Normal 0 false false false false EN-US X-NONE X-NONE

PENERAPAN PENDEKATAN

PEMBELAJARAN �TUMAN-YA�

DAPAT MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATERI ENERGI LISTRIK

PADA SISWA KELAS IX.E

SMP NEGERI 3 JATISRONO

TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Winarno

Guru SMPN 3 Jatisrono

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IX.E SMP Negeri 3 Jatisrono ini didasarkan pada hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam belum melibatkan seluruh siswa untuk mencapai sebuah tujuan. Siswa masih banyak yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam mengua-sai materi, sehingga prestasi belajarnya cenderung rendah. Dengan demikian perlu diadakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui pendekatan tutor teman sebaya disini kita sebut �TUMAN-YA�. Dengan pendekatan ini diharapkan siswa saling bantu dan untuk meningkatkan kepedulian dengan sesama. Dengan bahasa dan caranya masing-masing diharap akan lebih mudah dipahami oleh temannya. Dan yang lebih penting lagi dengan mengajari temannya maka akan membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Penelitian ini dilakasanakan selama tiga bulan mulai bulan Oktober,Nopember dan Desember 2009 di SMP Negeri 3 Jatisrono pada kelas IX.E dengan jumlah peserta didik 39 terdiri dari 17 laki-laki dan 22 perempuan. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus dan setiap seklus terdapat empat tahapan yaitu: tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi tindakan di akhir kegiatan.Disetiap akhir siklus diadakan evaluasi dan ternyata dari prasiklus yang tuntas hanya 72% ini artinya secara klasikal belum tuntas, pada siklus 1 siswa yang tuntas meningkat menjadi 84% dan pada siklus 2 siswa yang tuntas meningkat lagi 92%. Diakhir tindakan diadakan evaluasi dan siswa yang tuntas menjadi 95% ini berarti secara klasikal sudah tuntas.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan pembelajaran tutor teman sebaya disini kita sebut � TUMAN-YA�dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Kata kunci: Pendekatan �TUMAN-YA�, Prestasi belajar, Energi listrik

PENDAHULUAN

IPA sebagai salah satu cabang Ilmu Pengetahuan tentunya tidak hanya dipandang sebagai sekumpulan informasi hasil kajian generasi lalu yang begitu saja diteruskan pada peserta didik melainkan bertujuan agar siswa dapat memecahkan masalah, memahami konsep-konsep IPA, terampil berfikir logis dan menggunakan penalaran mereka serta menumbuhkan benih-benih sikap ilmiah.

Tapi kenyataannya dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Jatisrono banyak siswa mengalami kesulitan. Sebagian siswa mengganggap bahwa pelajaran IPA itu merupakan pelajaran yang sulit, tidak menarik dan membosankan. Kondisi ini diperparah dengan munculnya rasa takut dan apatis terhadap pelajaran IPA maupun takut dengan guru, akibatnya prestasi belajar siswa menjadi rendah.

Jika permasalahan tersebut tidak segera diatasi berbagai permasalahan pengajaran IPA akan muncul diantaranya: 1) Siswa akan semakin malas dan apatis terhadap pelajaran IPA. 2) Siswa semakin kesulitan dalam memahami kompetensi dasar yang harus dikuasai.3) Proses Kegiatan Belajar Mengajar terhambat. 4) Guru kesulitan dalam mentrasfer ilmu pengetahuan kepada siswa. 5) Prestasi belajar siswa menjadi rendah.

Memperhatikan realita diatas maka guru sebagai tenaga profesional, tentu menyimak kembali, interopeksi dan mawas diri ada apa dengan pembelajaran yang telah dilakukan selama ini.Selama ini banyak pembelajaran yang hanya terpusat pada guru, siswa dianggap sebagai obyek saja, yang tidak perlu aktif dan hanya menerima. Pembelajarn seperti ini tentu kurang menarik perhatian siswa, sehingga siswa menjadi pasif dan cederung apatis. Dengan memperhatikan uraian diatas maka merupakan konsekunsi logis sebagai tuntutan profesionalisme guru harus mampu untuk menemukan pendekatan dan strategi pembelajaran yang tepat. Oleh sebab itu perlu dilakukan tindakan kelas dengan melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna. Dan harus melibatkan seluruh siswa dengan meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian antar siswa secara individual atau kelompok. Dengan pedekatan pembelajaran �TUMan-Ya� (Tutor Teman Sebaya) dalam tulisan ini merupakan tindakan pemecahan untuk peningkatan prestasi belajar materi energi listrik pada siswa kelas IX E SMP Negeri 3 Jatisrono tahun pelajaran 2009/2010.

Kesulitan belajar IPA pada materi energi listrik banyak dirasakan siswa. Kebanyakan siswa merasa takut dulu jika berhubungan dengan listrik dan rumus-rumus energi listrik. Kesulitan akan bertambah lagi manakala guru kurang memperha-tikan pendekatan dan strategi pembelajarannya. Tentunya banyak permasalahan akan timbul namun permasalahan yang akan dibahas dibatasi dan dirumuskan sebagai berikut: Apakah penerapan pendekatan pembelajaran dengan pendekatan �TuMan-Ya� dapat meningkatkan prestasi belajar materi energi listrik pada siswa kelas IX.E SMP Negeri 3 Jatisrono tahun pelajaran 2009/2010?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penerapan pembelajaran dengan pendekatan �TuMan-Ya� terhadap peningkatan prestasi belajar materi energi listrik di kelas IX A SMP Negeri 3 Jatisrono tahun pelajaran 2009/2010.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui penelitian ini adalah: (1) Manfaat bagi siswa adalah: (a) Pendekatan �TuMan-Ya� dapat memberikan motivasi bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan yang dimilikinya dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat; (b) Menumbuhkan rasa percaya diri, kerja sama dan kepedulian terhadap teman; (c)Meningkatkan keaktipan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPA; (2) Manfaat bagi guru adalah: (a) Dengan pendekatan ini umpan balik bagi guru untuk mengetahui kesulitan siswa; (b) Dapat meningkatkan gairah dalam memperbaiki kinerja dalam pelaksanaan proses pembela-jaran. (c) Guru menjadi terampil menggunakan metode mengajar yang bervariatif sehingga akan terjadi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM); (3) Manfaat bagi sekolah adalah: (a) Memberi motivasi guru untuk selalu meningkatkan kemampuan dan kreatifitasnya dalam menggunakan metode pembelajaran; (b) Untuk mengembangkan model-model pembelajaran yang bervariatif; (c) Kualitas dan mutu sekolah meningkat.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Kesulitan Belajar

Menurut (Moh.Uzer Usman dan Lilis Setiawati,1993:99) � Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai adanya hambatan untuk mencapai hasil sesuai dengan potensi yang dimiliki.� Maka dapat dikatakan bahwa kesulitan belajar adalah keadaan dimana siswa tidak mendapatkan prestasi belajar yang stabil sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Sementara itu tujuan pembelajaran adalah memberikan kesempatan belajar yang seluas-luasnya kepada siswa untuk dapat menguasai materi pelajaran semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki. Namun ditemui sejumlah siswa yang secara potensial diharapkan memperoleh nilai belajar yang lebih baik tapi kenyataannya untuk materi tertentu hasil belajarnya justru rendah.Banyak penyebab dan banyak juga faktor yang mempengaruhi siswa kesulitan belajar.

Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Istilah prestasi di dalam Kamus Ilmiah Populer (Adi Satrio, 2005: 467) didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai. Muray dalam Beck (1990: 290) mendefinisikan prestasi sebagai berikut: �To overcome obstacle, to exercise power, to strive to do something difficult as well and as quickly as possible� �Kebutuhan untuk prestasi adalah mengatasi hambatan, melatih kekuatan, berusaha melakukan sesuatu yang sulit dengan baik dan secepat mungkin�.

Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, prestasi dalam penelitian ini adalah hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran. Supartinah Pakasi (1981:41) dalam buku: �Anak dan Perkem-bangannya,� mengatakan pendapatnya antara lain: 1) Belajar merupakan suatu komunikasi antar anak dan lingkungannya; 2) Belajar berarti mengalami; 3) Belajar berarti berbuat; 4) Belajar berarti suatu aktivitas yang bertujuan; 5) Belajar memerlukan motivasi; 6) Belajar memerlukan kesiapan pada pihak anak; 7) Belajar adalah berpikir dan menggunakan daya pikir; dan 8) Belajar bersifat integratif.�

W.S. Winkel (1991:36) dalam bukunya yang berjudul Psikologi Pengajaran. Menurutnya, pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas�.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan yang dicapai dari suatu kegiatan atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional, dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan peserta didik setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan, perubahan emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor.

Tutor Teman Sebaya (TUMAN-YA)

Tutor sebaya dikenal dengan pembelajaran teman sebaya atau antar peserta didik, hal ini bisa terjadi ketika peserta didik yang lebih mampu menyelesaikan pekerjaannya sendiri dan kemudian membantu peserta didik lain yang kurang mampu. Alternatifnya, waktu khusus tiap harinya harus dialokasikan agar peserta didik saling membantu dalam belajar baik satu-satu atau dalam kelompok kecil. Tutor sebaya merupakan salah satu strategi pembelajaran untuk membantu memenuhi kebutuhan peserta didik. Ini merupakan pendekatan kooperatif bukan kompetitif. Rasa saling menghargai dan mengerti dibina di antara peserta didik yang bekerja bersama.

Tutor sebaya akan merasa bangga atas perannya dan juga belajar dari pengalamannya. Hal ini membantu memperkuat apa yang telah dipelajari dan diperolehnya atas tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Ketika mereka belajar dengan �Tutor Sebaya�, peserta didik juga mengembangkan kemampuan yang lebih baik untuk mendengarkan, berkonsentrasi, dan memahami apa yang dipelajari dengan cara yang bermakna. Penjelasan Tutor Sebaya kepada temannya lebih memungkinkan berhasil dibandingkan guru. Peserta didik melihat masalah dengan cara yang berbeda dibandingkan orang dewasa dan mereka menggunakan bahasa yang lebih akrab.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan: pendekatan pembelajaran �TUMAN-YA� dapat meningkatkan prestasi materi energi listrik pada siswa kelas IX.E SMP Negeri 3 Jatisrono tahun 2009/2010.

METODOLOGI PENELITIAN

Seting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester gasal tahun pelajaran 2009/2010 selama 4 bulan yaitu bulan September, Oktober, Nopember, dan Desember tahun 2009 dengan rincian sebagai berikut ini. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 3 Jatisrono kabupaten Wonogiri. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada kelas IX.E SMP Negeri 3 Jatisrono dengan jumlah peserta didik 39 siswa yang terdiri atas 17 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan.

Rencana Tindakan

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini direncanakan 2 siklus. Penelitian ini diawali kegiatan prasiklus dan observasi sebagai penjajagan untuk memperoleh informasi awal dan gambaran terhadap permasalahan yang sedang dihadapi, kemudian diteliti, tindakan yang telah dilakukan oleh guru dan dilanjutkan dengan membahas hasil observasi serta merencana-kan dan menetapkan tindakan yang diperlukan. Rencana penelitian ini menggunakan model proses yang berkesinambung-an, mulai dari proses penelitian tindakan siklus 1 setelah dievaluasi dan refleksi, kemudian ditindaklanjuti proses penelitian tindakan pada siklus 2

Prosedur penelitian tindakan kelas ini setiap siklus meliputi: (1) Perencanaan/persiapan (planning); (2) Pelaksanaan tindakan (acting); (3) Observasi (observasion) dan evaluasi hasil pemantauan; (4) Refleksi (reflecting)

Secara terperinci prosedur penelitian tindakan kelas ini dijabarkan sebagai berikut:

SIKLUS I

Perencanaan/Persiapan

Persiapan yang perlu dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah: (1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembela-jaran dan skenario pembelajaran dengan pendekatan �TUMAN-YA�; (2) Menyusun Lembar Kerja Siswa; (3) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan; (4) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur seberapa jauh penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar yang dipelajari; (5) Menyiapkan format pengamatan proses pembelajaran dikelas.

Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembela-jaran yang telah dibuat meliputi: (1) Pembentukan kelompok belajar 6-7 peserta dengan kemampuan yang bervariasi; (2) Anggota kelompok memilih teman dalam kelompoknya untuk dijadikan model tutor teman sebaya; (3) Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran siklus pada ini; (4) Guru membantu peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam percobaan/eksperimen; (4) Guru menjelaskan urutan kerja; (5) Guru membagikan lembar kerja kepada peserta didik; (6) Peserta didik melakukan eksperimen; (7) Peserta didik mengerjakan LKS berdasarkan data yang mereka peroleh dalam melakukan eksperimen dengan bimbingan teman tutor sebaya; (8) Tutor teman sebaya mempresentasikan hasil kegiatannya; (9) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja baik; Guru membantu (10) peserta didik untuk membuat kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan.

Observasi dan Evaluasi Hasil Pemantauan.

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilakukan secara kolaboratif dengan mengolah data yang dapat direkam dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.

Refleksi

Dari hasil observasi dan evaluasi hasil pemantauan yang diperoleh dilakukan analisis. Berdasarkan hasil analisis itu guru melakukan refleksi diri untuk menentukan tindakan dan perencanaan pada siklus berikutnya. Refleksi ini juga dapat didasarkan dari jurnal yang dibuat guru setelah selesai pembelajaran dan learning logs yang dibuat peserta didik serta hasil kerja yang dikumpulkan atau hasil presentasi kerja kelompoknya. Selanjutnya untuk persiapan siklus 2 Guru membimbing siswa yang terpilih menjadi model �Tutor Teman Sebaya� untuk melaksanakan percobaan.

SIKLUS II

Perencanaan/Persiapan

Rencana tindakan untuk siklus 2 didasari dari pelaksanaan siklus 1, pada saat pelaksaan siklus 1 terdapat beberapa kelemahan, dari refleksi siklus 1, maka pada siklus 2 perlu disusun skenario pembelajaran seperti pada siklus 1 dengan beberapa perbaikan. Terutama untuk menyiapkan Tutor Teman Sebaya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Siswa mendapatkan penjelasan rinci mengenai pendekatan pembelajar-an �TUMAN-YA�; (2) Siswa sadar akan kedudukannya yaitu mendapat hak untuk diberikan perlakuan yang lebih dari temannya dengan tanpa dipungut biaya apapun dengan sarat memberikan bantuan kepada teman-temannya, terutama yang menjadi kelompoknya; (3) Siswa diberi motivasi dan ditumbuhkan rasa percaya diri; (4) Pada TUMAN-YA benar-benar ditanamkan bahwa ilmu jika diamalkan (disampaikan/diajarkan) pada orang lain tidak akan berkurang, justru akan semakin mengua-sai/bertambah; (5) Sifat individual siswa diarahkan untuk diterapkan pada saat yang tepat.

Pelaksanaan Tindakan

Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah dibuat meliputi: (1) Pembentukan ke-lompok belajar 6-7 peserta didik dengan kemampuan yang berbeda; (2) Guru menyampaikan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran; (3) Guru membantu peserta didik menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam percobaan/eksperimen; (4) Guru menjelaskan urutan kerja; (5) Guru membagikan lembar kerja kepada peserta didik; (6) Peserta didik melakukan eksperimen dengan dibimbing oleh �TUMAN-YA�; (7) Peserta didik mengerjakan LKS berdasarkan data yang mereka peroleh dalam melakukan eksperimen dibimbing oleh �TUMAN-YA�; (8) Peserta didik mempresentasikan hasil kegiatannya; (9) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja baik; (10) Guru membantu peserta didik untuk membuat kesimpulan dari kegiatan yang dilakukan.

Observasi dan Evaluasi Hasil Pemantauan.

Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara kolaboratif dengan menggunakan format pengamatan proses pembelajaran. Sedangkan evaluasi hasil pemantauan juga dilaku-kan secara kolaboratif dengan mengolah data yang dapat direkam dan memaknainya serta menentukan keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan ataupun hasil sampingan dari pelaksanaan tindakan.

Refleksi

Dari hasil observasi dan evaluasi hasil pemantauan yang diperoleh dilakukan analisis. Berdasarkan hasil analisis pada siklus 2 ini guru melakukan refleksi diri untuk menentukan apakah tindakan yang dilakukan dapat mencapai tujuan yang ditetapkan atau belum.

Cara Pengumpulan data. Dari hasil kegiatan penelitian tindakan kelas ini akan diperoleh beberapa data, antara lain: (1) Observasi untuk mengetahui peran aktif siswa dalam proses pembelajaran; (2) Penilaian hasil belajar siswa; (3) Learning Logs Siswa untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.(sebagai data pendukung saja)

Indikator Kinerja

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik mempunyai prestasi belajar yang baik untuk mata pelajaran IPA yang pada akhirnya berdampak pada meningkatnya penguasaan dan pemahaman terhadap kompetensi dasar yang ditunjukan sekurang-kurangnya 85% prestasi belajar siswa lulus diatas KKM dan rata-rata kelas diatas 75.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Awal

Pada pelaksanaan proses belajar mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam banyak siswa mengganggap sulit, rumit dan membosankan. Karena anggapan sebagian besar siswa seperti itu maka hasil ulangan cenderung tidak baik, sehingga diperoleh nilai yang kurang memuaskan sebagaimana dapat dilihat pada, tabel, grafik dan foto penilaian pretest sebagai berikut.

Hasil Penilaian prasiklus

No

Rentang Nilai

Jumlah

Persentase

Keterangan

1

� < 62

4

10%

Belum tuntas

2

63-67

7

18%

Belum tuntas

3

68-72

10

26%

Tuntas

4

73-78

11

28%

Tuntas

5

79-83

3

8%

Tuntas

6

84 ? �

4

10%

Tuntas

Grafik Penilaian pada kegiatan pretest

Kegiatan pembelajaran prasiklus yang dapat dilihat hasilnya dari table, grafik, dan foto diatas siswa yang belum tuntas adalah 11 siswa atau 28%, siswa yang sudah tuntas adalah 72% dengan rata-rata nilai 72 ini berarti secara klasikal belum tuntas. Hal ini disebabkan siswa yang memiliki kemampuan lebih baik belum secara intensif membantu temannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan. Mereka cenderung bekerja sendiri-sendiri, kurang ada kerja sama untuk saling membantu memecahkan permasalahan kesulitan belajar. Dari permasalahan ini maka perlu diadakan tindakan kelas sehingga prestasi belajar anak meningkat.

Hasil Tindakan Siklus I

Berangkat dari refleksi pembelajaran prasiklus, pada siklus I ini setelah dibentuk kelompok kemudian setiap kelompok diharuskan untuk memilih teman dalam kelompoknya yang dianggap paling mampu untuk menjadi model tutor teman sebaya. Pada siklus 1 siswa yang belum tuntas adalah 6 siswa atau 16%, siswa yang sudah tuntas adalah 33 atau 84% dengan rata-rata kelas 74 ini berarti secara klasikal belum tuntas tapi sudah ada peningkatan jumlah siswa yang telah tuntas, walau masih kurang memuaskan. Hal ini disebabkan karena peran tutor teman sebaya belum maksimal walau sudah penampakan hasil.

Hasil Penilaian pada siklus 1

No

Rentang Nilai

Jumlah

Persentase

Keterangan

1

� < 62

1

3%

Belum tuntas

2

63-67

5

13%

Belum tuntas

3

68-72

23

23%

Tuntas

4

73-78

36

36%

Tuntas

5

79-83

18

18%

Tuntas

6

84 ? �

8

8%

Tuntas

Grafik Penilaian pada kegiatan siklus 1

Dari permasalahan ini maka setelah diadakan evaluasi dan sharing ideal antara peneliti, kolaborator dan siswa yang di tunjuk, disimpulkan masih perlu untuk diadakan tindakan siklus 2. Untuk itu siswa yang terpilih sebagai tutor teman sebaya perlu diberi penguatan tersendiri dengan cara dilaksanakan dilain waktu, untuk persiapan pelaksanaan di kegiatan siklus 2.

Hasil Tindakan Siklus II

Pada siklus II siswa yang belum tuntas ada 3 siswa atau 8%, siswa yang sudah tuntas ada 36 atau 92% dengan rata-rata kelas 75 ini berarti secara klasikal dikatakan sudah tuntas. Hal ini disebabkan karena peran tutor teman sebaya yang telah membantu teman-teman dengan cara dan bahasa yang mudah dipahami menurut mereka.

Hasil Penilaian pada siklus 2

No

Rentang Nilai

Jumlah

Persentase

Keterangan

1

� < 62

1

3%

Belum tuntas

2

63-67

2

5%

Belum tuntas

3

68-72

14

36%

Tuntas

4

73-78

6

15%

Tuntas

5

79-83

9

23%

Tuntas

6

84 ? �

7

18%

Tuntas

Grafik Penilaian pada kegiatan siklus 2

Dari permasalahan ini maka setelah diadakan evaluasi dan sharing ideal antara peneliti, kolaborator dan siswa yang di tunjuk, disimpulkan sudah tidak perlu lagi untuk diadakan tindakan. Karena secara klasikal disimpulkan sudah tuntas, maka kemudian untuk bias melanjutkan materi pelajaran berikutnya.

Pembahasan dan Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian tindakan kelas mulai kegiatan prasiklus, tindakan siklus 1 dan siklus 2, berdasarkan data hasil pretes, ulangan harian, observasi, angket prestasi belajar, learning logs siswa, dan dokumen foto kegiatan dapat kita lihat bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan tutor teman sebaya (TuMan-Ya) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari data hasil yang berupa table, grafik atau foto-foto kegiatan dari prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 diatas, selalu menunjukkan kemajuan prestasi siswa.

Hasil Penilaian prestasi belajar siswa

No

Rentang Nilai

Pra-Siklus

Siklus 1

Siklus 2

Ulangan Harian

1

� < 67

28%

16%

8%

5%

2

68-72

26%

23%

36%

23%

3

73-78

28%

36%

15%

15%

4

79-83

8%

18%

23%

26%

5

84 ? �

10%

8%

18%

31%

Pada saat diadakan penjajagan (pre tes pada pra siklus) dari 39 siswa: 11 siswa belum tuntas dan 28 siswa yang tuntas atau 72% artinya secara klasikal belum tuntas. Pada siklus 1 dari 39 siswa: jumlah siswa belum tuntas turun menjadi 6 siswa dan dan yang sudah tuntas naik menjadi 33 siswa atau 84%. Pada siklus 2 dari 39 siswa: jumlah siswa belum tuntas turun lagi yaitu 3 siswa, 36 siswa sudah tuntas atau 92% ini artinya secara klasikal sudah tuntas. Pada ulangan harian dari 39 siswa: 2 siswa belum tuntas dan 37 siswa sudah tuntas, berarti ketuntasan klasikal mencapai 95%, berdasarkan hasil tersebut maka dapat nyatakan secara klasikal sudah tuntas. Disamping itu peningkatan prestasi belajar siswa juga ditunjukan oleh peningkatan nilai rata-rata dari prasiklus, siklus 1, siklus 2, termasuk ulangan harian.

Dari hasil ini maka dapat menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran guru tidak boleh monoton dalam menyajikan materi. Guru harus pandai mencari berbagai macam pendekatan pengajaran karena ini adalah seni memberi motivasi belajar siswa. Termasuk pendekatan TuMan-Ya ini yang telah terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi energi listrik.Hal ini sesuai dengan pendapat: Purwanto (2002:6) bahwa upaya menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong kegiatan murid untuk belajar dengan penuh semangat dan vitalitas yang tinggi dinamakan memberi motivasi, dan banyak bakat anak tidak berkembang dikarenakan tidak diperolehnya motivasi yang tepat.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisa data maka dapat ditarik kesimpulan bahwa �Penerapan Pendekatan Pembelajaran Tutor Teman Sebaya (TuMan-Ya) dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Materi Energi Listrik pada Kelas IX.E SMP Negeri 3 Jatisrono Tahun Pelajaran 2009/2010

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat penulis ajukan saran-saran sebagai berikut: (1) Bagi siswa yang memiliki kemampuan lebih baik atau cerdas jangan pelit, takut atau segan untuk membantu mengajari teman-temannya yang belum mampu karena hal ini akan memperkuat kemampuan yang telah dikuasai; (2) Bagi Guru perlu adanya penggunaan berbagai macam pendekatan juga metode pengajaran yang bervariasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan; (3) Untuk Sekolah diharapkan mengupayakan pengadaan alat-alat laboratorium sehingga dapat dimungkinkan melakukan pembelajaran yang variatif.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara.

BNSP, 2007, Model Silabus dan Perencanaan Pembelajaran IPA, Jakarta, Depdiknas

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka.

Indra Djati Sidi. 2001. Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma Baru Pendidikan. Jakarta: Paramadina.

KTSP, 2009, SMP Negeri 3 Jatisrono, Wonogiri, dinas Pendidikan Kab. Wonogiri

Rochiati Wiriaatmadja, 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Mukhtar dkk, 2008. Pengajaran Remedial, Jakarta: PT. Nimas Multima

Purwodarminto, 1994, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka

KTSP, 2009, SMP Negeri 3 Jatisrono, Wonogiri, dinas Pendidikan Kab. Wonogiri

Budi Prasodjo dkk, 2006, Fisika SMP Kelas IX, Bogor, Yudhistira

Widagdo Mangunwiyoto, Harjono, 2007, Pokok-Pokok Fisika SMP Kelas IX, Jakarta: Erlangga