Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Melalui Metode Bimbingan Kelompok
UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI
MELALUI METODE BIMBINGAN KELOMPOK
PADA SISWA KELAS VIII D SMP NEGERI 1 MARGOYOSO PATI
SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Sri Wahyuli
SMP N 1 Margoyoso
ABSTRAK
Di awal masuk kelas VIII siswa naik kelas terdapat beberapa siswa yang mengalami perasan tidak percaya pada dirinya sendiri akan kemampuan mengikuti pelajaran, menyesuaikan dengan Guru yang mengajar, serta ketakutan untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional. Selain masalah diatas, siswa juga merasa takut menghadapi keinginan dan cita- citanya untuk kelanjutan studi dikarenakan kemampuan ekonomi orang tua, kemampuan diri yang berkaitan dengan Nilai Akademis, serta tingkat persaingan untuk mendapatkan Perguruan Tinggi yang diinginkannya. Siswa yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi bahwa adanya indikasi tidak percaya diri yang dialami siswa yang tidak teramati karena belum diketahui penyebabnya, rendahnya rasa percaya diri pada remaja dapat menyebabkan rasa tidak nyaman secara emosional yang dapat menghambat perkembangan remaja, ada beberapa siswa yang takut mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari lingkungan dengan melakukan tindakan yang melanggar tata tertib sekolah. Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan yang akan dipecahkan adalah sebagai berikut: Apakah layanan bimbingan dengan menggunakan metode bimbingan kelompok dapat meningkatkan percaya diri bagi siswa kelas XII Semester 1 SMA Negeri 3 Pati pada tahun pelajaran 2019/2020 ? Berdasarkan simpulan hasil PTK BK ini dapat memberikan saran yakni: Guru BK hendaknya dapat meningkatkan diri dalam melakukan penelitian dengan banyak wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan kinerjanya, seiring dengan perkembangan masalah yang dihadapi siswanya. Guru BK hendaknya dapat meningkatkan kerjasama dengan kolaborator lainnya agar persoalan- persoalan yang muncul dapat terselesaikan secara baik.Guru BK dapat mengatur strategi terbaik agar dapat mengaktualisasikan beragam jenis layanan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.Guru BK hendaknya dapat membudayakan penelitian dalam dirinya sesuai bidang garapannya, tanggung jawab, serta profesionalitas kerjanya.
Kata kunci: kepercayaan diri, bimbingan kelompok
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Di awal masuk kelas VIII siswa naik kelas terdapat beberapa siswa yang mengalami perasan tidak percaya pada dirinya sendiri akan kemampuan mengikuti pelajaran, menyesuaikan dengan Guru yang mengajar, serta ketakutan untuk mengikuti Ujian Akhir Nasional. Selain masalah diatas, siswa juga merasa takut menghadapi keinginan dan cita- citanya untuk kelanjutan studi dikarenakan kemampuan ekonomi orang tua, kemampuan diri yang berkaitan dengan Nilai Akademis, serta tingkat persaingan untuk mendapatkan Perguruan Tinggi yang diinginkannya. Siswa yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diidentifikasi bahwa adanya indikasi tidak percaya diri yang dialami siswa yang tidak teramati karena belum diketahui penyebabnya, rendahnya rasa percaya diri pada remaja dapat menyebabkan rasa tidak nyaman secara emosional yang dapat menghambat perkembangan remaja, ada beberapa siswa yang takut mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari lingkungan dengan melakukan tindakan yang melanggar tata tertib sekolah.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka permasalahan yang akan dipecahkan adalah sebagai berikut: Apakah layanan bimbingan dengan menggunakan metode bimbingan kelompok dapat meningkatkan percaya diri bagi siswa kelas XII Semester 1 SMA Negeri 3 Pati pada tahun pelajaran 2019/2020 ?
Pengertian Bimbingan Kelompok
Menurut Thantawy (2005: 12) Bimbingan Kelompok adalah upaya bimbingan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang individu melalui situasi kelompok. Sasaran bimbingan tetap individu, atau sekelompok individu yang mempunyai masalah yang sama. Layanan ini memungkinkan siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok, memperoleh berbagai bahan dari nara sumber tertentu ,terutama guru BK untuk membahas secara bersama- sama pokok bahasan tertentu yang berguna untuk menunjang pemahaman dan kehidupannya sehari- hari yang berguna bagi perkembangan dirinya , baik sebagai individu maupun sebagai pelajar ,dan untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan/ tindakan tertentu. (Agus Mulayadi, 2003:31).
Hakekat Bimbingan Kelompok
Hakekat Bimbingan Kelompok meliputi: (a) Bimbingan kelompok melibatkan beberapa orang yang bertemu dengan kelompok, dimana setiap orang mendiskusikan masalahnya untuk semua anggota kelompok lainnya; (b) Cara yang efektif dalam merespon berbagai kebutuhan siswa dan biasanya dilakukan dalam seting kelas , terutama dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan perkembangannya dan untuk menerapkan program-program pencegahan maupun pengentasan dari masalah yang dihadapi.
Pengertian Percaya diri
Hilmi Atok dalam Thursan Hakim (2004:6), “Rasa percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya”. Sementara pendapat Daniel Goleman (2005:83), “Rasa percaya diri adalah keberanian yang datang dari kepastian tentang kemampuan, nilai-nilai, dan tujuan kita”.
Menurut Hilmi Atok dalam Scaefer (1989:72), menyatakan bahwa “tujuan percaya diri adalah agar dapat mengatur dirinya sendiri, mengarahkan perasaannya, tanpa pengaruh dari orang lain”. Lebih lanjut Hilmi Atok dalam Bambang Hartoyo (1997:3), “bahwa tujuan rasa percaya diri adalah agar individu memiliki kecakapan dalam mengungkapkan perasaan diri, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan percaya diri adalah: (1) Individu dapat mengatur dirinya sendiri; (2) Dapat mengarahkan perasaan tanpa pengaruh dari orang lain; (3) Agar individu memiliki kecakapan dalam mengungkapkan perasaan.
Percaya diri ada 4 (empat) macam, yaitu: (1) Self-concept: bagaiman Anda menyimpulkan diri anda secara keseluruhan, bagaimana Anda melihat potret diri Anda secara keseluruhan, bagaimana Anda mengkonsepsikan diri anda secara keseluruhan; (2) Self-esteem: sejauh mana Anda punya perasaan positif terhadap diri Anda, sejauhmana Anda punya sesuatu yang Anda rasakan bernilai atau berharga dari diri Anda, sejauh mana Anda meyakini adanya sesuatu yang bernilai, bermartabat atau berharga di dalam diri Anda; (3) Self efficacy: sejauh mana Anda punya keyakinan atas kapasitas yang Anda miliki untuk bisa menjalankan tugas atau menangani persoalan dengan hasil yang bagus (to succeed). Ini yang disebut dengan general self-efficacy. Atau juga, sejauhmana Anda meyakini kapasitas anda di bidang anda dalam menangani urusan tertentu. Ini yang disebut dengan specific self-efficacy; (4) Self-confidence: sejauhmana Anda punya keyakinan terhadap penilaian Anda atas kemampuan Anda dan sejauh mana Anda bisa merasakan adanya “kepantasan” untuk berhasil. Self confidence itu adalah kombinasi dari self esteem dan self-efficacy (James Neill, 2005).
Kerangka Berpikir
Deskripsi pada kondisi awal atau kondisi sebelum bimbingan pada siklus I guru belum melakukan pembelajaran dengan menggunakan bimbingan kelompok yang sesuai, akibatnya percaya diri siswa rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus melakukan suatu tindakan bimbingan dengan menggunakan bimbingan kelompok dalam dua siklus pembelajaran. Pada siklus I, peneliti melakukan bimbingan dengan menggunakan kelompok besar seJumlah 8 (delapan) siswa. Sedangkan pada siklus II, peneliti melakukan pembelajaran dengan menggunakan bimbingan kelompok kecil sejumlah 4 (empat) siswa.
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, peneliti merumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Diduga bimbingan dengan menggunakan bimbingan kelompok dapat meningkatkan percaya diri siswa kelas VII SMP Negeri 1 Margoyoso semester 1 Tahun Pelajaran 2019/2020.
METODE PENELITIAN
Setting dan Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan Juli, Agustus dan September 2019. Adapun pembagian waktunya adalah sebagai berikut: Bulan September digunakan oleh peneliti untuk menyusun proposal penelitian dan menyusun instrument penelitian. Bulan Oktober, untuk mengumpulkan data atau melakukan tindakan kelas dan menganalisis data. Bulan November, pembahasan hasil analisis data dan menyusun laporan hasil penelitian.
Subyek penelitian kelas VIII D semester 1 tahun pelajaran 2019/2020 yakni siswa kelas VIII D yang berjumlah 8 siswa, terdiri dari 5 siswa perempuan dan 3 laki-laki. Subyek dipilih sedemikian rupa karena mereka mempunyai sikap yang cenderung pendiam, dan lebih suka menarik diri dari pergaulan dengan teman- temannya.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini yaitu: (1) Data berupa proses yang diperoleh dari tindakan guru dalam praktik layanan bimbingan kelompok, dan siswa sewaktu mengikuti tindakan guru, serta situasi pada saat tindakan dilaksanakan; (2) Data berupa hasil diperoleh dari pengamatan terhadap siswa berupa kebiasaan berdiam diri dikelas, tidak suka bergabung dengan kelompok kelas. Data ini merupakan hasil pengamatan dengan kolaborator yang dituangkan dalam tahap refleksi pada tiap- tiap siklus.
Pengumpulan data dalam PTK BK ini adalah dengan menggunakan teknik Observasi kepada siswa saat mengikuti layanan bimbingan kelompok. Penelitian dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi adalah suatu teknik evaluasi yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena- fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Kepercayaan diri pada kondisi awal masih rendah, dikarenakan oleh berbagai sebab. Kepercayaan diri mempunyai arti dan pengaruh yang penting dalam proses pergaulan dan pengembangan diri. Kepercayaan diri akan mengarahkan pada pengembangan diri dalam kehidupan dan karier siswa dimasa yang akan datang .endingnya siswa dapat tampil dimana saja dengan percaya diri, tidak rendah diri, tidak minder, dan dapat luwes dalam pergaulan, sehingga membawa dirinya berkembang secara optimal untuk mendapatkan masa depan yang cerah ceria.
Kurangnya kepercayaan diri siswa dapat dilihat dalam keseharian dikelas, atau dalam kelompok dengan teman- temannya saat mereka berkumpul. Hal ini nampak dari hasil observasi tahun pelajaran 2019/2020 ini penulis mendapatkan siswa ampuan untuk kelas VIII D.
Berdasarkan pengamatan saat dikelas, saat berkumpul dengan teman- teman lainnya ditemukan 8 siswa ampuan yang mengalami masalah dalam pergaulan. 2 siswa lebih senang menyendiri, 2 siswa didalam kelompok hanya sebagai pendengar dan tidak pernah/ jarang bercerita atau memulai pembicaraan, 2 anak merasa minder dan terasa terasing, serta 2 siswa gugup dan sering salah dalam mengambil keputusan.
Berdasarkan perencanaan layanan bimbingan kelompok yang dibuat bersama kolaborator, dilaksanakan bimbingan kelompok kepada 8 siswa bermasalah dalam kepercayaan diri. Layanan bimbingan kelompok dilaksanakan mengikuti tahap- tahap bimbingan kelompok sebagaimana yang telah dibakukan. Berdasarkan hasil observasi diperoleh data selama proses sebagai berikut ini
Hasil pengamatan dalam kelompok kelas .
Diketahui bahwa pelaksanaan tindakan dalam layanan bimbingan kelompok termasuk dalam kategori tindakan cukup baik. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan pada siklus II berikutnya, maka tindakan- tindakan yang belum baik pada setiap tahapan pada siklus I perlu diketahui terlebih dahulu.
Hasil pengamatan terhadap siswa.
Diketahui bahwa ada 4 siswa kondisinya berada pada level cukup baik, namun masih pada posisi bawah, dan 4 siswa berada pada kondisi kurang baik.
Hasil pengamatan terhadap situasi pelaksanaan layanan bimbingan kelompok
Refleksi
Pada siklus I telah dilaksanakan layanan bimbingan kelompok , hasilnya jika dibandingkan dengan kondisi awal ada peningkatan kepercayaan diri pada siswa, yaitu mencapai 75 % . sementara yang 25 % dimana masih rendahnya tingkat kepercayaan pada diri sendiri yang dialami siswa mempunyai indikasi bahwa dalam proses pelaksanaan layanan bimbingan kelompok masih ada kekurangan yang harus diperbaiki, antara lain:
Kekurangan yang terjadi selama proses kegiatan layanan bimbingan kelompok siklus I terletak pada peranan Guru BK yang belum dapat terlaksana dengan baik.untuk memantapkan evaluasi terhadap kekurangan tersebut perlu dikaitkan dengan hasil observasi terhadap murid sewaktu mengikuti kegiatan kelompok.
Kondisi siswa sewaktu mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok masuk dalam kategori cukup baik, walaupun masih menempati posisi bawah sebanyak 4 orang (50%), dan sebanyak 4 orang (50 %) dalam kategori kurang baik. Kondisi siswa yang demikian terjadi dapat dimungkinkan karena pada tahap pembentukan terasa agak kaku khususnya sewaktu guru pembimbing menjelaskan tentang asas kegiatan masih terpaku pada definisi tekstual, sehingga Nampak diantara anggota bimbingan kelompok kurang tertarik. Disamping itu empati guru pembimbing masih berada pada tahapan “ memperhatikan” pada saat anggota bimbingan kelompok mengungkapkan diri. Tetapi pada kegiatan II situasi lebih mengalir setelah guru BK memberikan penjelasan yang bersifat kontekstual.
Pada tahap peralihan Nampak ada keraguan anggota tentang kegiatan yang akan dijalankan . keraguan ini terasa ada kaitannya dengan nuansa ketergesa- gesaan dalam memberikan penjelasan tentang tahapan kegiatan bimbingan kelompok untuk segera masuk kedalam kegiatan inti setelah beberapa diantara anggota kelompok mengajukan pertanyaan tentang tahapan kegiatan yang akan mereka ikuti. Situasi pada kegiatan inti setelah beberapa diantara anggota kelompok mengajukan pertanyaan tentang kegiatan yang akan mereka ikuti. Situasi pada kegiatan bimbingan kelompok yang kedua menjadi lebih cair setelah anggota mengetahui urutan langkah- langkah kegiatan yang akan dijalani.
Pada tahap kegiatan, anggota bimbingan kelompok Nampak kurang memiliki pemahaman yang utuh tentang masalah yang diajukan guru BK, karena realitanya masalah yang diajukan dapat dimengerti setelah para anggota diberi kesempatan untuk eksplorasi. Saat kegiatan selingan belum berhasil mengembalikan anggota kelompok pada kondisi yang fresh, karena kegiatan monoton. Pada tahap pengakhiran juga terlihat belum sumringah, masih enggan dan ada rasa bosan. Dan perasaan itu harus dapat dihilangkan , mengupayakan bagaimana anggota bimbingan kelompok dapat menjadi enggan untuk mengakhiri .untuk itu Guru BK hendknya mengupayakan tindakan pembaharuan atau penyempurnaan pada setiap tahapan untuk diterapkan pada siklus berikutnya.
- Tahap Pembentukan.
Dalam tahap ini Guru BK menghargai anggota bimbingan kelompok , diantaranya menyampaikan azas- azas yang dibutuhkan dalam kelompok itu, misalnya azas keterbukaan agar yang memiliki sifat tertutup mau terbuka, merasa senang untuk mengungkapkan perasaan hatinya. Selain itu juga disampaikan juga azas kerahasiaan dan sifat empati dari Guru BK yang berupa pernyataan-pernyataan yang mengandung unsur baru, dimana kata- kata “ ada yang bisa saya bantu ?” dapat diganti dengan kata- kata “kehadiran kalian disini pasti ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan”. Kata- kata ini mempunyai makna adanya empati atau perhatian , mempunyai kepedulian .
- Tahap Peralihan
Tahap peralihan merupakan suatu tahapan untuk mulai memasuki kegiatan inti sehingga anggota bimbingan kelompok memiliki kesiapan dalam kegiatan inti, dimana masing- masing mendapat kesempatan berbicara. Anggota kelompok dikatakan siap ketika diantara mereka mengetahui peran dan tanggung jawabnya sebagai bagian dari kelompok.
- Tahap Kegiatan
Dalam tahap kegiatan, fungsi guru BK adalah menciptakan komunikasi multi arah., disamping itu mengupayakan dalam kegiatan selingan dapat memberikan sentuhan baru yang menjadikan suasana fresh.
- Tahap Pengakhiran
Pada tahap pengakhiran ini kehangatan tetap dijaga. Perlu diupayakan agar anggota bimbingan kelompok mempunyai keinginan yang kuat untuk dapat kembali mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok pada sesi berikutnya. Hasil refleksi ini digunakan oleh guru BK untuk memperbaiki proses pemberian bimbingan kelompok pada siklus II.
Deskripsi Siklus II
Hasil refleksi pada siklus I ditemukan adanya beberapa hal yang belum dapat dijalankan oleh Guru BK dalam melaksanakan perannya pada setiap tahapan dalam layanan bimbingan kelompok yang diselenggarakan , temuan- temuan tersebut sekaligus merupakan rekomendasi bagi guru BK untuk dapat menjalankan pada siklus yang ke II.
Kondisi siswa sewaktu mengikuti kegiatan layanan bimbingan kelompok merupakan informasi yang memberikan gambaran tentang pengaruh yang terjadi pada diri siswa sebagai akibat dari perlakuan layanan bimbingan kelompok yang mereka terima.
Jadi pelaksanaan layanan bimbingan kelompok ,diperoleh informasi tentang iklim psikologis yang tercipta selama kegiatan layanan bimbingan kelompok berlangsung. Iklim psikologis yang tercipta memberikan gambaran tetntang kondusivitas kegiatan yang berlangsung.
Telah ada peningkatan kepercayaan pada diri siswa, walau masih perlu dicermati lebih mendalam dalam rangka menentukan perlu atau tidaknya dilaksanakan bimbingan kelompok atau layanan bimbungan yang lainnya pada tahap selanjutnya sesuai dengan perkembangannya.
Refleksi
Didalam refleksi ini ketiga sasaran proses penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok pada siklus II ditambah dengan observasi dapat dikatakan berhasil dengan” baik”. Semua anggota dapat berperan serta secara aktif, dan dalam kategori “ cukup baik ”. suasana antar anggota juga telah terjalin dengan baik, hanya masih ada 2 siswa yang belum bisa menunjukkan kepercayaan diri yang optimal. Dengan demikian penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok pada siklus II dapat dikatakan berhasil dalam meningkatkan kepercayaan padaa diri siswa. Namun dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan bimbingan pada periode berikutnya perlu ada tindakan perbaikan untuk penyempurnaan pelaksanaan bimbingan kelompok, diantaranya berupa diagnosa perbaikan seperti yang terurai dibawah ini.
Pembahasan antar siklus
Pembahasan hasil PTK BK dapat dipaparkan berdasarkan tabel berikut ini
Tabel 8 Hasil akhir PTK BK
Tindakan Guru BK | Dampak tindakan | Hasil |
Layanan bimbingan kelompok siklus I = cukup baik. | Kondisi siswa = 4 siswa “ cukup baik”, dan 4 siswa “ kurang baik”, | Peningkatan kepercayaan pada diri siswa menjadi 4 siswa dari 8 siswa |
Layanan bimbingan kelompok siklus II= Baik. | Ke 8 peserta masuk kategori cukup baik, iklim penyelenggaraan baik | Peningkatan kepercayaan pada diri siswa menjadi 8 anak. |
Tabel 8 diatas menunjukkan bahwa peningkatan kepercayaan pada diri sendiri dapat ditingkatkan melalui penerapan bimbingan kelompok. Hasil penelitian ini dikatakan berhasil karena ada kesesuaian perkembangan usia remaja, dengan permasalahan kepercayaan pada diri sendiri.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan kesimpulan penelitian ini: Penggunaan layanan bimbingan kelompok dapat: (1) memberikan tempat dan peluang kepada siswa untuk melakukan sharing dan saling membuka diri dengan permasalahan yang dihadapi; (2) digunakan untuk memberdayakan kemampuan kelompok dalam mencari alternative solusi atas persoalan yang dihadapi individu dalam kelompoknya; (3) meningkatkan kepercayaan pada diri siswa dalam keseharian dan pergaulannya; (4) meningkatkan kualitas proses layanan bimbingan sebagai bentuk pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik profesional
Saran
Berdasarkan simpulan hasil PTK BK ini dapat memberikan saran yakni:
- Guru BK hendaknya dapat meningkatkan diri dalam melakukan penelitian dengan banyak wawasan dan pengetahuan untuk meningkatkan kinerjanya, seiring dengan perkembangan masalah yang dihadapi siswanya.
- Guru BK hendaknya dapat meningkatkan kerjasama dengan kolaborator lainnya agar persoalan- persoalan yang muncul dapat terselesaikan secara baik.
- Guru BK dapat mengatur strategi terbaik agar dapat mengaktualisasikan beragam jenis layanan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
- Guru BK hendaknya dapat membudayakan penelitian dalam dirinya sesuai bidang garapannya, tanggung jawab, serta profesionalitas kerjanya.
DAFTAR PUSTAKA
Hardinah, Siti. (2009). Konsep Bimbingan Kelompok. Jakarta: PT Refika Aditama.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2013). Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 untuk Guru BK SMP
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Peminatan Peserta Didik. Badan Pengembang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan 2013.
Mappiare, Andi. (1983). Psikologi Orang Dewasa. Surabaya: Usaha Nasional
Nelson-Jones, Ricard (2011), Teori dan Praktik Konseling dan Terapi, Yogyakarta, Putaka Pelajar
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan
Profil) Jakarta: Ghalia Indonesia.
Prayitno. (2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta
Program Bimbingan dan konseling SMP Negeri 1 Margoyoso Kabupaten Pati.
Rahmat Hidayat, Dede.(2012), Penelitian Tindakan dalam Bimbingan Konseling,
Jakarta: Permata Puri Media
Sukiman. (2011). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Pembimbing,
Yogyakarta: Paramitra.
Kamus Besar Bahasa Indonesia/Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa Jakarta: Balai Pustaka, 1995
Winkel,W.S (1982). Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Menengah, Jakarta:
PT Gramedia
Winkel, W.S (2009). Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Gramedia