IMPLEMENTASI PENDEKATAN REALISTIK MATEMATIKA

DENGAN MEDIA MANIPULATIF

TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

 

Nurul Aini

Mahasiswa PGSD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang

Sukamto

Prasena Arisyanto

Dosen Universitas PGRI Semarang

 

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan pendekatan realistik matematika dengan media manipulatif efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SD.Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen quasi experimental design dengan bentuk nonequivalent control group design. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VA dan VB SD Negeri 02 Wonosari Semarang tahun ajaran 2019/2020. Sampelyang diambil untuk penelitian adalah 72 siswa, 36 siswa kelas VA dan 36 siswa kelas VB SD Negeri 002 Wonosari Semarang dengan menggunakanteknik nonprobability sampling dengan pengambilan sampling menggunakan sampling jenuh. Data dalam penelitian ini diperoleh melaluites.Hasil analisis dengan uji t diketahui ?ℎ?????>??????(5,776 > 1,9944) maka Ha diterima. Jadi, pendekatan realistik matematika dengan media manipulatif efektif terhadap kemampuan pemecahan siswa SD. Rata-rata uji ketuntasan klasikal (KBK) dari 28%-97% tuntas pada kelas eksperimen dan ketuntasan klasikal (KBK) 25%-72% tidak tuntas pada kelas kontrol, terdapat peningkatan yang lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kelas kontrol. Kesimpulannya bahwa pendekatan realistik matematika efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SD. Berdasarkan hasil penelitian ini saran yang dapat disampaikan adalah supaya guru tidak hanya melakukan pembelajaran dengan metode ceramah saja namun juga mencoba pendekatan realistik matematika untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa dan dengan media manipulatif yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif guru dalam mengajar.

Kata kunci:   Kemampuan Pemecahan Masalah, Pendekatan Realistik Matematika, Media Manipulatif

 

PENDAHULUAN

Di zaman milenial ini tuntutan serta permasalahan khususnya terhadap dunia pendidikan sangatlah tinggi, mengingat pendidikan merupakan salah satu aset terpenting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia ( SDM ). Tuntutan serta permasalahan yang semakin kompleks akan berpengaruh terhadap kualitas pendidikan yang kurang baik. Kualitas pendidikan yang kurang baik ini akan menghambat keberhasilan dalam meningkatkan SDM. Modal utama dalam pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas adalah taraf pendidikan yang baik dan jelas. Pendidikan merupakan landasan fundemental dalam meningkatkan taraf hidup diri sendiri dan masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Dalam pelaksanaan pendidikan dibutuhkan seorang pendidik yang mampu menggerakan dan mencapai tujuan daripada pendidikan itu sendiri. Mengingat dalam memberikan pendidikan yang berkualitas bagi semua anak memang bukan suatu hal yang mudah dan menjadi tantangan yang paling berat. Sehingga perlu adanya pendidik atau guru yang memiliki multitalent serta profesional dalam mengajar. Guru sebagai pihak yang memiliki pengaruh besar terhadap proses pembelajaran sekaligus menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan itu sendiri memiliki andil dalam menentukan kelangsungan proses belajar Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik (Susanto 2013: 85). Pembelajaran di sekolah dasar disajikan dalam beberapa mata pelajaran salah satunya yaitu Matematika.

Susanto ( 2013: 186 ) menyatakan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika.

Dalam kehidupan kita sehari – hari pastinya tidak akan lepas dari suatu konteks permasalahan. Semakin berkembangnya era globalisasi tuntutan serta permasalahan yang dihadapi semakin kompleks. Banyaknya permasalahan yang kita hadapi menyebabkan adanya persaingan berfikir dan berkompetensi dalam menyelesaikan suatu masalah. Permasalahan yang muncul berulang kali dan terkadang tidak pasti menjadikan spontanitas kita dalam menghubungkan kemampuan baru untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena itu, diperlukan adanya cara yang efektif dan efisien dalam memecahkan masalah tersebut.

Susanto ( 2013: 195 ) menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh siswa sebelumnya kedalam situasi yang baru. Pada dasarnya pemecahan masalah erat kaitannya dengankegiatan sehari – hari.

Berdasarkan Observasi yang dilakukan peneliti di SDN 02 Wonosari menunjukkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran awal guru belum mengajukan permasalahan ( soal ) yang berkaitan dengan pengalaman siswa. Guru hanya membiasakan siswa memulai pembelajaran dengan mencongak soal – soal rutin saja, namun pemberian soal non rutin atau soal dengan kemampuan menalar kurang dibiasakan. Kurangnya pembiasaan pemberian soal pemecahan masalah menyebabkan sebagian besar siswa belum mampu mengembangkan atau menciptakan model – model simbolik secara informal terhadap persoalan yang diajukan. Pembelajaran yang berlangsung kurang interaktif karena siswa belum mampu menjelaskan dan memberikan alasan terhadap jawaban yang diberikannya serta belum mampu mencari alternatif penyelesaian yang lain. Hal ini dibuktikan melalui hasil evaluasi kemampuan pemecahan masalah siswa yang menunjukkan bahwa siswa belum mampu memilih strategi atau metode pemecahan masalah serta belum mampu menerapkan startegi untuk menyelesaikan masalah.

Susanto (2013: 184) berdasarkan perkembangan kognitif ini, maka anak usia sekolah dasar pada umumnya mengalami kesulitan dalam memahami matematika yang bersifat abstrak. Oleh karena itu perlu adanya media benda kongkrit supaya konsep-konsep matematika yang bersifat abstrak mampu dipahami oleh siswa. Media yang digunakan tersebut adalah media manipulatif. Media manipulatif sebagai suatu media benda konkret yang dimanipulasi sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa serta mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika. Pemecahan masalah matematika erat kaitannya dengan suatu permasalahan. Permasalahan yang diberikan menuntut siswa untuk dapat menciptakan model – model simbolik untuk mengembangkan kreatifitas dalam menyelesaikan permasalahan. Permasalahan yang diambil masih berkaitan dengan masalah dalam kehidupan sehari – hari. Oleh karena itu peneliti menggunakan suatu pendekatan pembelajaran yang mendukung dalam tercapainya peningkatan pemecahan masalah. Pendekatan yang digunakan tersebut adalah pendekatan realistik matematika. Dalam penerapan pendekatan realistik disajikan melalui media/bahan yang sesuai dengan lingkungan siswa. Pendekatan realistik lebih menekankan pada kontruksi media benda konkret sebagai jembatan/visualisasi siswa dalam memperoleh konsep matematika,

Kelly ( Yeni 2006: 184), peran benda manipulatif dalam pembelajaran matematika dapat membantu anak dalam memahami konsep-konsep matematika yang abstrak. Proses pembelajaran dengan memanipulasi benda dapat meningkatkan pemahaman konsep dan hubungan keterampilan praktek yang berarti meningkatkan ingatan dan penerapannya dalam situasi problem solving, sehingga mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penggunaan media manipulatif dalam matematika cukup efektif karena pembelajaran Matematika adalah pembelajaran abstrak sehingga perlu adanya benda-benda kongkrit sebagai perantara atau visualisasinya.

Berdasakan latar belakang masalah yang di uraikan di atas, maka dapat di identifikasi beberapa permasalahan yaitu: (1) Proses pembelajaran di SDN 02 Wonosari belum memanfaatkan pendekatan/ model pembelajaran yang inovatif, sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. (2) Kurang maksimalnya penggunaan media pembelajaran yang mampu melibatkan aktivitas siswa dikelas khususnya dalam pembelajaran matematika (3) Kemampuan pemecahan masalah siswa kelas V SD Negeri 2 Wonosari rendah, siswa belum mampu menyusun model matematis serta menerapkan strategi untuk menyelesaikan permasalahan, sehingga hasil evaluasi kemampuan pemecahan masalah siswa belum mencapai KKM.

Pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu peneliti akan melakukan penelitian yang terfokus pada kemampuan pemecahan masalah siswa kelas VA SD Negeri 02 Wonosari Semarang materi pecahan pada tahun ajaran 2019/2020. Penelitian ini akan membahas mengenai penerapan pendekatan Realistik Matematikadengan media manipulatif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SD.Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen jenis kuantitatif. Penelitian ini menggunakan quasi experimental design dengan jenis penelitian nonequivalent control group. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 02 Wonosari Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang pada bulan Agustus 2019.Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VA dan VB SD Negeri 02 Wonosari Kota Semarang Tahun pelajaran 2019/2020.

METODE PENELITIAN

Desain ekperimen yang digunakan adalahquasi experimental design dengan jenis penelitian nonequivalent control group yaitu desain yang hampir mirip dengan pretest – posttest control group design, hanya saja pada desain ini sampel tidak dipilih secara acak ( random ) kemudian pada akhir perlakuan diberi tes sebagai dasar untuk pengambilan keputusan dan jawaban atas permasalahan yang dimiliki yaitu membandingkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dari kelompok eksperimen yang menggunakan pendekatan Realistik Matematika berbantu media manipulatif (Sugiyono, 2016: 77).

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan tes. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama penelitian berlangsung. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi awal siswa serta materi yang akan diajarkan. Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan dokumen sekolah mengenai nama siswa, jumlah siswa, dan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Metode dokumentasi digunakan untuk daftar nilai, daftar nama siswa dan dokumen pelaksanaan kegiatan pembelajaran selama penelitian. Metode tes ini digunakan peneliti ini untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah siswa sebelum diberikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan Matematika Realistik dengan media manipulatif (pretets) dan menggunakan (posttest )untuk memperoleh data yang berkaitan dengan kemampuan pemecahan masalah siswa setelah dilaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan Matematika Realistik dengan media manipulatif..Pendekatan realistik matematika dengan media manipulatif efektif digunakan jika nilai kemampuan pemecahan masalah matematika siswa diatas KKM yaitu > 60. Selain itu penilaian kemampuan pemecahan masalah siswa dapat diukur melalui 4 indikator diantaranya (1) Mengidentifikasi unsur – unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan, (2) Merumuskan masalah matematis atau menyusun model matematis, (3) Menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah, (4) Menjelaskan atau menginterprestasikan hasil penyelesaian.

Teknik analisis data peneliti menggunakan uji normalitas, uji homogenitas , uji hipotesis (uji-t), dan uji gain. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kelas tersebut berdistribusi normal atau tidak. Data yang telah diuji normalitas selanjutnya dilakukan uji hipotesis kemudian dilakukan uji gain untuk melihat peningkatan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.

Kriteria pengujian adalah: thitung ≥ ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi pendekatan pembelajaran Realistik Matematika dengan media manipulatif efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SD

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian penerepan pendekatan realistik matematika dengan media manipulatif yang menjadi fokus pembelajaran adalah kemampuan pemecahan masalah siswa. Pendekatan realistik matematika dengan media manipulatif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas V materi pecahan mengacu pada indikator dari Lestari dan Yudhanegara ( 2015: 84 ) yaitu: (1) Mengidentifikasi unsur yang diketahui, ditanyakan dan kecukupan unsur yang diperlukan, (2) Merumuskan masalah matematis, (3) Menerapkan staretegi untuk menyelesaikan masalah, (4) Menjelaskan atau mengintepretasikan hasil penyelesaian masalah. Permasalahan yang disajikan berupa soal non rutin yang memiliki unsur menantang bagi siswa dalam menyelesaikannya. Dalam penelituan ini, permasalahan diberikan kepada siswa dalam bentuk soal kontekstual atau soal cerita kemudian siswa diminta untuk mengkontruksi pengetahuan serta mengungkapkan solusi atau langkah – langkah dalam menyelesaikan soal tersebut sesuai dengan indikator yang telah di jelaskan. Adapun langkah awal siswa dalam mengkomunikasikan jawabannya secara tertulis yaitu dengan menuliskan indikator diketahui dan ditanyakan ( Identifikasi unsur ), dijawab ( rumusan masalah matematis dan penerapan strategi ), serta jadi ( intepretasi hasil penyelesaian ). Setelah siswa mampu mengungkapkan solusi atau langkah- langkah dalam menyelesaikan soal cerita secara tertulis, maka selanjutnya siswa diminta untuk mengomunikasikan perolehan jawabannya secara lisan melalui kegiatan presentasi untuk disampaikan kepada guru ataupunteman-temannya.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Wonosari Semarang tahun pelajaran 2019/2020 pada semester ganjil. Sampel dari penelitian ini diambil dari dua kelas yaitu kelas VA SD Negeri 02 Wonosari Semarang sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 36 siswa dan Kelas VB SD Negeri 01 Wonosari Semarang sebagai kelas kontrol yang berjumlah 36 siswa. Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah non probability sampling dengan jenis sampling jenuh.

Pada tahap awal sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa kelas V tersebut diberikan soal pretest yang merupakan aspek kognitif untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan realistik matematika berbantu media manipulatif. Setelah pretest selanjutnya adalah uji normalitas awal. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui sampel berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal.

Pendekatan realistik matematika yang digunakan peneliti diterapkan dengan cara memberikan masalah kontekstual di awal pembelajaran dan siswa diminta untuk memahami masalah tersebut. Tujuan guru memberikan permasalahan kontekstual diawal pembelajaran adalah sebagai evaluasi awal siswa dalam mengkontruksi pengetahuan mereka masing – masing. Pendekatan realistik matematika dilakukan dengan cara menyelesaikan soal konteksual kemudian mendiskusikannya dan membandingkan hasil jawaban diskusi serta menarik kesimpul bersama. Pendekatan realistik matematika adalah suatu pendekatan yang berorientasi pada aktivitas siswa melalui kegiatan kontruksi pengetahuan dan pemahaman siswa. Dengan demikian siswa mampu melatih kemampuan berpikir kritis melalui pengkontruksian pengetahuan serta dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa. Sebelum pendekatan realistik matematika diterapkan terlebih dahulu peneliti menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan sehingga siswa dapat memahami apa yang harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Karena pada akhir pertemuan pembelajaran akan dilakukan posttest sebagai alat evaluasi untuk mengetahui apakah pendekatan realistik matematika efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pecahan kelas V SDN Wonosari 02 Semarang.

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data bahwa nilai pretest dan posttest baik dari kelas eksperimen maupun kelas kontrol berdistribusi normal dan homogen. Setelah itu, dilakukan analisis data akhir menggunakan uji tuntuk menguji signifikansi perbedaan 2 buah rata-rata yang berasal dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil dari perhitungan uji t diperoleh thitung = 5,776 dan ttabel = 1,9944. Karena ?ℎ?????>??????, yaitu 5,776 > 1,9944, maka H0 ditolak yang artinya Ha diterima, sehingga penerapan pendekatan realistik matematika dengan media manipulatif efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SD. Keefektifan penerapan pendekatan realistik terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa dapat terlihat ketika siswa mampu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari – hari. Mengawali pembelajaran matematika dengan pemberian soal kontekstual/ soal cerita. Hal ini dapat melatih kemampuan siswa dalam memecahkan serta memahami masalah yang berkaitan dengan materikhususnyamateriPecahan. Selain itu siswa juga mampu melatih dan meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui soal pemecahan masalah tersebut.

Hasil nilai pretest dan posttest kemampuan pemecahan masalah siswa dikelas eksperimen terdapat 10 siswa dan 35 siswa telah melampaui KKM sebesar 60, sedangkan hasil nilai pretest dan posttest kelas kontrol terdapat 9 siswa dan 26 siswa telah melampaui KKM sebesar 60. Sehingga dari hasil pretest dan posttest terdapat 28% dan 97% siswa dikelas eksperimen telah mencapai nilai KKM, sedangkan hasil pretest dan posttest kelas kontrol terdapat 25% dan 72% telah mencapai nilai KKM.

Tabel 1. Uji Ketuntasan Klasikal Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

  Pretest Posttest
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Jumlah siswa 36 36 36 36
Siswa tuntas 9 10 26 35
Siswa tidak tuntas 27 26 10 1
KBK 25% 28% 72% 97%
Keterangan Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas

( Sumber: Penelitian tahun 2019 )

Dari tabel tersebut, maka disimpulkan bahwa ketuntasan belajar kelas eksperimen tercapai. Menurut Depdiknas ( dalam Sukamto, 2013: 97 ) Ketuntasan belajar dikatakan baik apabila sedikitnya 85% dari jumlah siswa mencapai ketuntasan belajar, bila ketuntasan 70% dikatakan cukup, dan bila 60% dari jumlah siswa yang mencapai ketuntasan maka dalam kategori cukup. Dalam penelitian ini karena prosentase ketuntasan posttest kelas eksperimen mencapai 97% artinya ketuntasan kemampuan pemecahan masalah secara klasikal dalam kategori baik, sedangkan prosentase ketuntasan posttest kelas kontrol mencapai 72% artinya ketuntasan kemampuan pemecahan masalah secara klasikal dalam kategori cukup. Hal ini menunjukkan secara nyata adanya keefektifan proses pembelajaran menggunakan pendekatan realistik matematika dengan media manipulatif.

Uji peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa, berdasarkan Uji Gain ternormalisasi kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen meningkat sebesar 0,54 dalam kategori sedang. Rata – rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah pada saat pretest 51,00 kemudian rata – rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah pada saat posttest 77,44. Hal ini menunjukkan dengan pendekatan realistik matematika dengan media manipulatif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah yang ditunjukkan dengan nilai normalitas Gain (g) sebesar 0,54 dalam kategori sedang. Kategori tersebut sudah merupakan hasil yang baik karena secara umum materi pecahan merupakan materi yang cukup sulit bagi kebanyakan siswa sekolah dasar.

Penelitian yang dilakukan oleh Effie Efrida Muchlis pada tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia ( PMRI ) terhadap perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah siswa kelas II SD Kartika 1.10 Padang”. Hasil dari penelitian ini berdasarkan analisis data, diperoleh kesimpulan dari data tes kemampuan pemecahan masalah bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan pemecahan masalah siswa yang mendapat pembelajaran dengan pendekatan PMRI lebih baik secara signifikan daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran secara konvensional

Berdasarkankegiatanpenelitianyangtelahdilaksanakanterdapatperbedaan yang mencolok pada proses pembelajaran yang dilaksanakan di kelas kontrol dan dikelaseksperimen.Prosespembelajarandikelaskontrolcenderungmembosankan dan kurang menarik sehingga siswa mudah mengantuk karena kurang melibatkan keaktifan siswa. Keadaan ini berbanding terbalik dengan proses pembelajaran di kelas eksperimen. Siswa kelas eksperimen sangat antusias dengan kegiatan diskusi kelompok dalam kaitannya dengan penerapan pendekatan realistik matematika. Peneliti dalam menerapkan pendekatan realistik matematikaini dibantu dengan media manipulatif yang membuat siswa merasa tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran. Kebanyakan siswa ikut serta dan aktif terlibat serta di dalam kelas.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis data bahwa penerapan pendekatan realistik matematika dengan media manipulatif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SD. Hal tersebut dapat dilihat pada uji-t bahwa diperoleh rata – rata kelas eksperimen ?̅ = 77,44 dan rata – rata kelas kontrol ?̅ = 60,78 dengann1=n2=36diperolehthitung=5,776denganα=5%dandk=36+36 – 2 = 70 diperoleh ttabel = 1,9944. Karena ?ℎ?????>??????, yaitu 5,776 > 1,9944, makaH0ditolakyangartinyaHaditerima,sehinggapenerapan pendekatan realistik matematikadengan media manipulatif efektif terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SD.

Berdasarkan hasil penelitaian yang di peroleh, agar pembelajaran dapat mendapatkan hasil maksimal, maka saran yang tepat yaitu:(1) Proses belajar mengajar dengan menerapkan Pendekatan realistik matematika dengan media manipulatif dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada saat mengerjakan soal matematika dalam bentuk soalcerita. (2) Guru dapat menerapkan pendekatan realistik matematikadengan media manipulatif sebagai variasi pembelajaran di dalam kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Lestari, K.E., dan Mokhamad, R.Y. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika

Muchlis, Effie Efrida. 2012. Pengaruh Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Terhadap Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Kelas II SD Kartika 1 Padang. (http://repository.unib.ac.id/519/). Diunduh pada tanggal 17 Oktober 2018.

Mukhlesi Yeni, Ety. 2011. Pemanfaatan Benda – benda Manipulatif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Geometri dan Kemampuan Tilikan Ruang Siswa kelas V SD. No. 1, ISSN 1412-565X, Aceh: UPI

https://scholar.google.co.id/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pemanfaatan+benda+-+benda+manipulatif&btnG. Diunduh pada tanggal 17 Maret 2019

Sukamto. 2013. Strategi Quantum Learning dengan Pendekatan Kontruktivisme untuk Meningkatkan Disposisi dan Penalaran Matematis Siswa. Volume 2, No. 2, ISSN 2252-6404, Semarang: UNNES

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpe. Diunduh pada tanggal 17 Oktober 2019

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta

Susanto, Ahmad. 2016. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenamedia Group

  1. No. 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional