MODIFIKASI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

“KUKUSAN TUMBU PINTAR” SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

DI TK AISYIYAH VI CENGKLIK KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN

 

Sri Umiyati

TK Aisyiyah VI Cengklik Kalijambe

 

ABSTRAK

APE “Kukusan Tumbu Pintar” merupakan APE dari bahan tradisional Kukusan dan Tumbu yang dimodifikasi dengan huruf dan angka untuk pembelajaran di TK.APE ini dilengkapi dengan kartu huruf, kartu angka dan telur mainan untuk kegiatan belajar anak. APE ini dibuat untuk mengembangkan kemampuan dasar kognitf, bahasa, social emosional dan motorik halus. APE “Kukusan Tumbu Pintar” sebagai media pembelajaran dibuat dengan tujuan memberikan media yang menarik dan menyenangkan anak untuk belajar dan mengenalkan peralatan tradisional kukusan dan tumbu yang sudah tidak dikenal anak-anak jaman sekarang, mengembangkan bakat dan kreativitas pendidik dalam menciptakan media pembelajaran yang kreatif, meningkatkan motivasi anak dalam bekerjasama, dan merangsang perkembangan kemampuan kognitif, bahasa, social emosional dan motorik. Dengan bermain dan belajar menggunakan APE “Kukusan Tumbu Pintar” anak-anak diharapkan dapat lebih bersemangat dengan permainan baru yang dapat membantu anak dalam pemahaman tentang huruf dan angka tanpa membebani anak, tapi dengan senang hati dalam bermain.

Kata kunci: APE “Kukusan Tumbu Pintar”, media pembelajaran,TK

 

PENDAHULUAN

Kesadaran akan pentingnya pendidikan anak usia dini semakin banyak disadari oleh berbagai fihak. Hasil penelitian menyatakan bahwa usia dini merupakan perkembangan masa emas ’golden age’ sebab pada masa ini seorang anak mengalami perkembangan otak yang sangat pesat bahkan mencapai 50% dari seluruh perkembangan otak manusia. Otak akan berkembang optimal jika anak mendapat pengalaman yang menyenangkan. Artinya, secara emosi anak merasakan aman, nyaman dan menyenangkan. Pengalaman yang dialami anak pada masa ini akan dibawa seumur hidupnya, maka implikasinya pada pendidikan usia dini adalah diperlukan langkah tepat sesuai dengan kebutuhan anak dimasa depan.

Keberhasilan membina anak sejak dini merupakan kesuksesan bagi masa depan anak. Sebaliknya kegagalan dalam memberikan pembinaan, pendidikan, pengasuhan dan perilaku akan merupakan bencana bagi kehidupan anak di masa yang akan datang. Sebagai individu yang aktif, anak memiliki kemampuan untuk membangun atau mengkonstruksi pengetahuannya dengan cara merefleksikan pengalamannya. Aktivitas yang paling tepat bagi anak usia dini untuk mengkonstruksi pengetahuannya adalah kegiatan bermain. Bahkan melalui bermain, seluruh potensi perkembangan anak bisa dikembangkan, baik aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, emosi, sosial, berimajinasi serta beraktivitas, etika dan moral.

Bermain dapat dimanfaatkan sebagai sarana optimalisasi yang alami bagi proses perkembangan anak. Melalui bermain memungkinkan anak untuk membangun suatu pengetahuan baru, mengembangkan keterikatan sosial, mengembangkan kecakapan untuk mengatasi kesulitan, mengembangkan rasa memiliki kemampuan dan dapat mengembangkan motorik.

Guru berperan memberikan pembelajaran baik melalui jalur pendidikan formal maupun non formal. Alat Permainan Edukatif Tradisional diberikan oleh guru kepada anak-anak dapat membantu meningkatkan kemampuan dasar anak meliputi kemampuan sikap emosi, sosial, bahasa, kognitif, fisik motorik dan seni. Alat Permainan Edukatif Tradisional untuk menumbuhkan kembali alat pembelajaran tradisional jaman dahulu yang sekarang dianggap ketinggalan jaman dengan permainan edukatif modern.

Guru membuat modifikasi alat permainan edukatif (APE) Kukusan Tumbu Pintar yang merupakan alat perkakas dapur tradisional kukusan dan tumbu, dengan dimodifikasi dengan warna, tampilan huruf dan angka yang menarik untuk bermain anak-anakdalam pengembangan kemempuan sadar kognitif, bahasa, fisik motorik dan sosial emosional.

Tujuan pembuatan APE Kukusan Tumbu Pintar ini bertujuan (1) Mengembangkan bakat dan kreativitas pendidik dalam menciptakan Alat Permainan Edukatif Tradisional. (2) Meningkatkan motivasi anak dalam bermain dan belajar. (3) Menciptakan generasi yang cerdas, terampil dan berbakat. (4) Mengenalkankan kembali Alat Permainan Edukatif Tradisional yang dianggap sudah ketinggalan jaman.

Dilihat dari berbagai aspek manfaatMedia Pin Ekspresi untuk Anak Usia Dini, adalahmemberikan reward dalam beberapa aspek pembelajaran: (1) Aspek sosial emosional: anak dapat melatih kesabaran dalam bermain, membiasakan anak mandiri, anak dapat mangikuti peraturan yang ada, anak dapat melatih kerja sama.(2) Aspek bahasa: anak dapat mengenal huruf dan menyusun kata sederhana (3) Aspek kognitif: anak dapat memecahkan masalah sederhana, anak dapat berpikir simbolik mengenal angka, berhitung dan penjumlahan dan pengurangan sampai 10 (4) Aspek fisik motorik: anak mengembangkan motorik kasar dan motorik halus.

KAJIAN PUSTAKA

Modifikasi

Kata modifikasi berasal dari bahasa inggris yaitu modification. Berikut ini beberapa pengertian (1) Modify: 1 memodifikasi, mengubah, 2 membatasi, 3 mengurangi (John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, hal. 384) (2) Modification: modifikasi, perubahan (John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, hal. 384) (3) Modifikasi: 1 perubahan, 2 pergantian atau penambahan sesuatu (KBBI, hal. 653) Inti dari modifikasi adalah merubah dari kondisi semula. Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya, serta menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya. Modifikasi adalah memadukan bentuk satu dengan yang lain,sehingga menciptakan bentuk baru yang unik (lain dari pada yang lain). Modifikasi secara umum diartikan sebagai usaha untuk mengubah atau menyesuaikan. Namun secara khusus modifikasi adalah suatu upaya yang dilakukan unutk menciptakan dan menampilkan sesuatu hal yang baru, unik, dan menarik. Modifikasi disini mengacu kepada sebuah penciptaan, penyesuaian dan menampilan suatu alat atau saran dan prasarana yang baru, unik, dan menarik terhadap suatu proses belajar mengajar. Pelaksanaan modifikasi sangat diperlukan bagi setiap guru pendidikansebagai salah satu altenatif atau solusi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar pendidikan anak usia dini, modifikasi merupakan implementasi yang sangat berintegrasi dengan aspek pendidikan.

Tujuan modifikasi setiap rencana yang akan dilaksanakan tentunya terdapat suatu maksud dan tujuan. Dalamhal ini Lutan (2000: 179) menyatakan mengenai tujuan memodifikasi dalam media pembelajaran yaitu (1)Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, (2) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, dan (3) Siswa dapat melakukan tugas secara benar.Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada didalam kurikulum dapat tersampaikan dan disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotor anak, sehingga pembelajaran dalam semua bidang pengembangan di TK dapat dilakukan secara internsif.

Alat Permainan Edukatif (APE)

Menurut Andang Ismail, (2012: 141) alat bermain adalah segala sarana yang bisa merangsang segala aktivitasyang membuat anak senang. Sedangkan alat permainan edukatif yaitu alat bermain yang dapat meningkatkan fungsi menghibur dan fungsi mendidik. Artinya alat permainan edukatif adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern maupun maupun menggunakan teknologi sederhana bahkan bersifat tradisional. Alat permainan edukatif juga merupakan alat yang dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman anak tentang sesuatu

Alat permainan edukatif (APE) adalah alat yang digunakan oleh anak untuk bermain sambil belajar artinya alat dan bermain itu sendiri merupakan sarana belajar yang menyenangkan. Anak tidak akan bosan-bosan bermain, di samping itu dengan bermain akan membawa anak kepada pengalaman yang positif dalam segala aspek, seperti aspek pengembangan keimanan dan ketakwaan, daya pikir, daya cipta, kemampuan olah tubuh (jasmani).

Menurut Mayke S. Tedjasaputra, (2007: 81) alat permainan edukatif adalah alat permainan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan dan mempunyai beberapa ciri yaitu: (1) Dapat digunakan dalam berbagai cara, maksudnnya dapat dimainkan dengan berbagai macam tujuan, manfaat dan menjadi bermacam-macam bentuk. (2) Ditujukan untuk anak – anak dan berfungsi mengembangkan berbagai aspek perkembangan kecerdasan serta motorik anak. (3) Segi keamanan sangat diperhatikan baik dari bentuk maupun penggunaan cat. (4) Membuat anak terlibat aktif (5) Sifatnya konstruktif.

Menurut Ki Hajar Dewantoro, dalam D Wijana Widarmi Dkk, (2008:2.25) bahwa di dalam kehidupan anak-anak permainan mempunyai kedudukan penting. Selama anak-anak tidak tidur dan tidak melakukan suatu pekerjaan maka ia sedang bermain. Dengan kata lain permainan mengisi sepenuhnya kehidupan anak-anak dari bangun tidur sampai mereka tidur lagi. Sedangkan menurut Mayke Tejasaputra, (2001:54) alat permainan yang tersedia untuk anak akan manentukan jenis bermainnya, apakah anak lebih sering melakukan kegiatan bermain aktif dan pasif. Bila fasilitas bermain yang tersedia untuk bermain aktif tidak banyak, otomatis anak akan melakukan kegiatan pasif.

Menurut Ismail (2012:113) Pentingnya Alat permainan yaitu: (1) Dapat melatih Konsentrasi anak (2) Mengajar dengan lebih cepat (3) Dapat mengatasi masalah keterbatasan waktu (4) Dapat mengatasi permasalahan keterbatasan tempat (5) Dapat mengatasi permasalahan keterbatasan bahasa (6) Dapat membangkitkan Emosi manusia (7) Dapat menambah daya Pengertian (8) Dapat menambah ingatan anak (9) Dapat menambah kesegaran dalam mengajar

Pentingnya bermain bagi perkembangan kepribadian anak telah diakui kebenarannya secara universal. Bermain merupakan salah satu kebutuhan dasar manusiawi manusia dewasa maupun anak-anak. Kesempatan bermain dan rekreasi akan memberikan kegembiraan serta kepuasan emosional tersendiri karena bermain merupakan kegiatan spontan dan kreatif yang dengan seseorang dapat menemukan ekspresi diri secara sepenuhnya.

APE “Kukusan Tumbu Pintar”

Kukusan TumbuPintar merupakan APE buatan sendiri dengan menggunakan Kukusan, Tumbu, lem, poster angka, kalender bekas dan telur mainan. APE yang dibuat dengan bahan utama kukusan dan tumbu dengan tujuan membuat anak pintar atau pandai. Kukusan merupakan perkakas tradisional untuk menanak nasi secara tradisional, berbentuk kerucut terbuat dari anyaman bambu. Tumbu merupakan perkakas yang biasa digunakan untuk tempat nasi atau bahan makanan lain yang berbentuk kubus dan terbuat dari anyaman bambu. APE ini dibuat untuk merangsang perkembangan anak usia dini dalam Sosial Emosional, Fisik motorik, Bahasa, dan Kognitif. Anak –anak selalu senang bermain dengan hal – hal yang baru. Mainan di sekolah dan dirumah telah banyak dimiliki anak –anak dan biasa mereka memainkannya. Dengan bermain Kukusan Tumbu Pintar anak –anak punya pengalamn bermain baru yang menyenangkan dan dapat mengembangkan kemampuan dasar anak.

Media Pembelajaran

Media merupakan salah satu bentuk alat untuk menyampaikaninformasi kepada orang lain. Media adalah komponen komunikasi yang berfungsi sebagaiperantara atau pembawa pesan dari pengirim ke penerima. Secara umum istilah media berasal dari bahasa latin merupakanbentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirimke penerima pesan (Sadiman, 2002:6), sedangkan pembelajaranadalah usaha untuk menjadikan individu atau orang lain melakukankegiatan belajar. Setiap media dapat difungsikan secara multiguna. Sekalipun masing-masing alat memiliki kekhususan, dalam artian mengembangkan aspek perkembangan tertentu pada anak, tidak jarang satu alat dapat meningkatkan lebih dari satu aspek perkembangan.

Fungsi Media menurut Levie & Lenz (1982), dalam Surtikanti (2011:55) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran khususnya media visual yaitu: (1) Fungsi atensi media visual merupakan inti yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan. Atensi/ perhatian anak sangat mempengaruhi hasil belajar mereka. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran yang disajikan guru, sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar yang diproyeksikan dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima melalui media yang akan disampaikan. Dengan demikian kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar, dan diharapkan pembelajaran akan lebih mudah dipahami. (2) Fungsi Afektif.Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa terhadap media gambar. Dengan media anak dapat lebih tergugah emosinya, menumbuhkan sikap dan perasaan yang lebih peka dengan madia gambar. (3) Fungsi Kognitif. Media visual terlihat dari temuan- temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang terkandung dalam gambar. (4) Fungsi Kompensatoris, yaitu media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami dan membantu siswa yang lemah untuk mengorganisasikan informasi untuk mengingatnya kembali. Hal ini membantu anak yang lemah dalam memahami pelajaran secara verbal, dan mudah memahami secara visual.

Soepartono dalam bukunya “Media Pembelajaran” (2000: 14) menyatakan bahwa penggunaan media atau alat bantu dalam proses pembelajaran sangat bermanfaat bukan hanya untuk siswa saja melainkan bermanfaat juga bagi guru.

Menurut Oemar Hamalik (2006) pembelajaran merupakan kombinasi yang tertata meliputi segala unsur manusiawi, perlengkapan, fasilitas, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan dari pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999) pembelajaran merupakan kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Menurut Trianto (2010) definisi pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Sedangkan pembelajaran dalam makna kompleks adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya “mengarahkan interaksi siswa dengan sumber lainnya” dalam rangkan mencapai tujuan yang diharapkan.

Menurut Arifin (2010) pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan siswa, sumber belajar, dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa. Menurut Sanjaya (2011) definisi pembelajaran menurut Sanjaya merupakan suatu sistem yang kompleks yang keberhasilannya dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produk dan aspek proses. Keberhasilan pembelajaran dilihat dari sisi produk adalah keberhasilan siswa mengenai hasil yang diperoleh dengan mengabaikan proses pembelajaran.

Menurut Arief Sadiman (2008: 7) Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media belajar itu diperlukan oleh guru agar pembelajaran berjalan efektif dan efisien (Sutjiono 2005). Rayanda Asyar (2012: 8) mengemukakan bahwa “ media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.Syaful Bahri Djamarah dan Azwan Zain (2010:121) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan agar tercapai tujuan pembelajaran.Munadi (2008:7) mendefinisikan media pembelajaran sebagai “segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”.

RANCANGAN APE “KUKUSAN TUMBU PINTAR”

Alat Dan Bahan Yang Dibutuhkan

Bahan APE Kukusan Tumbu Pintar ini adalah, kukusan, tumbu, poster angka, poster huruf, lem, telur mainan dan cat. Alat yang dibutuhkan gunting, dan kuas.

Cara Membuat APE “Kukusan Tumbu Pintar”

Kukusan tumbu Pintar ada 2 yaitu Kukusan Tumbu Pintar Kognitif dan Kukusan Tumbu Pintar Bahasa.Cara membuat APE “Kukusan Tumbu Pintar Kognitif” yaitu (1) Cat Kukusan dan tumbu dengan warna menarik. (2) Gunting 2 poster angka tiap satuan angka dengan rapi untuk APE Kukusan Tumbu Kognitif (3) Tempelkan 1 set angka 1-10 pada sisi luar tumbu dan 1 set angka 1-10 pada sisi luar kukusan secara berurutanpada APE Kukusan Tumbu Kognitif (4) Isikan telur mainan pada tumbu untuk bermain berhitung.

Cara membuat APE “Kukusan Tumbu Pintar Bahasa” yaitu (1) Cat Kukusan dan tumbu dengan warna menarik.(2) Gunting 4 set poster huruf, padamasing-masing huruf pada poster huruf untuk kukusan tumbu bahasa (3) Tempelkan guntingan huruf A-M pada kukusan dan huruf N-Z pada sisi luar tumbu (4) Masukkan 3 set kartu huruf A-Z ke dalam tumbu

Cara Bermain

Cara bermain APE “Kukusan Tumbu Pintar Kognitif” yaitu (1) Anak-anak dapat bermain secara kelompok, tiap kelompok 3-4 anak (2) Anak pertama memutar kukusan APE “Kukusan Tumbu Pintar Kognitif” (3) Anak tersebut diminta menyebutkan angka yang berhenti didepannya (4) Anak diminta mengambil telur di tumbu sejumlah angka yang dia sebutkan dengan menghitungnya (5) giliran anak kedua sampai anak keempat mendapat kesempatan menebak angka dan berhitung telurnya.

Cara bermain APE “Kukusan Tumbu Pintar Bahasa” yaitu (1) Anak-anak dapat bermain secara kelompok, tiap kelompok 3-4 anak (2) Anak pertama memutar kukusan APE “Kukusan Tumbu Pintar Bahasa” (3) Anak menyebutkan huruf yang berhenti didepannya (4) Anak mencari kata yang berawal dari huruf yang disebutkan (5) anak mengambil huruf dari tumbu untuk menyusun kata yang disebutkan (6) Jika anak mengalami kesulitan bisa dibantu teman sekelompok untuk mencari hurufnya (7) Giliran anak lain sekelompok yang bermain menebak huruf dan menyusun kata sederhana

Dengan bermain tersebut anak dapat meningkatkan kemempuan kognitif dan bahasanya serta social emosional dengan sabar menunggu giliran dan bekerjasama dengan teman sekelompok. Anak juga dapat melatih motorik halus dengan memutar APE, memungut telur dan kartu huruf.

PENUTUP

Simpulan

APE “Kukusan Tumbu Pintar” bagi anak usia dini sangat penting diberikan untuk menunjang peningkatan kemampuan dasar Sosial Emosional, Fisik Motorik, Kognitif, dan bahasa. Anak akan merasa senang bermain dan belajar bersama teman dalam satu kelompok untuk melakukan pengalaman baru dengan bermain APE dari alat tradisional yang menarik dan mudah bagi anak.

Saran

Saran yang dapat disampaikan penulis dalam pembuatan Media Pembelajaran adalah sebagai berikut:

  1. Guru harus mengenal karakteristik anak dalam menciptakan APE untuk media pembelajaran untuk anak usia dini.
  2. Guru harus memperhatikan segi fungsi dan keamanan dalam anak bermain
  3. Guru hendaknya lebih kreatif dan inovatif dalam membuat APE untuk media pembelajaran, agar anak tidak bosan.

DAFTAR PUSTAKA

  1. M, Sardiman, 2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Andang Ismail. 2012. Edecation Games, Yogyakarta: Pro-U Media

Arif S. Sadiman,dkk. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Lutan, R. 2000.Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Depdiknas Dirjen Pendidikan Dasar Dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III

Mayke S. Tedjasaputra.2001. Bermain, Mainan dan Permainan. PT Grasindo

Rayandra Asyar. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Sanjaya, Wina.2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana

Soepartono, (2000), Media Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran guru SLTP Setara D III

Suprijono, Agus. 2011. Cooperativ learning. Yogjakarta: Pustaka Pelajar

Surtikanti.2011.Media dan Sumber Belajar Untuk Anak Usia Dini, Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sutjiono TWA. 2005. Pendayagunaan Media Pembelajaran. Jurnal Pendidikan Penabur 4 (4):76-84.

Syaful Bhari Dzamarah dan Arswan Zain.(2010).Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Edisi Revisi

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana

Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajran; Sebuah Pendekatan Baru. Ciputat: Gaung Persada Press

Widarmi D. Wijana Dkk. 2008. Kurikulum Pendidikan anak Usia Dini. Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Terbuka