserta didik yang memperoleh nilai di bawah standar KKM yang ditentukan, yaitu 70.

Dari analisa data prestasi yang dicapai peserta didik pada pembelajaran siklus II bahwa nilai yang dicapai peserta didik nilai terendah adalah 60 sedangkan nilai tertinggi adalah 100 dengan rata-rata kelas 84. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang menitik beratkan pada metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP) sudah mampu meningkatkan penguasaan materi yang ditunjukkan dengan peningkatan nilai hasil tes formatif yaitu dengan rata–rata kelas 84 dengan ketuntasan klasikal 90%.

Namun demikian dalam proses pembelajaran siklus II masih ada kekurangannya, yaitu belum semua peserta didik dapat tuntas dalam pembelajaran, terbukti masih ada 2 peserta didik yang memperoleh nilai di bawah standar KKM yang ditentukan.

 Berikut peneliti sajikan data hasil belajar siklus II sebagaimana disajikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel Rekapitulasi Hasil Evaluasi Peserta Didik Berdasarkan Analisis Pembelajaran Siklus II

No

Rentang Nilai

Banyak Peserta didik

1

0 – 19

0

2

 20 – 39

0

3

 40 – 69

2

4

 70 – 89

8

5

90 – 100

10

Jumlah Peserta didik

20

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yang signifikan yaitu rata-rata 84 dengan tingkat ketuntasan mencapai 90%.

 

Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik Kegiatan Siklus II

 

No

 

Aspek Yang Diamati

Baik

Cukup

Kurang

Jumlah peserta didik

Persentase

Jumlah

peserta didik

persentase

Jumlah

 peserta didik

persentase

1

Percaya diri

15

75%

3

9%

2

10%

2

Keaktifan

18

90%

1

15%

1

15%

3

Motivasi

15

75%

2

10%

3

9%

4

Kerjasama

16

80%

2

10%

2

10%

 

Aktivitas peserta didik yang diamati dalam penelitian ini adalah aktivitas di dalam kelas. Adapun aspek yang diamati adalah rasa percaya diri, keaktifan, motivasi, dan kerjasama dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru. Dari tabel diatas, didapat hasil sebagai berikut: 2 peserta didik kurang kurang percaya diri, 3 peserta didik cukup percaya diri dan 15 peserta didik percaya diri sudah baik. Dari aspek keaktifan, 1 peserta didik kurang, 1 peserta didik cukup dan 18 peserta didik sudah baik. Dari aspek motivasi, 3 peserta didik kurang, 2 peserta didik cukup dan 15 peserta didik sudah baik. Sedangkan dari aspek kerjasama, 2 peserta didik kurang, 2 peserta didik cukup, dan 16 peserta didik sudah baik.

Pembahasan Hasil Penelitian

Pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti pada mata pelajaran PKn dengan materi Pilkada bagi peserta didik kelas VI semester 1 SDN Sriwulan 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2016/2017 ini dapat berhasil dengan baik karena kerjasama peniliti dengan teman sejawat dan dari mengkaji berbagai sumber yang berkaitan dengan teori belajar mengajar. Dalam melaksanakan pembelajaran ini, peneliti melaksanakan dalam dua siklus pembelajan, yaitu pembelajaran siklus I dan pembelajaran siklus II. Beberapa tindakan pembelajaran yang peneliti laksanakan pada tiap siklus, akan dibahas sebagai berikut:

Pembahasan Pembelajaran Siklus I

Sebelum pembelajaran siklus I dilaksanakan, peserta didik memperoleh hasil rendah pada materi Pilkada yaitu nilai rata–rata kelas 58 dan ketuntasan klasikal 30%, dinyatakan belum mencapai indikator ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu ≥ 80%. Kegagalan ini disebabkan kurangnya variasi atau perlakuan yang diberikan peneliti selama proses pembelajaran diprasiklus yaitu dalam pelaksanaanya hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab, dapat dinyatakan bahwa usaha yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran masih kurang sehingga usaha atau aktivitas belajar siswa menjadi berkurang yang mengakibatkan hasil belajar peserta didik tidak maksimal. Maka dari uraian permasalahan yang terjadi tersebut guru melaksanakan penelitian pembelajaran siklus I. Permasalahan yang mendasari diprasiklus akan diperbaiki dengan perlakuan di pembelajaran siklus I yaitu guru sebagai peneliti menerapkan model Study By Singing And Playing (SSP).

Persentase ketuntasan ketuntasan klasikal pada siklus I adalah 65% dengan nilai rata-rata kelas dari 72, dinyatakan belum mencapai indikator ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu ≥ 80%. Guru sebagai peneliti dan dibantu teman sejawat sebagai observer melaksanakan refleksi dari hasil kegiatan pembelajaran siklus I dan memperoleh kesimpulan bahwa hasil dari siklus I perlu ditingkatkan lagi karena perlakuan atau usaha dalam proses pembelajaran di siklus I masih ada kekurangannya sehingga hasil yang diperoleh masih bisa ditingkatkan lagi, dengan perlakuan dan usaha dalam proses pembelajaran semakin tinggi maka hasil belajar peserta didik bisa semakin tinggi, sehingga memperoleh hasil yang maksimal, dapat disimpulkan bahwa peserta didik akan berhasil dalam belajar jika terdapat proses usaha yang maksimal, sehingga proses tersebut akan mempengaruhi perubahan perilaku peserta didik dalam segala hal yang dipikirkan dan dikerjakan.

Pembahasan Penelitian Pembelajaran Siklus II

Pembelajaran siklus II diperoleh hasil rata–rata kelas peserta didik 84 dan ketuntasan klasikal 90%, dapat dikatakan sudah mencapai indikator ketuntasan klasikal yang telah ditentukan yaitu ≥ 80%. Pembelajaran siklus II, jika dibandingkan dengan pembelajaran di siklus I hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan yaitu dari rata–rata 72 menjadi 84, dengan ketuntasan klasikal dari 65% menjadi 90%. Membuktikan bahwa dengan proses usaha atau modifikasi perlakuan dalam belajar semakin meningkat dengan modifikasi perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti lewat model pembelajaran, dengan cara ini peserta didik dalam memperoleh pengalaman belajar lebih baik dari sebelumnya. Maka mempengaruhi perilaku/aktivitas dan hasil belajar peserta didik.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penerapan model Study By Singing And Playing (SSP) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SDN Sriwulan 1 dalam mata pelajaran PKn materi Pilkada sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut.

PENUTUP

Simpulan

Penggunaan metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP) dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam pembelajaran PKn materi Pilkada di kelas VI SDN Sriwulan 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. Pada aspek percaya diri, pada siklus I dengan kategori baik, aspek percaya diri 45%, aspek keaktifan 70%, aspek motivasi belajar 55%, dan aspek kerjasama 55%. Pada siklus II dengan kategori baik, meningkat yaitu aspek percaya diri menjadi 90%, aspek keaktifan menjadi 95%, aspek motivasi belajar menjadi 85%, dan aspek kerjasama menjadi 90%.

Penggunaan metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PKn materi Pilkada di kelas VI SDN Sriwulan 1 Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017. Pada tahap prasiklus nilai rata-rata kelas 58 dengan ketuntasan klasikal 30%, pada siklus I nilai rata- rata kelas menjadi 72 dengan ketuntasan klasikal 65%, dan pada siklus II nilai rata- rata meningkat menjadi 84 dengan ketuntasan klasikal 90%.

Saran

Saran penelitian bagi agar lebih memberikan motivasi kepada guru dalam pelaksanaan pembelajaran untuk lebih kreatif memilih pendekatan pembelajaran yang kooperatif dan inovatif khususnya metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP). Saran bagi agar lebih meningkatkan kemampuan dalam kegiatan pembelajaran dan mengembangkan kreativitasnya di antaranya memilih metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP) dalam membelajaran PKn pada peserta didik kelas VI semester 1. Saran bagi peserta didik agar lebih bersemangat mengikuti langkah-langkah pembelajaran sesuai prosedur penerapan metode pembelajaran model Study By Singing And Playing (SSP) untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar nya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara.

Abdurrahman, Mulyono.1999. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

BSNP.2006. Panduan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta

BSNP.2006. Buku Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Gramedia Widia Sarana.

Dimyati dan Mudjiono.2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar.200. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Akasara.

Lie Anita.2002.Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo

Ridwan, Beny.2003.Cooperative Learning sebuah Metode Pembelajaran.  Jakarta: Gramedia

Sudjana, Nana.2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar  Baru Algensindo

Raemawati,Fida.2003.Pembelajaran Kooperatif. Depdikbud.Jakarta.

Slameto.2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: PT Aneka Cipta.

Sugiharto.2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, Agus.2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.