Pembelajaran Explisit Instruction Tabel Banding Desimal Terhadap Hasil Belajar Siswa
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLISIT INSTRUCTION
BERBANTU MEDIA TABEL BANDING DESIMAL
TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV
SDN SUKOAGUNG PATI
Imamania Mukaromah
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas PGRI Semarang
ABSTRAK
Penggunaan model pembelajaran explicit instruction dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif. Model pembelajaran explicit instruction bertujuan untuk memersiapkan siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, serta membimbing pelatihan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif koefisien kontingansi. Penelitian pendekatan kuantitatif koefisien kontingansi ini digunakan untuk menghitung hubungan antara dua variabel yang mana datanya berbentuk nominal. Berdasarkan analisis data nilai pretest dan posttest dengan uji-t test diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 73,83 dan nilai rata-rata postest sebesar 80,50 diperoleh thitung = 9,879 dengan db N-1 = 12-1 = 11 dengan taraf signifikan 5% sebesar 1,73 karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan postest. Hasil pengujian hipotesis yang sudah dilaksanakan berdasarkan uji regresi linier berganda diperoleh f hitung>f tabel. Berdasarkan output dapat kita lihat bahwa Sig (2 tailed) = 0.000. Hasil tersebut, diperoleh thitung > ttabel yaitu 9,879>1,73 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai pretest dan postest pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal dan pada nilai ketuntasan hasil belajar siswa naik lebih dari 75% yaitu pada posttest mendapatkan siswa yang tuntas 91,67%. Artinya, bahwa model pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal efektif tehadap hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati.
Kata Kunci: Learning Model Explicit Instuction, Desimal Appeal Table Media, Results Of Learning Lesson Matematics
PENDAHULUAN
Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Republik Indonesia 2003:4). Media tabel banding desimal adalah media yang dapat memudahkan siswa dalam menentukan nilai banding dari 2 bilangan desimal (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan:79).
Media tabel banding desimal adalah media yang dapat memudahkan siswa dalam menentukan nilai banding dari dua bilangan desimal. Media tabel banding desimal merupakan pembelajaran penjumlahan secara bersusun. Dengan menggunakan media tebel banding desimal, siswa akan lebih mudah untuk menghitung kolom satuan dengan membandingkan angkanya lebih besar bilangan pertama atau bilangan kedua, kemudian bandingkan secara berurutan ke kolom berikutnya persepuluh, perseratus, perseribu.
Archer dan Hughes, sebagaimana yang dikutip oleh Huda (2013:186), strategi Explicit Instruction adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa. Strategi ini berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dan dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Strategi ini sering dikenal dengan Model Pengajaran Langsung.
Model pembelajaran explicit instructions ini dipilih karena akan menjadikan siswa lebih aktif dan memberikan siswa pengalaman belajar yang tinggi. Di samping itu, siswa akan mendapatkan bimbingan dari guru secara bertahap, melihat bahwa siswa kurang mendapakan pelatihan sebelumnya, sehingga setiap siswa memahami pembelajaran yang diberikan dan mendapatkan hasil pembelajaran yang maksimal.
Pembelajaran adalah suatu upaya oleh guru untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisir, dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal. (Sugihartono 2007:81). Sedangkan matematika menurut Suherman (2003:253) adalah disiplin ilmu tentang tata cara berfikir dan mengolah logika, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.. Jadi pembelajaran matematika adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang melibatkan pengembangan pola berpikir dan mengolah logika pada suatu lingkungan belajar yang sengaja diciptakan oleh guru dengan berbagai metode agar program belajar matematika tumbuh dan berkembang secara optimal dan siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien. Selain interaksi yang baik antara guru dan siswa tersebut, faktor lain yang menentukan keberhasilan pembelajaran matematika adalah bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran tersebut.
Menurut Arends, sebagaimana dikutip oleh Trianto (2009:41) menjelaskan bahwa model Explicit Intruction disebut juga dengan direct instruction (pengajaran langsung) merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Explicit Instruction atau model pengajaran langsung menurut Arends ditujukan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh infomasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah (Trianto 2009:41).
Penggunaan model pembelajaran explicit instruction pada materi media tabel banding desimal merupakan pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Karena model pembelajaran explicit instruction ini berusaha menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan, serta membimbing pelatihan. Untuk mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, siswa diberikan kesempatan untuk latihan lanjutan.
Proses pembelajaran media tabel banding desimal dengan menggunakan metode model pembelajaran explicit instruction ini bila dilakukan dengan baik dan benar akan berpengaruh pada target pencapaian hasil nilai peserta didik. Yakni apa yang ditargetkan oleh guru pada evaluasi nanti paling tidak mendapatkan nilai yang baik. Akan tetapi tidak hanya itu saja tujuannya melainkan memotivasi peserta didik agar lebih giat belajar serta berprestasi.
Berdasarkan teori belajar tuntas, peserta didik dipandang tuntas belajar jika peserta didik mampu menguasai minimal 75% dari seluruh tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah siswa yang mampu mencapai minimal 65%, sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas tersebut (Mulyasa 2007:254).
Ada beberapa temuan yang didapatkan peneliti pada siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati dalam pembelajaran matematika pada materi bilangan pecahan desimal yaitu saat pelaksanaan proses pembelajaran, siswa lebih asyik bermain dan bercanda dengan temannya ketika guru sedang menyampaikan materi pembelajaran. Kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika. Proses pembelajaran yang dilaksanakan di SDN Sukoagung Pati ini masih menggunakan metode konvensional atau ceramah dan penugasan dalam proses pembelajaran. Selain itu hasil belajar matematika kelas IV SDN Sukoagung Pati masih sedikit siswa-siswi yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dari 12 siswa yang belum mencapai KKM pada hasil belajar sebanyak 9 siswa.
Siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati dalam pembelajaran matematika banding desimal, menunjukkan bahwa siswa masih belum bisa menjawab dengan benar ketika diberikan soal desimal yang bergambar. Karena salah satu bagian tersebut ada yang diarsir. Hal ini menunjukkan bahwa siswa masih belum memahami konsep pecahan desimal. Kurangnya pemahaman konsep pecahan desimal menjadi salah satu penyebab utama timbulnya ketidakmampuan siswa dalam menjawab soal dengan benar. Selain itu, kesulitan belajar tidak dialami hanya oleh siswa yang berkemampuan di bawah rata-rata atau yang dikenal sungguh memiliki learning difficulties, tetapi dapat dialami oleh siswa dengan tingkat kemampuan manapun dari kalangan atau kelompok manapun. Serta kurangnya fasilitas sarana dan prasarana dalam pembelajaran.
Untuk melibatkan siswa agar aktif dalam pembelajaran maka guru dapat menggunakan model yang cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran matematikayaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe explisit instructionberbantu media tabel banding desimal.
Dengan adanya model pembelajaran explisit instruction berbantu media tabel banding desimal, siswa lebih aktif untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Di samping itu, (explisit instruction) juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat serta berionteraksi dengan siswa yang menjadikan aktif dalam kelas.
Kondisi tersebut, mendorong peneliti untuk melakukan Penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Explisit Instruction Berbantu Media Tabel Banding Desimal terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN Sukoagung Patiâ€.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan adalah sebagai berikut, “apakah terdapat pengaruh model pembelajaran explisit instruction berbantu media tabel banding desimal terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Sukoagung Patiâ€.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif koefisien kontingansi. Penelitian pendekatan kuantitatif koefisien kontingansi ini digunakan untuk menghitung hubungan antara dua variabel yang mana datanya berbentuk nominal (Sugiyono 2007:239). Penelitian ini menggunakan metode yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran explisit instruction berbantu media tabel banding desimal terhadap hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2006:55). Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas IV SD Negeri Sukoagung Pati.
Jumlah populasi penelitian di bawah 100 maka sebaiknya diambil semua, tetapi jika jumlah populasinya di atas 100 maka jumlah sampelnya dapat diambil 10%-5% atau 20%–25% atau lebih tergantung dari ketersediaan waktu, tenaga, dan dana serta kemampuan peneliti termasuk sempit luasnya wilayah penelitian (Arikunto 2006:134). Dalam pengambilan sampel dari penelitian ini yakni siswa kelas IV dengan jumlah 12 siswa.
Menurut Sugiyono (2013:121) berpendapat bahwa teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling pada dasarnya dikelompokkan menjadi dua, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan jenis sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono 2010:124).
Penelitian ini untuk mengetahui apakah hasil belajar Matematika yang diperoleh dari pemberian model pembelajaran explisit instructionberbantu berbantu media tabel banding desimaldapat tuntas dengan KKM sebesar 70.
Penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran model pembelajaran explisit instruction berbantu media tabel banding desimal lebih baik dari siswa yang tidak diberikan pembelajaran model explisit instruction berbantu media tabel banding desimal. Pengujian ini menggunakan uji-t dua sampel
Jika thitung ≥ ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, dengan derajat kebebasan untuk distribusi yaitu (N-1) dan taraf signifikasi 5%. Apabila hasil uji hipotesis menyatakan H0 diterima, maka model pembelajaran explisit instructionberbantu berbantu media tabel banding desimal berpengaruh terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati. Regresi dapat juga dijelaskan merupakan suatu analisis yang digunakan untuk menganalisis, mengukur perubahan pada variabel terikat (Y) bila variabel bebas berubah satu satuan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penghitungan validitas uji coba model pembelajaran explicit instruction dan metode audio visual dilakukan untuk mencapai koefisien korelasi butir total minimal rxy > 0,05 pada keseluruhan butir item. Pada pengujian ini 15 butir soal pree test model pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal diperoleh indeks korelasi item valid berkisar 0.459 sampai dengan 0.985. Terdapat 1 butir yang dinyatakan tidak valid, yaitu nomor 15 pada pree test. Hal ini dikarenakan rhitung < 0,05 dengan taraf signifikansi 5% dan N = 12. Jadi, soal yang valid sebanyak 14butir. Sedangkan pada pengujian 15 butir soal post test terdapat 15 butir yang dikatakan valid. Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tersebut dapat dilanjutkan (Lihat pada lampiran 06 dan 07).
Setelah data yang tidak valid di buang, kemudian di hitug reliabilitasnya dengan taraf signifikansi 5%, jika diperoleh nilai r hasil perhitungan yang koefisien reliabilitasnya bergerak diantara -1 sampai dengan 1, maka skala dinyatakan reliabel. Pengujian reliabilitas terhadap kuesioner dilakukan dan hasilnya. Hasilnya secara terperinci dapat dilihat pada ringkasan perhitungan pada soal pree test adalah rα= 0,987>0,468. Hal ini menunjukkan bahwa data pree test dapat dikatakan reliabel. Sedangkan perhitungan pada soal postest adalah rα= 0,915> 0,468. Hal ini menunjukkan bahwa data postest dapat dikatakan reliabel.
Hasil Belajar Matematika
Studi komparasi dengan model pembelajaran explisit instruction berbantu media tabel banding desimal dengan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati.
Nilai rata-rata terendah terdapat pada (pretest) dengan nilai rata-rata sebesar 73,83. Sedangkan nilai rata-rata tertinggi terdapat pada (posttest) dengan nilai rata-rata sebesar 80,50. Data yang diperoleh pada (pretest) dengan menggunakan model pembelajaran explisit instruction berbantu media tabel banding desimal. memiliki nilai rata-rata terendah dibandingkan dengan nilai rata-rata pada (postest). Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar pada kelas dengan menggunakan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati. Jika hipotesis diterima maka data berasal dari data yang berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh data seperti yang tercantum dalam tabel berikut.
Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Lilifors
Kelompok |
Ltabel |
Lhitung |
Keterangan |
pretest |
0,200 |
0,0366 |
Normal |
posttest |
0,200 |
0,1863 |
Normal |
Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa populasi dari kedua kelas berasal dari data yang berdisribusi normal dengan Lhitung pada (pretest) sebesar 0,0366, Lhitung (posttes) sebesar 0,1863. Karena Lhitung < Ltabel dengan menggunakan taraf signifikasi sebesar 5%. Persentase ketuntasan belajar siswa yang menunjukkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran explisit instruction berbantu media tabel banding desimal pada (pretest) sebanyak 9 siswa yang tuntas dengan persentase 75% dan 3 siswa yang belum tuntas dengan persentase 25%. Sedangkan hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati (posttest) yang tuntas ada 11 siswa dengan persentase 91,67% dan 1 siswa yang belum tuntas dengan persentase 8,33%. Berdasarkan Tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati lebih dari 75% oleh karena itu ketuntasan belajar tercapainya setelah menggunakan model pembelajaran explisit instruction berbantu media tabel banding desimal dengan hasil belajar matematika. Perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 6 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
No. |
Hasil Belajar |
Tingkat Minimal Ketuntasan |
Presentase |
|
Tuntas |
Tidak Tuntas |
|||
1. |
Pretest |
75% |
9 (75%) |
3 (25%) |
2. |
Posttest |
91,67% |
11 (91,67%) |
1 (8,33%) |
Perhitungan uji satu pihak didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 7 Uji t-test Satu Pihak
Keterangan |
Pretest |
posttest |
N |
12 |
12 |
|
73,83 |
80,50 |
Ttabel |
1,73 |
|
thitung |
9,879 |
Berdasarkan analisis data nilai pretest dan posttest dengan uji-t test diperoleh nilai rata-rata pretest sebesar 73,83 dan nilai rata-rata postest sebesar 80,50 diperoleh thitung = 9,879 dengan db N-1 = 12-1 = 11 dengan taraf signifikan 5% sebesar 1,73 karena thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara pretest dan postest. Hasil perhitungan di atas sudah sesuai dengan menggunakan program Analisis Data Excel seperti pada tabel sebagai berikut.
Tabel 8 Hasil Uji T t-Test: Paired Two Sample for Means
|
Pre Test |
Post Test |
Mean |
74.45454545 |
81.18182 |
Variance |
62.27272727 |
58.96364 |
Observations |
12 |
12 |
Pearson Correlation |
0.998572393 |
|
Hypothesized Mean Difference |
0 |
|
Df |
10 |
|
t Stat |
-47.7667946 |
|
P(T<=t) one-tail |
1.95031E-13 |
|
t Critical one-tail |
1.812461123 |
|
P(T<=t) two-tail |
3.90063E-13 |
|
t Critical two-tail |
2.228138852 |
|
Dengan demikian, terdapat perbedaan nilai pre-test dan post test pada mata pelajaran matematika dengan model pembelajaran explicit model pembelajaran explisit instruction berbantu media tabel banding desimal dengan hasil belajar matematika. Yang artinya bahwa model pembelajaran explicit model pembelajaran explisit instruction berbantu media tabel banding desimal efektif tehadap hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati.
Mengenai pengujian hipotesis yang sudah dilaksanakan berdasarkan uji regresi lineer berganda diperoleh f hitung > f tabel berarti hipotesis menyebutkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan pada nilai pre test dan post test prestasi hasil belajar matematika pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal.
Berdasarkan output dapat kita lihat bahwa Sig (2 tailed) = 0.000. Hal itu berarti bahwa probabilitas kurang dari 0.05 yang berarti juga bahwa Ho di tolak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai pre test dan post test berpengaruh terhadap prestasi hasil belajar matematika pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal.
Hasil tersebut, diperoleh thitung > ttabel yaitu 9,879 > 1,73 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai pre-test dan posttest pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal dan pada nilai ketuntasan hasil belajar siswa naik lebih dari 75% yaitu pada posttest mendapatkan siswa yang tuntas 91,67%%. Yang artinya, bahwa model pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal efektif tehadap hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati.
Model pembelajaran explicit instruction menjadi lebih efektif, hal ini disebabkan karena seorang guru yang bias menguasai model explicit instruction dan menyadari akan amanat dari masyarakat untuk mendidik putra-putrinya di sekolah. Selain itu dalam mendidik anak, seorang guru tidak dapat menjalankan tugas seorang diri, ia membutuhkan kerjasama baik dari rekan kerjanya, maupun dengan masyarakat. Guru tersebut bisa menjadi figur keteladanan karena tugas guru bukanlah suatu tugas yang remeh. Guru merupakan orang tua keilmuan, oleh karena itu guru harus memiliki akhlak yang mencerminkan ketinggian intelektual akademiknya karena segala perangai guru akan menjadi panutan bagi murid serta memiliki pengetahuan untuk memaknai suatu perasaan dan emosi baik yang bersifat positif atau negatif serta sikap dan perilaku siswa dalam menghadapi sesuatu permasalahan. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar matematika.
SIMPULAN
Berdasarkan rumusan masalah, pengajuan hipotesis, analisis data penelitian dan pembahasan, maka peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut. Nilai pretest dan postest prestasi hasil belajar matematika pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal terjadi peningkatan terhadap, dimana perolehan dari rata-rata nilai siswa adalah berkisar 73.83 sampai 80.5. Berdasarkan hasil tersebut, diperoleh thitung > ttabel yaitu 9,879 > 1,73 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai pre-test dan posttest pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal dan pada nilai ketuntasan hasil belajar siswa naik lebih dari 75% yaitu pada posttest mendapatkan siswa yang tuntas 91,67%%.
Model pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal efektif tehadap hasil belajar mata pelajaran matematika siswa kelas IV SDN Sukoagung Pati. Analisis data di dapatkan thitung > ttabel diperoleh thitung > ttabel yaitu 9,879 > 1,73. Berdasarkan output dapat kita lihat bahwa Sig (2 tailed) = 0.000. Hal itu berarti bahwa probabilitas kurang dari 0.05 yang berarti juga bahwa Ho di tolak. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai pre test dan post test berpengaruh terhadap prestasi hasil belajar matematika pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran explicit instruction berbantu media tabel banding desimal lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometricks. New York. Mc.Graw hill.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Selalu Berhemat Energi (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 2), Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang Kemendikbud.
Mulyasa. 2007. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sugihartono dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. 2006. MetodePenelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
________. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
________. 2010.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
________. 2013.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
________. 2015.Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, Erman dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Kontemporer. Bandung: UPI.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kencana.