PERBAIKAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN METODE RESITASI DALAM MATERI TENTANG MENGHITUNG LUAS

DAN VOLUME PADA SISWA KELAS VI

DI SDN SAMBENG

PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Nurhadi

Guru Kelas VI di SDN Sambeng,

Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar matematika dengan menerapkan metode resitasi pada materi tentang Menghitung Luas dan Volume pada siswa kelas VI di SDN Sambeng.

Tempat penelitian ini adalah SDN Sambeng yang merupakan unit kerja dari penulis selaku guru kelas VI. Waktu penelitian ini adalah dua bulan, berlangsung pada bulan Oktober sampai November tahun 2010. Tindakan dalam penelitian ini adalah menerapkan metode resitasi dalam pembelajaran Matematika pada materi tentang Menghitung Luas dan Volume. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 sebanyak 32 anak.

Hasil penelitian ini adalah 1) Siswa dapat membuat bangun datar dan bangun ruang sesuai dengan materi, 2) Siswa dapat mengetahui bagian-bagian bangun datar dan bangun ruang, 3) Siswa dapat menghitung luas pada bangun datar dan menghitung volume pada bangun ruang, 4) Siswa semakin aktif dan kritis dalam mengikuti pembelajaran, 5) Siswa mencapai prestasi belajar semakin baik. Saran dari penelitian ini adalah 1) Guru seharusnya dapat memberikan perhatian dan pengarahan dalam pengerjaan tugas, khususnya bagi siswa yang kurang terampil, 2) Siswa seharusnya dapat membuat bangun datar maupun bangun ruang secara rapi dan menarik, 3) Sekolah seharusnya dapat menyediakan kebutuhan siswa dalam mengerjakan tugas, sehingga memudahkan pengerjaan tugas.

Kata kunci: Pembelajaran, Matematika, Metode Resitasi, Luas dan Volume.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Materi yang disampaikan dalam pembelajaran Matematika di kelas VI pada Semester I mencakup tentang menghitung luas dan volume, yaitu menghitung luas bangun datar dan menghitung volume bangun ruang. Dalam pembelajaran Matematika, guru masih berperan sangat dominan karena ia merupakan sumber belajar yang menyampaikan materi kepada siswa. Hal ini berkaitan dengan perkembangan siswadi tingkat SD yang belum matang. Dalam pembelajaran tersebut, guru menyampaikan materi secara lisan dan menggambar materi berupa bangun datar dan bangun ruang di papan tulis. Siswa memperhatikan.

Praktik pembelajaran di atas tidak mampu melibatkan siswa secara aktif. Mereka hanya memperhatikan, mencatat dan berlatih. Keterangan berasal dari guru sesuai dengan materi yang disampaikan. Akibatnya, siswa menjadi pasif. Mereka tidak bertanya maupun berpendapat. Praktik pembelajaran semacam ini juga tidak memberikan kesan yang mendalam bagi siswa. Selain itu, penguasaan materi juga rendah. Hasil nilai ulangan harian menunjukan nilai rata-rata sebesar 56,56 dengan ketuntasan sebesar 65,63%.

Dalam pembelajaran, guru hendaknya menguasai materi dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Dalam pembelajaran Matematika dalam materi tentang Menghitung Luas dan Volume, guru memang menguasai materi dengan baik, tetapi strategi pembelajaran belum tepat. Guru dapat menggunakan media pembelajaran sederhana, misalnya kertas yang digunting berbentuk bangun datar sehingga siswa memahami masing-masing bangun datar yang dimaksud. Siswa secara berkelompok juga dapat ditugaskan untuk membuat bangun ruang. Dari media pembelajaran sederhana yang dibuat oleh siswa tersebut dapat digunakan dalam pembelajaran. Artinya siswa membuat dan menggunakan dalam pembelajaran.

Dalam penelitian ini, penulis selaku guru kelas VI menerapkan metode resitasi dalam pembelajaran Matematika. Siswa secara individual maupun kelompok diberikan tugas untuk membuat bangun datar dan bangun ruang, kemudian digunakan sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran Matematika. Dengan menerapkan metode resitasi diharapkan dapat memperbaiki pembelajaran Matematika dan meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan metode resitasi dalam pembelajaran Matematika dalam materi tentang Menghitung Luas dan Volume pada siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011?

2. Bagaimana hasil penerapan metode resitasi dalam pembelajaran Matematika dalam materi tentang Menghitung Luas dan Volume pada siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011?

Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum adalah memperbaiki pembelajaran Matematika pada siswa kelas VI di SDN Sambeng.

2. Tujuan khusus adalah meningkatkan prestasi belajar matematika dengan menerapkan metode resitasi pada materi tentang Menghitung Luas dan Volume pada siswa kelas VI di SDN Sambeng.

LANDASAN TEORI

Kajian Teori

1. Pendidikan Matematika

Istilah Matematika berasal dari bahasa Yunani, mathein dan mathenem yang berarti mempelajari. Kata matematika diduga erat hubungannya dengan kata sansekerta, medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensi. Matematika yang merupakan ilmu deduktif, aksiomatik, formal, hirarkis, abstrak, bahasa symbol yang padat arti dan semacamnya adalah sebuah system matematika. Sistem matematika berisikan model-model yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan-persoalan nyata. Manfaat lain yang menonjol adalah matematika dapat membentuk pola pikir orang yang mempelajarinya menjadi pola piker matematis yang sistematis, logis, kritis dengan penuh kecermatan.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Anonim, 2003). Sedangkan definisi yang disampaikan oleh Barizi (2009: 88), pembelajaran adalah bagaimana membuat siswa dapat belajar dengan mudah dan terdorong oleh kemampuannya sendiri untuk mempelajari apa (what) yang teraktualisasikan dalam kurikulum sebagai kebutuhan (needs) siswa.

3. Pengertian Metode Resitasi

Metode resitasi (penugasan) adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar (Djamarah, 2002: 96).

Kelebihan metode resitasi (penugasan) sebagai berikut: a) Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar individual ataupun kelompok, b) Dapat mengembangkan kemandirian siswa di luar pengawasan guru, c) Dalam membina tanggung jawab dan disiplin siswa, d) Dapat mengembangkan kreatifitas siswa.

Kekurangan metode resitasi (penugasan) sebagai berikut: a) Siswa sulit dikontrol, b) Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, c) Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu siswa, d) Sering memberikan tugas yang menonton (tak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan siswa.

Kerangka Berpikir

Tindakan yang dilakukan guru adalah menerapkan metode resitasi. Sesuai dengan materi yang disampaikan, guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat bangun datar secara individual dan bangun ruang secara kelompok. Dengan tugas tersebut, siswa secara individual maupun kelompok dapat membuat media pembelajaran secara mandiri dan menggunakannya dalam pembelajaran.

Dengan menerapkan metode resitasi ini, siswa didorong lebih aktif dengan mengerjakan tugas dan menghasilkan media pembelajaran sederhana yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran ini diharapkan dapat menjadikan materi yang disampaikan semakin konkrit, sehingga konsep dapat dipahami. Dengan menerapkan metode resitasi diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran Matematika pada materi tentang Menghitung Luas dan Volume.

Hipotesis Penelitian

Penerapan metode resitasi dalam pembelajaran Matematika dalam materi tentang Menghitung Luas dan Volume pada siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 diduga dapat memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan prestasi belajar.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini termasuk ke dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK berkait erat dengan persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yang dihadapi guru.

Tempat penelitian ini adalah SDN Sambeng yang merupakan unit kerja dari penulis selaku guru kelas VI. Waktu penelitian ini adalah dua bulan, berlangsung pada bulan Oktober sampai November tahun 2010. Tindakan dalam penelitian ini adalah menerapkan metode resitasi dalam pembelajaran Matematika pada materi tentang Menghitung Luas dan Volume.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI di SDN Sambeng pada Semester I Tahun Pelajaran 2010/2011 sebanyak 32 anak.

Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini mencakup proses pembelajaran dan prestasi belajar. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan dan tes tertulis. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan untuk mengetahui kegiatan siswa selama pembelajaran. Sedangkan tes tertulis dilakukan dengan ulangan harian untuk mengetahui prestasi belajar siswa.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja penelitian ini adalah 1) Siswa dapat membuat bangun datar secara individual, 2) Siswa dapat membuat bangun ruang secara kelompok, 3) Siswa dapat menggunakan hasil karyanya dalam pembelajaran, 4) Siswa dapat mengerjakan latihan soal dengan benar, 5) Siswa dapat mencapai prestasi belajar yang baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran Matematika di kelas VI pada Semester I dalam materi tentang Menghitung Luas dan Volume, yaitu menghitung luas bangun datar dan menghitung volume bangun ruang, guru menjelaskan secara lisan dan menggambar bangun ruang pada papan tulis. Guru menggambarkan persegi panjang dan persegi secara berdampingan di papan tulis dan memberikan nama, yaitu persegi panjang ABCD dan persegi EFGH. Kemudian, guru memfokuskan pada masing-masing sisi pada kedua bangun datar tersebut. Siswa memperhatikan dengan seksama kedua gambar tersebut.

Guru melanjutkan dengan materi berikutnya, yaitu segitiga. Hampir sama dengan materi sebelumnya, siswa juga memperhatikan, mencatat dan berlatih mengerjakan. Mereka juga tidak mengalami kendala berarti. Materi terus berlanjut hingga bangun datar yang terakhir, yaitu lingkaran. Pembelajaran berakhir.

Materi awal tentang bangun datar telah selesai. Pada pertemuan tersebut, penulis memberikan soal latihan yang terdiri dari 10 soal isian. Siswa mempunyai waktu selama 35 menit untuk mengerjakan soal latihan. Guru membagikan soal latihan dan siswa mulai mengerjakan. Guru melakukan pembahasan, sehingga diketahui hasil kerja siswa. Dari analisis terhadap nilai diketahui nilai rata-rata sebesar 56,56 dengan ketuntasan sebesar 65,63%. Prestasi belajar yang dicapai siswa ini tidak memuaskan, padahal materi tersebut merupakan pondasi untuk materi berikutnya.

Rendahnya prestasi belajar tersebut diduga berkaitan dengan pembelajaran matematika yang masih berpusat pada guru, berlangsung searah dan bersifat teoritis. Posisi siswa hanya sebagai objek yang hanya memperhatikan dan menerima materi serta mengerjakan soal latihan. Inilah yang menyebabkan siswa pasif dan menjadikan pembelajaran kurang bermakna.

Guru melakukan tindakan untuk pemecahan masalah dengan menerapkan metode resitasi dalam pembelajaran Matematika. Dalam pembelajaran, siswa diberikan tugas untuk membuat media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran. Dengan cara ini, pembelajaran tidak lagi teoritis dan pasif, tetapi lebih konkrit dan aktif. Melalui metode resitasi diharapkan siswa dapat menguasai konsep dengan kuat dan meningkatkan prestasi belajarnya.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Kondisi Awal, guru sangat dominan sedangkan siswa masih pasif. Pembelajaran bersumber pada guru dan bersifat teoritis. Guru hanya menyampaikan materi dengan menggambar bangundatar, kemudian menyajikan rumus menghitung luas. Dengan cara ini, siswa hanya menerima dan menghafal. Padahal dalam pembelajaran Matematika siswa harus memahami konsep dasar, termasuk dalam menghitung luas pada bangun datar. Pada materi awal tentang persegi panjang, persegi dan segitiga tidak ada permasalahan berarti. Tetapi pada materi berikutnya, mereka mulai kesulitan. Akibat dari pembelajaran tersebut adalah siswa kurang memahami konsep dan kurang menguasai materi.

Atas dasar kondisi tersebut, guru melakukan tindakan dengan menerapkan metode resitasi. Dalam pembelajaran Matematika, siswa diberikan tugas untuk membuat bangun datar. Kemudian, hasil kerja tersebut digunakan sebagai media pembelajaran. Dengan membuat dan menggunakan media pembelajaran tersebut diharapkan siswa dapat memahami konsep dasar dan menguasai materi.

Siswa mendapat kertas HVS yang digunakan untuk menggambar bangun datar. Mereka juga mempersiapkan peralatan, diantaranya pensil, penghapus, penggaris, dan gunting. Sesuai dengan materi, siswa menggambar bangun datar, kemudian mengguntingnya. Dengan cara ini, siswa menghasilkan bangun datar sebagai hasil kerjanya yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran..

Pada saat yang bersamaan, guru melakukan tanya-jawab dengan siswa. Dengan menggunakan hasil kerjanya tersebut, siswa menjadi lebih aktif dan paham. Mereka mengetahui rumus dalam menentukan luas bangun datar. Mereka tidak menghafal. Dengan demikian, pemahaman mereka semakin kuat. Hal yang sama juga berlaku dalam menentukan luas pada bangun datar gabungan maupun sebagian.

Pembelajaran pada Siklus I diakhiri dengan ulangan harian. Siswa mengerjakan sepuluh soal isian dengan materi menghitung luas bangun datar selama dua jam pelajaran. Siswa harus menghitung luas bangun datar dilengkapi dengan rumus dan cara penghitungan. Analisis nilai ulangan harian menunjukan nilai rata-rata sebesar 72,5 dengan ketuntasan sebesar 87,5%. Sedangkan prestasi belajar pada Kondisi Awal dimana nilai rata-rata sebesar 56,56 dengan ketuntasan sebesar 68,75%.

Deskripsi Siklus II

Pada Siklus II ini, materi yang disampaikan adalah menghitung volume bangun ruang. Siswa secara berkelompok mendapat tugas untuk membuat bangun ruang, yaitu balok, kubus dan prisma segitiga. Pada materi terakhir, mereka ditugaskan untuk membawa kaleng sebagai pengganti tabung. Dengan tugas tersebut, siswa menghasilkan media pembelajaran sederhana yang konkrit.

Pada pembelajaran Matematika di Siklus II ini, siswa mengerjakan tugas secara berkelompok. Guru menentukan pembagian kelompok dimana empat siswa membentuk satu kelompok. Mereka saling membantu dalam menghasilkan bangun ruang. Mereka bekerja sama dan saling membantu dalam menghasilkan bangun ruang. Mereka menggunakan hasil kerjanya tersebut sebagai media pembelajaran. Mereka memperhatikan setiap bagian pada bangun ruang tersebut, sehingga mengetahui bentuk alas dan ukuran rusuk. Mereka semakin terampil dengan mengerjakan soal latihan.

Pembelajaran pada Siklus II diakhiri dengan ulangan harian. Siswa mengerjakan sepuluh soal isian dengan materi menghitung volume bangun ruang selama dua jam pelajaran. Siswa harus menghitung volume bangun ruang dilengkapi dengan rumus dan cara penghitungan. Analisis nilai ulangan harian menunjukan nilai rata-rata sebesar 85,31 dengan ketuntasan sebesar 100%. Sedangkan prestasi belajar pada Siklus I dimana nilai rata-rata sebesar 72,5 dengan ketuntasan sebesar 87,5%.

Pembahasan

Pembelajaran Matematika harus menguasai konsep dasar. Dalam pembelajaran Matematika dengan materi tentang Menghitung Luas dan Volume, siswa harus mengetahui maksud luas dan volume. Pemahaman ini dapat membantu mereka dalam menguasai materi. Karakter dalam pembelajaran matematika bukan sekedar menghafal rumus dan mengerjakan soal latihan.

Dalam pembelajaran Matematika di Kondisi Awal, guru hanya sekedar menyampaikan materi dengan menghafalkan rumus menghitung luas pada bangun datar. Pembelajaran semacam ini menjadikan guru dominan. Guru menyampaikan dan menulis materi dilengkapi dengan penjelasan. Akibatnya, siswa pasif. Pembelajaran pun bersifat teoritis, sehingga kurang menarik dan membosankan.

Permasalahan tersebut diselesaikan dengan menerapkan metode resitasi dalam pembelajaran Matematika. Pada Siklus I, siswa mendapat tugas secara individual untuk menggambar dan membuat bangun datar. Hasil kerja tersebut kemudian digunakan sebagai media pembelajaran. Siswa mengetahui masing-masing sisi pada persegi panjang hingga lingkaran. Mereka mengetahui luas pada bangun datar ditentukan oleh sisi-sisinya. Begitu juga dengan bangun datar gabungan dan berpotongan, siswa dapat menggambar dan menganalisis jenis bangun datar yang bergabung maupun berpotongan.

Pada Siklus II, siswa secara berkelompok mendapat tugas untuk menggambar jaring-jaring bangun ruang. Mereka memperhatikan jaring-jaring tersebut dari papan tulis. Dalam satu kelompok terdiri dari empat siswa. Mereka mendapat tugas untuk membuat dua bangun ruang dan menggunakannya secara berpasangan dalam pembelajaran. Dari hasil kerjanya tersebut, siswa mengetahui ukuran rusuk pada balok, kubus maupun prisma segitiga. Sedangkan tabung, siswa ditugaskan untuk membawa kaleng atau potongan bambu. Dengan tugas tersebut, siswa mengetahui volume pada bangun ruang ditentukan oleh rusuk-rusuknya.

Dengan metode resitasi, siswa mendapat tugas untuk membuat media pembelajaran. Inilah yang mendorong aktif, kooperatif dan kritis. Pembelajaran tidak lagi didominasi guru. Mereka tidak lagi menerima materi atau hanya menghafal rumus. Mereka dapat memahami konsep dasar. Mereka juga mengerjakan soal latihan, sehingga penguasaan materi semakin kuat.

Sesuai dengan tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran, siswa memahami konsep dasar dan menguasai materi. Dari hasil ulangan harian, siswa mencapai prestasi belajar yang semakin baik. Perbandingan nilai ulangan harian dan prestasi belajar dapat diperhatikan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4. Perbandingan nilai ulangan harian

No

Nama siswa

K. A.

S. I

S. II

1

Dewi Novitasari

30

50

60

2

Andih Heru Prastiyo

30

50

60

3

Aas Hilda Sahanavi

50

70

80

4

Alvi Yuspidasari

60

80

90

5

Ahmad Wahyu Utomo

70

80

90

6

Diofani Andrigunawan

60

80

100

7

Firman Romadoni

70

90

100

8

Ferika Surya Indah Farera

50

70

90

9

Irvandi Ahmad Ricko

60

70

80

10

Khurnia Wati

40

60

70

11

Muh. Saiful Anwar

50

60

80

12

Muji Wahyu Ningsih

40

50

60

13

Nurjannah Uswatun Hasanah

60

80

100

14

Nanang Hasim Ashari

50

60

80

15

Poppy Wahyu Triwinansari

60

70

90

16

Riki Alpian Adi Pamungkas

40

50

60

17

Rizki Bagas Saputro

70

90

100

18

Riyan Fatkurozi

60

70

90

19

Silvia Niluk Kartika

60

80

100

20

Siti Marfuah

60

80

90

21

Siti Muthmainnah

60

70

90

22

Sugianto

70

90

100

23

Sangaji Hindra Pradana Nasution

70

100

100

24

Syafadzilah Syahida Rofiqoh

70

90

100

25

Tiyas Pitriyani

60

70

90

26

Yustika Tri Lestari

50

70

80

27

Ayu Setiayani

70

80

90

28

Suci Indah Lestari Setiani

50

60

70

29

Ahmat Mustakim

60

70

80

30

Siti Nurhamidah

60

80

80

31

Siswanto

60

70

90

32

Hamzah Khoiril Huda

60

80

90

Tabel 5. Perbandingan prestasi belajar.

No

Perbandingan

K. Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

30

50

60

2

Nilai rata-rata

56,56

72,50

85,31

3

Nilai tertinggi

70

100

100

4

Ketuntasan (%)

65,63

87,50

100

PENUTUP

Simpulan

1. Dengan menerapkan metode resitasi, siswa menjadi aktif dengan membuat bangun datar maupun bangun ruang dan pembelajaran menjadi lebih konkrit.

2. Dengan menerapkan metode resitasi, siswa menjadi kritis dalam menghitung luas pada bangun datar dan menghitung volume pada bangun ruang.

3. Dengan menerapkan metode resitasi, siswa memahami konsep dasar, menguasai materi, dan meningkatkan prestasi belajarnya.

Saran

1. Guru seharusnya dapat memberikan perhatian dan pengarahan dalam pengerjaan tugas, khususnya bagi siswa yang kurang terampil.

2. Siswa seharusnya dapat membuat bangun datar maupun bangun ruang secara rapi dan menarik.

3. Sekolah seharusnya dapat menyediakan kebutuhan siswa dalam mengerjakan tugas, sehingga memudahkan pengerjaan tugas.

DAFTAR PUSTAKA

Barizi, Ahmad. 2009. Menjadi Guru Unggul. Yogyakarta: Ar Ruzz Media.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Sumanto; Kusumati, Heny, dan Aksin, Nur. 2008. Gemar Matematika 6 untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Suroso. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pararaton.

 

Yamin, Martinis dan Maisah. 2009. Manajemen Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.