PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PUZZLE

UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENELAAH

UNSUR-UNSUR SURAT PRIBADI DAN SURAT DINAS

SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 8 SALATIGA

 

Dwi Ariyani

SMP Negeri 8 Salatiga

 

ABSTRAK

Salah satu pelajaran yang harus dikuasai siswa SMP adalah menelaah unsur-unsur surat pribadi dan dinas. Tetapi sayangnya siswa SMP banyak yang menganggap remeh pelajaran tersebut sehingga mengakibatkan hasil belajar belum sesuai dengan harapan dan belum mencapai ketuntasan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa agar lebih tertarik, aktif, dan menyenangkan maka peneliti menerapkan salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu Team Games Tournament (TGT) yang dipadukan dengan media Puzzle. Sedangkan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatan hasil belajar menelaah unsur-unsur surat dinas dan surat pribadi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga.Model pembelajaran yang digunakan team games tournament (TGT) dengan media puzzle. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis data deskriptif komparatif. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar tahap demi tahap. Kondisi awal nilai rata-rata kelas 56 Pada Siklus nilai rata-rata kelas 69. Siklus II nilai rata-rata kelas 78.

Kata kunci: Team Games Tournament, Puzzle, hasil belajar, unsur surat pribadi dan dinas

 

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Menurut Permendikbud Tahun 2016 Nomor 24 tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.

Sekolah diberi kewenangan untuk meningkatkan keberhasilan pembelajaran di sekolah dengan mengembangkan indikator dalam kompetensi dasar sesuai dengan kemampuan siswa dalam sekolah tersebut.

Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasi siswa kelas VII tingkat Sekolah Menengah Pertama adalah kompetensi dasar 3.12 Menelaah unsur-unsur dan kebahasaan dari surat pribadi dan surat dinas yang dibaca dan didengar.

Surat merupakan alat komunikasi baik jarak jauh maupun pendek. Apalagi pada era milinea seperti sekarang ini orang berkirim surat menggunakan surat elektronik (surel) atau lebih dikenal dengan email. Dengan menggunakan surel dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya.

Dari fenomena tersebut, maka dituntut setiap orang harus mempunyai pengetahuan tentang surat-menyurat. Baik itu surat yang ditulis tangan maupun yang dikirim lewat surel. Maka dari itu, seseorang tidak dapat melakukan kegiatan surat-menyurat dengan sembarangan. Ada hal-hal yang harus diperhatikan menulis surat, baik itu surat pribadi maupun surat dinas. Pengetahuan surat juga harus diperkenalkan kepada siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama terutama unsur-unsur surat pribadi dan surat dinas. Dengan memahami unsur-unsur surat dapat berfungsi untuk berkirim surat secara pribadi mupun kedinasan. Siswa dapat mengetahui manfaat surat seperti untuk ijin tidak masuk sekolah, kegiatan OSIS, Pramuka, PMR, dan sebagainya. Setelah lulus peserta didik dapat membuat surat lamaran dan lain sebagainya. Betapa pentingnya pengetahuan surat bagi siswa.

Kenyataannya pada pembelajaran menelaah unsur-unsur surat pribadi dan surat dinas di kelas hasilnya belum seperti yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat pada hasil nilai ulangan harian setelah kegiatan pembelajaran masih belum mencapai ketuntasan. Tentunya hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain faktor guru dan murid. Untuk itu seorang guru harus pandai mensiasati pembelajaran agar siswa lebih aktif, kreatif serta menyenangi pembelajaran tersebut. Guru dituntut untuk menerapkan model pembelajaran dan media yang tepat untuk mencapai tujuan.

Peneliti menerapkan model pembelajaran Team games Tournament (TGT) dengan media Puzzle dengan alasan team game tournament dan puzzle merupakan salah satu model pembelajaran dan media kooperatif berbentuk permainan akademik yang terdiri kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar siswa mandiri maupun kelompok.

KAJIAN TEORI

Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT)

Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran secara kooperatif yaitu membentuk kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar siswa dan belajar anggota lainya dalam kelompok tersebut. Prosedur pembelajaran kooperatif didesain untuk mengaktifkan siswa melalui diskusi kelompok kecil terdiri atas 4-6 orang tanpa harus ada perbedaan status. Aktivitas pembelajaran dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran. Kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan pembelajaran.

Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) merupakan salah satu model pembelajaran secara kooperatif yaitu membentuk kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar siswa dan belajar anggota lainya dalam kelompok tersebut. Prosedur pembelajaran kooperatif didesain untuk mengaktifkan siswa melalui diskusi kelompok kecil terdiri atas 4-6 orang tanpa harus ada perbedaan status. Aktivitas pembelajaran dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif Team Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran. Kerjasama, persaingan sehat, dan keterlibatan pembelajaran.

Nur dan Wikandari (2000) menjelaskan bahwa Team Games Tournament (TGT) telah digunakan dalam berbagai macam mata pelajaran, dan paling cocok digunakan untuk mengajar tujuan pembelajaran yang dirumuskan dengan tajam dan benar.

 

Media Puzzle

Menurut Depdiknas (2003: 43) puzzle merupakan salah satu jenis media yang digunakan dalam suatu permainan. Permainan ini berupa kegiatan bongkar dan menyusun/memasang kembali kepingan puzzle menjadi bentuk utuh. Posisi awal puzzle yang dalam keadaan acak-acakan bahkan keluar dari tempatnya anak akan merasa tertantang karena hal ini yang mendorong kelincahan koordinasi tangan dan pikiran terwujud secara nyata.

Hasil Belajar

Menurut Sudjana (2001), “Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembuktian tingkah laku seseorang”. Selanjutnya menurut Slameto (dalam Emarita, 2001) menyatakan: “Hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri”.

Unsur Surat Pribadi dan Dinas

Unsur-unsur surat pribadi tersebut antara lain: (1) Alamat dan tanggal penulisan surat, bagian ini pembuat surat menuliskan alamatnya secara singkat dan juga tanggal surat itu dibuat. (2) Alamat yang dituju, bagian ini berisi nama dan alamat yang dikirimi surat. (3) Salam pembuka, salam pembuka merupakan cara penulis surat memulai komunikasi melalui surat pribadi.

Unsur-unsur surat dinas tersebut diantaranya adalah: (1) Kepala Surat (Kop Surat), bagian ini berada paling atas pada surat dinas. Dalam kepala surat terdapat logo, nama dan alamat lembaga/instansi. (2) Tanggal Surat. Pada bagian tanggal surat terdiri atas nama tempat dan tanggal di mana surat tersebut dibuat. (3) Nomor Surat. Nomor surat terdiri dari kode, nomer surat yang dikeluarkan, identitas lembaga / instansi, serta tahun pembuatan surat, lampiran berisi berkas pendukung, perihal berisi isi pokok surat. (4) Alamat Surat. Berisi alamat dan nama yang dituju. Karena ini surat dinas, ada yang untuk perorangan dan ada yang untuk instansi atau lembaga. (5) Salam Pembuka untuk menunjukkan rasa hormat atau sopan santun. (6) Pembuka Surat. Beirisi alasan atau tujuan surat dibuat. (7) Isi Surat. Isi surat ini harus sesuai dengan perihal yang ingin disampaikan dan dibuat dengan singkat, padat, dan jelas. (8) Penutup Surat. Bagian ini berisi permohon supaya surat yang dikirim disetujui. (9) Salam Penutup. Sama halnya salam pembuka, salam penutup merupakan bentuk hormat atau sopan santun serta menunjukkan akhir dari surat. (10) Tanda Tangan. Berisi tanda tangan pengirim surat. (11) Nama. Bagian ini berisi nama lengkap pengirim surat. (12) Tembusan/mengetahui. Pihak lain yang mengetahui tentang surat tersebut.

METODE

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 8 Salatiga. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga. Siswa kelas VII B berjumlah.. siswa yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ialah Penelitian Tindakan Kelas (PTK), di mana sumber informasi serta data didapatkan melalui kegiatan pembelajaran siswa di kelas. Kolaborator sebagai pengamat yang akan melakukan pengamatan saat peneliti sedang mengajar di depan kelas. Dengan menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament dengan media Puzzle.Metode penelitian ini terdiri dari 2 siklus dan beberapa tahapan penelitian yaitu: Perencanaan (planning), Pelaksanaan (acting), Pengamatan (observising). Refleksi (reflecting)

Analisis data dalam penelitian tindakan kelas menggunakan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa, sedangkan data kuantitatif digunakan untuk menilai hasil belajar siswa. Selain itu juga menggunakan analisis data deskriptif komparatif. Berdasarkan indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas pada hasil belajar menelaah unsur- unsur surat pribadi dan dinas dengan rata-rata klasikal 77 dan mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) 70.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal (Prasiklus)

Pelaksanaan pembelajaran pada kondisi awal peneliti laksanakan di kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga yang digunakan peneliti masih metode konvensional, yaitu ceramah, tanya jawab dan penugasan. Pembelajaran seperti ini menimbulkan kebosanan siswa. Kondisi yang demikian akan berdampak pada siswa karena mengalami kesulitan akhirnya berdampak pada hasil belajar.

Dari siswa yang berjumlah 30. Siswa tuntas 7 dan yang tidak tuntas 23 Nilai rata-rata ulangan harian kelas 56. Ketuntasan klasikal 23%. Ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang memeroleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Hasil Tindakan Siklus I

Hasil belajar pada siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada kelas VII B, untuk nilai rata-rata klasikal yang awalnya 56 menjadi 69 untuk nilai terendah awalnya 40 menjadi 50, untuk nilai tertinggi semula 80 menjadi 90 dan untuk ketuntasan dari 7 menjadi 20 dengan presentasi ketuntasan awalnya 23% menjadi 67%.

Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan kegiatan belajar siswa pada siklus I dapat dideskripsikan sebagai berikut. Siswa memersiapkan diri untuk pembelajaran, siswa bertanya jawab dengan guru tentang apersepsi mengenai materi yang diajarkan, siswa memperhatikan pembelajaran yang guru sampaikan, Siswa memerhatikan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan alur pembelajaran. Siswa memerhatikan materi yang akan dibahas. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai materi yang belum dipahami. Siswa membentuk kelompok secara heterogen terdiri (5-6 orang). Siswa dan guru mengondisikan ruang kelas untuk tempat permaian. Siswa memerhatikan langkah-langkah dalam permainan team game tournament dengan media puzzle. Siswa aktif mengikuti permainan pembelajaran dengan menggunakan metode team games tournament dengan media puzzle. Siswa berdiskusi kelompok mengerjakan LK dan hasil dari permainan tadi. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok terbaik mendapat penghargaan dari guru. Siswa dan guru membuat kesimpulan dan penguatan.Akhir pembelajaran siswa mengerjakan evaluasi/ulangan. Aktivitas pembelajaran di kelas berlangsung dengan baik, tertib dan lancar hasil belajar mengalami peningkatan.

Hasil pengamatan aktivitas guru dapat dideskripsikan sebagai berikut, guru memersiapkan diri untuk memberi pelajaran, antara lain menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsen siswa. Guru memberikan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan garis-garis besar mengenai materi pembelajaran. Guru membagi siswa dalam kelompok. Guru mengondisikan kelas untuk permaianan pembelajaran. Guru menjelaskan langkah-langkah metode team games tournament dengan media puzzle. Guru mengawasi siswa jalannya permainan, Guru menumbuhkan sikap aktif serta kreatif dalam permainan tersebut, Guru memberi bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Guru memersilakan tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dari LK. Kelompok terbaik mendapat penghargaan dari guru. Akhir pembelajaran guru dan murid membuat simpulan hasil pembelajaran. Guru memberikan penguatan tentang materi pembelajaran. Guru memberi ulangan/evaluasi.

Hasil Tindakan Siklus II

Pada dasarnya pelaksanaan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Hanya saja pembahasan materi contoh berbeda dari siklus I dan pembagian kelompok berdasarkan hasil belajar tertinggi siklus I. Siklus II dilaksanakan dengan pertimbangan bahwa hasil yang dicapai dalam siklus I sudah mengalami peningkatan akan tetapi peningkatan tersebut belum maksimal. Hasil yang diharapkan rata-rata kelas minimal 70 (KKM) maupun ketuntasan klasikal sebesar 70%.

Hasil belajar siswa pada siklus II dengan perolehan nilai mengalami peningkatan dengan perincian sebagai berikut. Hasil nilai terendah dari 50 menjadi 60, nilai tertinggi dari 90 menjadi 99. Rata-rata kelas dari 69 menjadi 78. Sedangkan ketuntasan dari 20 menjadi 26 dengan prosentasi dari 67% menjadi 87%.

Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan kegiatan belajar siswa pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut. Siswa memersiapkan diri untuk pembelajaran, siswa bertanya jawab dengan guru tentang apersepsi mengenai materi yang diajarkan, siswa memperhatikan pembelajaran yang guru sampaikan, Siswa memerhatikan tujuan pembelajaran. Siswa memperhatikan alur pembelajaran. Siswa memerhatikan materi yang akan dibahas. Siswa bertanya jawab dengan guru mengenai materi yang belum dipahami. Siswa membentuk kelompok berdasar pada nilai tertinggi siklus I terdiri (5-6 orang). Siswa dan guru mengondisikan ruang kelas untuk tempat permaian. Siswa memerhatikan langkah-langkah dalam permainan team game tournament dengan media puzzle. Siswa aktif mengikuti permainan pembelajaran dengan menggunakan metode team games tournament dengan media puzzle. Siswa berdiskusi kelompok mengerjakan LK dan hasil dari permainan tadi. Siswa mempresentasikan hasil diskusi. Kelompok terbaik mendapat penghargaan dari guru. Siswa dan guru membuat kesimpulan dan penguatan.Akhir pembelajaran siswa mengerjakan evaluasi/ulangan. Aktivitas pembelajaran di kelas berlangsung dengan baik, tertib dan lancar hasil belajar mengalami peningkatan 44%

Hasil pengamatan aktivitas guru dapat dideskripsikan sebagai berikut, guru memersiapkan diri untuk memberi pelajaran, antara lain menyiapkan ruang, alat dan media pembelajaran. Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsen siswa. Guru memberikan apersepsi. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan garis-garis besar mengenai materi pembelajaran. Guru membagi siswa dalam kelompok berdasar nilai tertinggi siklus I. Guru mengondisikan kelas untuk permaianan pembelajaran. Guru menjelaskan langkah-langkah metode team games tournament dengan media puzzle. Guru mengawasi siswa jalannya permainan, Guru menumbuhkan sikap aktif serta kreatif dalam permainan tersebut, Guru memberi bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Guru memersilakan tiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi dari LK. Kelompok memberi penghargaan pada kelompok terbaik. Akhir pembelajaran guru dan murid membuat simpulan hasil pembelajaran. Guru memberikan penguatan tentang materi pembelajaran. Guru memberi ulangan/evaluasi.

Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I dan Siklus I

NO Kategori Penilaian
Kondisi Awal/Prasiklus Siklus I Siklus II
1 Nilai Tertinggi 80 90 99
2 Nilai Terendah 40 50 60
3 Rata-rata 56 69 78
4 Jumlah siswa tuntas 7 23 26
5 Jumlah siswa tidak tuntas 23 10 4
6 Presentase ketuntasan 23% 67% 87%

 

SIMPULAN

Hasil Penelitian Tindakan Kelas di Kelas VII B SMP Negeri 8 Salatiga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran team games tournament (TGT) yang dipadukan dengan media puzzle dapat meningkatkan hasil belajar siswa menelaah unsur-unsur surat dinas dan surat pribadi. Hal ini terlihat pada perolehan nilai rata-rata kelas dan prosentase ketuntasan klasikal. Rata-rata perolehan kondisi awal/prasikus dari 56 menjadi 69 di siklus I dan menjadi 78 pada siklus II. Sedangkan ketuntasan klasikal kondisi awal/prasiklus 23% menjadi 67% siklus I dan meningkat lagi di siklus II menjadi 87%. Dengan menggunakan metode team games tournament (TGT) dengan media puzzle yang berbentuk permainan pembelajaran disamping dapat meningkatkan hasil belajar juga terbukti siswa tertarik, aktif, kreatif sehingga tidak menimbulkan kebosanan dan membuat siswa malas, ngantuk/tertidur pada waktu pembelajaran di kelas.

SARAN

  1. Guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran team games tournament (TGT).
  2. Guru dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran puzzle.
  3. Guru dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran team games tournament (TGT) yang bisa dipadukan dengan media pembelajaran puzzle.
  4. Model pembelajaran team games tournament (TGT) dengan media pembelajaran puzzle dapat digunakan dalam pembelajaran selain mata pelajaran bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran Saentifik Untuk 2013. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Uno, Hamzah B. 2017. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Ahmadi, Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Mulyasa. 2011. Praktik Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arifin,Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: PT Remaja rosdakarya.

Jihad, Asep, dkk.2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Presindo.

Hopskins, David. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Pendidikan dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.

Asih, Budi, 2018. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT melalui Teknik Bermain Guna Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas

X SMA N 1 Pundong

.https://eprints.uny.ac.id/57566/1/LAPORAN%20SKRIPSI%20LENGKAP.pdf.

(diakses pada hari Jumat tanggal 1 November 2019 pukul 20.05 WIB)

Amanah, Diah, 2017. Penggunaan Media Puzzle Picture untuk Meningkatkan Belajar IPA Materi Alat Pernafasan Manusia Pada Siswa Kelas V Semester 1 MI Klumpit Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun pelajaran 20172018.http://erepository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2318/1/SKRIPSI%20DIAH%20AMANAH.pdf (diakses hari Jumat tanggal 1 November 2019 pukul 20.15 WIB)