PENINGKATAN AKTIVITAS

DAN HASIL BELAJAR IPS MATERI GEJALA ALAM YANG TERJADI DI INDONESIA

DAN NEGARA-NEGARA TETANGGA

MELALUI TEKNIK PEMBELAJARAN

MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VI

SD NEGERI SITIREJO KECAMATAN TUNJUNGAN

KABUPATEN BLORA SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Gunawan

Guru Pengampu Mapel IPS Kelas VI di SD Negeri Sitirejo

Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora

ABSTRAK

Latar belakang penelitian ini adalah bahwa banyak siswa yang menganggap materi IPS adalah materi hafalan yang membosankan. Lebih-lebih jika pembelajaran masih berpusat pada guru, maka anak menjadi pasif. Keaktifan yang kurang tentu saja berdampak pada hasil belajar IPS menjadi rendah. Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran IPS materi gejala alam yang terjadi di Indonesia dan negara-negara tetangga.

Metodologi penelitian yang digunakan meliputi setting tempat dan waktu, yaitu di SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan subjek penelitian seluruh siswa kelas VI yaitu 31 siswa yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki, sekaligus sebagai sumber data primer. Sedangkan sumber data sekunder berasal dari temuan dan catatan selama pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan melalui dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Untuk teknik pengumpulan data digunakan teknik tes berupa tes tertulis melalui alat pengumpulan data berupa materi soal tes. Selanjutnya untuk menjaga validitas hasil penelitian maka data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan metode pengumpulan dan pengolahan data dengan analisis data komparatif, yaitu membandingkan hasil antara siklus I dan siklus II dan temuan selama pelaksanaan penelitian yang selanjutnya dibahas bersama dengan teman sejawat yang bertindak sebagai observer.

Hasil penelitian menunjukan aktivitas siswa yang meliputi keberanian bertanya, menjawab pertanyaan, merespon/menanggapi dan memberik usulan meningkat. Pada Kondisi Awal siswa yang aktif (kategori A dan B) ada 12,90% meningkat menjadi 32,26% pada siklus I dan pada siklus II naik lagi menjadi 67,74%. Siswa yang sudah tuntas pada Kondisi Awal 19.35%, siklus I 58,06% dan siklus II mencapai 77,42%. Untuk rata-rata kelas pada Kondisi Awal 53,42; siklus I 63,87; dan siklus II mencapai 76,39.

Hasil analisis pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas tersebut terbukti bahwa teknik pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS materi gejala alam yang terjadi di Indonesia dan negara-negara tetangga pada siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Secara teoritis dan empirik penelitian yang dilaksanakan dapat dipertanggungjawab-kan karena pelaksanaan penelitian telah berdasar pada kajian teori maupun metodologi penelitian.

Kata kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Mind Mapping

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

Materi pelajaran tentang fakta dalam mata pelajaran IPS sangat penting. Selain sebagai dasar pengetahuan, fakta juga mendasari tentang konsep, prinsip, prosedur maupun nilai dan sikap. Akan tetapi bagi siswa sekolah dasar, IPS merupakan mata pelajaran yang sulit dan terlalu luas. Banyak siswa yang menganggap materi IPS adalah materi hafalan yang membosankan. Lebih-lebih jika pembelajaran masih berpusat pada guru, maka anak menjadi pasif. Keaktifan yang kurang tentu saja berdampak pada hasil belajar IPS yang rendah.

Berdasarkan hasil pengamatan, dari 29 siswa hanya ada 2 siswa yang sangat aktif dan 2 siswa kategori aktif dalam mengikuti pembelajaran. Demikian pula dari data hasil belajar. Dari 29 siswa tersebut, ada 6 siswa (19,35%) yang mampu mencapai nilai sesuai KKM (68), sedangkan sisanya sebanyak 25 siswa (80,65%) masih di bawah KKM. Rata-rata kelas hanya sebesar 53,42. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 96,00 dan nilai terendah 24,00.

Dari diskusi dengan teman sejawat diperoleh kesimpulan bahwa kegagalan dalam pembelajaran tersebut disebabkan karena guru tidak pernah metode dan teknik pembelajaran yang tepat dan menyenangkan anak. Pembelajaran yang menyenangkan akan menyebabkan siswa terlibat secara aktif. Siswa yang terlibat secara aktif dalam membahas materi yang dipelajari maka hasilnya akan terkesan. Dengan demikian pemahaman terhadap materi yang dipelajari sangat kuat.

Salah satu upaya dalam mengatasi permasalahan di atas dengan menerapkan suatu teknik pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar, yang sekaligus akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Teknik pembelajaran mind mapping adalah salah satu teknik pembelajaran yang dapat melatih pola pikir siswa dengan menghadapkan dengan permasalahan-permasalahan yang menuntut penyelesaian. Selain itu juga dapat melatih kerja sama siswa di dalam kelompok dan melatih tanggung jawab siswa terhadap tugas yang diberikan. Dengan demikian teknik yang dipakai oleh guru diharapkan membiasakan siswa terlibat dan aktif mengikuti pembelajaran sehingga aktivitas siswa meningkat dan berujung pada peningkatan hasil belajar (Slameto 1991:2). Hal ini didasarkan pada belajar merupakan proses usaha yang dilakukan sseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman sendiri dan interaksi dengan lingkungan. Belajar diharapkan dapat mempengaruhi daya pikir seseorang yang berujung pada perubahan tingkah laku untuk memantapkan penguasaan konsep suatu materi diperlukan suatu alat yang memadai.

Berdasarkan uraian di atas, maka sebagai upaya peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa maka peneliti perlu melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul: “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Materi Gejala Alam yang Terjadi di Indonesia dan Negara-negara Tetangga Melalui Teknik Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Rumusan Masalah

1. Apakah setelah penerapan teknik pembelajaran Mind Mapping aktivitas siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran IPS materi gejala alam yang terjadi di Indonesia dan negara-negara tetangga dapat meningkat?

2. Apakah dengan penerapan teknik pembelajaran Mind Mapping hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran IPS materi gejala alam yang terjadi di Indonesia dan negara-negara tetangga dapat meningkat?

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS.

2. Tujuan khusus adalah aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012 pada pembelajaran IPS materi gejala alam yang terjadi di Indonesia dan negara-negara tetangga.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kajian Teori

1. Pembelajaran IPS

IPS adalah telaah tentang manusia dan dunianya (Hidayati, 2008:19). Manusia sebagai makhluk sosial selalu hidup dengan sesamanya sehingga dalam hidupnya manusia harus menghadapi tantangan-tantangan yang berasal dari lingkungan maupun manusia yang lain. IPS memandang manusia dari berbagai sudut pandang. IPS melihat bagaimana manusia hidup bersama dengan orang lain, bagaimana keseharian hidup dengan lingkungannya, bagaimana manusia melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Ruang lingkup IPS adalah sama dengan ruang lingkup ilmu sosial, yaitu manusia sebagai anggota masyarakat (Sumaatmadja, 1980: 11). Ruang lingkup pengajaran IPS di SD dibatasi sampai gejala dari masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah, gejala dan masalah sosial kehidupan sehari-hari yang ada lingkungan hidup siswa SD, dimulai dari lingkungan tempat tinggal dan sekolah, kemudian desa, kecamatan, kabupaten, propinsi, negara, negara tetangga dan dunia, terutama dalam hubungan kerja sama ekonomi, sosial, budaya di wilayah yang bersangkutan.

2. Aktivitas Belajar

Proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas merupakan aktivitas mentransformasikan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Guru dalam hal ini membantu mengembangkan kapasitas belajar, kompetensi dasar, dan potensi yang dimiliki siswa secara utuh sehingga pembelajaran menjadi kegiatan yang efektif (Yamin, 2007: 75). Pembelajaran yang efektif merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran, mengembangkan cara-cara belajar mandiri, sampai ikut berperan dalam kegiatan menilai.

3. Hasil Belajar

Menurut Purwadarminta (1993:700) dijelaskan bahwa hasil belajar adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dsb). Hasan (1982:38) menyatakan bahwa hasil belajar adalah pencapaian hasil (tujuan) setelah berusaha dan derajat keberhasilan yang dicapai dalam suatu tugas.

Menurut Sudjana (2001:22) ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Kedua faktor tersebut adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan faktor-faktor yang bersumber dari luar diri siswa.

4. Teknik Pembelajaran Mind Mapping

Mind Mapping menurut Tony Buzan (dalam Purwoko, 2000:4) adalah cara mencatat yang kreatif, efektif dan secara harfiah akan menentukan pikiran-pikiran kita. Menurut Bobbi de Porter dan Mike Hernacki (dalam Abdurrahman 2006:113) Mind Mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual prasarana grafis lainnya, untuk membentuk kesan.

Kerangka Berpikir

Kondisi awal kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora masih mengalami kendala yaitu masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran IPS. Aktivitas siswa yang meliputi berani bertanya, berani menjawab pertanyaan guru atau siswa lain, dan berani merespon jawaban teman masih sangat kurang. Begitu dengan hasil belajar siswa banyak yang memperoleh nilai di bawah KKM.

Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti memotivasi siswa dan menerapkan teknik Mind Mapping dalam pembelajaran. Mind Mapping atau peta konsep merupakan teknik pembelajaran dapat membantu siswa dalam mengembangkan konsep yang diterima guru dengan cara menggeneralisasikan dengan konsep-konsep yang lain yang telah tersimpan di otak dan konsep yang baru ditemukan.

Hipotesis Penelitian

Teknik pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPS materi gejala alam yang terjadi di Indonesia dan negara-negara tetangga pada siswa kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2011/2012.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora. Waktu penelitian yaitu pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 tepatnya bulan Januari sampai dengan April 2012. Sedangkan pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada tanggal 27 Januari dan 3 Februari 2012.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI di SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora sebanyak 31siswa yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 10 siswa laki-laki.

Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data

1. Sumber data siswa digunakan untuk memperoleh data aktivitas melalui pengamatan selama pembelajaran.

2. Sumber data guru diperoleh dari observasi guru kelas VI SD Negeri Sitirejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora.

3. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa catatan lapangan atau pengamatan dan hasil tes.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini meliputi teknik tes dan nontes. Dalam penelitian ini tes dilakukan pada akhir siklus dalam bentuk isian. Adapun teknik nontes yangdigunakan dalam penelitian ini diantaranya observasi, catatan lapangan, dan dokumentasi.

Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah 1) 60% siswa memiliki nilai aktivitas dengan kategori aktif (A dan B), 2) sebanyak 80% siswa memenuhi nilai ketuntasan, 3) rata-rata kelas mencapai 70.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Dalam pembelajaran awal atau pra siklus untuk materi gejala alam yang terjadi di Indonesia belum menggunakan teknik pembelajaran Mind Mapping. Data awal menunjukan hanya ada 2 anak yang aktivitasnya sangat aktif, 2 anak aktf, 6 anak atau 19,35% cukup aktif dan 21 anak atau 67,74% masih pada kategori kurang aktif. Hal ini disebabkan selama ini pembelajaran masih berpusat pada guru, sehingga anak hanya mendengarkan penjelasan saja, mencatat dan mengerjakan soal-soal evaluasi. Metode dan teknik pembelajaran yang digunakan guru kurang mampu memotivasi untuk terlibat dalam pembelajaran. Nilai rata-rata kelas baru mencapai 53,42. Data ini masih jauh dari harapan. Dari 31 siswa yang sudah mencapai KKM baru 6 siswa atau 19,35%. Jumlah siswa yang belum tuntas masih sangat tinggi yaitu 80,65% atau 25 siswa.

Deskripsi Siklus I

Pada siklus I semua siswa yang sangat aktif naik dari 6,45% atau 2 anak menjadi 16,13% atau 5 anak. Hal ini juga terjadi pada jumlah anak yang kategori aktif mengalami kenaikan yang sama. Kategori cukup aktif dari 6 anak atau 19,35% naik menjadi 13 anak atau 41,94%. Kenaikan pada kategori-kategori tersebut tentu saja berpengaruh terhadap jumlah siswa yang kurang aktif, yaitu dari 21 anak atau 67,74% menjadi 8 anak atau 22,80%. Peningkatan tersebut disebabkan guru dalam mengajar sudah banyak memberi kesempatan pada siswa untuk terlibat dalam pembelajaran melalui kegiatan membuat Mind Mapping.

Kelebihan pada siklus I adalah a) siswa mulai tertarik terhadap pembelajaran yang diberikan karena kegiatan dirancang sangat menarik, b) keaktivan siswa mulai meningkat karena termotivasi dengan teknik pembelajaran yang baru, c) siswa lebih mandiri dan kreatif karena bebas menuangkan dan mengembangkan idenya dalam Mind Mapping, d) sudah ada peningkatan aktivitas, hasil belajar dan rata-rata kelas.

Kekurangan pada siklus I adalah a) siswa yang keaktivannya pada kategori A dan B baru mencapai 32,26%, padahal targetnya adalah 60,00%, b) rata-rata kelas belum mencapai target yang diinginkan yaitu 70,00, rata-rata baru mencapai 63,87, c) siswa yang dapat mencapai KKM baru 13 anak atau 41,94%, sedang target yang ditetapkan adalah 70%, d) hasil pembuatan Mind Mapping belum sempurna, e) penjelasan guru tentang cara membuat Mind Mapping masih membingungkan sebagianh siswa, f) masih banyak anak yang takut mengemukakan pendapatnya, g) siswa yang aktif mendominasi kegiatan kelompok.

Dari hasil refleksi dari siklus I tersebut dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan belum tercapai, sehingga perbaikan pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus II.

Deskripsi Siklus II

Siswa yang berada pada kategori sangat aktif naik dari 16,13% pada siklus I menjadi 35,48% pada siklus II atau 5 anak menjadi 11 anak. Siswa dengan kategori aktif juga mengalami kenaikan dari 16,13% naik menjadi 32,26% atau 5 anak menjadi 10 anak. Kategori cukup aktif berkurang dari 41,94% turun menjadi 22,58% atau 13 anak menjadi 7 anak, dan siswa kurang aktif juga berkurang dari 22,80% menjadi 9,68% atau 8 anak pada siklus II tinggal 3 anak. Dari kondisi ini berarti aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS meningkat.

Kelebihan pada siklus I adalah a) target yang ditetapkan untuk tingkat keaktivan siswa sudah terpenuhi, yaitu lebih dari 60%, hasil yang dicapai pada akhir siklus II adalah 67,74%, b) siswa yang telah tuntas atau mencapai KKM menjadi 77,42%, sedangkan targetnya adalah 70%, c) rata-rata kelas 76,39, artinya sudah melampaui target yang ditetapkan yaitu 70, d) siswa sangat aktif mengikuti pelajaran karena skenario pembelajaran sangat menarik, e) guru aktif memotivasi siswa.

Kekurangan pada siklus I adalah masih ada siswa yang tidak aktif, hal ini disebabkan di kelas VI SD negeri Sitirejo, Kecamatan Tunjungan Blora ada 2 anak yang berkebutuhan khusus.

Oleh karena indikator keberhasilan penelitian sudah terpenuhi semua, maka penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil dan tindakan dihentikan pada siklus II.

Pembahasan

Pembelajaran dengan menggunakan teknik Mind Mapping efektif untuk meningkatkan keaktivan dan hasil belaja siswa pada pembelajaran IPS khususnya pada materi gejala alam yang terjadi di Indonesia dan negara-negara tetangga. Pada awal, aktivitas siswa dengan kategori sangat aktif (A) dan (B) naik dari 12,90% menjadi 32,26% dan pada siklus II 67,74%. Siswa sudah tuntas juga naik dari 19,35% pada kondisi awal, menjadi 58,06% dan siklus II mencapai 77,42%. Untuk kenaikan rerata kelas adalah mulai 53,42% pada kondisi awal, naik menjadi 63,87% pada siklus I dan pada siklus II naik lagi menjadi 76,39.

Teknik pembelajaran Mind Mapping memberikan ruang yang luas bagi siswa untuk mencari segala sesuatu yang ada hubungannya dengan tema yang diterima, yang dalam pemetaan akan muncul sebagai cabang-cabang dari pusat pemikiran atau obyek yang diberikan, mampu memberikan nuansa baru bagi pembelajaran di kelas, sehingga siswa benar-benar menjadi subyek yang bebas memberikan, menuangkan dan mengembangkan gagasannya tanpa takut salah (Buzan, 2003).

Hal inilah yang menjadikan pembelajaran menjadi aktif membangun pengetahuan dalam siswa, sehingga terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan dan keterampilan (Yamin, 2007:82).

Keaktivan fisik maupun mental dalam pembelajaran berpengaruh terhadap kerja otak sebagai alat bantu untuk memudahkan otak bekerja. Keaktivan akan mempercepat pembelajaran, melihat koneksi antar tema yang berbeda, membantu brainstorming, memudahkan ide mengalir, melihat gambaran besar, memudahkan mengingat, dan menyederhana-kan struktur. Dari fakta tersebut maka disimpulkan apabila kita juga menyimpan informasi seperti cara kerja otak, maka akan semakin baik informasi dalam otak dan hasil akhirnya tentu saja proses belajar kita akan semakin mudah, bermakna dan hasil belajar akan meningkat (Coleman dalam Mudyaharjo, 1996:260).

Oleh karena itu, penerapan teknik pembelajaran Mind Mapping dapat menjadi salah satu alternatif pembelajaran inovatif karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas sekaligus dapat meningkatkan kemampuan afektif dan psikomotorik mendukung pembelajaran bermakna.

PENUTUP

Simpulan

1. Aktivitas siswa yang meliputi keberanian bertanya, menjawab pertanyaan, merespon/menanggapi, dan memberikan usulan meningkat. Pada kondisi awal siswa yang aktif (kategori A dan B) ada 12,90% meningkat menjadi 32,26% pada siklus I dan pada siklus II naik lagi menjadi 67,74%.

2. Hasil belajar siswa meningkat setelah diterapkan teknik mind mapping. Siswa yang sudah tuntas pada Kondisi Awal 19,35%, siklus I 58,06%, dan siklus II mencapai 77,42%. Untuk rata-rata kelas pada Kondisi Awal 53,42; siklus I 63,87; dan siklus II mencapai 76,39.

Saran

1. Guru harus betul-betul memahami teknik pembelajaran Mind Mapping sehingga proses belajar mengajar akan berjalan lancar.

2. Guru hendaknya selalu mendorong dan memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran sehingga hasil belajar akan meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad. 2008. Kiai Haji Zaenal Mustofa. http://sundaislam.wordpress.com/2008/02/01/kiai-haji-zaenal-mustofa. Diakses pada tanggal 13 Februari 2011.

Arikunto, S. dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Arinto. (2010). Penggunaan Teknik Pencatatan Mind Map untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS pada Siswa Kelas VI SD Negeri Jatimudo Kecamatan Sulang Kabupaten Rembang Tahun Pelajaran 2009/2010. Penelitian Tindakan Kelas. Tuban: Universitas Ronggolawe.

Badudu, J. S. Sutan Muhammad Zain. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Bisri. Moh. (2008). Peningkatan prestasi Belajar Siswa Kelas V Menggunakan Teknik Pembelajaran Mind Mapping pada Mata Pelajaran IPS Semester 1 SDN Bukir Kecamatan Pasuruhan Tahun Pelajaran 2008/2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: universitas Sanatha Dharma.

Buzan, Tony. (2003). Mind Map. Jakarta: Gramedia.

Depdiknas. (2006). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 22, tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Hamalik. Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hidayati & Mujinem. (2008). Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Hasan, S. Hamid. 1982. Pendidikan ilmu-ilmu sosial. Bandung: IKIP Bandung.

Joni, Raka. 1992. Peningkatan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah Melalui Strategi Pendidikan Aktif. Jakarta: Depdikbud.

Moleong, L. J. 2007. Metodologi Penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mudyahardjo, Redja. 1996. Dasar-dasar Kependidikan. Universitas Terbuka. Jakarta.

Poerwadarminta, W. J. S. 1993. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Purwanto, Ngalim. 1998. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sardiman, A. M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Sudjana, Nana. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumaatmadja, N. (1980). Metodologi pengajaran ilmu pengetahuan sosial (IPS). Bandung: Alumni.

Waruwu, F. (2009). Mind Mapping. Diambil pada tanggal 4 Januari 2009, dari http:www.edutraco.com.

Winkel, W. S. 1984. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Yamin, Martinis. 2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.

Zainal, Aqib. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: CV. Yrama Widya.