Pembelajaran Everyone Is a Teacher Here Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
MODEL PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE
UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PERSAMAAN GARIS LURUS
BAGI SISWA KELAS VIII G SEMESTER 1 SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Indiyah Murniningsih
SMP Negeri 4 Sukoharjo
ABSTRAK
Tujuan Penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan Aktivitas belajar Matematika,Materi Persamaan Garis Lurus melalui model pembelajaran kooperatif Everyone Is A Teacher Here. 2. Meningkatan Hasil belajar Matematika,Materi: Persamaan Garis Lurus melalui model pembelajaran kooperatif Everyone Is A Teacher Here 3. Meningkatkan Aktivitas belajar dan Hasil belajar Matematika,Materi: Persamaan Garis Lurus melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Bagi Siswa kelas VIII G, Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Sukoharjo Tahun Ppelajaran 2017/2018. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang berisi alur penelitian meliputi empat tahapan, mulai dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Empat tahapan tersebut membentuk siklus, dan penelitian ini berlangsung dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah peserta didik kelas VIII G, Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo, Tahun Pelajaran 2017/2018, yang berjumlah 32 peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan observasi, catatan lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan data dari kondisi awal dengan siklus I, membandingkan hasil belajar dari siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dari kondisi awal dengan kondisi akhir. Tindakan selanjutnya refleksi membuat simpulan berdasar deskriptif komparatif kemudian memberi ulasan. Hasil penelitian tindakan kelas ini ditandai dengan meningkatnya Aktivitas belajar dari rata-rata 37,89% kategori kurang pada kondisi awal, meningkat rata-rata 63,28% kategori cukup pada siklus I, menjadi rata-rata 80,47% kategori baik pada kondisi akhir, dan meningkatkan hasil belajar Matematika, Materi Persamaan Garis Lurus dari rata-rata 64,53 kondisi awal meningkat menjadi rata-rata 71,25 pada siklus I, dan meningkat menjadi rata-rata 78,75 pada kondisi akhir..
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan proses pembelajaran Matematika materi Persamaan Garis Lurus pada peserta didik kelas VIII G semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018 menunjukkan 37,89% peserta didik tampak kurang aktif dalam pembelajaran Matematika materi Persamaan Garis Lurus. Rata-rata nilai ulangan harian pembelajaran Matematika hanya 64,53 dengan rentang nilai 50, nilai terendah 40 dan nilai tertinggi 90 sedangkan Kriterian Ketuntasan Minimal (KKM) yang di tetapkan sebesar 70. Hal ini ditunjukkan oleh sikap peserta didik yang kurang aktif dalam menerima pelajaran yang disampaikan oleh Gurunya, peserta didik kurang aktif bertanya dan menjawab ketika pelajaran berlangsung. Rendahnya respon umpan balik dari peserta didik terhadap pertanyaan dan penjelasan guru, peserta didik yang menganggap bahwa Matematika merupakan pelajaran yang sulit, serta ketidak pahaman peserta didik tentang makna bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru,maka membuat peserta didik menjadi bosan dan jenuh.
Selain kemampuan peserta didik rendah, cara seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran hanya Monoton saja yaitu cenderung berpusat pada guru dan hanya dengan bercerita atau ceramah saja. Siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran, akibatnya tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran rendah. Di samping itu guru jarang sekali menggunakan media dan model pembelajaran sehingga dalam pembelajaran kurang bermakna dan sulit untuk dipahami. Akibatnya ranah tujuan pembelajaran hanya menyangkut ranah kognitif saja, ranah afektif dan ranah psikomotorik belum banyak disentuh. Sementara itu guru guru belum banyak memahami bahwa setiap anak pada dasarnya memiliki potensi yang luar biasa untuk dikembangkan.
Melihat kondisi tersebut maka guru harus mengupayakan agar pembelajaran Matematika menjadi pelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan, diharapkan peserta didik aktif dalam pembelajaran sehingga meningkatkan prestasi belajarnya. Untuk itu perlu diadakan tindakan kelas (Classroom Action) yaitu dengan menambah sarana pembelajaran dan variasi pembelajaran yang menarik, menyenangkan serta yang melibatkan aktivitas peserta didik secara langsung. Model tindakan pemecahan yang dilakukan adalah mengenalkan model pembelajaran Everyone is a teacher here (setiap siswa menjadi guru). Model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, sikap yang lebih positif, menambah motivasi, kreatifitas dan percaya diri serta menciptakan suasana pembelajaran yang aktif.
Berpusatnya pembelajaran pada para peserta didik, akan mengakibatkan peserta didik aktif bertanya dan menyampaikan pendapat, mendorong berpikir aktif pada peserta didik. Sehingga peserta didik dapat belajar dengan senang hati dan tidak membosankan. Aktivitas pembelajaran yang kreatif tersebut memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan santai, bertanggung jawab, serta merangsang aktivitas peserta didik untuk mengemukakan pendapat dalam memecahkan masalah atau pesoalan dalam pembelajaran, karena peserta didik terlibat aktif. Dalam rangka mencapai kondisi tersebut maka diangkat judul â€Model Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here dapat Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Matematika,materi Persamaan Garis Lurus Bagi Siswa Kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018â€.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Apakah model pembelajaran Everyone is a teacher here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan aktivitas belajar Persamaan Garis Lurus,bagi siswa kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018?
2. Apakah model pembelajaran Everyone is a teacher here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan hasil belajar Persamaan Garis Lurus bagi siswa kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018?
3. Apakah model pembelajaran Everyone is a teacher here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Persamaan Garis Lurus Bagi Siswa kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018?
A. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Melalui model pembelajaran Everyone is a teacher here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan aktivitas belajar Persamaan Garis Lurus,Bagi Siswa kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Melalui model pembelajaran Everyone is a teacher here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan hasil belajar Persamaan Garis Lurus Bagi Siswa kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018.
3. Melalui model pembelajaran Everyone is a teacher here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Persamaan Garis Lurus bagi siswa kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018.
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi. Keterampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.
“Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajarâ€(Sardiman, 200: 93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.
Banyak macam- macam kegiatan (aktivitas belajar) yang dapat dilakukan anak- anak di kelas, tidak hanya mendengarkan atau mencatat. Paul B. Diedrich (dalam Nasution,2004: 9), Membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan (aktifitas siswa) dalam pembelajaran Matematika, antara lain:
1) Visual activities (13) seperti membaca, memperhatikan:gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain dan sebagainya.
2) Oral activities (43) seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interviu, diskusi, interupsi dan sebagainya.
3) Listening activities (11) seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, music, pidato dan sebagainya.
4) Writing activities (22) seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin, dan sebagainya.
5) Drawing activities (8) seperti menggambar, membuat grafik, peta diagram, pola, dan sebagainya.
6) Motor activities (47) seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya.
7) Mental activities (23) seperti menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, dan sebagainya.
8) Emotional activities (23) seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup, dan sebagainya.
Pembelajaran Matematika akan lebih bermakna jika siswa mengalaminya dan merupakan pengalaman kehidupan siswa, dan siswa mengetahui manfaat dari apa yang dipelajarinya, untuk dipahami dengan baik sehingga pelajaran yang diterima akan menghasilkan sumber daya manusia yang tidak hanya memiliki pengetahuan tentang konsep-konsep Matematika saja, tetapi akan memilki kemampuan memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah dipelajari, maupun menganalisis dan mensintesis pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari serta dapat menggambar Grafik yang ada di Pelajaran Matematika.
Model Pembelajaran Kooperatif Everyone Is A Teacher Here (Setiap siswa menjadi guru)
Metode pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) merupakan implementasi dari strategi pembelajaran nhkontrukstivistik yang menempatkan siswa sebagai subyek dalam pembelajaran. Artinya, siswa mampu merekontruksi pengetahuannya sendiri sedangkan guru hanya sebagai fasilitator saja. (Hisyam Zaini, 2001: 60). Metode Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) ini merupakan strategi yang sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan dan secara individual. Strategi ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya. Dengan strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif. Metode Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) dapat dilakukan bersamaan dengan metode ceramah, agar siswa tidak dalam keadaan blank mind. Metode ceramah sebagai dasar agar siswa mendapatkan pengetahuan dasar (prior knowledge). Dengan demikian siswa akan menjadi aktif dalam proses belajar mengajar dan mampu merekonstruksi pengetahuan yang dimilikinya, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan konsep tersebut, maka peneliti mengemukakan hipotesis tindakan yaitu. “Melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Persamaan Garis Lurus Bagi Siswa kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018â€.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VIII G, Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018, yang dimungkinkan untuk dilaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru).
Alasan lain penelitian dilaksanakan di kelas VIII G, antara lain: a) Peneliti mengajar di kelas VIII G, sehingga memudahkan untuk melaksanakan penelitian. b) Selama ini belum pernah ada yang meneliti pelajaran Matematika materi Persamaan Garis Lurus, di kelas VIII G, Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo. Nilai kompetensi Matematika, materi Persamaan Garis Lurus untuk kelas VIII G Semester 1 masih kurang (berada di bawah KKM), sehingga perlu adanya peningkatan.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama 3 bulan dimulai bulan September sampai dengan bulan Nopember 2017. Subjek penelitian merupakan informan yang secara langsung maupun tidak langsung, subjek yang dietiliti adalah: peserta didik sebagai penerima tindakan, yaitu peserta didik kelas VIII G, Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 32 peserta didik, terdiri dari 22 peserta didik laki-laki, dan 10 peserta didik perempuan, sedang guru sebagai peneliti. Objek penelitian yaitu aktivitas belajar dan hasil belajar Persamaan Garis Lurus melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru).
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan dapat diolah menjadi suatu yang dapat disajikan sesuai dengan masalah yang dihadapi maka perlu adanya teknik pengumpulan data diantaranya:
1. Data tentang aktivitas belajar kondisi awal dikumpulkan dengan menggunakan teknik dokumentasi, sedang alatnya berupa dokumen catatan tentang aktivitas belajar peserta didik.
2. Data tentang hasil belajar kondisi awal dikumpulkan dengan teknik dokumentasi catatan nilai peserta didik, sedang alatnya berupa daftar nilai hasil tes peserta didik.
3. Data tentang aktivitas belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II dikumpulkan dengan menggunakan teknik Observasi, sedang alatnya berupa lembar observasi tentang aktivitas belajar peserta didik.
4. Data tentang hasil belajar peserta didik pada siklus I dan siklus II dikumpulkan dengan menggunakan tes tertulis, sedang alatnya berupa instrumen butir soal.
Validasi Data
1. Pengecekan keabsahan data aktivitas belajar peserta didik pada siklus I maupun siklus II yang dikumpulkan melalui observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan Triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan validitas data dengan memanfaatkan sarana diluar data itu untuk keperluan pengecekkan atau perbandingan data. Adapun triangulasi yang digunakan adalah triangulasi data yaitu mengumpulkan data yang sejenis dari sumber data yang berbeda. Pada penelitian ini validitas data yang dilakukan adalah pada aktivitas peserta didik yang diperoleh dari guru dan observer, serta aktivitas guru yang diperoleh dari observer dan kepala sekolah.
2. Validitas data yang mencerminkan hasil belajar peserta didik dianalisis dari perolehan nilai siklus I dan siklus II yang diperoleh melalui tes tertulis sedang alatnya berupa butir soal supaya diperoleh data yang valid perlu divaliditas isinya dengan cara membuat kisi-kisi soal sebelum butir soal disusun.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian untuk membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Data yang dihasilkan merupakan data berbagai sumber data yang dikumpulkan baik melalui teknik observasi, tes tertulis, catatan lapangan dan teknik lain.
1. Untuk menganalisis data aktivitas belajar peserta didik kondisi awal, aktivitas belajar siklus I dan siklus II digunakan teknik analisis deskriptip komparatif dilanjutkan refleksi, Deskriptip komperatif yaitu membandingkan data dari kondisi awal dengan siklus I, membandingkan aktivitas belajar dari siklus I dengan siklus II dan membandingkan aktivitas belajar dari kondisi awal dengan kondisi akhir. Refleksi adalah membuat simpulan berdasar deskriptif komperatif kemudian memberi ulasan atas simpulan tersebut untuk perlu tidaknya tindakan berikutnya.
2. Untuk menganalisis data hasil belajar peserta didik kondisi awal, hasil belajar siklus I dan siklus II digunakan teknik analisis deskriptip komparatif dilanjutkan refleksi, Deskriptip komparatif yaitu membandingkan data dari kondisi awal dengan siklus I, membandingkan hasil belajar dari siklus I dengan siklus II dan membandingkan hasil belajar dari kondisi awal dengan kondisi akhir. Refleksi adalah membuat simpulan berdasar deskriptif komperatif kemudian memberi ulasan atas simpulan tersebut untuk perlu tidaknya tindakan berikutnya.
Hasil Tindakan dan Pembahasan
Deskripsi Data Aktifitas Belajar Persamaan Garis Lurus.
Sebelum melakukan tindakan, peneliti melakukan observasi kondisi awal yaitu dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui aktivitas belajar peserta didik. Kegiatan pengamatan aktivitas belajar peserta didik dilakukan dengan berpedoman pada lembar observasi. Hasil observasi aktivitas belajar kondisi awal peserta didik masih rendah karena dari 32 peserta didik masih banyak peserta didik yang belum fokus terhadap pembelajaran yang berlangsung.
Berdasarkan data hasil pengamatan pada kondisi awal tentang aktivitas belajar peserta didik sebesar 37,89%. Data kondisi awal aktivitas belajar Persamaan Garis Lurus di kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2017/2018, dari jumlah 32 peserta didik, Visual activities 19 peserta didik atau 59,37%, Oral activities 9 peserta didik atau 28,12%, Listening activities 16 peserta didik atau 50,00%, Writing activities 13 peserta didik atau 40,62%, Drawing activities 15 peserta didik atau 46,87%, Motor activities 5 peserta didik atau 15,63%, Mental activities 8 peserta didik atau 25, 00%, dan Emotional activities 12 peserta didik atau 37,50%. Rata-rata aktivitas belajar Matematika sebesar 37,89% pada kategori kurang, sehingga perlu adanya tindakan untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dari kurang menjadi baik.
Berdasarkan pengukuran awal hasil belajar Persamaan Garis Lurus kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo dari 32 peserta didik rata-rata 64,53 pada kategori cukup, dengan perincian pada kategori amat baik 3 peserta didik atau 12,6%, pada kategori baik sebanyak 7 peserta didik atau 25,9%, pada kategori cukup sebanyak 12 peserta didik atau 37,3%, dan pada kategori kurang 10 peserta didik atau 24,2%. Jika di konsultasikan pada kriteria tuntas yang telah ditetapkan sesuai indikator keberhasilan yaitu 75% peserta didik mencapai nilai minimal tuntas ≥ 75, berdasarkan hasil penelitian hanya 7 peserta didik yang mencapai batas tuntas. Oleh karena itu peneliti dan guru merasa perlu untuk melakukan tindakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru). Model pembelajaran Setiap peserta didik bisa jadi guru ini diharapkan akan memotivasi peserta didik untuk belajar lebih aktif, kreatif dan inovatif serta rekreatif, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Deskripsi Data Siklus I
Berdasarkan data hasil pengamatan pada Siklus I tentang aktivitas belajar peserta didik sebesar 63,28%. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran Persamaan Garis Lurus, melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru), diketahui bahwa aktivitas belajar pada kondisi awal, dengan rata-rata 37,89% pada kategori kurang, aktivitas belajar pada siklus I, rata-rata 63,28% pada kategori cukup, dengan rincian Visual activities 19peserta didik atau 59,37% meningkat menjadi 27 peserta didik atau 84,38%, Oral activities 9 peserta didik atau 28,12% menjadi 16 peserta didik atau 50.00%, Listening activities 16 peserta didik atau 50.00% meningkat menjadi 22 peserta didik atau 68,75%, Writing activities 13 peserta didik atau 40,62% menjadi 21 peserta didik atau 65,63%, Drawing activities 15 peserta didik atau 46,87% menjadi 22 peserta didik atau 68,75%, Motor activities 5 peserta didik atau 15,63% menjadi 13 siswa atau 40,63%, Mental activities 8 peserta didik atau 25,00% menjadi 18 peserta didik atau 56,25%, dan Emotional activities 12 peserta didik atau 37,50 meningkat menjadi 23 peserta didik atau 71,88%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik pada pelajaran Matematika,Materi:Persamaan Garis Lurus, kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018. Namun demikian peningkatan tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu pada aktivitas 75% pada kategori baik. Oleh karena itu peneliti dan guru merasa perlu untuk melakukan tindakan selanjutnya untuk meningkatkan aktivitas belajar Persamaan Garis Lurus, melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru).
Berdasarkan data nilai terendah meningkat sebesar 10 yaitu dari 40 menjadi 50, nilai tertinggi mengalami peningkatan sebesar 10 dari 90 menjadi 100. Nilai rata-rata mengalami peningkatan sebesar 6,72 dari 64,53 menjadi 71,25, dan persentase tuntas juga mengalami peningkatan sebesar 28,13% yaitu dari 37,50% menjadi 65,63%. Berdasarkan kategori Aktifitas belajar juga meningkat sebesar 25,39 dari rata-rata 37,89% menjadi 63,28%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Matematika,Materi:Persamaan Garis Lurus kelas VIIIG Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018. Namun demikian peningkatan tersebut belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 75% siswa tuntas belajar dengan KKM 70. Oleh karena itu peneliti dan guru merasa perlu untuk melakukan tindakan selanjutnya untuk meningkatkan hasil belajar Persamaan Garis Lurus, melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru), pada siklus berikutnya.
Deskripsi Data Siklus II
Berdasarkan data hasil pengamatan pada Siklus ke II tentang aktivitas belajar peserta didik sebesar 80,47% , termasuk kategori baik. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada pembelajaran Matematika, materi Persamaan Garis Lurus, melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru), diketahui bahwa aktivitas belajar pada siklus I, dengan rata-rata 63,28% pada kategori cukup, aktivitas belajar pada siklus II rata-rata 80,47% pada kategori baik. dengan rincian Visual activities 27 peserta didik atau 84,38% meningkat menjadi 30 peserta didik atau 93,75% pada siklus ke II, Oral activities 16 peserta didik atau 50,00% menjadi 23 peserta didik atau 71,87% pada siklus ke II, Listening activities 22 peserta didik atau 68,75% menjadi 28 peserta didik atau 87.50% pada siklus ke II, Writing activities 21 peserta didik atau 65,63% menjadi 28 peserta didik atau 87.50% pada siklus ke II, Drawing activities 22 peserta didik atau 68,75% menjadi 26 peserta didik atau 81,25% pada siklus ke II, Motor activities 13 peserta didik atau 40,63% menjadi 20 peserta didik atau 62,50% pada siklus ke II, Mental activities 18 peserta didik atau 56,25% menjadi 22 peserta didik atau 68.75% pada siklus ke II, dan Emotional activities 23 peserta didik atau 71,88% meningkat 29 peserta didik atau 90,63% pada siklus ke II.
Nilai terendah meningkat sebesar 5 dari 50 menjadi 55, nilai tertinggi tetap dari 100 menjadi 100. Nilai rata-rata mengalami peningkatan sebesar 7,50% yaitu dari 71,25% menjadi 78,75%. Persentase tuntaspun juga mengalami peningkatan sebesar 25% yaitu dari 65,63% menjadi 90,63%. Jika dilihat dari kategori Keaktifan juga mengalami peningkatan sebesar 17,19%, yaitu yang semula rata-rata 63,28% pada kategori cukup di siklus I, menjadi 80,47% pada kategori baik,di siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran Matematika ,Materi: Persamaan Garis Lurus, kelas VIIIG, Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018.
Pembahasan Hasil Penelitian
Dari data di atas menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 dari kondisi awal rata-rata 37,89% pada kategori kurang meningkat menjadi rata-rata63,28% pada kategori cukup dan meningkat lagi pada kondisi akhir menjadi rata-rata 80,47% pada kategori baik.
Berdasarkan data penelitian tersebut dapat disimpulkan, melaui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan hasil belajar Persamaan Garis Lurus pada peserta didik kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018, secara signifikan yaitu dari rata-rata kondisi awal 64,53 menjadi 78,75 pada kondisi akhir, dan persentase ketuntasan meningkat dari kondisi awal 37,50% menjadi 90,63% pada kondisi akhir.
P E N U T U P
Simpulan
Secara keseluruhan hasil penelitian telah mampu menjawab perumusan masalah, yaitu:
1. Secara teoritis maupun empirik dapat disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan aktivitas belajar Persamaan Garis Lurus, bagi peserta didik kelas VIII G Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018 dari kondisi awal aktivitas belajar Persamaan Garis Lurus. pada kategori kurang atau 37,89% ke kondisi akhir aktivitas belajar Persamaan Garis Lurus, pada kategori baik atau 80,47%.
2. Secara teoritis maupun empirik disimpulkan bahwa melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan hasil belajar Persamaan Garis Lurus, bagi peserta didik kelas VIIIG Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018, dari kondisi awal hasil belajar Matematika, materi Persamaan Garis Lurus, rata-rata 64,53 ke kondisi akhir hasil belajar Persamaan Garis Lurus, rata-rata 78,75 meningkat sebesar 14,22.
3. Melalui model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar Persamaan Garis Lurus bagi peserta didik kelas VIIIG Semester 1 SMP Negeri 4 Sukoharjo tahun pelajaran 2017/2018.
Saran-Saran
Saran-saran dapat diberikan kepada guru dan peserta didik selaku pihak yang terlibat dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan metode belajar Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru):
1. Bagi Peserta didik
Peserta didik diharapkan menerapkan model pembelajaran Everyone Is A Teacher Here (setiap siswa menjadi guru) dengan harapan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik khususnya pada mata pelajaran Matematika, materi Persamaan Garis Lurus..
2. Bagi Peneliti
Selalu mengembangkan model pembelajaran dengan PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan) pada materi pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi lebih mudah menyerap dan memahami materi pelajaran yang disampaikan.
3. Bagi Guru
a. Agar peka dan tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya, meningkatkan kinerja yang lebih profesional dan penuh inovasi serta memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
b. Diharapkan guru lebih cepat menganalisis setiap permasalahan yang muncul pada setiap siklus, sehingga pada siklus selanjutnya dapat secara tepat dicarikan pemecahannya
4. Bagi Sekolah
Untuk mengembangkan kualitas sekolah yang lebih kondusif dan penuh dengan daya inovasi maupun aktivitas.
DAFTAR PUSTAKA
Dikdasmen, 2003. Pola Pelaksanaan Belajar Tuntas dan Analisis Ketuntasan Belajar. Jakarta: Depdiknas
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Fatru. Munir. 2010. Dinamika Kelompok. Jakarta: Universitas Sriwijaya
Hamalik, Oemar. 1982. Metode Belajar dan Konsultan Kesulitan Belajar. Bandung.
Mudjiono.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Mustofa, Fahmi. 1998. Sikolojiah Ta’allum. Bandung: Darul Fikri.
Morgan, Clifford T. 1978. Introductioan Psychology, New York, Toronto. London: The University Of Wiscoresin Mc. Grow.
Nasution. 1982. Azas-Azas Kurikulum. Bandung: Jemmars.
————. 2004. Diktatik Azas-Azas Mengajar. Bandung: Jemmars.
Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sardiman, 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo Persada
Saring, Marsudi. 1992. Psikologi Belajar. Jakarta,: Bintang Putra
Simanjuntak, Pasaribu. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito
Siregar, Marasudin. 1999. Diktatik Metodik dan Kedudukannya dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta: Sumbangsih.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta. Dirjen Dikti Depdiknas.
Slavin, Hamdani. 2011, Strategi dan Problematika Pengajaran Bahasa. Surakarta: FKIP UNS.
Sudjana, Nana. 2005. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algunsindo
Sugiyanto. 2007. Pengantar Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tarsito.
Sularyo. 2004. Upaya Meningkatkan Ketuntasan Belajar Fisika yang Berwawasan SETS dengan Metode Belajar Kelompok Pada Siswa Kelas II SMU Negeri 2 Semarang Tahun 2002 – 2003. Tesis: PPS Unnes
Suryabrata, Sumadi. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali.
Sutikno, Sobry. 2007. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdikbud.
Tirtonegoro, Sutratinah. 1994. Anak Super Normal dan Pendidikannya. Jakarta: PT Bina Aksara.
Winkel. WS. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.