MULTIFUNGSI PERAN GURU MATEMATIKA

DALAM MEMBERIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

DI SEKOLAH DASAR

 

Novy Trisnani

IKIP PGRI Wates

 

ABSTRACTThe role and contribution of mathematics teachers in providing guidance and counseling in elementary schools is very necessary for the sake of optimizing the process and results of learning mathematics. The writing of this article is intended to find out the role of mathematics teachers in providing guidance and counseling services to students in elementary schools. This type of research is library research. Some of the benefits obtained by mathematics teachers from guidance and counseling services include: knowing the needs of students, knowing the characteristics of students, taking precautions, recognizing the person and ability of students, teachers can teach meaningful learning, can change negative perceptions of mathematics. The role of mathematics teachers in providing guidance and counseling services in elementary schools includes communicators, facilitators, motivators, evaluators, and innovators.

Keywords: The role of mathematics teacher, Guidance and counseling, Elementary school.

ABSTRAK

Peran dan kontribusi guru matematika dalam memberikan bimbingan dan konseling di sekolah dasar sangat diperlukan guna kepentingan pengoptimalan proses dan hasil belajar matematika. Penulisan artikel ini dimaksudkan untuk mengetahui peran guru matematika dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik di sekolah dasar. Jenis penelitian ini adalah penelitian studi pustaka. Beberapa manfaat yang diperoleh guru matematika dari pelayanan bimbingan dan konseling antara lain: mengetahui kebutuhan peserta didik, mengetahui karakteristik siswa, melakukan pencegahan, mengenali pribadi dan kemampuan peserta didik, guru dapat mengajar pembelajaran yang bermakna, dapat mengubah persepsi negatif terhadap matematika. Peran guru matematika dalam memberikan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar antara lain sebagai komunikator, fasilitator, motivator, evaluator, dan inovator.

Kata kunci: peran guru matematika, bimbingan dan konseling, sekolah dasar

 

PENDAHULUAN

Suatu proses pendidikan akan melibatkan banyak pihak stakeholder/pihak yang berkepentingan, dan masing-masing stakeholder mempunyai peran dan tanggung jawab sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Masing-masing peran dan tanggungjawab dari stakeholder harus berjalan secara terpadu dan saling melengkapi sehingga akan terbentuk suatu sistem pendidikan yang harmonis dan sinergis. Dalam pembelajaran di sekolah dasar, tugas dan tanggung jawab utama seorang guru adalah melaksanakan kegiatan pembelajaranpada siswa. Tugas dan tanggung jawab guru tersebut pada perkembangannya menjadi semakin kompleks, yang ke dalamnya termasuk fungsi atau peran guru sebagai perancang pembelajaran (designer of instruction), pengelola pembelajaran (manager of instruction), pengarah pembelajaran, evaluator of student learning, pembimbing (counselor), dan pelaksana kurikulum. Selain beberapa peran di atas, guru di sekolah dasar juga memiliki peran lain yang sangat penting, yaitu peran dalam memberikan bimbingan dan konseling.

Mayoritas siswa sekolah dasar (SD) sampai saat ini masih belum terjangkau oleh program bimbingan dan konseling (BK) dalam arti dikelola secara profesional, padahal permasalahan peserta didik di sekolah dasar sekarang ini sudah mulai rumit/kompleks. Oleh karena itu multifungsi peran guru sangatlah diperlukan dalam menangani dan membantu permasalahan yang dihadapi para siswa sekolah dasar, baik itu terkait dengan masalah akademik maupun non akademik. Secara umum, manfaat peranan bimbingan dan konseling di SD adalah membantu guru dalam memberikan layanan kepada siswa agar mencapai perkembangannya secara optimal sesuai dengan kemampuan, bakat, dan nilai-nilai yang dimiliki siswa. Guru wali kelas atau guru mata pelajaran adalah pihak yang sangat berperan dalam menjaga efektivitas dan efisiensi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Bahkan diharapkan dapat bertindak sebagai konselor bagi peserta didiknya yang membutuhkan.

Multifungsi peran guru tersebut, terjadi juga pada peran guru matematika di sekolah dasar. Peran guru matematika, bukan hanya menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didiknya, tetapi seorang guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk memberikan bimbingan kepda perserta didiknya untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sehingga pembelajaran yang yang diberikan tidak hanya terpancang pada materi pelajaran matematika yang diberikan tetapi ditambah dengan pemberian bimbingan dan konseling yang akan membantu siswa menghadapi atau menyelesaikan persoalan yang dihadapi baik itu terkait dengan materi maupun diluar pembelajaran materi. Melihat begitu kompleksnya tugas seorang guru terutama guru sekolah dasar serta pentingnya peranan bimbingan dan konseling di SD, maka dalam tulisan ini akan dikaji tentang multifungsi peran guru matematika dalam memberikan bimbingan dan konseling di sekolah dasar.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian studi pustaka. Penelitian studi pustaka dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan cara menelaah sumber tertulis seperti buku referensi, ensiklopedia, literatur, jurnal atau karangan ilmiah, serta sumber-sumber tertulis lainnya yang terpercaya baik dalam bentuk tulisan maupun bentuk digital elektronik yang terkait dengan objek atau kajian yang diteliti. Penulisan artikel penelitian ini bertujuan untuk mengkaji macam-macam peran guru matematika sekolah dasar dalam memberikan bimbingan dan konseling kepada siswa di sekolah dasar.

PEMBAHASAN

Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar

Bimbingan dan konseling, pada dasarnya merupakan dua aktifitas yang berbeda. Bimbingan mengacu pada proses pendampingan terhadap peserta didik untuk mencapai perkembangan secara optimal, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Sementara, konseling merupakan proses pemberian bantuan dalam bentuk pemecahan problematika yang dihadapi peserta didik melalui interaksi secara profesional. Dengan demikian, tujuan konseling adalah penuntasan masalah peserta didik, sedangkan bimbingan bertujuan untuk mencegah munculnya permasalahan peserta didik. Namun demikian, bimbingan dan konseling sama-sama mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Kamaludin (2011) yang menyatakan bahwa bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematis dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, perkembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau menfaat individu dalam lingkungannya.

Siswa SD adalah individu yang berusia 6 atau 7 tahun sampai dengan 12 atau 13 tahun, yang berdasarkan tugas perkembangannya berada pada tahap masa kanak-kanak sampai masa remaja awal. Dalam menghadapi masa perkembangan tersebut, siswa SD sebagai individu yang tumbuh dan berkembang terkadang menghadapi permasalahan yang membutuhkan bantuan dari orang lain khususnya kedua orangtua dan pendidik mereka atau guru. Pelayanan bimbingan dan konseling di SD ditujukan untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan serta menghadapi permasalahan dan kesulitan tersebut, baik permasalahan sebagai akibat dari tugas perkembangannya maupun permasalahan pembelajaran siswa. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Fuentes (2016), pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar akan menguntungkan atau memberi mafaat secara akademis dan emosional. Mengingat bahwa anak sering menemui hambatan dan permasalahan yang menyebabkan anak masih banyak bergantung kepada orang tua dan guru, maka keberadaan guru bimbingan dan konseling di sekolah dasar yang disesuaikan dengan karakteristik pendidikan sekolah dasar diharapkan akan membantu siswa agar pribadi dan segenap potensi yang dimiliki siswa dapat berkembang secara optimal.

Menurut Widada (2018), jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling di sekolah dasar meliputi (1) layanan orientasi; (2) layanan informasi; (3) konseling; (4) kunjungan rumah; (5) referal/alih tangan; (6) riset dan pengembangan; 7) pengembangan profesi; 8) pengumpulan data. Ditambahkan oleh Prayitno (1997), ruang lingkup penyelenggaraan bimbingan dan konseling di SD terbagi dalam empat fungsi, empat bidang, tujuh jenis layanan, dan lima kegiatan pendukung bimbingan dan konseling. Empat fungsi tersebut adalah pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan pengembangan/ pemeliharaan. Empat bidang bimbingan meliputi bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier. Tujuh layanan meliputi layanan orientasi, penempata/penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok. Sedangkan lima kegiatan pendukung meliputi aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, dan alih tangan kasus. Dalam pelaksanaannya, layanan bimbingan dan konseling di SD dilaksanakan secara terpadu, terintegrasi, dan komprehensif dengan proses pembelajaran (Irham dan Wiyani, 2014).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai pengembangan potensi siswa sekolah dasar yang optimal selain dilakukan melalui pengoptimalan proses pembelajaran perlu dilengkapi juga dengan adanya pelayanan terhadap peserta didik berupa bimbingan dan konseling. Agar pemberian layanan bimbingan dan konseling di SD dapat optimal maka layanan yang diberikan harus disesuaikan dengan karakteristik pendidikan sekolah dasar serta dalam pelaksanaannya harus terpadu, terintegrasi, dan komprehensif dengan proses pembelajaran. Oleh karena itu peran guru kelas/wali kelas serta guru mata pelajaran menjadi penting dalam keterlaksanaan pemberian layanan bimbingan dan konseling yang optimal.

Pelaksana Bimbingan dan Konseling Di SD

Sekolah sebagai lembaga pendidikan membantu mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses belajar mengajar (schooling is building or institusional for teaching and learning). Bimbingan dan koseling bertujuan untuk memberikan bimbingan dan konseling bagi siswa dari berbagai tinjauan keilmuan, yang di dalamnya terdapat tinjauan pendidikan, psikologi, sosial, dan masyarakat. Oleh karena itu, bidang ini penting untuk dikuasai dan dipahami oleh guru-guru guna menunjang pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Menurut Khabibah (2017: 11) pelaksanaan bimbingan dan konseling di SD salah satunya dilaksanakan oleh guru kelas. Ditambahkan oleh Setianingsih (2016) kegiatan bimbingan di SD tidak diberikan oleh guru bimbingan dan konseling secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Guru kelas atau guru mata pelajaran harus menjalankan tugasnya secara menyeluruh, baik tugas menyampaikan materi pelajaran dan memberikan layanan bimbingan konseling kepada semua siswa tanpa terkecuali.

Sardiman (2001) menyatakan terdapat sembilan peran guru kelas dalam kegiatan bimbingan dan konseling yaitu: 1) Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum. 2) Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain. 3) Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar. 4) Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan. 5) Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar. 6) Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan pengetahuan. 7) Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-mengajar. 8) Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa. 9) Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana anak didiknya berhasil atau tidak.

Berdasarkan uraian diatas, bimbingan dan konseling di sekolah dasar tidak diberikan oleh guru bimbingan dan konseling secara khusus seperti di jenjang pendidikan SMP dan SMA. Pemberian bimbingan dan konseling di sekolah dasar dilakukan oleh guru kelas atau guru mata pelajaran, bimbingan dan konseling yang diberikan oleh guru kelas atau guru mata pelajaran tidak terbatas pada masalah akademik saja, namun juga masalah diluar kegiatan akademik.

Kompetensi Guru Matematika SD

Kompetensi guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya (Saragih, 2008). Guru matematika memiliki prinsip dan acuan untuk mengajar peserta didik. Dalam PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28 Ayat (3) dinyatakan bahwa kompetensi guru sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan mengengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Hal senada diungkapkan oleh Dirgantoro (2018), bahwa guru matematika perlu memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial agar dapat mengelola pembelajaran matematika dengan baik.

Dalam melaksanakan dan memenuhi keempat kompetensi tersebut, maka menjadi penting bagi guru matematika sekolah dasar untuk mempelajari, memahami, dan menguasai teknik, prinsip, serta manajemen pelaksanaan BK di sekolah dasar.

Kepentingan Guru Matematika Sekolah Dasar dalam BK

Di sekolah, tugas dan tanggung jawab utama guru matematika adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran matematika siswa. Namun seperti yang telah di uraikan di atas, untuk mencapai pengembangan diri siswa sekolah dasar yang optimal, maka guru matematika perlu melaksanakan bimbingan dan konseling kepada peserta didiknya. Bahkan dalam batas-batas tertentu guru pun dapat bertindak sebagai konselor bagi siswanya. Ditambahkan oleh Khabibah (2017) manfaat guru kelas apabila melaksanankan pelayanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik antara lain: 1) guru kelas dapat belajar memahami macam-macam karakteristik dan kemampuan setiap siswanya; 2) guru kelas dapat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan 3) guru kelas dapat membantu menerapkan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, dan 4) guru kelas membantu siswa dalam mengembangkan disiplin belajar.

Mengingat hal-hal di atas, maka menjadi penting bagi guru matematika untuk mempelajari dan mengaplikasikan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling guna menunjang pembelajaran matematika yang dilaksanakannya. Untuk itu secara terperinci berikut ini dipaparkan beberapa keuntungan bagi guru matematika SD dari pemberian pelayanan bimbingan dan konseling.

  1. Mengetahui kebutuhan peserta didik

Mengingat banyaknya tugas perkembangan peserta didik sekolah dasar, maka dengan mengerti, memahami dan menguasai BK, guru matematika sekolah dasar bisa mengadakan penelitian dan mengetahui kebutuhan peserta didiknya dalam mempelajari matematika. Hal tersebut dapat dimanfaatkan oleh guru untuk mempersiapkan strategi pembelajaran yang paling sesuai untuk pelaksanann pembelajaran matematika di kelasnya.

  1. Mengetahui karakteristik siswa

Sebagai pendesain pembelajaran, guru harus menjadikan karakteristik siswa sebagai salah satu tolak ukur bagi perencanaan dan pengelolaan proses belajar mengajar (Alfin, 2014). Dengan mengerti, memahami dan menguasai BK guru matematika dapat menerapkan pengetahuannya untuk mengetahui tingkat perbedaan karakteristik masing-masing peserta didik. Hal tersebut dapat dimanfaatkan guru matematika agar bisa menyiapkan perlakuan yang paling cocok untuk peserta didik dikelasnya sehingga dapat menyesuaikan dengan tingkat kemampuannya dalam melakukan proses pembelajaran matematika.

  1. Melakukan pencegahan

Dengan melakukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik, guru matematika dapat memperoleh informasi kendala baik itu kendala akademik maupun non akadeik. Sehingga dengan informasi tersebut guru matematika dapat melakukan pencegahan-pencegahan terhadap hal-hal yang akan memperburuk tingkat pemahaman siswa terhadap matematika, karena guru telah memiliki data-data terkait kendala-kendala yang dihadapi peserta didiknya.

  1. Mengenali pribadi dan kemampuan peserta didik

Dengan melakukan pelayanan bimbingan dan konseling, guru matematika dapat lebih mengenal peserta didiknya secara personal. Hal ini berguna, misalnya dalam kegiatan pembagian kelompok, guru dapat menentukan pembagian kelompok sesuai dengan metode yang diterapkan, karena guru telah memiliki data yang memadai terkait dengan pribadi-pribadi siswa yang diperlukan untuk dapat menggunakan metode tersebut.

  1. Guru dapat mengajar pembelajaran yang bermakna

Guru matematika bisa mengajarkan matematika dengan lebih memperhatikan jiwa anak-anak, karena guru memiliki bekal pemahaman psikologi anak dan pembimbingannya.

  1. Dapat mengubah persepsi negatif terhadap matematika

Mata pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang kurang disukai oleh peserta didik karena anggapan awal mereka bahwa matematika itu rumit. Melalui bimbingan dan konseling, guru matematika dapat mengubah persepsi tersebut, karena guru telah mengenal hambatan-hambatan yang dialami perserta didik selama proses pembelajaran matematika sehingga guru dapat mengarahkan peserta didik kepada sisi positif matematika yang disukai oleh peserta didik.

Peran Guru Matematika SD dalam Memberikan Bimbingan dan Konseling

Berdasarkan penelaahan teori, maka peran guru matematika dalam memberikan BK terbagi menjadi dua, yaitu secara umum dan secara khusus. Secara umum, peran guru matematika dalam memberikan BK kepada peserta didik antara lain:

  1. Guru matematika dapat membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada para peserta didik
  2. Guru matematika membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi para peserta didik yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang para peserta didik tersebut
  3. Guru matematika membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-peserta didik dan hubungan peserta didik-peserta didik yang menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
  4. Guru matematika membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian layanan bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya

Adapun peran guru secara khusus antara lain:

  1. Komunikator, yaitu melalui pelayanan bimbingan dan konseling guru dapat menjebatani kesulitan atau kesalahpahaman yang dialami siswa sebagai akibat dari kurang optimalnya pelaksanaan pembelajaran matematika. Melalui informasi langsung yang diperoleh dari hasil pelayanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik akan didapat data yang valid, sehingga permasalahan yang ditemukan dapat diselesaikan secara tepat.
  2. Fasilitator, yaitu guru matematika sebagai sarana untuk memperlancar dan mengoptimalkan proses pembelajaran. Informasi dari hasil bimbingan dan konseling dapat guru guankan untuk mengusahakan berbagai sumber belajar, baik berupa narasumber, buku teks, alat peraga, maupun internet. Guru perlu memastikan siswa agar memperoleh informasi dan pengetahuan, abik melalui penjelasan, kegiatan yang dirancang, atau sumber lain yang telah guru rekomendasikan. Melaui sumber belajar yang tepat maka guru dapat lebih memudahkan siswa memahami konsep-konsep matematika yang diberikan.
  3. Motivator, yaitu menumbuhkan minat dan semangat belajar matematika peserta didik secar terus menerus. Pada dasarnya setiap peserta didik memiliki kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, sehingga ada atau tidaknya stimuli tetap saja akan termotivasi. Hanya saja, kadar motivasi dari dalam diri sendiri terutama pada siswa sekolah dasar sering tidak stabil kehadirannya, untuk itulah motivasi dari luar dirinya terutama dari guru sangat diperlukan oleh peserta didik sekolah dasar.
  4. Evaluator, yaitu guru mengikuti hasil-hasil (prestasi) belajar untuk melihat tingkat keberhasilan, efektivitas, dan efisiensi dalam proses pembelajaran. Informasi yang diperoleh dari mengikuti dan melihat hasil belajar, dipadukan dengan hasil informasi dari pelayanan bimbingan dan konseling oleh guru matematika merupakan suatu umpan balik yang dapat menjadi tolak ukur untuk meningkatkan dan menyempurnakan proses pembelajaran matematika sehingga akan diperoleh hasil yang optimal.
  5. Inovator, yaitu kemampuan untuk memperoleh pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan atau pengalaman yang sudah ada. Dari hasil yang guru peroleh dalam proses pembelajaran, hasil evaluasi pembelajaran, dan pemberian layanan bimbingan dan konseling, guru matematika mampu menjadi seorang yang innovator dari semua pengalaman yang dia peroleh dari informasi peserta didik serta pengalaman pribadinya dalam mengelola pembelajaran.

KESIMPULAN

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan perkembangan sosial dan budaya tengah berlangsung deras dewasa ini, hal ini menyebabkan meningkatnya peranan guru dari seorang pengajar meningkat menjadi pembimbing (konselor). Tugas dan tanggung jawab guru terutama guru matematika di sekolah dasar juga menjadi lebih meningkat, yang kedalamnya termasuk fungsi atau peran guru. Peran guru matematika di sekolah dasar dalam memberikan bimbingan dan konseling di sekolah dasar ada dua, yaitu peran guru matematika secara umum dan secara khusus. Peran guru matematika secara umum terkait dengan peran guru dalam rangka memberi penguatan pada pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah dasar. Sedangkan peran guru matematika dalam memberikan BK secara khusus antara lain sebagai komunikator, fasilitator, motivator, evaluator, dan inovator.

DAFTAR PUSTAKA

Alfin, J. (2014). Analisis Karakteristik Siswa pada Tingkat Sekolah Dasar. Prosiding Halaqoh Nasional & Seminar Internasional Pendidikan Islam, Hal 190-205 (2014).

Dirgantoro, K. P. S. (2018). Kompetensi Guru Matenatika dalam mengambangkan Kompetensi Matematis Siswa. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol: 8 N. 2Tahun 2008.

Kamaludin. (2011). Bimbingan dan Konseling Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 17, Nomor 4, Juli 2011.

Irham, M, & Wiyani, N. A. (2014). Bimbingan & Konseling: Teori dan Aplikasi di Sekolah Dasar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Khabibah, Z. A. (2017). Peran guru kelas sebagai pelaksana bimbingan konseling bagi peserta didik di SD. Jurnal Pendidikan Vol.1 No.1, tahun 2017.

Nurihsan, A.J. (2003). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Bandung: Mutiara

Prayitno. (1997). Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Dasar. Padang: Penebar Aksara.

Saragih, A. H. (2008). Kompetensi Minimal Seorang Guru dalam Mengajar. Jurnal Tabularasa PPS Vol. 5 No. 1 Tahun 2008.

Fuentes, S. D. (2016). Benefits of Counseling Services for Elementary School Students. Capstone Projects and Master’s Theses. 31.

Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Setianingsih, E. S. (2016). Peran Bimbingan dan Konseling dalam Memberikan Layanan Bimbingan Belajar di SD. Jurnal Pendidikan Ke-SD –an. Vol.6 No.1 Tahun 2016.

Widada. (2018). Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Prosiding Seminar Nasional: Aktualisasi Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar Menuju Peserta Didik yang Berkarakter (Hal. 333-342).