DIRECT READING DAN SHARING OF EXPERIENCE

SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN GURU

DALAM MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN

PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) BAGI GURU

SD NEGERI 1 PANDEAN UPT DIKDAS LS KECAMATAN NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2018/2019

 

Budi Harunti

SD Negeri 1 Pandean UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) melalui direct reading dan sharing of experience bagi guru di di SD Negeri 1 Pandean UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019. Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri 1 Pandean sebanyak 10 (sepuluh) guru. Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Pandean Kecamatan Ngemplak pada semester I tahun pelajaran 2018/2019 selama 6 (enam) bulan mulai bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2018. Indikator keberhasilan apabila keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction semua subjek penelitian telah mencapai kategori baik, dengan nilai rata-rata lebih dari 14,1 (≥ 14,1), dengan prosentase penguasaan indikator telah mencapai lebih dari ≥ 85%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction melalui direct reading dan sharing of experience bagi guru semester I tahun pelajaran 2018/2019 di SD Negeri 1 Pandean Kecamatan Ngemplak sudah meningkat dengan maksimal. Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh guru yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 8,8 menjadi 15,9 (meningkat sebesar 7,1). Nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II dari 15,9 menjadi 19,2 (meningkat sebesar 3,3). Secara keseluruhan nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II dari 8,8 menjadi 19,2 (meningkat sebesar 10,4). Dari sisi penguasaan langkah-langkah penerapan model pembelajaran problem based instruction, yang dilihat dari peningkatan prosentase ketercapaian indikator terjadi peningkatan dari prasiklus sebesar 41,90% pada siklus I meningkat menjadi 75,71% (meningkat sebesar 33,81%). Dari siklus I sebesar 75,71% meningkat pada siklus II menjadi 91,43% (meningkat sebesar 15,71%). Secara keseluruhan prosentase ketercapaian indikator dari prsiklus ke siklus II, meningkat dari 41,90% menjadi 91,43% (meningkat sebesar 49,52%).

Kata Kunci: direct reading, sharing of experience, problem based instruction

 

PENDAHULUAN

Pelaksanaan kuriklulum 2013 secara berangsur angsur telah diterapkan, termasuk di SD Negeri 1 Pandean UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak. Sehingga setiap guru harus memiliki kesiapan yang baik dalam menerapkan model-model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning), diantaranya (1) discovery learning dan inquiry learning, (2) model problem based learning atau Problem Based Intruction (PBI), (3) Project Based Learning (PjBL) dan (4) model Production Based Training (PBT).

Walaupun guru telah memahami bahwa dalam melaksanakan kurikulum 2013 guru diharuskan untuk menerapkan model pembelajaran tersebut, namun dalam pelaksanaannya guru-guru di SD Negeri 1 Pandean UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak masih sering kesulitan dalam penerapkanya, beberapa guru juga masih terlihat belum terampil menerapkan model-model pembelajaran tersebut. Kesulitan guru dan belum terampilnya guru dalam menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan Student Centered Learning terlihat dari hasil monitoring pada awal semester I Tahun Pelajaran 2018/2019 saat guru diminta untuk menerapkan salah satu model pembelajaran tersebut, yaitu model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI). Dari 10 (sepuluh) guru yang diamati, hasilnya 3 guru (30%) belum dapat melaksanakan dengan baik, dan 7 (70%) telah dapat melaksanakan tetapi belum baik. Dengan kata lain kemampuan guru di SD Negeri 1 Pandean UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak belum dapat melaksanakan pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) masih rendah.

Masih rendahnya kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran PBI tersebut disebabkan oleh kurang terlatihnya guru dalam menerapkan pembelajaran tersebut, selain itu guru merasa nyaman dengan menerapkan model-model pembelajaran konvensional atau model-model pembelajaran kooperatif tipe tertentu saja. Sehingga untuk melakukan perubahan guru harus sering diingatkan dan diberi motivasi agar timbul pemahaman yang lebih baik melalui pembinaan.

Berdasarkan kenyataan di atas, maka agar dalam melaksanakan pembelajaran kurikulum 2013 guru memiliki bekal yang cukup, maka perlu adanya upaya-upaya nyata untuk meningkatkan kemampuan guru tersebut, dengan cara melaksanakan pembinaan khusus. Salah satu teknik pembinaan agar pelaksanaannya tidak mengganggu tugas pokok guru adalah melalui Direct Reading yang dilanjutkan dengan tukar menukar pengalaman (Sharing Of Experience) di luar jam pelajaran.

Pembinaan guru tidak dapat dilaksanakan secara instan, dan hanya dilakukan sekali saja. Pembinaan guru harus dilaksakan secara sistematik dan berkelanjutan. Khusus dalam hal peningkatan kemampuan dalam menerapkan pembelajaran PBI, karena hal tersebut menyangkut permasalahan terkait dengan kinerja guru, maka agar pembinaan lebih efektif dan hasilnya lebih nyata, maka pembinaan dapat dilaksanakan dalam bentuk penelitian tindakan sekolah yang diawali dengan tindakan prasiklus untuk memetakan kelehaman-kelemahan dalam pelaksanaan pembelajaran PBI, menyusun rencana, melaksanakan tindakan, melakukan observasi dan refleksi dalam siklus-siklus penelitian, hingga kinerja guru mencapai target yang ditetetapkan, selain untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran PBI, penelitian tindakan sekolah ini sekaligus sebagai kegiatan pengembangan profesi.

Mengingat permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran PBI rata-rata hampir sama, yaitu belum dikuasainya langkah pembelajaran PBI dengan baik, dan dengan mempertimbangkan tugas pokok guru, maka teknik pembinaan direcet reading yang dilanjutkan dengan sharing of experient merupakan teknik pembinaan yang memungkinkan untuk digunakan. Karena melalui teknik ini guru dapat mengatur waktunya sendiri untuk menggali pengetahuan dari berbagai sumber terkait dengan pembelajaran PBI, setelah itu guru difasilitasi untuk berkumpul untuk berbagi pengalaman dalam mengajar dengan metode PBI. Dengan demikian teknik pembinaan ini memadukan antara pembinaan yang bersifat individu dan kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, sesuai dengan karakteristik permasalahan, dan upaya yang akan dilakukan, nama tindakan nyata dalam bentuk penelitian tindakan sekolah ini mengambil judul “Direct Reading dan Sharing of Experience Sebagai Upaya Peningkatan Keterampilan Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Bagi Guru SD Negeri 1 Pandean UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019” .

Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah melalui pembinaan individu teknik direct reading dan pembinaan kelompok teknik Sharing Of Experience, dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) bagi guru di SD Negeri 1 Pandean UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) melalui direct reading dan sharing of experience bagi guru di di SD Negeri 1 Pandean UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Keterampilan Guru

Keterampilan adalah kemampuan seseorang dalam mengubah sesuatu hal menjadi lebih bernilai dan memiliki makna sehingga menghasilkan sebuah nilai dan hasil pekerjaan tersebut. Sardiman (2014: 47) mengatakan bahwa mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau sistem lingkungan dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Sejalan dengan apa yang dikatakan sardiman, Usman (2013: 6) mengatakan bahwa mengajar pada prinsipnya membimbing siswa dalam kegiatan belajar atau mengandung pengertian bahwa mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dengan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar.

Pelaksanaan Pembelajaran

Pembelajaran merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar pada setiap individu atau kelompok untuk merubah sikap dari tidak tahu menjadi tahu sepanjang hidupnya. Sedangkan proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan keterampilan atau sikap (Hamalik, 2006: 48). Menurut Rohani (2004: 1) pembelajaran merupakan suatu proses yang sistimatis yang terdiri atas banyak komponen. Masing-masing komponen pembelajaran tidak bersifat parsial (terpisah) atau berjalan sendiri-sendiri, tetapi harus berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer, dan berkesinambungan, untuk itu diperlukan pengelolaan pembelajaran yang baik.

Model Pembelajaran Problem Based Instruction(PBI)

Pengertian menurut Sagala (2005: 175) mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial (Suprijono, 2011: 46).

Menurut Aisyah (2003: 14-15) menyatakan bahwa model Problem Based Instruction adalah salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas dan nalar siswa, sehingga kreativitas siswa dapat berkembang secara optimal. Hal ini sangat dimungkinkan karena dalam Problem Based Instruction siswa dilatih untuk menjawab suatu permasalahan nyata yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Dewey (dalam Trianto, 2007: 67) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respons, merupakan hubungan antara dua arah belajar dan lingkungan. Lingkungan memberi masukan pada siswa berupa bantuan dan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan itu secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik.

Supervisi

Supervisi adalah pandangan dari orang yang lebih ahli kepada orang yang memiliki keahlian dibawahnya (Aedi, 2014: 12). Supervisi dilakukan oleh supervisor kepada para guru agar para guru mampu memperbaiki dan meningkatkan cara-cara mengajar. Supervisi adalah suatu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinu pertumbuhan guru-guru disekolah, baik secara individual maupun kolektif, agar lebih mengerti, dan lebih efektif dalam mewujudkan mereka mampu dan lebih cakap berpasrtisipasi dalam masyarakat demokrasi modern (Kisbiyanto, 2011: 55).

Menurut Sukirman, dkk (2010: 105), supervisi sebagai suatu proses pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik, pada akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang lebih baik yang disebut dengan supervisi klinis. Menurut Mulyasa (2006: 154) supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan.

Direct Reading

Membaca merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai oleh setiap individu. Tarigan (2008: 7), membaca adalah proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui bahasa tulis. Somadyo (2011: 1), membaca merupakan kegiatan interaktif untuk memetik dan memahami makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Lebih lanjut, dikatakan bahwa membaca merupakan proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis.

Menurut Harjasujana (1996: 5), membaca adalah kemampuan yang kompleks. Pembaca tidak hanya memandangi lambang-lambang tertulis semata, melainkan berupaya memahami makna lambang-lambang tertulis tersebut. Rahim (2008: 2), membaca adalah aktivitas rumit yang melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Subyantoro (2011: 9), membaca merupakan keterampilan yang lambat laun akan menjadi perilaku keseharian seseorang. Pembaca memiliki sikap tertentu, pada awal sebelum keterampilan membaca ini terbentuk.

Sharing of Experience

Tukar menukar pengalaman menjadikan semua guru bebas menyampaikan pengalaman, pikiran dan gagasannya. Sehingga satu dengan lainnya bisa dipersiapkan secara matang. Langkah-langkah sharing harus dipersiapkan secara matang (Ma’mur, 2012: 143). Penataran merupakan sesuatu yang membosankan. Dikatakan membosenkan karena guru-guru menganggap bahan yang diberikan sudah pernah dimiliki, atau cara penyajian juga kurang menarik, karna tidak bersumber pada kebutuhan profesi mereka. Oleh karena itu suatu teknik perjumpaan yang disebut “ sharing of experience “ adalah cara yang begitu bijaksana. Didalam teknik ini kita berasumsi bahwa guru-guru adalah orang yang sudah berpengalaman. Melalui perjumpaan diadakan tukar menukar pengalaman, saling memberi dan menerima, saling belajar satu dengan yang lain. namun demikian, prosedur sharing harus dipersiapkan secara teratur agar sebuah tujuan yang diinginkan dapat dicapai (Sahertian, 2006: 103).

Kerangka Berpikir

Pelaksanaan kuriklulum 2013 telah diterapkan, termasuk di SD Negeri 1 Pandean UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak. Sehingga setiap guru di SD Negeri 1 Pandean diharuskan memiliki kemampuan yang baik dalam menerapkan berbagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning)

Hasil pengamatan awal pelaksanaan pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) yang merupakan salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa menunjukkan bahwa guru di SD Negeri 1 Pandean belum memiliki kemampuan yang baik. Belum mampunya guru menerapkan model pembelajaran tersebut disebabkan oleh kurang terlatihnya guru dalam menerapkan pembelajaran tersebut, selain itu guru merasa nyaman dengan menerapkan model-model pembelajaran konvensional atau model-model pembelajaran kooperatif tipe tertentu saja.

Untuk itu perlu dilakukan upaya nyata berupa pembinaan individu teknik Direct Reading yaitu teknik pembinaan dengan menugaskan guru untuk membaca langsung dari berbagai sumber terkait dengan pembelajaran PBI yang dilanjutkan dengan tukar menukar pengalaman (Sharing Of Experience). Peleksanaan pembelajaran tersebut di luar jam pelajaran, sehingga tidak mengganggu tugas pokok guru.

Melalui direct reading guru akan memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber, dari pengetahuan dan pengalaman guru dalam menerapkan PBI, guru diberikan fasilitas untuk bertukar pengalaman, sehingga setelah bertukar pengalaman guru mempunyai persepsi yang sama terhadap langkah-langkah pembelajaran PBI.

 

Hipotesis Tindakan

Melalui direct reading dan sharing of experient dapat meningkatkan ketrampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran Problem Based instruction (PBI) di SD Negeri 1 Pandean Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali semester I Tahun Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN TINDAKAN

Desain Penelitian Tindakan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (PTS). PTS merupakan penelitian partisipatoris yang menekankan pada tindakan dan refleksi berdasarkan pertimbangan rasional dan logis untuk melakukan perbaikan terhadap suatu kondisi nyata, PTS bertujuan untuk memperdalam pemahaman terhadap tindakan yang dilakukan dan memperbaiki situasi dan kondisi sekolah/pembelajaran secara praktis (Depdiknas, 2008: 11). Secara singkat, PTS bertujuan untuk mencari pemecahan permasalahan nyata yang terjadi di sekolah, sekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana masalah-masalah tersebut bisa dipecahkan melalui suatu tindakan perbaikan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian tindakan ini ialah pendekatan kualitatif. Artinya, penelitian ini dilakukan karena ditemukan di lapangan yaitu rendahnya keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction (PBI) di SD Negeri 1 Pandean Kecamatan Ngemplak.

Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru SD Negeri 1 Pandean sebanyak 10 (sepuluh) guru seperti daftar terlampir (lampiran 1). Ke sepuluh guru tersebut adalah guru di SD Negeri 1 Pandean yang berdasarkan hasil pengamatan awal memerlukan pembinaan. Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2010: 56). Dalam penelitian ini yang menjadi titik perhatian (objek penelitian) adalah peningkatan keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Pandean Kecamatan Ngemplak. Dipilihnya lokasi tersebut, karena peneliti adalah Kepala Sekolah di SD Negeri 1 Pandean Kecamatan Ngemplak, yang secara nyata menyadari bahwa ketrampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran problem based instruction masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2018/2019 selama 6 (enam) bulan mulai bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2018.

Instrumen Penelitian

Penyusunan instrumen dalam penelitian ini disusun berdasarkan variabel yang akan diteliti, yaitu keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction dengan aspek-aspek penilaian seperti yang disebutkan pada sub bab sebelumnya. Penyusunan instrumen yang dibuat dalam bentuk lembar observasi dengan mengacu pada aspek kemampuan guru, khususnya keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction.

 

Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik ini digunakan dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh dari kegiatan prasiklus, siklus pertama, dan siklus kedua, dan seterusnya, sehingga akan diperoleh gambaran kemajuan keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction. Analisis data tersebut dilakukan selama proses tindakan dan sesudah penelitian. Penyajian hasil penelitian selain berbentuk narasi juga berbentuk angka dan bilangan. Jadi, dalam pengolahan data peneliti menggunakan analisis kuantitatif. Analisis data kuantitatif ini dilakukan terhadap hasil penilaian keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction dengan menggunakan pendekatan presentase. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menganalisis tingkat penguasaan subjek penelitian terhadap aspek penilaian, dan prosentase ketercapaian keseluruhan aspek penilaian.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan tindakan. Hasil penelitian dikatakan berhasil apabila keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction semua subjek penelitian telah mencapai kategori baik, dengan nilai rata-rata lebih dari 14,1 (≥ 14,1), dengan prosentase penguasaan indikator telah mencapai lebih dari ≥ 85%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Perbandingan nilai keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 7,1. nilai tertinggi meningkat dari 11 menjadi 18, nilai terendah meningkat dari 7 menjadi 14. Perbandingan nilai keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 3,3, yaitu dari siklus I sebesar 15,9 siklus II meningkat menjadi 19,2. Nilai tertinggi meningkat dari 18 menjadi 21, nilai terendah meningkat dari 14 menjadi 17. Perbandingan nilai keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction prasiklus dengan siklus II, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 10,4, yaitu dari prasiklus sebesar 8,8 siklus II meningkat menjadi 19,2. nilai tertinggi meningkat dari 11,00 menjadi 21,00, nilai terendah meningkat dari 7 menjadi 17.

Perbandingan prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction pada prasiklus dengan siklus I, menunjukkan bahwa rata-rata prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction sebesar 33,81% yaitu dari 41,90% pada prasiklus mengalami peningkatan menjadi 75,71% pada siklus I. Perbandingan prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction pada siklus I dengan siklus II, menunjukkan bahwa rata-rata prosentase penguasan indikator keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction sebesar 15,71% yaitu dari 75,71% pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 91,43% pada siklus II.

Perbandingan prosentase penguasaan indikator keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction pada prasiklus dengan siklus II, menunjukkan bahwa rata-rata prosentase penguasan indikator keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction sebesar 49,52% yaitu dari 41,90% pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 91,43% pada siklus II. Berdasarkan perbandingan yang tersebut, dapat dikemukakan bahwa melalui direct reading dan sharing of experience dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tindakan berupa direct reading dan sharing of experience mampu meningkatkan pemahaman guru terhadap komponen/aspek-aspek penilaian keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang direct reading dan sharing of experience sebagai upaya peningkatan keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction bagi guru semester I tahun pelajaran 2018/2019 di SD Negeri 1 Pandean Kecamatan Ngemplak sudah meningkat dengan maksimal.

Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh guru yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus I meningkat dari 8,8 menjadi 15,9 (meningkat sebesar 7,1). Nilai rata-rata dari siklus I ke siklus II dari 15,9 menjadi 19,2 (meningkat sebesar 3,3). Secara keseluruhan nilai rata-rata dari prasiklus ke siklus II dari 8,8 menjadi 19,2 (meningkat sebesar 10,4). Dari sisi penguasaan langkah-langkah penerapan model pembelajaran problem based instruction, yang dilihat dari peningkatan prosentase ketercapaian indikator terjadi peningkatan dari prasiklus sebesar 41,90% pada siklus I meningkat menjadi 75,71% (meningkat sebesar 33,81%). Dari siklus I sebesar 75,71% meningkat pada siklus II menjadi 91,43% (meningkat sebesar 15,71%). Secara keseluruhan prosentase ketercapaian indikator dari prsiklus ke siklus II, meningkat dari 41,90% menjadi 91,43% (meningkat sebesar 49,52%). Hal ini membuktikan bahwa tindakan perbaikan berupa tindakan direct reading dan sharing of experience dapat meningkatkan keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran problem based instruction.

Saran

Untuk UPT Dikdas LS Kecamatan Ngemplak

Sebaiknya pembinaan monitoring guru lebih difokuskan pada penerapan model-model pembelajaran, sehingga metode pembelajaran yang digunakan oleh guru secara bertahap dapat dilaksanakan sesuai dengan metode pembelajaran yang ditentukan dalam kurikulum 2013.

Untuk Kepala Sekolah Lain

Sebaiknya direct reading khususnya terkait dengan model-model pembelajaran dibudayakan di tiap-tiap sekolah agar guru dapat selalu up date pengetahuan tentang model-model pembelajaran, selain itu perlu adanya budaya bertukar pengalamanan baik dalam bentuk formal maupun non formal.

 

Untuk Guru

Sebaiknya guru mulai membiasakan untuk meng up date informasi, khususnya terkait dengan model-model pembelajaran, dan secara terbuka dalam menerima dan memberikan masukan perbaikan, khususnya terkait dengan pelaksanaan tugas pokok guru.

DAFTAR PUSTAKA

Aedi Nur. 2016. Manajemen Pendidik & Tenaga Pendidikan. Yogyakarta: Gosyen. Publishing

Aisyah, N. 2003.Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) pada Mata Pelajaran SLTP Melalui Pola Kolaboratif. Jurnal Forum Pendidikan, 23(1): 13 – 27

Asmani, Jamal Ma’mur. 2012. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta: Diva Press

Hamalik, Oemar. 2006. Proses BelajarMengajar. Jakarta: PT. BumiAksara.

Harjasujana, Akhmad Slamet dan Yeti Mulyati. 1996. Membaca 2. Jakarta: Depdikbud

Kisbiyanto, dkk. 2011. Cooperative Learning. Semarang: Media Group.

Mulyasa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rahim, Farida. 2008. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Sagala, Syaiful. 2009, Kemampuan Professional Guru Dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Sahertian, Piet, 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan SDM, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya

Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu

Subyantoro. 2011. Pengembangan keterampilan membaca cepat. Jogjakarta: Graha Ilmu.

Sukirman, Hartati; B. Suryosubroto; Tatang M. Amirin; Sutiman dan Setya Raharja. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Suprijono, Agus. 2011. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Gramedia Pustaka Jaya

Tarigan, Guntur Henry. 2008. Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianto. 2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Group

Uno, Hamzah B, 2007, Profesi Kependidikan, Prolem, solus, dan reformasi Pendidikan di Indonesia, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.