Pemanfaatan Metode Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
PEMANFAATAN METODE PICTURE AND PICTURE
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MEMAHAMI
MEMBACA CERPEN KELAS IX SMP NEGERI 6 SALATIGA
Musirin
Guru SMP Negeri 6 Salatiga
ABSTRAK
Cerita Pendek atau sering juga disebut cerpen, merupakan salah satu karya sastra berbentuk fiksi yang cukup dikenal oleh banyak orang. Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang sering dianggap terlalu banyak bacaan bagi siswa , sehingga menyebabkan siswa merasa bosan dan tidak termotivasi mengikuti pembelajaran dan akibatnya hasil belajar belum mencapai nilai ketuntasan (KKM). Untuk meningkatan hasil belajar siswa agar lebih aktif, kreatif serta termotivasi peneliti menggunakan metode picture and picture. Adapun tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk mengetahui hasil belajar melalui penerapan metode picture and picture pada kelas IXF SMP Negeri 6 Salatiga. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, yaitu membandingkan hasil antara prasiklus , Siklus I serta Siklus II. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa berdasarkan hasil penelitian yang peneliti laksanakan maka secara empirik dengan melihat nilai pada kondisi awal rata-rata hanya mencapai nilai 66,1, setelah dilaksanakan penelitian pada siklus I mengalami kenaikan dengan rata-rata nilai 76, sedangkan pada siklus II mencapai nilai rata – rata 80,8 Hal ini mengalami kenaikan yang sangat berarti
Kata kunci: Hasil Belajar picture and picture
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Cerita Pendek atau sering juga disebut cerpen, merupakan salah satu karya sastra berbentuk fiksi yang cukup dikenal oleh banyak orang. Cerpen cenderung singkat , padat, dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang seperti novel. Kisah yang ditulis berfokus pada salah satu tokoh, sehingga cerita cukup pendek dan singkat.
Data yang peneliti temukan hasil belajar memahami membaca cerpen sangat rendah, dalam hal ini kenyataannya siswa belum optimal dalam memperoleh hasil belajar, sebagai bukti bahwa sebelum diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) peneliti memperoleh data dari 31 siswa nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 80, jika dirata-rata nilai yang diperoleh sangatlah rendah yakni 66,1 sehingga masih jauh dari KKM yang peneliti tetapkan yaitu 75.
Sementara rendahnya keaktifan belajar dan hasil belajar ini disebabkan oleh beberapa hal hambatan antara lain peneliti belumlah memanfaatkan metode pembelajaran yang tepat, sehingga siswa kurang tertarik dalam menerima materi. Hambatan yang kedua adalah hambatan yang berasal dari siswa itu sendiri, karena siswa pada umumnya hanya sekedar membaca tanpa memahami isi bacaan. Ada juga sebagian siswa yang memang kurang lancar membaca sehingga siswa memerlukan waktu yang relatif lebih lama dibanding siswa yang sudah lancer membaca. Hambatan yang ketiga adalah kurangnya peran orangtua dalam memotivasi anak dalam belajar sehingga hasil belajarnya masih rendah.
Dari kondisi awal peneliti menyimpulkan bahwa hal ini ada masalah kurangnya motivasi dan hasil belajar memahami cerpen yang dipengaruhi oleh beberapa hambatan. Berdasarkan masalah tersebut peneliti mencoba dan berupaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar memahami cerpen dengan menggunakan metode picture and picture. Metode ini peneliti anggap tepat karena sesuai dengan tujuan dan kondisi siswa. Peneliti berharap dengan diadakannya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan memanfaatkan metode Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar memahami cerpen. Peneliti optimis bahwa dengan pemenfaatan metode ini keaktifan dan hasil belajar memahami cerpen dapat meningkat yaitu dengan tercapainya nilai rata-rata 75 yang ditetapkan dalam KKM.
KAJIAN TEORI
Hasil Belajar
Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran wajib pada setiap jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, dan SMK. Pelajaran ini diujikan secara nasional di setiap jenjang pendidikan. Bahasa Indonesia sendiri terdiri atas beberapa kemampuan dasar yaitu , menulis, menyimak, berbicara dan apresiasi sastra. Pembelajaran ini membutuhkan kemampuan dan potensi anak secara keseluruhan, baik potensi menerapkan tata bahasa ataupun sastra.
Menurut Susanto (2013: 5) Pengertian hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Nawawi (dalam Susanto, 2013: 5) Hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Menurut Djamarah Dan Zain (2006) Pengertian hasil belajar ialah apa yang diperoleh siswa setelah dilakukan aktifitas belajar. Menurut Mulyasa (2008) Hasil belajar ialah prestasi belajar siswa secara keseluruhan yang menjadi indikator kompetensi dan derajat perubahan prilaku yang bersangkutan. Kompetensi yang harus dikuasai siswa perlu dinyatakan sedemikian rupa agar dapat dinilai sebagai wujud hasil belajar siswa yang mengacu pada pengalaman langsung. Mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya ialah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik
Metode Picture and Picture
Menurut Suprijono (2010: 110) metode picture and picture adalah metode pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis. Hal ini disesuaikan dengan pendapat Nurwahidah (2011) picture and picture dipandang sebagai: a) melatih siswa tidak sekedar menghafal suatu materi pembelajaran tetapi juga mengetahui alasan mengungkapkan ide pendapatnya, b) siswa cepat tanggap atas materi yang disampaikan karena diiringi dengan gambar-gambar, c) memudahkan siswa untuk memahami yang dimaksudkan oleh guru ketika menyampaikan materi pelajaran, d) siswa lebih konsentrasi serta mengasyikkan bagi mereka atas tugas yang diberikan guru karena berkaitan dengan permainan mereka sehari-hari yakni main gambar-gambar, e) adanya saling berkompetensi antar kelompok dalam menyusun gambar yang telah dipersiapkan oleh guru sehingga suasana kelas terasa hidup, f) siswa lebih kuat mengingat konsep-konsep atau atau bacaan yang ada pada gambar, g) menarik bagi siswa dikarenakan pembelajaran menggunakan dalam gambar-gambar, h) guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, melatih berpikir logis dan sistematis.
Pembelajaran Cerpen
Cerpen (Cerita Pendek) merupakan sebuah karya sastra berbentuk prosa dan mempunyai komposisi cerita, tokoh, latar, yang lebih sempit dari pada novel. Cerita yang disajikan dalam cerpen terbatas hanya memiliki satu kisah. Cerpen (Short Story) merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Menurut Sumardjo (2007: 84), cerpen adalah seni keterampilan menyajikan cerita. Oleh karena itu, seseorang penulis harus memiliki ketangkasan menulis dan menyusun cerita yang menarik. Sayuti (2000: 10), menyatakan cerpen menunjukkan kualitas yang bersifat compression, pemadatan, concentration , pemusatan, dan pendalaman, yang semuanya berkaitan dengan panjang cerita dan kualitas struktural yang diisyaratkan oleh panjang cerita itu.
METODE
Dalam penelitian ini peneliti memilih subjek penelitian dari siswa SMP Negeri 6 Salatiga, sebab peneliti mengajar disekolah tersebut. Adapun yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas IXF SMP Negeri 6 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), di mana sumber informasi serta data didapatkan melalui kegiatan pembelajaran siswa di kelas. Guru yang mengajar di kelas sebagai pengamat yang akan melakukan pengamatan saat peneliti sedang mengajar di depan kelas. Dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture.Metode penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan beberapa tahapan penelitian yang meliputi: Perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observising). Refleksi (reflecting).
Untuk analisis data dalam penelitian tindakan kelas menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa, sedangkan data kuantitatif digunakan untuk menilai hasil belajar siswa. Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas pada hasil belajar membaca cerpen dengan rata-rata rata 80,8 Hal ini mengalami kenaikan yang sangat berarti yaitu mencapai kriteria ketuntasan minimum yaitu 75 (KKM).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salatiga terdapat sepuluh sekolah menengah Iyang berstatus negeri yaitu SMP Negeri 1 sampai SMP Negeri 10. Sedangkan peneliti mengajar di SMP Negeri 6 salatiga yang berada di kota Salatiga bagian selatan. Sebagian orang mengatakan SMP pinggiran karena letaknya di desa Tegalrejo Kecamatan Argomulyo Kota salatiga. Letaknya bersebelahan dengan SMA Negeri 2 Salatiga , dan hanya terpisahkan oleh jalan menuju perumahan Tegalrejo Permai.
Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)
Adapun nilai yang diperoleh siswa pada kondisi awal adalah nilai terendah 50, dan nilai tertinggi mencapai 80 sedangakan nilai rata – rata kelas mencapai 66,1. masih terdapat beberapa siswa yang belum tuntas, dikarenakan guru dalam menyampaikan pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab saja. Cara mengajar seperti ini akan memberikan kesan kebosanan, tidak termotivasi serta jenuh bagi siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa.
Hasil Tindakan Siklus I
Hasil belajar pada siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada kelas IX F, yaitu nilai tertinggi meningkat dari 80 menjadi 85, nilai terendah dari 50 menjadi 55 , rata – rata nilai meningkat dari 66,1 menjadi 76.
Hasil Pengamatan
Jika dikaitkan dengan hasil observasi guru dan kolabolator guru Bahasa Indonesia terhadap motivasi siswa selama proses belajar mengajar sudah cukup baik akan tetapi belum sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: Siswa masih ada yang keliahatan bingung dan kesulitan memahami langkah memahami membaca cerpen, Siswa masih kebingungan menentukan tema, latar, perwatakan, sudut pandang dan amanat cerita dengan baik, Karakteristik tugas belum jelas , Memahami konsep belum optimal, dan Masih banyak siswa yang belum serius mengerjakan tugas.
Dari hasil observasi dapat diamati terjadi peningkatan keaktifan dan antusias siswa dalam Pembelajaran menggunakan metode picture and picture , terlihat dengan banyaknya siswa memperhatikan penjelasan dari guru dan berani menjawab maupun bertanya tentang materi memahami membaca cerpen. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa dalam proses belajar mengajar.
Hasil Tindakan Siklus II
Hasil belajar siswa setelah menggunakan metode Picture and Picture adalah sebagai berikut: Nilai tertinggi 95, nilai terendah 75, dan rata-rata rata – rata tes kondisi akhir 80,8. Pada tahap penelitian melalui tindakan dengan menggunakan metode Picture and Picture , ada 31 siswa yang telah menuntaskan belajar sehingga ketuntasan belajar klasikal yang dicapai adalah 100%.
Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan kegiatan belajar siswa pada siklus II kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa dalam mengikuti apresepsi, siswa memperhatikan pembelajaran yang guru sampaikan dan siswa aktif mengikuti Pembelajaran dengan baik. Jika dikatkan dengan hasil observasi guru dan kolabolator guru bahasa indonesia terhadap motivasi siswa selama proses belajar mengajar sudah baik dan ada peningktan yang signifikan. Kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah diantisipasi, sedangka keaktifan dalam interaksi siswa dalam proses belajar mengajar yang dilakukan secara berkelompok telah mengalami peningkatan dengan menggunakan metode picture and picture dengan bimbingan yang jelas. Hal ini ditandai dengan: Selama proses pembelajaran berlangsung siswa selalu dalam kelompoknya masing-masing dan bekerja dengan baik, Siswa sudah mampu mengerjakan kegiatan berupa latihan sekaligus menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sendiri, Apabila ada hal yang kurang dipahami tanpa ragu-ragu siswa sudah berani menanyakan sesuatu yang tidak dimengerti, dan Siswa sudah memahami dan mengerti pentingnya dengan menemukan konsep secara mandiri sehingga memahami konsep terealisasi.
Perbandingan Nilai Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II
KONDISI AWAL | SIKLUS I | SIKLUS II |
Nilai rata – rata | Nilai rata – Kenaikan
Rata |
Nilai rata – Kenaikan
Rata |
66,1 |
76 0,99
|
80,8 0,48 |
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti laksanakan maka secara empirik dengan melihat nilai pada kondisi awal rata-rata hanya mencapai nilai 66,1, setelah dilaksanakan penelitian pada siklus I mengalami kenaikan dengan rata-rata nilai 76. Hal ini mengalami kenaikan yang sangat berarti , sedangkan pada siklus II mencapai nilai rata – rata 80,8. Pada siswa yang mendapat batas tuntas KKM juga meningkat yaitu pada kondisi awal sebelum diadakan penelitian, siswa yang mencapai KKM baru 7 orang siswa, berarti ada 24 orang siswa belum tuntas. Sedangkan pada siklus I yang sudah mencapai KKM ada 28 orang siswa dan yang belum tuntas ada 4 orang siswa. Sedangkan pada siklus II yang sudah mencapai KKM 31 orang siswa atau 100%. Sehingga dapat peneliti simpulkan sebagai berikut: Melalui pemanfaatan metode Picture and Picture dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia materi memahami membaca Cerpen, ini terbukti selama proses pembelajaran siswa sangat memperhatikan, berani menyampaikan pendapat, berani menjawab pertanyaan, dan hasil kerjanya dikategorikan tinggi, ini yang peneliti manfaatkan untuk pembelajaran materi Cerpen.
Berdasarkan pengamatan/observasi yang dilakukan kolaborator maupun peneliti sendiri, dan menganalisa nilai hasil belajar yang diperoleh para siswa baik nilai rata–rata kelas, nilai terendah maupun nilai tertinggi yang selalu mengalami peningkatan baik pada kondisi awal, siklus pertama, maupun pada siklus II yang selalu mengalami peningkatan pula, maka dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi Cerpen lebih tepat kalau peneliti memanfaatkan metode Picture and Picture , sebab dengan metode tersebut dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.
Saran
- Guru menggunakan metode picture and picture dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam materi membaca cerpen.
- Diharapkan guru mampu membuat mata pelajaran Bahasa Indonesia yang dianggap terlalu banyak bacaan tetapi tetap menyenangkan, sehingga siswa tetap aktif, kreatif serta termotivasi dalam mengikuti Pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Baharudin, dan Esa Nur Wahyuni, 2010. 2010. Teori Belajar dan pembelajaran. Yogyakarta; Ar Ruzz Media
Hamzah, B.Uno. 2007. Model pembelajaran Menciptakan Proses Belajar mengajar yang kreatif dan efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Majid, Abdul (2011) Perencanaan Pembelajaran Pengembangan Kompetensi Guru , Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Mulyono, I. 2011 MenCerpen Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara:Dua Metode.
Sardiman.2011 Interaksi dan Motivasi Belajar. PT Rajagrafindo: Jakarta..
Suharma , dkk.2006.Bahasa dan Sastra Indonesia. Bogor. PT. Ghalia Indonesia Printing.
Suprijono, 2010. Cooperativ learning. Pustaka Media: Yogyakarta.
Suyuti, Suminto A.dkk.2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka pelajar
Soemadaayo Samsu. 2011. Strategi da Teknis Pembelajaran. Yogyakarta: Graha Ilmu
Tarigan, Henry Guntur.2015 Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.