PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEMAMPUAN GURU KELAS V

DALAM MENYUSUN BUTIR SOAL TES DI DABIN III

UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GODONG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

 

Juri

UPT Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan

 

ABSTRAK

Penelitian tindakan sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru kelas V dalam menyusun butir soal tes melalui bimbingan kelompok di Dabin III UPT Pendidikan Kec. Godong Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018. Penelitian ini terdiri atas dua siklus, masing-masing siklus tertiri atas dua kali pertemuan denngan masing-masing kegiatan: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bawah pelaksanaan penelitian tindakan sekolah tentang pembuatan butir soal yang dilaksanakan di Dabin III UPT Pendidikan Kec. Godong Grobogan dengan menggunakan bimbingan kelompok ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setelah diberikan bimbingan melalui bimbingan kelompok dalam menyusun butir soal yang valid dan reliabel dalam 2 siklus para guru Dabin III UPT Pendidikan Kec. Godong kab. Grobogan menunjukkan peningkatan kemampuan membuat butir soal yang valid dan reliabel yang signifikan.

Kata Kunci: Bimbingan Kelompok, Motivasi, Kemampuan Guru Menyusun Butir Soal Tes

 

PENDAHULUAN

Hal ini dibuktikan pula dengan adanya: butir soal yang masih banyak yang tidak sesuai dengan indikator; materi yang ditanyakan ada yang tidak sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevasi, kontinuitas, keterpakaian sehari-hari tinggi); isi materi yang ditanyakan ada yang tidak sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas; tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya masih banyak yang disajikan dengan tidak jelas keterbacaannya; ada pokok soal yang masih memberi petunjuk pada kunci jawaban; masih banyak yang menggunakan pernyataan yang bersifat negatif ganda; ada butir soal yang panjang pilihan jawaban tidak relatif sama; masih banyak yang menuliskan pilihan jawaban menggunakan pernyataan “semua jawaban di atas salah/benar” dan sejenisnya; masih ada pilihan jawaban yang berbentuk angka/waktu tidak disusun berdasarkan urutan besar kecilnya angka atau kronologisnya; dan sebagainya.

Melihat kenyataan ini peneliti selaku Pengawas berkewajiban untuk membantu Guru Kelas V Dabin III UPTD Pendidikan Kec. Godong, Kabupaten Grobogan dalam membuat butir soal khususnya butir soal pilihan ganda yang valid dan reliabel melalui bimbingan kelompok.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah melalui bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan Guru Kelas V dalam menyusun butir soal tes di Dabin III UPTD Pendidikan Kec. Godong, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018?. (2) Bagaimanakah penerapan bimbingan kelompok sehingga dapat meningkatkan motivasi dan kemampuan Guru Kelas V dalam menyusun butir soal tes di Dabin III UPTD Pendidikan Kec. Godong, Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018?.

Berdasarkan Rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian tindakan sekolah ini bertujuan: (1) Untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan Guru Kelas V dalam menyusun butir soal tes melalui bimbingan kelompok di Dabin III UPTD Pendidikan Kec. Godong Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018. (2) Untuk meningkatkan proses pembimbingan pengawas terhadap guru Kelas V dalam menyusun butir soal tes melalui bimbingan kelompok di Dabin III UPTD Pendidikan Kec. Godong Grobogan Tahun Pelajaran 2017/2018.

KAJIAN TEORI / TINJAUAN PUSTAKA

Kajian tentang Bimbingan Kelompok

Secara umum bimbingan berarti bantuan. Bimbingan merupakan suatu layanan bantuan yang diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan. Menurut Surya dan Natawidjaja (2005: 22) bimbingan adalah: Suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam pemahaman diri, penerima diri, pengarahan diri dan penyesuaian diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.

Pembimbingan adalah proses interaksi antara pembimbing dan yang dibimbing dengan cara diskusi, tanya jawab, pemberian contoh, pembetulan dan lain-lain. Dalam melakukan pembimbingan membutuhkan pembimbing yang peduli pada orang yang akan dibimbing dan adanya kemauan mengembangkan wilayah yang ditangani (Cullen, 2004: 13).

Sedangkan menurut Tohirin (2007: 170) menyebutkan bahwa definisi bimbingan kelompok adalah suatu cara memberikan bantuan kepada individu melalui kegiatan kelompok. Dalam bimbingan kelompok merupakan sarana untuk menunjang perkembangan optimal masing-masing individu, yang diharapkan dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan ini bagi dirinya sendiri (dalam Winkel & Sri Hastuti, 2004: 565).

Kajian Tentang Motivasi

Motivasi, seperti telah dikemukan di awal, sering digunakan orang untuk mengacu pada apa yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Pernyataan ini mengandung makna bahwa tanpa adanya motivasi yang kuat, seseorang tidak akan melakukan suatu aktivitas dengan serius. Tanpa motivasi yang kuat, seseorang dalam melakukan suatu aktivitas tertentu pasti hanya asal melakukan atau yang penting aktivitas itu selesai. Jadi, motivasi merupakan modal penting yang perlu dimiliki oleh setiap orang agar dapat menyelesaikan berbagai aktivitas secara optimal. Lalu apa sebenarnya motivasi itu jika dikaitkan dengan belajar siswa?

Sardiman (2011:73) menyatakan bahwa motivasi merupakan daya penggerak (motif) yang bersifat internal maupun eksternal dari seorang siswa yang menyebabkan sikap antusiasme dalam melaksanakan aktivitas belajar tertentu. Pengertian ini mengandung makna bahwa motivasi merupakan daya penggerak dari dalam maupun dari luar siswa untuk melakukan berbagai aktivitas belajar demi mencapai tujuan tertentu.

McDonald (1959:69) lebih lanjut menjelaskan bahwa motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya ‘feeling’ dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan tertentu. Tampaknya batasan tentang motivasi yang diberikan oleh McDonald ini lebih komprehensif, karena batasan ini paling tidak mengandung tiga elemen penting yang menjadi fondasi seseorang untuk melakukan sesuatu.

Hakekat Guru

Guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan mempunyai posisi strategis maka setiap usaha peningkatan mutu pendidikan perlu memberikan perhatian besar kepada peningkatan guru baik dalam segi jumlah maupun mutunya.

Guru adalah figur manusia sumber yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan. Ketika semua orang mempersoalkan masalah dunia pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah. Pendidik atau guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi (Djamarah, 2000).

Kemampuan Guru

Guru merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Dengan demikian upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu, diperlukanlah sosok guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya. Kompetensi berasal dari kata competency, yang berarti kemampuan atau kecakapan. Menurut kamus bahasa Indonesia, kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal.

Menurut Uzer (2010) mengemukakan bahwa kompetensi adalah suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik yang kualitatif maupun kuantitatif dan pembentukkan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan. Ini berarti bahwa kompetensi merupakan suatu tugas yang memadai atas kepemilikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.

Kemampuan adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan (Sulistyorini, 2001). Sedangkan Ahli lain berpendapat bahwa kemampauan merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu: kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud (Tempe, A Dale, 1992).

 

Indikator Kemampuan Guru

Kemampuan dapat dilihat dari beberapa kriteria, menurut Castetter (dalam Mulyasa, 2003) mengemukakan ada empat kriteria kemampuan yaitu: (1). Karakteristik individu, (2). Proses, (3). Hasil dan (4) Kombinasi antara karakter individu, proses dan hasil.

Kemampuan seseorang dapat ditingkatkan bila ada kesesuaian antara pekerjaan dengan keahliannya, begitu pula halnya dengan penempatan guru pada bidang tugasnya. Menempatkan guru sesuai dengan keahliannya secara mutlak harus dilakukan. Bila guru diberikan tugas tidak sesuai dengan keahliannya akan berakibat menurunnya cara kerja dan hasil pekerjaan mereka, juga akan menimbulkan rasa tidak puas pada diri mereka. Rasa kecewa akan menghambat perkembangan moral kerja guru.

Menilai kualitas kinerja dapat ditinjau dari beberapa indikator yang meliputi: (1). Unjuk kerja, (2). Penguasaan Materi, (3). Penguasaan profesional keguruan dan pendidikan, (4). Penguasaan cara-cara penyesuaian diri, (5). Kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik (Sulistyorini, 2001).

Menyusun Butir Soal Tes

Bentuk penelitian tes sangat tergantung prilaku / kompetensi yang akan diukur (Safari, 2004: 25). Masing-masing bentuk tes memiliki keunggulan dan kelemahan, maka dari itu bentuk tes disesuaikan dengan prilaku / kompetensi yang akan diukur. Adapun langkah–langkah menyusun tes obyektif sebagai berikut: a) Menetapkan tujuan tes, b) Analisis kurikulum, c) Analisis buku pelajaran , d) Menetapkan kompetensi dasar, e) Menetapkan indikator, f) Menyusun tabel kivi-kisi tes dan g) Menulis batir tes. (Maba, 2007: 7).

Penilaian butir soal

Pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki. Artinya ketiga kegiatan tersebut dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan dalam pelaksanaannya harus dilaksanakan secara berurutan. Evaluasi Menurut Suharsimi (2004:1) adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Dalam bidang pendidikan, evaluasi sebagaimana dikatakan Gronlund (1990: 5) merupakan proses yang sistematis tentang mengumpulkan, menganalisis dan menafsirkan informasi untuk menentu kan sejauhmana tujuan pembelajaran telah dicapai oleh siswa. Menurut Djemari Mardapi (2004: 19) evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok.

Kemampuan Guru Menyusun Butir Soal Melalui Bimbingan Kelompok

Guru adalah tenaga fungsional yang bertugas khusus untuk mengajar, mendidik, melatih dan menilai hasil pembelajaran peserta didik serta efektifitas mengajar guru. Tugas guru adalah profesional, maka dari itu diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Karena profesi menurut Sikun Pribadi dalam bukunya Etty menyatakan bahwa “Profesi itu pada hakekatnya status pernyataan atau janji terbuka, bahwa seseorang akan mengabdikan dirinya pada status jabatan atau pekerjaan dalam arti biasa”. (Etty, 2003: 2).

Kontruksi adalah langkah menyusun tes hasil belajar. Tes adalah prosedur yang sistematis untuk mewujudkan sampel perilaku sebagai pencerminan tingkat ketuntasan belajar siswa. (Maba, 2007: 1). Guru memiliki kompetensi didalam mengkontruksi tes karena tes dipakai sebagai mengukur ketercapaian hasil pembelajaran. Hasil belajar merupakan prestasi yang dapat ditunjukkan dalam bentuk simbol angka oleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Jenis tes hasil belajar seperti: Post tes, formatif tes, diagnostik tes, dan sumatif tes.

Menetukan skoring dan pengambilan keputusan oleh guru pengajar baik secara individu maupun kelompok seperti KKG (guru senior, yunior, guru berpengalaman, guru rajin, guru berpendidikan sarjana atau magíster / doctor yang relevan. Keputusan tentang hasil belajar akhir, harus berdasarkan hasil evaluasi proses dan evaluasi produk.

Kemampuan kontruksi adalah sistem bentuk pertanyaan atau pernyataan, stem tidak negatif ganda, stem tidak memberi petunjuk kearah jawaban benar, setiap stem mandiri, stem mendorong testi berpikir analitik. Pengecoh homogen dan logis, hanya satu jawaban tepat/paling tepat. Stem option panjang kalimatnya relatif sama dan stem tidak opensip.

Kerangka Berpikir

Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui kemampuan yang dimiliki peserta didik. Berdasarkan hasil penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk berprestasi lebih baik. Pada kenyataannya dalam melaksanakan penilaian, banyak guru yang masih mengalami kesulitan untuk menyusun tes dan mengembangkan butir soal yang valid dan reliabel. Mereka menyusun tes dan mengembangkan butir soal terkesan asal-asalan tidak sesuai dengan indikator-indikator dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.

Untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi, guru harus dapat menyusun kisi-kisi dengan benar dan mengembangkan butir soal yang valid dan reliabel. Untuk pembuatan kisi-kisi dan butir soal yang valid dan reliabel, maka dibutuhkan orang lain yang ahli dalam bidang ini. Salah satu tugas Pengawas adalah membimbing guru yang menjadi bawahannya. Oleh karena itu, peneliti selaku Pengawas berkeinginan untuk membantu guru di Dabin III UPTD Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan dalam membuat butir soal yang valid dan reliabel melalui bimbingan kelompok dengan pendekatan direktif.

Oleh sebab itu peneliti memandang perlu untuk melakukan tindakan. Tindakan peneliti adalah dengan melaksanakan pembimbingan bagi guru Dabin III UPTD Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Berdasar analisis teori yang dikemukakan di atas, diduga melalui pembimbingan secara kelompok dapat meningkatkan kemampuan menyusun butir soal tes bagi guru di Dabin III UPTD Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

 

 

 

 

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Gugus III UPTD Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Penelitian dilaksanakan selama lima bulan mulai bulan Juli 2017 sampai dengan bulan November 2017.

Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah guru-guru kelas V di Dabin III Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan yang berjumlah 9 SD, yaitu SD Negeri 1 Kemloko, SD Negeri 2 Kemloko; SD Negeri Anggaswangi, SD Negeri Guci, SD Negeri 1 Ketangirejo, SDN 2Ketangirejo, SD Negeri 1 Dorolegi, SD Negeri 2 Dorolegi, dan SDN Kopek. Di samping guru-guru kelas V yang menjadi subyek pokok, juga dibantu guru-guru dan komite sekolah dalam menyusun RKS.

Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer. Sumber data primer adalah sumber data yang bersumber dari subyek penelitian. Sumber data primer dalam penelitian ini ialah guru-Guru Kelas V SD se-Dabin III UPTD Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

Metode dan Alat Pengumplan Data

Dalam Penelitian Tindakan Sekolah, metode yang dipergunakan adalah metode langsung, artinya peneliti melaksanakan proses pengumpulan data secara langsung berhadapan dengan Kepala Sekolah ketika sedang menyusun Rencana Kerja Sekolah. Data yang diperoleh, terdiri dari data kuantitatif dan data kualitatif.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpul data berupa teknik tes yang berbentuk perbuatan/unjuk kerja, dan teknik non tes berbentuk pengamatan dengan menggunakan lembar pengamatan.Untuk teknik tes yang berbentuk unjuk kerja, penulis menyediakan format-format yang harus dikerjakan dalam menyusun Butir Soal yang dilengkapi dengan perintah dan petunjuk cara pengerjaannya. Format-format tersebut akan dikerjakan secara bertahap sesuai dengan siklus tindakan yang telah disusun.

Sedangkan teknik non tes yang digunakan disini adalah yang menggunakan lembar pengamatan. Untuk lembar pengamatan ini diberikan pada awal penelitian dan pada akhir penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal sekolah dan kondisi akhir setelah dilakukan tindakan-tindakan, sehingga bisa untuk mengukur ada tidaknya peningkatan kemampuan Kepala Sekolah setelah adanya pembinaan berkelanjutan.

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dari pembimbingan butir soal pilihan ganda adalah > 85% guru menulis butir soal sesuai dengan indikator. Penelitian tindakan sekolah ini berhasil apabila: (1) 75% guru mampu menyusun kisi-kisi soal, (2) 75% guru mampu menyusun butir soal ulangan harian.

 

 

Prosedur Penelitian

Tahapan penelitian tindakan sekolah ini terdiri atas dua tahap yaitu, perencanaan tindakan dan pelaksanaan tindakan. Pada tahap pelaksanaan tindakan terdapat serangkaian kegiatan yang dilakukan secara daur ulang mulai dari tahap orientasi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan revisi (Hopkins, 1993).

Rancangan dasar penelitian tindakan sekolah yang dimaksud, secara ringkas peneliti sajikan berikut: (1) Planning / perencanaan. (2) Acting/Tindakan. (3) Observation/Pengamatan. (4) Refelction/Refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal sebelum diberi bimbingan melalui bimbingan kelompok ini adalah kemampuan guru sangat rendah dalam menyusun butir soal yang valid dan reliabel. Dalam menyusun butir-butir soal ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan semester, guru-guru hanya menyalin soal-soal dari LKS (lembar kerja siswa) dan atau menyalin dari buku-buku lainnya tanpa memperhatikan apakah soal-soal sesuai dengan indikator-indikator dan kompetensi dasar yang telah ditentukan atau tidak.

Menurut pengamatan peneliti, guru di Dabin III UPTD Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan yang menyusun butir soal yang valid dan reliabel hanya sekitar 56%. Berdasarkan telaah butir soal pilihan ganda yang dibuat guru pra siklus berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditentukan oleh peneliti, dari masing-masing guru diperoleh nilai sebagai berikut ini:

Rata-rata hasil kuesioner pra siklus yang diberikan kepada guru, guru yang memiliki pemahaman dalam menyusun butir soal pilihan ganda yang valid dan reliabel ada 60% dari 9 guru di sekolah binaan. Sedangkan hasil kuesioner yang berkaitan dengan bimbingan kelompok terdapat 4,94% sangat setuju, 22,22% setuju, 41,98% ragu-ragu, dan 30,86% kurang setuju.

Deskripsi siklus I

Dari hasil penilaian melalui telaah butir soal, dari 9 orang guru diperoleh hasil masing-masing sebagai berikut: Sikap dan pendapat guru selama tindakan penelitian melalui: (1) Wawancara dan kuesioner

Dari hasil kuesioner terdapat 8,64% sangat setuju, 64,20% setuju, dan 27,16% ragu-ragu menerima bimbingan pembuatan butir soal pilihan ganda melalui bimbingan kelompok. Jadi setelah diberikan tindakan siklus I terdapat perubahan sikap para guru di Dabin III UPTD Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan meningkat menjadi 72,84% setuju pembuatan butir soal melalui bimbingan kelompok.

Dari hasil penilaian melalui telaah butir soal pilihan ganda yang telah diperbaiki dan dipresentasikan, dari 9 orang guru diperoleh hasil masing-masing sebagai berikut ini:

Dari hasil kuesioner terdapat 29,63% sangat setuju, 58,02% setuju, dan 12,35% ragu-ragu. Jadi setelah diberikan tindakan siklus II terdapat perubahan sikap para guru di Dabin III UPTD Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan meningkat menjadi 87,65% setuju menerima bimbingan pembuatan butir soal melalui bimbingan kelompok dengan pendekatan direktif.

Pembahasan tiap Siklus dan Antarsiklus

Siklus I

Siklus I Pengawas menjelaskan langkah-langkah minimal dari pembuatan butir soal yang valid dan reliabel, dimulai dari (1) menentukan tujuan penilaian, (2) menentukan kompetensi yang diujikan (3) menentukan materi penting pendukung kompetensi (urgensi, kontinuitas, relevansi, keterpakaian), (4) menentukan jenis tes yang tepat (tertulis, lisan, perbuatan), (5) menyusun kisi-kisi, butir soal, dan pedoman penskoran, (6) melakukan telaah butir soal.

Pengawas meminta guru untuk mengisikan lembar butir soal yang telah dipersiapkan sebagai latihan. Kemudian meminta guru untuk menyusun lima (5) butir soal yang valid dan reliabel dengan diberi kompetensi dasar, indikator, dan materi dalam waktu satu minggu. Guru mempresentasikan butir soal yang di hadapan teman-temannya. Peneliti menelaah dan mencatat hal-hal yang perlu untuk perbaikan butir soal yang valid dan reliabel.

Dari hasil kuesioner tentang sikap para guru terhadap bimbingan kelompok 72,84% setuju dan yang masih ragu 27,16%. Ini menunjukkan sikap positif bagi guru terhadap bimbingan kelompok.

Siklus II

Siklus II dilakukan pada minggu kesatu September sampai dengan minggu kedua September 2017. Setelah mendapatkan penjelasan lebih detail untuk perbaikan butir soal dari Pengawas, para guru memperbaiki dan mempresentasi kan kembali di hadapan teman-temannya.

Dari hasil telaah untuk penyusunan dan pengembangan butir soal yang valid dan reliabel diperoleh nilai rata-rata 94. Dalam kegiatan ini dilakukan telaah dan pengamatan, telaah ditujukan kepada butir soal. Dari hasil telaah untuk penyusunan dan pengembangan butir soal yang valid dan reliabel dari 9 orang guru diperoleh hasil masing-masing 96, 95, 92, 94, 92, 93, 93, 96, dan 95 sehingga nilai rata-rata 94.

Berikut adalah laporan hasil telaah butir soal pilihan ganda dari pra tindakan hingga akhir siklus II.

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat dilihat peningkatan nilai penyusunan dan pengembangan butir soal pilihan ganda yang signifikan oleh masing-masing guru Dabin III UPTD Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan melalui bimbingan kelompok. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat peningkatan nilai penyusunan dan pengembangan butir soal pilihan ganda per komponen indikator yang signifikan oleh guru di Dabin III UPTD Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan melalui bimbingan kelompok.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil pelaksanaan tindakan, analisis, dan refleksi atas penerapan model pembimbingan melalui bimbingan kelompok dapat disimpulkan beberapa temuan sebagai berikut: (1) Model bimbingan kelompok dapat membantu meningkatkan kemampuan Guru Kelas V dalam menyusun dan mengembangkan butir soal yang valid dan reliabel; (2) Model bimbingan kelompok dapat memberikan keleluasaan guru untuk menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan fokus yang dibimbingkan kepadanya.

Saran

Bagi Guru

Guru di Dabin III UPTD Pendidikan Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan telah memiliki kompetensi yang sangat baik dalam penyusunan instrument penilaian pembelajaran berdasarkan kaidah penelitian soal, namun akan lebih baik lagi bila dapat lebih memperhatikan lagi penyusunan instrument penilaian pembelajaran dengan selalu memperhatikan kaidah penelitian soal, seperti melihat indikator, membuat kisi-kisi butir soal agar isi yang dimaksud di dalam soal lebih terarah, menyusun profil kemajuan kelas agar guru dapat mengidentifikasi kembali kelemahan dan kekuatan komponen pembelajaran, dan juga dengan membantu para siswa dalam memeberikan arahan cara penyelesaian soal-soal yang tidak dapat dipecahkan oleh siswa.

Bagi Sekolah

Pihak sekolah juga hendaknya ikut berperan aktif dalam memperhatikan penyusunan instrument penilaian pembelajaran berdasarkan kaidah penelitian soal yang dilakukan oleh guru dengan mengontrol setiap kisi-kisi soal yang dibuat dan juga ikut berpartisipasi dalam peningkatan kompetensi guru dalam penyusunan instrument penilaian pembelajaran berdasarkan kaidah penelitian soal dengan memberikan pelatihan/workshop ataupun seminar melalui KKG.

DAFTAR PUSTAKA

Cullen. 2004. Memaksimalkan Kinerja, Cetakan I. Yogyakarta: Tugu Publisher.

Daryanto. 2001. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Djemari Mardapi. 2004. Penyusunan Tes Hasil Belajar. Yogyakarta: Program Pascasarjana – UNY.

Etty. 2003. Menulis Karya Tulis Ilmiah Artikel, Skripsi, Tesis, dan Desertasi. Jakarta: PT. Grameria Pustaka Utama.

Maba. 2007. Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Mulyasa. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah (Konsep, Strategi dan Implementasi) Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Suharsimi. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi. Aksara.

Sulistyorini, 2001. Hubungan antara Keterampilan Manajerial Pengawas dan Iklim Organisasi dengan Kinerja Guru. Ilmu Pendidikan: 28 (1) 62-70.

Surya dan Natawidjaja. 2005. Kode Etik Bimbingan dan Konseling. Bandung: Pengurus Besar. ABKIN.

Tempe, A. Dale., 1992. Kinerja. Jakarta: PT. Gramedia Asri Media.

Uzer, Moh. 2010. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Winkel & Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. (edisi revisi). Yogyakarta: Media Abadi.