Penerapan Media Kotak Kartu Huruf Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
PENERAPAN MEDIA KOTAK KARTU HURUF
DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA KELAS I SD NEGERI 003 SUNGAI LUAR
KECAMATAN BATANG TUAKA TAHUN PELAJARAN 2017 /2018
Rismayanti
SDN 003 Sungai Luar
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan upaya penulis untuk mengetahui efektifitas penggunaan media dalam peningkatan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SD Negeri 003 Sungai Luar, Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir tahun pelajaran 2017/2018 serta mengetahui prestasi belajar Bahasa Indonesia siswa kelas I SD Negeri 003 Sungai Luar, Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir tahun pelajaran 2017/2018. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas I yang berjumlah 20 orang yang terdiri dari siswa laki-laki berjumlah 7 orang dan siswa perempuan berjumlah 13 orang. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas terdiri dari 3 siklus yang masing-masing terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksIata diambil dengan menggunakan metode tes, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang menggunakan rumus t-tes dengan taraf signifikan 5%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diketahui, dengan penggunaan media kotak kartu huruf pada pokok bahasan mengenal bunyi-bunyi bahasa, baik vokal maupun konsonan, dan melafalkannya dengan nyaring sebagai suku kata, kata, dan kalimat sederhana dan menyalin atau mencontoh huruf, kata, atau kalimat dari buku atau papan tulis dengan benar mengalami peningkatan pada siklus pertama rata-rata pos test 65,25dan siklus kedua rata-rata 70 dan siklus ketiga rata-rata 79,5. Nilai rata-rata pada pre test siklus I 59, siklus II 64,5, dan siklus III 71,5 sedangkan berdasarkan KKM pada siklus I terdapat kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 3 siswa, Siklus II 4 siswa, dan siklus III 5 siswa dan di post test sudah tuntas semuanya. Hasil yang diperoleh adalah penerapan media kotak kartu huruf dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SD Negeri 003 Sungai Luar, Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai pre test dan pos test yang tadinya rendah menjadi meningkat setelah diadakannya pembelajaran dengan menggunakan media kotak kartu huruf.
Kata Kunci: Media Kotak Kartu Huruf dan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual ke dalam kata-kata, dan pemahaman kreatif. Tahapan membaca awal bagi siswa kelas I adalah menerjemahkan simbol tulis (huruf ke dalam kata-kata). Kompetensi lanjutan setelah proses membaca adalah menulis. Menulis merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan proses berfikir untuk mengungkapkan gagasan dan pikiran dalam bentuk tulisan. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003, tentang sistem Pendidikan Nasional dan Permendiknas No. 22 Tahun 2006, tentang standar isi yang menyebutkan 4 standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu: membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara.
Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik dengan membaca (lisan) maupun menulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Sejalan dengan itu pelaksanaan Kurikulum 2013, salah satu upaya yang dilaksanakan di sekolah/madrasah adalah penggunaan media pembelajaran dan strategi pembelajaran. Sehingga implementasi K13 dalam proses pembelajaran harus berjalan secara kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik.
Hasil survey yang dilakukan peneliti pada Tahun Ajaran 2017/2018 di SD Negeri 003 Sungai Luar, menunjukkan bahwa nilai rata-rata Bahasa Indonesia kelas I pada Ulangan Tengah Semester (UTS) semester 1 hanya 56,2. Hal ini belum memuaskan apabila dibandingkan dengan rata-rata nilai Bahasa Indonesia di Kecamatan Batang Tuaka hanya 70,5. Dari hasil peneliti, meneliti dan diskusi dengan guru mitra, peneliti memperoleh beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas I semester 1 Tahun Pelajaran 2017/2018 di SD Negeri 003 Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir adalah semangat belajar siswa kurang, siswa belajar ketika ada PR / ulangan, bahkan cenderung tidak belajar sama sekali. Karena proses belajar mengajar tanpa media mengakibatkan sebagian besar siswa kelas I SD Negeri 003 Sungai Luar tidak menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa guru harus mencari solusi terbaik dalam pembelajaran.
Salah satu cara pembelajaran yang efektif dan menyenangkan adalah menggunakan sebuah media. Media adalah adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 1995:120). Sesuai dengan teori diatas maka penggunaan media kotak kartu huruf sangat tepat digunakanan dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I karena media kotak kartu huruf adalah media yang berupa potongan huruf bergambar yang menarik untuk meningkatkan konsep membaca dan menulis awal (Wulandari, 2008:1).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menerapkan solusi/ tindakan untuk meningkatkan konsep baca dan tulis awal Bahasa Indonesia kelas I perlu ditelaah secara mendalam melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Penerapan Media Kotak Kartu Huruf Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas I SD Negeri 003 Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir Tahun 2017â€.
Rumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan media kotak kartu huruf dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa Kelas I SD Negeri 003 Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018?
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan media kotak kartu huruf dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa Kelas I SD Negeri 003 Sungai Luar, Kecamatan Batang Tuaka, Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018.
Manfaat
Secara Teoritis
1. Menambah pengetahuan bagi penulis tentang pentingnya penggunaan media pembelajaran dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia dan mata pelajaran lainnya.
2. Memperkaya bahan informasi ilmiah bagi sekolah sebagai penyelenggara pendidikan bagi siswa.
Secara Praktis
1. Bagi Guru
a) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memberikan pengalaman langsung bagaimana guru melakukan PTK, untuk mengetahui tingkat efektivitas dan keberhasilan pembelajaran.
b) Meningkatkan kemampuan guru dalam memilih media dan model pembelajaran secara tepat.
c) Meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar.
d) Sebagai salah satu dokumen portofolio sertifikasi.
2. Bagi Siswa
a) Pembelajaran akan lebih menarik karena berlangsung dalam situasi yang nyaman dan menyenangkan.
b) Menumbuhkan minat siswa untuk berperan aktif sebagai pelaku utama pembelajaran dengan dasar sukarela, riang, dan gembira.
c) Meningkatkan semangat belajar siswa di rumah.
d) Mempermudah siswa menangkap ilmu yang diajarakan.
e) Meningkatkan hasil belajar/prestasi siswa.
3. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan pembelajarn mata pelajaran Bahasa Indonesia agar lebih efektif dan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 003 Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir.
KAJIAN PUSTAKA
Media Pembelajaran
Media memiliki multi makna baik dilihat secara terbatas maupun secara luas. Munculnya berbagai macam definisi tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan dalam sudut pandang dan tujuannya. AECT (Association for Education and Communication Technology) dalam Usman (2002:11) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association (NEA) dalam Usman (2002:11) mendefinisikan media sebagai sesuatu yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional. Menurut Gerlach dan Ely dalam Arsyad (1997:3) media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Dari beberapa definisi yang diberikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media adalah alat bantu apa saja yang dapat yang dipakai guru dalam mengajar sehingga dapat menarik perhatian serta merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa dalam belajar yang pada akhirnya siswa dapat menangkap dan memahami materi/ilmu yang diajarkan dan mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Menurut Djamarah (1995:124) dilihat dari jenisnya media dibagi menjadi:
Media Auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.
Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar, kartu, lukisan, dan cetakan.
Media Audio Visual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Contohnya: film bingkai suara, film rangkai suara, cetak suara, dan video cassette.
Media Kotak Kartu Huruf
Menurut Djamarah (1995:120) media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran.
Menurut Wulandari (2008:1) media kotak kartu huruf adalah media pembelajaran yang berbentuk potongan huruf bergambar yang menarik untuk meningkatkan konsep membaca dan menulis awal.
Dari beberapa definisi yang diberikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian media kotak kartu huruf adalah media pembelajaran yang berupa potongan-potongan huruf bergambar yang menarik perhatian siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa dalam belajar khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Menurut A. Redatin (2008:1) langkah-langkah penggunaan atau bermain Kotak Kartu Huruf adalah sebagai berikut:
a. Ciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan santai.
b. Gunakan 4 kartu pertama yaitu “aâ€. “baâ€, “caâ€, “da†dan simpan kartu lainya agar menjadi kejutan bagi peserta didik anda. Perlihatkan satu persatu kartu anda dan ucapkan dengan jelas bunyi suku katanya besrta gambarnya, misalnya “a“ itu “apel“ kemudian guru melanjutkan cerita seputar apel secar singkat sehingga akan menarik semangat peserta didik.
c. Setelah keempat kartu huruf selesi guru sampaikan, jajarkan didepan mereka dan mulailah berdendang, misalnya mana huruf “ca†mana “ca,ca,ca,ca, cabeâ€. Biarkan peserta didik mencari dan menunjuk kartu yang dimaksud.
d. Jajarkan kartu secara berderet di sebuah ruang kelas. Ambil start bersama-sama peserta didik kira-kira 1 meter dari jarak tersebut. Ajaklah siswa anda berlomba mengambil kartu-kartu tersebut sesuai instruksi, misalnya sekarang kita ambil kartu “ba†sebagai guru berpura-puralah tidak tahu sehingga peserta didik anda dengan bangga memberitahu jawaban yang benar kepada anda dan peserta didik yang lainnya.
e. Setelah itu guru menulis kata tersebut di papan tulis misalnya “ba†â€baju“ kemudian peserta didik disuruh untuk menyalinnya di buku tulis masing-masing.
f. Lakukan secara continue (terus-menerus) minimal 15 menit per hari.
Dari uraian langkah-langkah penggunaan media kotak kartu huruf diatas peserta didik akan merasa nyaman dan senang dengan suasana belajar sambil bermainnya sehingga peserta didik akan dengan mudah memahami konsep membaca dan menulis awal/permulaan sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Beberapa keunggulan media kotak kartu huruf adalah sebagai berikut:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistis.
b. Mnumbuhkan kegairahan dan semangat belajar peserta didik.
c. Memungkinkan interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari peserta didik.
d. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Prestasi Belajar
Menurut Arifin (1988:2-3) kata “prestasi†berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi†yang berarti â€hasil usahaâ€. Kata prestasi dapat digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam bidang kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pengajaran. Menurut Hilgard dalam Sukmadinata (2004:156) belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi. Sedangkan menurut Sardiman (1994:22) belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukan, sehingga tidak bersifat verbalistik. Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor.
Prestasi belajar merupakan hasil evaluasi belajar yang diperoleh atau dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Bentuk konkrit dan prestasi belajar adalah dalam bentuk skor akhir dari evaluasi yang dimasukkan dalam nilai raport. Prestasi belajar merupakan wujud yang menggambarkan usaha belajar yang melibatkan interaksi antara guru dan siswa, ataupun orang lain dan lingkungannya. Dari pengertian ini dapat dikatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa setelah melalui proses belajar yang ditunjukkan dalam bentuk angka, huruf ataupun tindakan yang mencerminkan prestasi anak dalam periode tertentu dalam belajar.
Menurut Dimyati (2002:236-254) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor Intern
Faktor Intern adalah faktor yang mempengaruhi pretasi belajar yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor-faktor intern itu adalah sikap terhadap belajar, motivasi Belajar, konsentrasi Belajar, mengolah Bahan Ajar, menyimpan Perolehan Hasil Belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan Berprestasi atau Unjuk Hasil Belajar, rasa Percaya Diri Siswa, intelegensia dan Keberhasilan Belajar, dan kebiasaan belajar.
Faktor ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang berasal dari luar diri siswa. Faktor-faktor ekstern itu antara lain guru sebagai Pembina Siswa Belajar, sarana Prasarana Pembelajaran, kebijakan Penilain, lingkungan Sosial Siswa di Sekolah, dan kurikulum sekolah.
Menurut Gronlund dalam Azwar (1987:16-19) mengemukakan bahwa prinsip dasar dalam pengukuran prestasi sebagai berikut:
a. Tes prestasi harus mengukur hasil belajar yang telah dibatasi secara jelas sesuai dengan tujuan instruksional.
b. Tes prestasi harus mengukur suatu sampel yang representatif dari hasil belajar dan dari materi yang dicakup oleh program instruksi atau pengajaran.
c. Tes prestasi harus berisi item-item dengan tipe yang paling cocok guna mengukur hasil belajar yang dinginkan.
d. Tes prestasi harus dirancang agar cocok dengan tujuan penggunaan hasilnya.
e. Tes prestasi harus dibuat sereliabel mungkin dan kemudian harus ditafsirkan hasilnya dengan hati-hati.
f. Tes prestasi harus digunakan untuk meningkatkan belajar para siswa. Berdasarkan prinsip di atas, akan diperoleh prestasi belajar siswa dalam bentuk angka.
Bahasa Indonesia
Pengertian Bahasa Indonesia dalam buku K13 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (2006:103) bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusasteraan merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut. Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia, serta menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaan.
Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia buku K13 Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah (2006:103) adalah sebagai berikut:
a. Sarana pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian dan pengembangan budaya.
c. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk berbagai keperluan menyangkut berbagi masalah.
e. Sarana pengembangan nalar.
f. Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah kesusasteraan Indonesia.
Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia dalam K13 SD dan MI (2006:104) adalah sebagai berikut:
a. Peserta didik menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
b. Peserta didik memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
c. Peserta didik memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.
d. Peserta didik memiliki disiplin dalam berfikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
e. Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f. Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu penerapan media kotak kartu huruf dalam meningkatkan prestasi belajar bahasa indonesia pada siswa kelas I SD Negeri 003 Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Tahun Pelajaran 2017 /2018.
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan waktu Penelitian
Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SD Negeri 003 Sungai Luar yang beralamat di Jalan Pendidikan Sungai Luar Kecamatan Batang Tuaka Kabupaten Indragiri Hilir pada Tahun pelajaran 2017/2018. Waktu penelitian dilaksanakan mulai tanggal 21 Agustus s.d 30 September 2017.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian meliputi semua siswa kelas I yang berjumlah 20 siswa yang terdiri 7 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan. Usia rata-rata 6-7 tahun.
Langkah-Langkah Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga siklus yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Berikut langkah-langkah penelitian untuk ketiga siklus yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi
Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan 3 metode, yaitu:
Tes
Mengadakan tes atau evaluasi terhadap peserta didik melalui pre test dan post test untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep membaca dan menulis awal Bahasa Indonesia.
Observasi
Menurut Arikunto (2008:127), observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi ini diklakukan terhadap peserta didik dan guru selama pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat kelebihan dan kekurangan dalam pembelajaran membaca dan menulis Bahasa Indonesia dengan media kotak kartu huruf.
Dokumentasi
Menurut Arikunto (2005:64), Dokumentasi dalam arti sempit dapat diartikan sebagai kumpulan data verbal yang berbentuk tulisan, sedang dalam arti luas dukumentasi berupa sertifikat, foto, dan lain-lain. Digunakan untuk mencari data-data yang diperlukan dalam melakukan penelitian.
Analisis Data
Menurut Faisal (1989:210-211) dalam rangka membuktikan hipotesis, maka hasil penelitian akan dilakukan analisis menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
t = nilai t untuk mean kelompok berpasangan/sampel berhubungan, atau kelompok pengukuran berulang
D = perbedaan skor antara subyek yang saling berpasangan, atau antara pengukuran I dengan pengukuran II
D² = kuadrat perbedaan skor
N = jumlah subyek pada kelompok pengukuran berulang, atau jumlah pasangan pada sampel berhubungan/kelompok berpasangan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin, 28 Agustus 2017. Dalam pelaksanaan peneliti menggunakan media kotak kartu huruf dengan pokok bahasan yang diajarkan, yaitu Rumah Sehat Keluarga Tenteram dengan indikator membaca/melafalkan suku kata, kata, dan kalimat sederhana dengan tepat serta Menyalin atau mencontoh huruf, kata, atau kalimat dari buku atau papan tulis dengan benar. Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I berlangsung bahwa siswa belum aktif, siswa belum seluruhnya memperhatikan, banyak yang bicara sendiri, dan siswa kurang sekali menanggapi proses pembelajaran.
Hasil dari perhitungan t hitung pada siklus I sebesar 12,6, kemudian t tabel dengan db= N–1= 19; taraf signifikansi 5% t tabel = 2,093. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara penerapan media kotak kartu huruf dengan peningkatan hasil belajar siswa kelas I mata pelajaran Bahasa Indonesia dikarenakan t hitung lebih besar dari t tabel. Yaitu setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan media kotak kartu huruf maka hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup baik.
Berdasarkan hasil perhitungan dari data yang diperoleh bahwa antara hasil pre test dan post test mengalami peningkatan. Yaitu hasil rata-rata dari 59 menjadi 65,25 yang mengalami peningkatan sebesar 6,25. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan.
Nilai Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar Mengenal bunyi-bunyi bahasa, baik vokal maupun konsonan, dan melafalkannya dengan nyaring sebagi suku kata, kata, dan kalimat sederhana serta menyalin atau mencontoh huruf, kata, atau kalimat dari buku atau papan tulis dengan benar adalah sebesar 65. Berdasarkan KKM tersebut, maka pada pre test terdapat 8 siswa yang tuntas dan sebanyak 12 siswa dinyatakan belum tuntas. Sedangkan pada post test terdapat 9 siswa yang belum tuntas. Maka terdapat kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar dari pre test ke pos test sebanyak 3 siswa. Peningkatan pada rata-rata pre test dan post test yang diperoleh cukup baik karena penerapan media kotak kartu yang tepat pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas I. Hal ini menunjukkan bahwa melalui media kotak kartu huruf yang diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami materi pelajaran Bahasa Indonesia.
Pada siklus pertama peneliti dapat menemukan kelemahan pembelajaran yaitu sebagian siswa belum memahami cara pembelajaran dengan menggunakan media kotak kartu huruf sehingga siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran dan penguasaan konsep terhadap materi belum mengalami peningkatan yang maksimal.
Siklus II
Siklus kedua dilaksanakan pada hari Rabu, 30 Agustus 2017 dengan pokok bahasan yang sama serta indikator yang sama dengan siklus pertama. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus II bahwa siswa juga sudah cukup paham dan mengenal cara permainan dengan kotak kartu huruf sehingga siswa sudah mulai perhatian dan cukup menanggapi proses pembelajaran sehingga kondisi kelas mulai cukup bisa terkontrol dan siswa mulai bisa menikmati pembelajaran.
Berdasarkan hasil dari perhitungan t hitung sebesar 11 kemudian t tabel dengan db= N – 1= 19; taraf signifikansi 5% t tabel = 2,093. Berdasarkan hal tersebut berarti ada hubungan antara prestasi belajar dengan penggunaan media kotak kartu huruf dalam proses pembelajaran, dikarenakan t hitung lebih besar dari t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan media kotak kartu huruf maka prestasi belajar siswa kelas I mata pelajaran Bahasa Indonesia mengalami peningkatan yang sudah baik.
Berdasarkan hasil perhitungan bahwa antara hasil pre test dan post test mengalami peningkatan rata-rata hasil belajar siswa. Yaitu dari hasil rata-rata pre test sebesar 64,5 menjadi 70 pada post test, mengalami peningkatan sebesar 5,5. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan.
Nilai Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kompetensi Dasar Mengenal bunyi-bunyi bahasa, baik vokal maupun konsonan, dan melafalkannya dengan nyaring sebagi suku kata, kata, dan kalimat sederhana serta menyalin atau mencontoh huruf, kata, atau kalimat dari buku atau papan tulis dengan benar adalah sebesar 65. Berdasarkan KKM tersebut, maka pada pre test terdapat 12 siswa yang tuntas dan sebanyak 8 siswa dinyatakan belum tuntas. Sedangkan pada post test terdapat 4 siswa yang belum tuntas. Maka terdapat kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 4 siswa.
Peningkatan pada rata-rata pre test dan post test yang diperoleh sudah baik dan meningkat daripada siklus I karena penggunaan media kotak kartu huruf yang lebih tepat pada pembelajaran Bahasa Indonesia. Hasil belajar siklus II menunjukkan kemajuan yang baik, walaupun masih belum memuaskan karena dalam post test terdapat 4 siswa yang belum tuntas. Diharapkan siklus selanjutnya akan lebih baik lagi dan dituntaskan.
Siklus III
Siklus ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 4 September 2017 dengan pokok bahasan yang sama dan dengan indikator yang sama dengan siklus pertama dan kedua. Dalam pelaksanaan menggunakan media kotak kartu huruf. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pada siklus III bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar yang maksimal, siswa juga sudah sangat paham dan mengenal cara permainan dengan kotak kartu huruf sehingga siswa sudah sangat perhatian dan semangat dalam menanggapi proses pembelajaran sehingga kondisi kelas sudah kondusif dalam pembelajan dan siswa sangat aktif dan gembira dalam mengikuti perlombaan bermain kotak kartu huruf.
Hasil dari perhitungan t hitung sebesar 9,9 kemudian t tabel dengan db= N – 1= 19; taraf signifikansi 5% t tabel = 2,093. Berdasarkan hal tersebut berarti ada hubungan antara prestasi belajar dengan penggunaan media kotak kartu huruf dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas I, dikarenakan t hitung lebih besar dari t tabel. Hal ini menunjukkan bahwa setelah dilakukan tindakan pembelajaran dengan media kotak kartu huruf maka prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang lebih baik.
Berdasarkan hasil perhitungan bahwa pada siklus III hasil rata-rata pre test sebesar 71,5 menjadi 79,5 pada post test, yang mengalami peningkatan sebesar 8. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan.
Berdasarkan KKM, maka pada pre test terdapat 15 siswa yang tuntas dan sebanyak 5 siswa dinyatakan belum tuntas. Sedangkan pada post test sudah tuntas seluruhnya yaitu 20 siswa. Maka terdapat kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar dari pre test ke post test sebanyak sebanyak 5 siswa.
Pada siklus III peningkatan pada rata-rata pre test dan post test yang diperoleh sudah lebih baik dan meningkat daripada siklus-siklus sebelumnya. Dengan penggunaan media kotak kartu huruf dengan tepat dalam pembelajaran, hasil belajar Bahasa Indonesia kelas I menunjukkan kemajuan yang lebih baik.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Hasil yang diperoleh dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh penulis terhadap siswa kelas I SD Negeri 003 Sungai Luar Kabupaten Indragiri Hilir Tahun Pelajaran 2017/2018 melalui penerapan media kotak kartu huruf dalam pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas I, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan media kotak kartu huruf dapat meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas I SD Negeri 003 Sungai Luar dibuktikan nilai yang dicapai oleh siswa selama penelitian meningkat, yaitu nilai rata-rata pada pre test siklus pertama rata-rata 59, siklus kedua rata-rata 64,5, dan siklus ketiga rata-rata 71,5 dan nila rata-rata post test pada siklus pertama rata-rata 65,25, siklus kedua rata-rata 70 dan siklus ketiga rata-rata 79,5.
Berdasarkan KKM sebesar 65 di siklus I pada pre test terdapat 8 siswa yang tuntas dan sebanyak 12 siswa dinyatakan belum tuntas. Sedangkan pada post test terdapat 9 siswa yang belum tuntas. Maka terdapat kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar dari pre test ke pos test sebanyak 3 siswa. Di siklus II pada pre test terdapat 12 siswa yang tuntas dan sebanyak 8 siswa dinyatakan belum tuntas. Sedangkan pada post test terdapat 4 siswa yang belum tuntas. Maka terdapat kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 4 siswa. Dan di siklus III Berdasarkan KKM, maka pada pre test terdapat 15 siswa yang tuntas dan sebanyak 5 siswa dinyatakan belum tuntas. Sedangkan pada post test sudah tuntas seluruhnya yaitu 20 siswa. Maka terdapat kenaikan jumlah siswa yang tuntas belajar dari pre test ke post test sebanyak sebanyak 5 siswa.
Saran
Untuk Guru
1. Guru hendaknya lebih mempersiapkan diri dalam pembelajaran baik materi, metode, dan media yang akan digunakan.
2. Guru hendaknya memilih media ataupun metode yang tepat sesuai materi yang akan diajarkan dan lebih mengaktifkan siswa supaya siswa lebih antusias dalam meningkatkan prestasinya baik dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.
Untuk kepala sekolah
1. Kepala sekolah hendaknya lebih meningkatkan perhatiannya kepada guru-guru yang masih perlu dalam meningkatkan kadar profesionalitas sehingga guru benar-benar menjadi central figure yang patut diteladani siswa
2. Kepala sekolah mengadakan supervisi kepada guru-guru dalam mengajar bagaimana penggunaan metode dan media pembelajarannya sudah sesuai atau belum.
Untuk Siswa
1. Siswa hendaknya lebih aktif dalam proses pembelajaran.
2. Siswa hendaknya lebih menigkatkan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 1998. Evaluasi Intruksional. Bandung: Remaja Karya.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pengajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Azwar, Syaifudin. 1987. Test Prestasi. Yogyakarta: Liberty.
Dani, A. Redatin. 2008. Ayo Belajar Membaca dan Menulis 3. Klaten: Karya Manunggal
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful, Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Poerwadarminta. 2004. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sanapiah, Faisal. 1989. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Radar Jaya Offset.