Musik Tradisional dan Modern Dalam Pembelajaran Seni Budaya
MUSIK TRADISIONAL DAN MODERN
DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA
Endang Retno Haryati
SMP Negeri 7 Salatiga
ABSTRAK
Pengajaran seni budaya di sekolah merupakan salah satu cara dalam menngkatkan kualitas manusia karena melalui pendidikan seni dapat membantu siswa dalam menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri yang nantinya dapat digunakan dalam ilmu pengetahuan lain, terutama dalam perkembangan teknologi sekarang ini. Oleh karena itu, penguasaan bidang seni dan budaya secara tuntas dan maksimal oleh peserta didik sangat diperlukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan belajar mengajar dalam bidang seni budaya perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dan ditangani dengan serius.Pembelajaran seni musik (Lagu daerah Jawa Tengah) merupakan upaya untuk memberikan pembelajaran kepada siswa dengan menggunakan lagu sebagai media. Lagu sebagai alat agar siswa mampu memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru. Pengetahuan dan pemngalaman itu tidak bersifat fungsional atau langsung bermanfaat dalam kehidupan nyata melainkan perpetual grappling (pergulatan terus menerus) dengan pengetahuan yang ada, artinya pergulatan tersebut dipahami sebagai pemikiran kritis dan rekrontuktif terhadap gagasan yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu, bentuk kegiatan seni harus berupa penglihatan experience dan experiment-exploration. Adapun pendekatan yang dipilih untuk dikembangkan dalam mengajarkan lagu daerah Jawa Tengah berupa bimbingan kepada siswa dalam mepelajari hal-hal yang bersifat teoritis kepraktis abstrak kekongkrit.
Kata kunci: music tradisional dan modern
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan yang sangat pentng, karena pendidikan memiliki kemampuan untuk mengembangkan kualitas manusia dari berbagai segi. Dari pengalaman belajar yang diperoleh disekolah siswa dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap saling menghargai, berempati, keterampilan dan sikap yang telah diperolehnya untuk memecahkan masalah dan membuat terobosan-terobosan model baru untuk mencapai cita-citanya.
Pengajaran seni budaya di sekolah merupakan salah satu cara dalam menngkatkan kualitas manusia karena melalui pendidikan seni dapat membantu siswa dalam menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri yang nantinya dapat digunakan dalam ilmu pengetahuan lain, terutama dalam perkembangan teknologi sekarang ini. Oleh karena itu, penguasaan bidang seni dan budaya secara tuntas dan maksimal oleh peserta didik sangat diperlukan. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan belajar mengajar dalam bidang seni budaya perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dan ditangani dengan serius.
Menurut Arsyad (2008: 1) suatu pencapaian tujuan belajar sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, antara lain seperti guru, murid, bahan/materi pelajaran, fasilitas/media pembelajaran (video, televisi, laboratorium, radio, komputer). Media pembelajaran merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Dilihat dari jenisnya, media ada 3 macam, yaitu media auditif, media visual, media audio visual. Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, sedangkan media visual adalah media yang hanya indra penglihatan, jadi media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua (Djamarah, 2006: 126). Penggunaan alat bantu./media audio visual dalam proses belajar mengajar sangat didukung oleh Dwyer 1967 (dalam Djamarah, belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan bahan-bahan audio visual yang mendekati realitas. Menurut Miller (dalam Djamarah, 206: 47) lebih banyak sifat yang menyerupai realisasi, makin mudah terjadi belajar.
Berdasarkan kondisi diatas, model pembelajaran yang lebih inovatif yaitu pembelajaran lagu daerah Jawa Tengah melalui media audio visual. Dalam pembelajaran ini anak didik akan diberi pengetahuan melalui video-video pertunjukan lagu-lagu daerah yang sudah diarasemen ulang dalam kemasan baru, sehingga dimungkinkan bahwa tidak selamanya lagu daerah merupakan lagu yang kuno dan tidak menarik.
Sedangkan musik modern memiliki dua makna. Pertama musik yang sedang disenangi oleh masyarakat dalam kurun waktu tertentu Kedua sebuah aliran atau gaya musik tertentu seperti halnya aliran musik lainnya. Dalam hal ini musik modern memiliki karakteristik yang berbeda dengan aliran musik tradisional. Ciri musik modern adalah melodi yng mudah diterapkan dengan berbagai karakter lirik, sangat fleksibel untuk dpadukan dengan gaya musik tradisional, harmoni tidak terlalu rumit, tempo bervariasi, pengunaan ritme bebas dengan mengutamakan permainan drum dan gitar bas. Komposisinya juga mudah dicerna.
Musik modern adalah musik yang sudah mendapat sentuhan-sentuhan teknologi, baik dari segi instrumen maupun penyajian, musik modern selalu berkembang dan ada pembaharuan seiring berkembangnya zaman. Musik modern bersifat universal serta menyeluruh sehingga semua orang bisa saja mengerti, memahami, dan menikmati musik modern tersebut.
Musik modern tidak lahir dari tradisi suatu masyarakat tertentu, tetapi musik ini dibangun berdasarkan suatu aturan komposisi yang jelas, seperti sistem notasi, tangga nada, tektur, dan instrumen yang telah dikenal luas dan mudah dipelajari. Selain itu, musik modern bersifat terbuka, artinya komposisi dan gaya musik ini sangat dipengaruhi oleh berbagai pengalaman musikal para musisi dari suatu negara. Kritik terhadap suatu komposisi tertentu menjadi suatu hal yang biasa dilakukan, sehingga tidak heran apabila suatu komposisi atau gaya musik tertentu menjadi hilang atau ditinggalkan oleh masyarakat dan diganti dengan gaya musik yang lain,
PERAN MINAT DALAM PEMBELAJARAN
Menurut munandir (2001/185) minat merupakan suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar. Artinya apabila seorang siswa memiliki rasa ingin belajar, akan dengan mudah mengerti, memahami, dan mengingat tentang hal yang dipelajarinya.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka peran minat sangatlah penting dalam pembelajaran. Minat menjadi motivasi yang kuat untuk belajar, dengan adanya minat dalam belajar akan mendorong siswa untuk selalau berusaha keras, mudah mengerti, memahami, serta mengingat tentang hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh hasil yang maksimal dalam belajar.
Dengan demikian yang dimaksud dengan minat dalam pembelajaran musik daerah Jawa Tengah melalui media audio visual adalah adanya perasaan suka atau tertarik, penuh perhatian dalam proses pembelajaran musik daerah Jawa Tengah yang dilakukan melalui media audio visual. Minat terhadap lagu daerah Jawa Tengah dapat diukur/diamati melalui beberapa indikator, yaitu (1) indikator kesenangan, (2) indikator ketertarikan, (3) indikator kesungguhan, (4) indikator dorongan.
Pembelajaran seni musik (Lagu daerah Jawa Tengah) merupakan upaya untuk memberikan pembelajaran kepada siswa dengan menggunakan lagu sebagai media. Lagu sebagai alat agar siswa mampu memperoleh pengetahuan dan pengalaman baru. Pengetahuan dan pemngalaman itu tidak bersifat fungsional atau langsung bermanfaat dalam kehidupan nyata melainkan perpetual grappling (pergulatan terus menerus) dengan pengetahuan yang ada, artinya pergulatan tersebut dipahami sebagai pemikiran kritis dan rekrontuktif terhadap gagasan yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu, bentuk kegiatan seni harus berupa penglihatan experience dan experiment-exploration. Adapun pendekatan yang dipilih untuk dikembangkan dalam mengajarkan lagu daerah Jawa Tengah berupa bimbingan kepada siswa dalam mepelajari hal-hal yang bersifat teoritis kepraktis abstrak kekongkrit.
Sedangkan pembelajaran musik modern diarahkan pada pengembangan kreatifitas dan sensitivas pribadi siswa, pembentukan dan pengembangan pribadi siswa serta pemberian kesempatan yang luas kepada siswa untuk berekpresi dan berapresiasi.
MEDIA AUDIO VISUAL
Kata “media†berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah:2006/120). Media sebagai alat dalam proses belajar mengajar adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkii karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesan-pesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada anak didik. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap anak didik, terutama bahan pelajaran yang rumit atau kompleks. Akhirnya, dapat dipahami bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran. Media adalah alat bantu dalam proses belajar mengajar dan gurulah yang mempergunakannya untuk membelajarkan anak didik demi tercapainya tujuan pengajaran.
KESIMPULAN
Dari paparan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa musik tradisional dan modern dapat diarahkan pada pengembangan kreativitas dan sensitivitas pribadi siswa, serta pemberian kesempatan yang luas untuk berekspresi dan berapresiasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar, 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Asra, dkk. 2007. Komputer dan Pembelajaran di SD. Jakarta: Depdibud.
Baharuddin dan Wahyuni, Nur, Esa. 2008. Teori Belajar & pembelajaran. Jogjakarta: R-ruzz Media.
Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Jogjakarta: Kanisius.
Bastomi, S. 1990. Wawasan Seni. Semarang: IKIP Semarang Press.
Djamarah, Syaeful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pemebelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Soeharto, M. 1992. Kamus Musik. Jakarta: PT Grasindo.
Sumaryanto, F. Totok, 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Semarang.
Susanti, Arumsari, Fajar. 2009. Bentuk penyajian Kesenian Rebana Grub Asyifa di Dusun Geberan Desa Kaliwuluh Kecapatan Kepil Kabupaten Wonosobo. Semarang: Sendratasik FBS UNNES (Skripsi tidak dipublikasikan).
Poerwadarminta, 2002, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Sumaryanto, F.Totok dan Hartono. 2003. Metodologi Penelitian 1 (Kualitatif dan Tindakan Kelas). Untuk Kalangan Sendiri.
Depdiknas, 2003. Kurukulum 2004 Standar Kompetensi Kesenian Untuk SMP/MTs, SMA/MA. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Permendiknas. No. 22 Tahun 2006.
Permendiknas. No. 23 Tahun 2006.
Permendiknas. No. 24 Tahun 2006.
M.Jazzuli. 2008. Pendidikan Seni Budaya. Semarang: UNNES Press.
BSNP, 2006. Pengembangan Silabus dan RPP SMP/MTs. Jakarta
UNNES Rayon, 2012. “Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Sertifikasi Guru dalam Jabatanâ€.
Aesijah Siti, 2009, Hand Out Apresiasi Seni Musik. FBS UNNES.
Cahyono Agus. Hand Out Pengetahuan Seni Budaya, Materi Kuliah PKH Depdiknan Pusat bahasa 2003, Kamus Besar Bahasa Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Winkel. W. S. 1991. Psikologi Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Sardiman, A.M. 1989. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar Pedoman Bagi Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Press.
Anni, Chatarina Tri, Dkk. 2005. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES.
Sugandi, Ahmad, Dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang L UPT MKK UNNES.
Dalyono, M. 2005. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.Bineka Cipta.