UPAYA MENINGKATKAN PRISTASI BELAJAR MATEMATIKA TENTANG SIFAT- SIFAT BANGUN RUANG

MELALUI METODE DEMONTRASI MENGGUNAKAN PERAGA GAMBAR SISWA KELAS V SEMESTER I DI SDN 2 KARANGANYAR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

 

Wardoyo

SDN 2 Karanganyar Kecamatan Todanan Kabupaten Blora

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian yang dilaksanakan guru untuk memperbaiki pristasi belajar matematika tentang sifat-sifat bangun karena pembelajaran pra siklus dari 12,.nilai dengan perolehan, nilai 80 sebanyak 3 siswa nilai 70 sebanyak 3 siswa,sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 6 siswa dengan perolehan,nilai 60 sebanyak 3 siswa,nilai 50 sebanyakk 3 siswa, nilai tertinggi yang dicapai baru 80,dan nilai terendah 50.Nilai rata-rata 65,ketuntasan belajar 50%..Pembelajaran siklus I dengan metode demontrasi menggunakan peraga gambar hasil belajar melalui tes formatif dari 12 siswa yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 8 siswa yaitu nilai 90 sebanyak 3 siswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa, nilai 70 sebanyak 2 sswa, yang belum tuntas 4 siswa nilai 60 sebanyak 4 siswa, nilai tertinggi 90 nilai terendah 60.Nilai rata-rata 74,ketuntasan belajar 67%. Hasil belajar siklus II yang dilaksanakan menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar memberkan tes formatif hasil belajar dari 12 siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 5 iswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa,dan yang memperoleh nilai 70 sebanyak 4 siswa,nilai yang tertinggi 90 dan nilai yang terendah 70 semua siswa telah mencapai nilai ketuntasan.Nilai rata-rata 81 ketuntasan belajar 100%..Pembelajaran yang dilaksanakan setiap siklus selalu mengalami peningkatan KKM yang ditentukan sekolah sebesar 70

Kata Kunci: Metode Demontrasi menggunakan peraga gambar pristasi Belajar.

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu Universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Pelajaran matematika perlu diberikan pada semua siswa mulai sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berfikir logis, analis, sistematis, kritis dan kreatif. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh,dalam mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaaan yang selalu herubah tidak pasti dan kompetitif.

 Pada kenyataan pelajaran matematika seringkali dirasakan paling sulit oleh sebagian besar siswa, sehingga cenderung kurang disenangi siswa. Bahkan tidak jarang siswa memandang matematika sebagai momok yang menakutkan. Dalam pembelajaran matematika banyak guru yang mengeluhkan rendahnya kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika. Hal ini terlihat banyak kesalahan siswa dalam memahami konsep matematika, sehingga mengakibatkan terjadi kesalahan–kesalahan dalam mengerjakan soal yang menghasilkan rendahnya hasil belajar siswa baik dalam ulangan harian, ulangan semester, maupun ujian akhir sekolah. Walaupun guru telah memberi tugas secara kontinyu berupa latihan soal.

 Tingkat ketuntasan penguasaan materi pada mata pelajaran matematika masih sangat rendah, termasuk penguasaan terhadap kompetensi dasar sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V di SDN 2 Karanganyar. Dari hasil tes formatif yang dilakssiswaan oleh guru kemudian dari analisis tes awal bahwa tingkat ketuntasan baru 6 siswa yang memperoleh nilai 70 keatas dari 12 siswa. Sementara 6 siswa belum mencapai batas ketuntasan minimal dan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 65 melaksanaan pembelajaran matematika kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar tentang Sifat-sifat bangun ruang, KKM 70,guru mengadakan penelitian tindakan kelas.

 Untuk meningkatkan prestasi belajar matematika, guru akan berupaya meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat-sifat bangun ruang melalui melaksanaan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas, yang memfokuskan pada pelaksanaan pembelajaran dengan memperbaiki penggunaan metode untuk dikuasai secara profesional oleh guru melakssiswaan pembelajaran sehingga dalam penilaian belajar mengajar yang dilaksanakan berlangsung memberikan penjelasan,informasi,memberikan catatan maupun pada akhir pembelajaran untuk mengadakan tes formatif baik secara lisan maupun secara tertulis dan memberikan penilaian yang bisa sebagai unpan balik dari kegiatan pembelajaran berlangsung.Untuk memperbaiki pristasi belajar guru menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar..

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka disusunlah rumusan masalah dalam pembelajaran matematika materi sifat-sifat bangun datar sebagai berikut:

1.   Apakah guru melalui menerapkan metode demontrasi menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan kemampuan untuk memahami sifat- sifat bangun ruang pelajaran matematika siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017?

 2. Apakah guru melalui menerapkan metode demontrasi menggunakan alat peraga gambar dapat meningkatkan aktivitas unuk memahami sifat-sifat bangun ruang dalam pelajaran matematika siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017?

3.   Apakah guru melalui menerrapkaan metode memontrasi menggunaan peraga gambar dapat meningkatkan pristasi belajar matematika tentang sifat- sifat bangun ruang siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017?

Tujuan Penelitian

 Dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai agar siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar dapat:

1.     Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami sifat -sifat bangun ruang dalam pembelajajaran matematika..

2.     Meningkatkan aktivitas dalam belajar matematika tentang sifat-sifat bangun ruang bagi siswa.

3.     Meningkatkan nilai hasil belajar matematika siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar tentang sifat-sifat bangun ruang dalam pembelajaran matematika.

4.     Meningkatkan motivasi yang kuat dalam belajar kepada siswa yang dapat memudahkan guru memberikan materi pelajara.

5.     Meningkatkan kemampuan profesionalisme guru dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk kemajuan pendidikan

Manfaat Penelitian

 Penelitian ini dilakssiswaan agar dapat bermanfaat dari berbagai pihak:

Bagi Siswa

 Mendapatkan pemahaman yang lebih kongkrit tentang sifat-sifat bangun ruang, sehingga kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh dapat meningkat seperti yang diharapkan.

Bagi Peneliti

 Mengembangkan Profesional guru untuk membantu siswa dalam mengatasi kesulitan pembelajaran matematika dalam masalah menentukan sifat bangun ruang.

Bagi Guru yang lain

 Penelitian ini dapat menambah pengalaman yang pada suatu saat juga melakssiswaan penelitian dalam mengembangkan tugas profesinol guru untuk melakssiswaan penelitian yang sama, sehingga memiliki gambaran dalam penelitian tindakan kelas.

Bagi sekolah

 Hasil laporan penelitian tindakan kelas selain untuk mengembangkan tugas professional juga dapat menambah perpustakaan sekolah.

Bagi para pembaca

 Dapat menambah wawasa yang lebih luas tentang hasil penelitian sehingga para pembaca dapat mengembangkan pengengetahuannya.

Bagi Pendidikan Secara Umum

 Hasil dari penelitian tindakan kelas dapat berpengaruh secara luas terhadap peningkatan mutu pendidikan dan dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan pola pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik tingkat kemampuan siswa.

KAJIAN TEORI

 Padangan modern tentang matematika murni disamakan dengan teori logika, deduktif mengenai hubungan sehingga tidak mengherankan jika orang mengatakan bahwa matematika merupakan suatu sistem yang merupakan struktur tersendiri yang bersifat deduktif. (Hudoyo, 1979:95).

Suatu sistem deduktif dimulai dengan memilih beberapa unsur yang tidak didefinisikan disebut unsur primitif. Unsur-unsur itu diperlukan sebagai dasar komunikasi, selanjutnya unsur-unsur primitif ini dibuat suatu aksioma, berupa pertanyaan-pertanyaan yang memaukan hubungan dasar antara unsur-unsur pokok di dalam sistem tesebut. Akhirnya diperoleh fenomena-fenomena tertentu yang dibuktikan secara dedukitf dengan rentetan pernyataan-pernyataan. Pertanyaan itu bisa berupa difinisi, aksioma atau fenomena yang telah dibuktikan kebenarannya (Hudoyo, 1979:95:96).

Matematika adalah Ilmu Pengetahuan tentang penalaran yang logis dan masalah-masalah yang berhubungan dengan bilangan, sedangkan menurut Sawyer (dalam Hudoyo, 1973:3) merumuskan matematika adalah penggolongan dan penelaah tentang semua pola yang mungkin pola dmatematikakai dalam arti yang tidak semua orang menyetujui istilah ini diartikan dalam pengertian yang sangat luas, mencakup hampir setiap macam keteraturan yang dapat dikenal pikirannya. Sehingga secara singkat dapat di katakan bahwa hakekat matematika berkenaan dengan definisi-definisi struktur dan hubungan-hubungannya yang diatur menurut urutan yang logis. Suatu keberhasilan matematika di kembangkan berdasarkan alasan yang logis an ini merupakan aktifitas mental.

 Locke (dalam Sujono, 1988:8), menyatakan bahwa matematika merupakan sarana menanamkan kebiasaan bernalar di dalam pikiran orang, jadi matematika melatih dan mendisiplinkan pikiran. Matematika merupakan pengetahuan abstrak yang benar-benar langsung menuju sasaran dan karenanya dapat menyebabkan timbulnya disiplin dalam berpikir.

 Dari beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa siswa belajar matematika dimulai dengan menarik kesimpilan dengan deduktif yang didasari dengan argumentasi merupakan suatu pengalaman untuk berpikir kritis dan dapat menanamkan kebiasaan bernalar dalam pikiran. Dengan demikian dalam mengembangkan kemampuan intelektual yang mnerupakan salah satu sebab siswa menjadi mudah menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi masa yang akan datang diharapkan matematika mampu sebagai sarana berpikir benar-benar terwujud.

 Dalam hubungan peradaban modern matematika memegang peranan penting, karena dengan bantuan matematika semua ilmu pengetahuan menjadi lebih sempurna. Demi kepentingan siswa, kita perlu menambahj alasan mengapa matematika itu diajarkan di sekolah.Matematika merupakan alat yang efesien dan diperlukan oleh semua ilmu pengetahuan dan tanpa bantuan matematika semuanya tidak akan memperoleh kemajuan yang berarti ada yang berpendapat bahwa matematika adalah ilmu dari segala ilmu dan seni dari segala seni. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa matematika mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam mengembangkan ilmu sebagai kumpulan pengetahuan yang dapat di andalkan.

Penelitian Yang Relevan

 Dari penelitian diatas menunjukkan hasil pendidikan matematika di Sekolah Dasar dalam mencapai hasil yang memuaskan kesulitan. Kesulitan yang dihadapi siswa adalah dalam menentukan sifat-sifat bangun ruang,karena terbatasnya kemampuan siswa dalam memahami gambar dan kurangnya siswa dalam menyusun kalimat penguasaan bangun ruang dalam kenyataan hidup sehari-hari dalam masyarakat masih kurang.

Untuk menyelsaikan soal menghitung volume prisma segitiga dan tabung di perlukan langkah-langkah pengerjaan, sehinga memudahkan siswa dalam pemecahan langkah-langkah tersebut berupa, langkah-langkah dalam pemecahan masalah yang meliputi: 1) Pemahaman Masalah, 2) Membuat rencana penyelesaian pelaksanaan rencana pemecahan, peninjauan kembali hasil pemecahan. Dari langkah-langkah pemahaman masalah ini siswa mengambil bilangan yang tidak terlihat dalam bahasa melainkan terlibat rumus dalam hukum matematika.

Disamping itu siswa juga harus mampu menentukan dan menggunakan operasi hitung ataupun konsep dengan benar yang diperlukan untuk menyelesaikan soal tersebut. Dengan kata lain siswa harus memiliki pengetahuan konseptual dan prosedural yang benar, karena kedua hal ini sangat di perlukan bila seorang siswa akan memecahkan suatu masalah khususnya masalah matematika.

 Selanjutnya (D Guire/Saragih, 1993:5) dalam penelitiannya menemukan bahwa diantara faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan matematika seseorang adalah kemampuan umum (Intelegensi), kemampuan numerik dan kemampuan pemahaman verbal. Kemampuan numerik berkaitan dengan kemampuan melakukan kompetensi berdasarkan algoritma-algoritma. Sedangkan kemampuan verbal berkaitan dengan kemampuan kebebasan baik mengubah penguasaan materi sehari-hari dalam belajar matematika.

Kerangka Berfikir

 Berdasarkan rumsan masalah yang disusun di atas maka menyusun kerangka berfikir sebagai berikut:

1.     Guru melalui menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar meningkatkan kemampuan belajar matematika materi sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017.

2.     Guru melalui menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar meningkatkan pristasi belajar matematika materi mengenal sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017

3      Guru melalui menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar meningkatkan motivasi belajar matematika mengenal sifat-sifat bangun ruang siswa kelas V semester I SDN Karanganyar 2 tahun pelajaran 2016/2017

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka, peneliti mengajukan hipotesis tindakan sebagai berikut:

 1.  “Diduga melalui mmenerapkan metode demontrasi menggunakan alat gambar meningkatkan kemampuan untuk memahami sifat-sfat bangun ruang dalam pembelajaran matematika siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017 “.

 2.  “Diduga melalui menerapkan metode demontrasi menggunakan alat peraga gambar meningkatkan hasil belajar siswa tentang sifat-sifat bangun ruang pembelajaran matematika siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar tahun pelajaran 2016/2017“

 

 

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

 penelitian dilakssiswaan selama 4 bulan dimulai dari bulai Juli 2016 s.d. bulan Oktober 2016, penyusunan proposal,menyiapkan lembar observasi,menyusun rencana progam kegiatan penelitian yang dilengkapi seperangkat alat digunakan dalam penelitian. Adapun pembagian jadwal kegiatan penelitian tersusun mulai dari menyusun rancangan sampai dengan penulisan laporan hasil penelitian subyek adalah semua siswa kelas V yang terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan yang akan di observasi dilakssiswaan perbaikan pembelajaran karena pada kondisi awal hasil belajar siswa masih sangat rendah. Sebagai obyek adalah untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui metode demontrasi dengan peraga gambar.

Sumber Data

Sumber data primer adalah data yang di peroleh peneliti yang diambil dari nilai langsung dari siswa yaitu siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar.Adapun Sumber data tersebut adalah data dari, nilai rapot,tes formatif atau ulangan harian, hasil dokumentasi, dan data hasil observasi/pengamatan teman sejawat. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa sebagai subyek penelitian. Data yang dikumpulkan dari siswa meliputi data hasil obsevasi,dokumentasi dan hasil tes formatif di lakssiswaan pada setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus yang terdiri atas materi pokok Sifat-sifat Bangun Ruang. Selain siswa sebagai sumber data. Penulis juga dibantu teman sejawat sesama guru kelas untuk melakssiswaan pengamatan dan mencatat kekurangan yang terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data menggunakan seperti dibawah ini:

 1.  Lembar kerja siswa.

 2.  Lembar soal tes formatif.

 3.  Non Tes meliputi lembar observasi dan dokumen

 4. Lembar quisuener

Teknik Pengumpulan Data

 Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis artinya mengadakan analisis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas face validity (tampilan tes) content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruksi).

 Validasi empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal penulisan butir-butir soal, kunci jawaban, kriteria pemberian skor dan mengadakan análisis bobt soal menurut tingkat kesulitan. Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi: triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subyek yaitu siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar. Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran matematika.

Validasi Data

 Validasi hasil belajar dikenakan pada instrumen penelitian yang berupa tes. Validasi ini meliputi validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis dan validasi empiris. Validasi teoritis artinya mengadakan analisis artinya mengadakan analisis instrumen yang terdiri atas face validity (tampilan tes) content validity (validitas isi) dan construct validity (validitas konstruksi).

 Validasi empiris artinya analisis terhadap butir-butir tes, yang dimulai dari pembuatan kisi-kisi soal penulisan butir-butir soal, kunci jawaban, kriteria pemberian skor dan mengadakan análisis bobt soal menurut tingkat kesulitan. Validasi proses pembelajaran dilakukan dengan teknik triangulasi yang meliputi: triangulasi sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber dilakukan dengan observasi terhadap subyek yaitu siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar Triangulasi metode dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi selain metode observasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data pendukung yang diperlukan dalam proses pembelajaran matematika.

Analisi Data.

 Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif yang meliputi:

1.     Analisis Deskriptif Pemanfaatan Alat Peraga hasil belajar dengan cara membandingkan dengan hasil belajar. Pada siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dengan indikator pada siklus I dan siklus II.

2.     Analisis Deskriptif Kuantitatif hasil obervasi dengan cara membandingkan hasil obervasi dan refleksi pada siklus I dan siklus II.

Indikator Kinerja

1.       Aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw meningkat dengan kriteria baik.

2.       Kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw meningkat dengan kriteria baik.

3 Hasil belajar siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar mengalami ketuntasan secara/ kelompok / individual/ sebesar 70 dalam pembelajaran matematika.

Prosedur Penelitian

 Penelitian tindakan kelas ini menggunakan model penelitian proses yaitu menurut Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005: 80) yang terdiri atas tiga tahapan,. Adapun model Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan menggunakan desain setiap siklus terdiri dari empat langkah yaitu: (1) Planning /Perencanaan, (2) Action /Tindakan, (3) Obseving /Observasi, (4) Reflecting /Refleksi..

 

 

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHAAN

Diskripsi Data Kondisi Awal

 Pembelajaran pra siklus guru melaksanakan tes formatif, hasil belajar matematika siswa kelas V SDN 2 Karanganyar karena terbukti bahwa siswa kelas V SDN 2 Karanganyar dalam pembelajaran matematika dengan materi gaya ketuntasan dari 12 baru ada 6 siswa. Hasilnya adalah nilai 80 baru 3 siswa nilai 70 sebanyak 3 siswa,sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 6 siswa,nilai 60 sebanyak 3 siswa,nilai 50 sebanyakk 3 siswa,sehingga nilai tertinggi yang dicapai baru 80,dan nilai terendah 50.Nilai rata-rata yang diperoleh 65.

Diskripsi Siklus I

 Pembelajaran siklus I dengan menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar diperleh hasil belajar melalui tes formatif perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dari 12 siswa yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 8 siswa yaitu nilai 90 sebanyak 3 siswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa, yang memperolah nilai 70 sebanyak 2 siswa, sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 4 siswa nilai 60 sebanyak 4 siswa, nilai tertinggi 90 sebanyak 3 siswa dan nilai terendah 60 sebanyak 4 siswa.Nilai rata-rata yang diperoleh 74

Diskripsi Siklus II

 Pembelajaran siklus II melalui menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar memberkan tes formatif melalui perbaikan program pembelajran, diperoleh hasil belajar dari 12 siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 5 siswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa dan,dan yang memperoleh nilai 70 sebanyak 4 siswa perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan memperoleh nilai tertinggi 90 dan nilai yang terendah 70 telah mencapai hasil yang maksimal karena semua siswa telah mencapai nilai lebih tinggi dan sama dengan KKM yang ditentukan sekolah sebesar 70, menunjukkan keberhasilan guru melaksanakn perbaikan pembelajarn dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Pembahasan

Hasil tes formatif pembelajaran awal

 Hasil penilaian tes formatif pembelajaran awal masih sangat rendah nilai yang diperoleh dari 12 siswa yang memperoleh nilai ketuntasan baru 6 siswa, sedangkan 6 siswa belum mencapai nilai batas ketuntasn yang ditentukan oleh sekolah nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50, sehingga nilai rata-rata adalah 65 berarti ketuntasan belajar siswa baru mencapai 65% Nilai rata-rata maupun nilai ketuntasan yang dicapai masih dibawah KKM 70.

Hasil tes formatif siklus I

 Perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar meskipun hasil belajar siswa mengalami peningkatan namun belum semua siswa mencapai nlai ketuntasan nilai tertinggi yang diperoleh mengalami peningkatan nilai tertinggi 9 demikian pula nilai terendah sebesar 60 juga mengalami pengurangan sehingga nilai rata-rata juga menggalami peningkatan menjadi 74 atau keuntasan belajar siswa menjadi 74% Nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan,walaupun sudah adanya peningkatan,tepai perbaikan pembelajaran masih dilanjutkan pada siklus II.         

 Hasil tes formatif siklus II

 Dengan menatat kekurangan dan kelemahan selama pembelajaran siklus I guru melaksanakan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini sehingga dari 12 siswa mengikuti pembelajaran guru memberikan tes formatif nilai tertinggi menjadi 90 dan nilai terendah berubah menjadi 70 sehingga nilai rata-rata menjadi 81 atau ketuntasan belajar siswa sebesar 81%.Ketuntasan belaajar siswa dari pembelajaran awal baru memperoleh nilai rata-rata 65, pada siklus I mengalami peningkatan menjadi 74 dan nilai rata-rata pada siklus II menjadi 81 hal ini menunjukkan upaya guru melaksanakan penelitian tindakan kelas memperoleh hasil yang positif,karena perolehan hasil penilaian setiap kegiatan mengalami peningkatan. Kondisi awal 65 atau ketuntasan 65%, siklus I menjadi 74 atau ketuntasan menjadi 74%,dan pada siklus II peningkatan menjadi 81atau ketuntasan adalah 81%.Penelitian yang dilaksanakan guru menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

PENUTUP

Kesimpulan

 Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan guru hasil belajar siswa matematika melalui menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar siswa kelas V semester I di SDN 2 Karanganyar, Peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1      Pembelajaran kondisi awal dari 12 baru ada 6 siswa, nilai 80 baru 3 siswa nilai 70 sebanyak 3 siswa,sedangkan siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan sebanyak 6 siswa dengan perolehan nilai 65 sebanyak 2 siswa,nilai 60 sebanyak 3 siswa,nilai 50 sebanyak 3 siswa nilai tertinggi yang dicapai 80,dan nilai terendah 50.Nilai rata-rata 65,ketuntasan belajar 65%..

2      Pembelajaran siklus I dengan menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar hasil belajar melalui tes formatif dari 12 siswa yang mencapai nilai ketentasn sebanyak 8 siswa yaitu nilai 90 sebanyak 3 siswa,nilai 80 sebanyak 3 siswa,,dan yang memeroleh nilai 70 sebanyak 2 sswa, yang belum mencapai nilai nilai 60 sebanyak 4 siswa, nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 60.Nilai rata-rata 74,ketuntasan belajar 74%.

3      Hasil belajar siklus II dengan menerapkan metode demontrasi menggunakan peraga gambar memberkan tes formatif hasil belajar dari 12 siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 5 siswa,,nilai 80 sebanyak 3 siswa,dan yang memperoleh nilai 70 sebanyak 4 siswa,nilai yang tertinggi 90 dan nilai yang terendah 70 semua siswa telah mencapai nilai ketuntasan.Nilai rata-rata 81 ketuntasan belajar 81%.. KKM yang ditentukan sekolah sebesar 70

Saran

 1   Guru perlu penggunaan alat peraga konkrit untuk meningkatkan kreatifitas dan hasil belajarelajaran matematika materi sifat-sifat bangun ruang siswa SDN 2 Karanganyar,menambah motivasi lebih giat belajar dalam proses pembelajaran matematika. materi yang berbeda..

2    Guru mendapatkan pengalaman baru dalam kegiatan penelitian mata pelajaran matematika dan menambah kemampuan professional secara optimal dalam melaksanakan pembelajaran berikutnya untuk mata pelajaran yang sama.

3..Sekolah perlu melengkapi alat peraga yang sangat memadai sehingga dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan alat peraga hendaknya yang sesuai dengan karakterik materi yang diajarkan kegiatan berjalan secara efektif dan efesien menyenangkan hasinya optimal..

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suhartini. 1999. Pengembangan Program Muatan Lokal. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Arsyad, A. 2006. Media Pembelajaran. PT. Raja Grafindo Perkasa. Jakarta.

Darsono, M. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hm. Surya. 2001. Kapita selekta Kependidikan SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Baharudin. H. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian. Bandung: PT Ganesindo.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Rhineka Cipta.

Djamarah, Bahri Syaiful & Aswan Zain.1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Gatot Muhsetyo, dkk. 2007. Pembelajaran Matematika SD. Universitas Terbuka.

Silberman, Mel. 2001. Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: YAPPENDIS.