PEMANFAATAN LEARNING CELL

DALAM MENINGKATKAN

KEMAMPUAN TANYA JAWAB SISWA KELAS VI SD BICAK 2, KECAMATAN TODANAN

PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Suwarin

Guru Kelas VI SD Bicak 2, Kec. Todanan, Kab. Blora

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan Learning Cell dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan peningkatan kemampuan tanya jawab siswa Kelas VI di SD Bicak 2, Kecamatan Todanan.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan dua siklus yang berlangsung selama dua bulan (Agustus-September 2009) dengan subjek penelitian adalah 18 siswa Kelas VI di SD Bicak 2, Kecamatan Todanan.

Hasil penelitian ini adalah 1) Learning Cell dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas VI di SD Bicak 2, Kecamatan Todanan dilakukan secara berpasangan pada siswa satu bangku. Kemudian mempelajari bacaan atau teks, melakukan tanya jawab dan diakhiri dengan pembahasan. 2) Kemampuan tanya jawab siswa Kelas VI di SD Bicak 2, Kecamatan Todanan setelah memanfaatkan Learning Cell dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan. Dari ketuntasan pembelajaran, pada Kondisi Awal hanya sebesar 44,44%, meningkat menjadi 88,89% pada Siklus I dan meningkat lagi menjadi 100% pada Siklus II. Saran penelitian ini adalah 1) Siswa supaya mengembangkan pertanyaan dan mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dengan lengkap dan jelas sesuai dengan sajian bacaan atau teks, 2) Guru supaya menyediakan bacaan atau teks yang bervariasi, menarik dan dan mengandung informative, 3) Peneliti lainnya mengembangkan penelitian lanjutan.

Kata kunci: Learning Cell, Pembelajaran, Bahasa Indonesia.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi.Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di awal semester gasal ini harus dilakukan dengan tepat supaya dapat meningkatkan kompetensi siswa dalam berbahasa. Penulis selaku guru kelas VI harus mampu melaksanakan pembelajaran secara aktif, dan efektif. Selama ini, penulis memang cenderung melaksanakan pembelajaran secara klasikal sehingga proses pembelajaran menjadi pasif dan kurang menarik. Begitu pula dengan hasil belajar yang masih rendah. Dari ulangan harian yang dilaksanakan, diperoleh ketuntasan pembelajaran sebesar 44,44% dengan nilai rata-rata 62,22. Inilah yang menyebabkan permasalahan dalam pembelajaran.

Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, bacaan atau teks dapat dikategorikan sebagai salah satu materi utama. Dengan demikian, siswa pun harus dapat memperoleh informasi dari bacaan atau teks tersebut, termasuk untuk menjawab pertanyaan yang relevan dengan bacaan atau teks tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menerapkan Learning Cell untuk meningkatkan kemampuan tanya jawab siswa sesuai dengan bacaan atau teks yang disajikan. Diharapkan dengan Learning Cell dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemanfaatan Learning Cell dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas VI di SD Bicak 2, Kecamatan Todanan?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan tanya jawab siswa Kelas VI di SD Bicak 2, Kecamatan Todanan setelah memanfaatkan Learning Cell dalam pembelajaran Bahasa Indonesia?

Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mendeskripsikan Learning Cell dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan peningkatan kemampuan tanya jawab siswa Kelas VI di SD Bicak 2, Kecamatan Todanan.

LANDASAN TEORI

Kajian Teori

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi antara satu dengan yang lain. Belajar Bahasa Indonesia di sekolah merupakan pokok dari proses pendidikan di sekolah. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi.

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dalam membentuk kebiasaan, sikap, serta kemampuan siswa untuk tahap perkembangan selanjutnya. Selain itu, pembelajaran harus dapat membantu siswa dalam pengembangan kemampuan berbahasa di lingkungannya, bukan hanya untuk berkomunikasi, namun juga untuk menyerap berbagai nilai serta pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui bahasa, siswa mampu mempelajari nilai-nilai moral atau agama, serta nilai-nilai sosial yang berlaku di masyarakat, melalui bahasa, siswa juga mampu mempelajari berbagai cabang ilmu

2. Learning Cell

Learning Cell atau Sel Belajar adalah bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan dimana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasar pada materi bacaan yang sama (Zaini, 2006: 86). Langkah-langkah dalam Learning Cell atau Sel Belajar adalah 1) memberikan materi yang sama kepada seluruh siswa, 2) siswa secara berpasangan (hanya dua orang) salah satunya bertanya dan yang lainnya menjawab pertanyaan tersebut, 3) kedua siswa tersebut bergiliran dalam melakukan tanya-jawab, 4) guru memperhatikan tanya-jawab maupun mengajukan pertanyaan dan mengoreksi jawaban (Zaini, 2006: 86-87).

Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Learning Cell. Pembelajaran Bahasa Indonesia seringkali dihadapkan pada bacaan atau teks dimana siswa dituntut untuk paham dengan kandungan informasi di dalamnya. Namun tidak seluruh siswa dapat mengerti maksud dari bacaan atau teks tersebut sehingga menimbulkan kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan atau teks. Dengan memanfaatkan Learning Cell, siswa melakukan tanya jawab. Dengan cara ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan tanya jawab siswa sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan atau teks.

Hipotesis Penelitian

Dengan memanfaatkan Learning Cell dapat meningkatkan kemampuan tanya jawab siswa Kelas VI SD Bicak 2, Kecamatan Todanan pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dimana peneliti merupakan guru Kelas VI yang melakukan tindakan dalam pembelajaran. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian adalah Learning Cell pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Lokasi penelitian ini adalah SD Bicak 2, Kecamatan Todanan yang merupakan unit kerja dari peneliti selaku guru Kelas VI. Waktu penelitian ini adalah dua bulan, sejak Agustus-September 2009 dan dilakukan dalam dua siklus dimana penulis merupakan guru kelas VI yang menjadi peneliti.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa Kelas VI di SD Bicak 2, Kecamatan Todanan pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010. Sesuai dengan data sekolah, maka subjek penelitian adalah 18 siswa, terdiri dari 6 putra dan 12 putri.

Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah kegiatan siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Alat pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan dan tes tertulis. Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati kegiatan siswa selama pembelajaran dimana Learning Cell digunakan pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Sedangkan tes tertulis digunakan untuk mengukut hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Learning Cell.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja digunakan untuk menentukan keberhasilan dari tindakan adalah 1) Siswa dapat mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan bacaan atau teks, 2) Siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan benar, 3) Siswa dapat mencapai target KKM sekolah sebesar 65.

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Kondisi Awal

Penulis sebagai guru kelas VI sangat memperhatikan kemampuan siswa dalam menjawab bacaan atau teks. Menurut penulis, dalam setiap evaluasi pembelajaran, baik dalam Ujian Semester hingga Ujian Nasional, tipe soal Bahasa Indonesia dengan bacaan atau teks selalu muncul. Pada awal Semester I ini, penulis tetap mempertahankan pembelajaran konvensional dimana siswa berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sesuai dengan kemampuannya sendiri.

Hingga materi selesai disampaikan, penulis segera melaksanakan ulangan harian untuk mengukur hasil belajar. Penulis memberikan bacaan berjudul “Orang yang selalu bersyukur” dimana siswa harus menjawab pertanyaan tentang bacaan tersebut dengan jawaban singkat. Dalam ulangan harian tersebut, siswa harus dapat membaca dengan tepat sehingga dapat memperoleh informasi dan dapat menjawab pertanyaan.

Hasilnya memang kurang bagus. Penulis memberikan sebuah bacaan atau teks yang berjudul “Orang yang selalu bersyukur” dimana siswa harus menjawab sepuluh pertanyaan. Hasilnya hanya 8 anak yang memenuhi KKM sekolah sebesar 65, sisanya 10 anak berada di bawah KKM.

Dari hasil identifikasi masalah yang dilakukan penulis, dapat diketahui faktor permasalahan tersebut adalah 1) pembelajaran masih berlangsung klasikal , 2) siswa belum memahami isi bacaan atau teks , 3) siswa masih pasif dalam pembelajaran, dan 4) guru masih dominan dalam pembelajaran. Atas hasil ini, penulis menerapkan Learning Cell dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

Learning Cell atau Sel Belajar adalah bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan dimana peserta didik bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasar pada materi bacaan yang sama. Pasangan siswa diberikan bacaan dan melakukan tanya-jawab sesuai dengan bacaan tersebut. Pasangan siswa diberikan kesempatan untuk melakukan tanya-jawab secara bergantian dan dilanjutkan dengan pembahasan oleh guru. Dengan cara ini diharapkan dapat melibatkan siswa dalam pembelajaran secara aktif dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I dengan menggunakan Learning Cell merupakan perbaikan pembelajaran Bahasa Indonesia sebelumnya. Pada Kondisi Awal, guru sangat dominan dalam pembelajaran karena berfungsi sebagai sumber belajar. Guru pun kurang memperhatikan kegiatan siswa karena terfokus di meja kerja. Pembelajaran juga berlangsung klasikal-konvensional dimana siswa hanya memperhatikan, bertanya dan mengerjakan tugas atau latihan. Pembelajaran semacam ini tidak mampu melibatkan siswa secara aktif sehingga mutu pembelajaran pun juga rendah. Pada Kondisi Awal ini, proses belajar berlangsung pasif dan monoton.

Penulis melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Learning Cell. Dalam pembelajaran tersebut, siswa disusun berpasangan dan diberikan tugas secara bergantian. Masing-masing pasangan diberikan bacaan yang digunakan secara bergantian sesuai dengan tugasnya tersebut. salah satu siswa membaca dan siswa lainnya mendengar. Kegiatan ini dilakukan bergantian. Dengan tugas ini, siswa dapat mempelajari materi dengan lebih intensif. Siswa tidak hanya membaca, tetapi juga mendengar. Kegiatan ini harus dilakukan secara bergantian, sehingga pasangan siswa harus bekerja sama dengan baik.

Perbandingan proses belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I menunjukan banyak perbedaan. Pada Kondisi Awal, pembelajaran masih berlangsung konvensional-klasikal, siswa mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas maupun latihan secara individual, guru berfungsi sebagai sumber belajar. Pada Siklus I, pembelajaran berlangsung aktif-kooperatif, siswa mengikuti pembelajaran secara berpasangan dan diberikan tugas secara bergantian, yaitu membaca-mendengar dan bertanya-menjawab dan guru dapat berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran. Perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Learning Cell ini dapat melibatkan siswa secara aktif dan kooperatif dalam pembelajaran dimana siswa fokus dengan tugasnya.

Hasil belajar pada Kondisi Awal masih rendah dimana ketuntasan hanya mencapai 44,44% dengan nilai rata-rata sebesar 62,22. Perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Learning Cell terbukti dapat meningkat hasil belajar siswa. Dari ulangan harian yang dilakukan diperoleh ketuntasan sebesar 88,89% dengan nilai rata-rata sebesar 75.

Deskripsi Siklus II

Penulis melanjutkan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Learning Cell. Sesuai dengan hasil yang dicapai pada pembelajaran sebelumnya, penulis melanjutkan kembali pengggunaan Learning Cell. Pada Siklus II ini ada beberapa perubahan yang dilakukan penulis. Diantaranya adalah penggunaan 2 bacaan dan pembahasan dengan menggunakan perwakilan pasangan yang dilakukan di depan kelas. Penulis juga mempertahankan pasangan supaya pasangan siswa dapat bekerja sama dengan semakin baik dan mengefektifkan pembelajaran. Urutan tugas juga sama dimana siswa yang membaca dan mendengar sesuai dengan urutan pada pembelajaran sebelumnya.

Dari pengalaman belajar sebelumnya, siswa semakin terbiasa dan dapat melaksanakan Learning Cell dengan semakin baik. Siswa dapat melaksanakan tugas membaca-mendengar dengan aktif, fokus, dan lancar secara bergantian. Ketika dilanjutkan dengan kegiatan tanya-jawab secara tertulis, pasangan siswa juga dapat melakukan dengan sama baiknya. Pada bacaan pertama, siswa cukup handal karena tidak bertanya ketika dilakukan pembahasan oleh perwakilan pasangan siswa yang ditunjuk. Pada pembahasan bacaan pertama, tidak ada siswa yang bersedia mewakili. Pada bacaan kedua, beberapa siswa bertanya selama pembahasan. Sedangkan pembahasan pada bacaan kedua, salah satu pasangan siswa langsung maju ke depan, yaitu Shobirin dan Ina Irawati. Baik Shobirin dan Ina Irawati, keduanya secara bergantian membacakan pertanyaan-jawaban, bahkan hal ini merupakan permintaan dari siswa lainnya yang sedang memperhatikan. Hal ini menunjukan bahwa bacaan pertama memang lebih mudah daripada bacaan kedua. Inilah yang mendorong siswa untuk bertanya

Perbandingan proses belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus II menunjukan banyak perbedaan. Pada Kondisi Awal, pembelajaran berlangsung konvensional-klasikal dimana siswa hanya membaca materi secara individual kemudian mengerjakan tugas maupun latihan tersebut. Pada Siklus II, pembelajaran berlangsung aktif-kooperatif, siswa disusun berpasangan dan diberikan tugas secara bergantian, yaitu membaca-mendengar dan bertanya-menjawab. Pasangan siswa ini masih sama sehingga pasangan siswa tersebut tidak perlu menyesuaikan diri lagi dan dapat bekerja sama dengan semakin baik. Hasil belajar pada Siklus II menunjukan peningkatan dengan ketuntasan mencapai 100% dengan nilai rata-rata sebesar 87.78.

Pembahasan dan Hasil Tindakan

Learning Cell merupakan strategi belajar yang aktif dan kooperatif dimana siswa disusun secara berpasangan dan harus bekerja sama dalam mengerjakan tugas tertentu. Dalam penelitian ini, penulis menyusun siswa secara berpasangan supaya pembentukan pasangan dapat dilakukan dengan cepat dan efektif. Sedangkan tugas yang diberikan adalah membaca-mendengar dan dilanjutkan dengan tanya-jawab secara tertulis. Kegiatan ini dilakukan secara bergantian sehingga masing-masing siswa memperoleh kesempatan yang sama. Pada akhir kegiatan, penulis melaksanakan pembahasan sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi bacaan yang sedang dipelajari.

Pada Siklus I, siswa mempelajari satu bacaan atau teks dalam pembelajaran dan diperoleh peningkatan tanya jawab pada bacaan atau teks “Sungai, urat nadi kehidupan di Bumi” ketika dilakukan tes tertulis. Berlanjut pada Siklus II, siswa mempelajari dua bacaan atau teks secara berurutan dan diperoleh peningkatan tanya jawab yang sangat bagus pada bacaan atau teks “Tradisi Panen Madu di pedalaman Sumatra” ketika dilakukan tes terulis. Penulis dapat menampilkan perbandingan hasil belajar sebagai berikut:

Tabel 4.5. Perbandingan nilai ulangan harian pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No

Nama Lengkap Siswa

Kondisi Awal

Siklus

I

Siklus

II

1

Sri Lestari

60

70

80

2

Eri Susanti

60

70

80

3

Muslim Firmansyahari

50

60

80

4

Ridho Alfianto

70

80

90

5

Heliliana

70

80

100

6

Osywahyu Prasetyo

50

60

70

7

Septiana

70

80

90

8

Angga Nur Cahyo

60

80

90

9

Dian Nur Cahyani

60

70

80

10

Veti Nur Rohmah

60

70

90

11

Shobirin

70

90

100

12

Deva Herawati

70

80

90

13

Wiga Virasta

60

70

80

14

Tri Wahyu Yahya

60

80

90

15

Titin Nurhayati

70

80

100

16

Ina Irawati

70

80

100

17

Etik Haryati

60

70

80

18

Siti Aisyah

60

80

90

Tabel 4.6. Perbandingan hasil belajar pada Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No

Aspek Perbandingan

Kondisi Awal

Siklus

I

Siklus

II

1

Nilai terendah

50

60

70

2

Nilai rata-rata

62,22

75

87,78

3

Nilai tertinggi

70

90

100

4

Ketuntasan

44,44%

88,89%

100%

Dari tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran dengan pemanfaatan Learning Cell dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas VI di SD Bicak 2, Kecamatan Todanan, penulis memperoleh hasil penelitian sebagai berikut:

1. Learning Cell dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa Kelas VI di SD Bicak 2, Kecamatan Todanan dilakukan secara berpasangan pada siswa satu bangku. Kemudian mempelajari bacaan atau teks, melakukan tanya jawab dan diakhiri dengan pembahasan.

2. Kemampuan tanya jawab siswa Kelas VI di SD Bicak 2, Kecamatan Todanan setelah memanfaatkan Learning Cell dalam pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan. Dari ketuntasan pembelajaran, pada Kondisi Awal hanya sebesar 44,44%, meningkat menjadi 88,89% pada Siklus I dan meningkat lagi menjadi 100% pada Siklus II.

PENUTUP

Simpulan

1. Learning Cell merupakan metode belajar yang mendorong siswa aktif, kooperatif dan efektif dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

2. Learning Cell mampu meningkatkan kemampuan tanya jawab siswa sesuai dengan sajian bacaan atau teks.

3. Hipotesis penelitian terbukti benar. Dengan memanfaatkan Learning Cell dapat meningkatkan kemampuan tanya jawab siswa Kelas VI SD Bicak 2, Kecamatan Todanan pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Saran

1. Siswa supaya mengembangkan pertanyaan dan mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan dengan lengkap dan jelas sesuai dengan sajian bacaan atau teks.

2. Guru supaya menyediakan bacaan atau teks yang bervariasi, menarik dan mengandung informative.

3. Peneliti lainnya mengembangkan penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Nur’aini, Umri dan Indriyani. Bahasa Indonesia 6 untuk SD Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Samidi dan Puspitasari, Tri. 2008. Bahasa Indonesia 6 untuk SD/MI Kelas 6. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sukini dan Iskandar. 2008. Bahasa Indonesia untuk SD/MI Kelas 6. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Warsidi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas 6 untuk Kelas VI Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Zaini, Hisyam; Munthe, Bermawi dan Aryani, Sekar Ayu. 2006. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.