PENERAPAN METODE EKSPERIMEN

DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG BENDA

DAN SIFATNYA PADA PESERTA DIDIK KELAS V

DI SD PENGKOLREJO 3,

KECAMATAN JAPAH, KABUPATEN BLORA

PADA SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Juremi

Guru Kelas V, Sekolah Dasar Pengkolrejo 3

Kecamatan Japah, Kabupaten Blora

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar IPA tentang Benda dan Sifatnya pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 3, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan menerapkan Metode Eksperimen. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Benda dan Sifatnya. Tindakan dengan menerapkan Metode Eksperimen. Tempat penelitian ini di SD Pengkolrejo 3, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009. Waktu penelitian ini selama 2 bulan, mulai Bulan Nopember sampai Bulan Desember Tahun 2008 pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009. Subyek penelitian ini adalah Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 3, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009. Hasil penelitian ini adalah 1) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya dengan pendekatan pembelajar-an kelompok dengan eksperimen di depan kelas, 2) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya dilanjutkan dengan presentasi dan pembahasan, 3) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya melibatkan peserta didik secara aktif dengan percobaan dan pengamatan, 4) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya mening-katkan hasil belajar pada ulangan harian dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan, 5) Kendala penerapan Metode Eks-perimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya karena kesempatan peserta didik yang terbatas, waktu pembelajaran yang terbatas dan kesulitan dalam mempersiapkan bahan-bahan. Saran dalam penelitian ini adalah 1) Bagi guru supaya dapat memberikan kesempatan yang adil kepada setiap peserta didik untuk terlibat dalam eksperimen dengan memperbanyak frekuensi dan intensitas eksperimen dalam pembelajaran, 2) Bagi peserta didik supaya dapat mengikuti pembahasan dengan aktif dan fokus sesuai dengan eksperimen yang dilakukan dan materi yang disampaikan, 3) Bagi sekolah supaya dapat menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam eksperimen.

Kata Kunci:   Metode Eksperimen, Aktifitas Belajar, Hasil Belajar, Benda dan Sifatnya.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dalam pembelajaran IPA di kelas V, pada akhir semester gasal disampaikan materi tentang Benda dan Sifatnya. Benda dapat mengalami perubahan sesuai dengan penyebabnya, yaitu pemanasan, pendinginan, pembakaran, pembusukan maupun perkaratan. Perubahan tersebut dapat bersifat tetap maupun sementara. Namun, pembelajaran IPA di SD Pengkolrejo 3, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 masih berlangsung klasikal dan teoritis dimana guru menjelaskan materi secara lisan dengan metode ceramah. Pembelajaran tersebut menjadikan peserta didik pasif dan sekedar penyampaian materi tanpa penemuan dan pengamatan. Pembelajaran tersebut tidak ideal.

Akibat dari pembelajaran berlangsung klasikal dan teoritis adalah hasil belajar yang jelek. Sesuai dengan hasil ulangan harian, peneliti melakukan analisis nilai diketahui bahwa nilai rata-rata sebesar 6,83 dengan ketuntasan sebesar 70%. Ditinjau dari materi yang cukup mudah, hasil belajar diharapkan dapat lebih baik. Namun, pembelajaran klasikal dan teoritis yang hanya berpusat pada guru tidak melibatkan peserta didik secara aktif. Mereka pasif dengan aktifitas yang terbatas hanya mendengarkan dan memperhatikan.

Sesuai dengan permasalahan tersebut, peneliti menerap-kan Metode Eksperimen. Dalam pembelajaran, peserta didik melakukan eksperimen di depan kelas sesuai dengan bahan yang dipersiapkan dan materi yang disampaikan. Mereka melakukan eksperimen sesuai dengan lembar kerja. Selanjutnya, mereka juga melakukan presentasi. Sedangkan peserta didik lainnya memperhatikan eksperimen dari bangkunya masing-masing sambil berdiskusi dengan teman-teman yang berada di sekitarnya. Pada saat presentasi, mereka melakukan pembahasan dan tanya-jawab. Dengan menerapkan Metode Eksperimen diharapkan dapat meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar IPA tentang Benda dan Sifatnya pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 3, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan Metode Eksperimen dalam pembe-lajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 3, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009?

2. Bagaimana aktifitas belajar dan hasil belajar IPA tentang Benda dan Sifatnya pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 3, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 setelah menerap-kan Metode Eksperimen?

Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar IPA tentang Benda dan Sifatnya pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 3, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan menerapkan Metode Eksperimen.

KAJIAN PUSTAKA

Belajar

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktifitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Proses belajar pada hakikatnya merupakan kegiatan mental yang tidak dapat dilihat. Artinya proses perubahan yang terjadi dalam diri seseorang yang belajar tidak dapat disaksikan (Sanjaya, 2008: 112).

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pendidikan IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Karena itu, pendekatan yang diterapkan dalam menyajikan pendidikan IPA adalah memadukan antara pengalaman proses IPA dan pemahaman produk serta teknologi IPA dalam bentuk pengalaman langsung yang berdampak pada sikap peserta didik yang mempelajari IPA (Depdiknas, 2004).

Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan suatu metode mengajar dimana guru bersama siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dari hasil percobaan itu. Metode eksperimen atau percobaan dapat diartikan juga sebagai suatu metode pemberian kesempatan kepada siswa perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan (Adrian, 2004).

Kerangka Berpikir

Tindakan dalam penelitian ini dengan menerapkan Meto-de Eksperimen. Peserta didik melakukan eksperimen di depan kelas sesuai dengan bahan yang dipersiapkan dan materi yang disampaikan. Eksperimen mengacu pada lembar kerja. Peserta didik lainnya tetap memperhatikan eksperimen. Pada saat presentasi, mereka melakukan pembahasan dan tanya-jawab sesuai dengan eksperiman tersebut. Dengan menerapkan Metode Eksperimen diharapkan dapat meningkatkan aktifitas belajar dan hasil belajar IPA.

Kondisi

Awal

Pembelajaran klasikal

Berpusat pada guru

Bersifat teoritis

Menerima materi

Hasil belajar jelek

Kondisi

Akhir

Pembelajaran aktif

Hasil belajar baik

Tindakan

Metode Eksperimen

Siklus II

Siklus I

Sesuai dengan uraian dalam tersebut, peneliti menyusun kerangka berpikir dalam penelitian ini sebagai berikut:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Hipotesis

Dengan menerapkan Metode Eksperimen diduga aktifitas belajar dan hasil belajar IPA tentang Benda dan Sifatnya pada Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 3, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009 dapat meningkat.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini dilakukan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Benda dan Sifatnya. Tindakan dengan menerapkan Metode Eksperimen.

Seting Penelitian

Tempat penelitian ini di SD Pengkolrejo 3, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009, tepatnya di Kelas V dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tentang Benda dan Sifatnya. Waktu penelitian ini selama 2 bulan, mulai Bulan Nopember sampai Bulan Desember Tahun 2008 pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009.

Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Peserta Didik Kelas V di SD Pengkolrejo 3, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2008/2009.

Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik, yaitu aktifitas belajar dan hasil belajar. Aktifitas belajar berkaitan dengan tindakan dalam pembelajaran. Hasil belajar berkaitan dengan nilai ulangan harian. Alat pengumpulan data menggunakan lembar pengamatan dan tes tertulis. Lembar pengamatan digunakan untuk mengamati aktifitas belajar peserta didik dalam pembelajaran, yaitu eksperimen dan presentasi. Tes tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik dengan ulangan harian. Dalam penelitian ini, ulangan harian terdiri dari soal pilihan ganda, isian dan uraian.

Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini menggunakan Model Siklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Uraian masing-masing tahap sebagai berikut:

Tabel 2. Prosedur Penelitian.

No

Tahap

Keterangan

1

Perencanaan

Menyusun RPP, menyiapkan bahan-bahan eksperimen, menyusun lembar kerja, menyusun soal ulangan harian

2

Tindakan

Menjelaskan metode eksperimen, melakukan eksperimen dan presentasi, melakukan pembahasan, melakukan ulangan harian

3

Pengamatan

Mengamati aktifitas belajar peserta didik selama eksperimen dan presentasi

4

Refleksi

Menganalisis tindakan dan hasil tindakan

Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) Peserta didik berani dan berminat melakukan eksperimen di depan kelas, 2) Peserta didik lancar dan terampil dalam melakukan eksperimen di depan kelas, 3) Peserta didik percaya diri dan yakin dalam melakukan presentasi, 4) Peserta didik melakukan tanya-jawab dalam pembahasan, 5) Peserta didik mencapai hasil belajar yang baik dengan memenuhi KKM dan ketuntasan.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pembelajaran IPA di kelas V, pada akhir semester gasal disampaikan materi tentang Benda dan Sifatnya hanya berlang-sung klasikal dan teoritis. Pembelajaran berpusat pada guru sehingga tidak melibatkan peserta didik secara aktif. Guru menjelaskan materi secara lisan dengan metode ceramah tanpa ditunjang media pembelajaran yang relefan. Pembelajaran hanya sekedar penyampaian materi tanpa melakukan penemuan maupun pengamatan.

Karena pembelajaran tidak ideal, maka proses belajar menjadi pasif dan tidak menarik. Setelah materi selesai, guru melanjutkan dengan ulangan harian dengan mengerjakan 7 soal, terdiri dari 4 soal pilihan ganda, 2 soal isian dan 1 soal uraian. Dari hasil analisis nilai ulangan diketahui nilai rata-rata sebesar 6,83 dengan ketuntasan sebesar 70%. Hasil belajar tersebut masih jelek karena belum memenuhi ketuntasan minimal sebesar 75%.

Deskripsi Siklus I

Pembelajaran pada Siklus I dengan menerapkan Metode Eksperimen. Peserta didik dilibatkan dalam pembelajaran secara langsung dan aktif dengan melakukan eksperimen. Mereka melakukan penemuan dan pengamatan. Mereka yang melakukan eksperimen telah melakukan penemuan dengan mencermati setiap bahan yang digunakan. Mereka menemukan sifat-sifat benda pada bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen. Peserta didik yang lainnya melakukan pengamatan dengan mengamati eksperimen di depan kelas, termasuk bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen. Aktifitas belajar tersebut memberikan pengalaman yang penting dan berharga sehingga pemahaman materi menjadi kuat. Mereka tidak menerima materi secara lisan dari guru, tetapi menemukan sendiri materi dengan melakukan eksperimen dan pengamatan.

Pembelajaran pada Siklus I dengan menerapkan Metode Eksperimen menjadikan hasil belajar yang lebih baik. Sesuai dengan hasil analisis nilai ulangan diketahui nilai rata-rata sebesar 7,417 dengan ketuntasan sebesar 76,66%. Hasil belajar tersebut lebih baik daripada hasil belajar pada Kondisi Awal dengan nilai rata-rata sebesar 6,83 dengan ketuntasan sebesar 70%.

Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada Siklus II dengan menerapkan Metode Eksperimen. Eksperimen melibatkan 2 kelompok, sehingga mem-berikan kesempatan yang lebih besar bagi peserta didik terlibat dalam pembelajaran secara langsung. Bahkan eksperimen dilakukan hingga 2 kali. Pembelajaran pada Siklus II benar-benar eksperimen karena peserta didik melakukan percobaan sesuai dengan petunjuk pada lembar kerja. Hal ini berbeda dengan eksperimen pada Siklus I yang lebih sederhana dengan menganalisis sifat-sifat benda sesuai dengan tabel yang tersedia dalam lembar kerja.

Pembelajaran pada Siklus II melibatkan peserta didik lainnya dengan pengamatan dimana mereka mengamati dan membandingkan keadaan benda, yaitu kertas, batang bambu dan es batu sebelum dan sesudah mengalami pembakaran dengan api maupun percampuran bubuk semen dengan air. Pengamatan dan pembahasan menjadikan mereka paham dengan perubahan pada benda dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Pembelajaran pada Siklus II dengan menerapkan Metode Eksperimen dengan frekuensi dan intensitas yang lebih tinggi menjadikan aktifitas belajar semakin meningkat. Hasil belajar juga mengalami peningkatan. Sesuai dengan hasil analisis nilai ulangan diketahui nilai rata-rata sebesar 8,146 dengan ketuntasan sebesar 96,66%. Hasil belajar tersebut lebih baik daripada hasil belajar pada Kondisi Awal dengan nilai rata-rata sebesar 6,83 dengan ketuntasan sebesar 70%.

Hasil Tindakan dan Pembahasan

Sesuai dengan permasalahan yang terjadi dalam pembe-lajaran, peneliti melakukan tindakan dengan menerapkan Metode Eksperimen. Adrian (2004) menjelaskan bahwa metode eksperi-men atau percobaan sebagai suatu metode pemberian kesempat-an kepada siswa perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Sesuai dengan pengertian tersebut, peneliti mempersiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam eksperimen dan melibatkan beberapa peserta didik untuk melakukan eksperimen di depan kelas sesuai dengan materi yang disampaikan. Sedangkan peserta didik yang lainnya melakukan pengamatan terhadap eksperimen tersebut.

Pada Siklus I, eksperimen hanya dilakukan 1 kali. Eksperimen tersebut masih sederhana karena peserta didik hanya menganalisis sifat-sifat benda. Pada Siklus II, eksperimen dilakukan hingga 2 kali dan melibatkan 2 kelompok secara bersamaan. Eksperimen lebih nyata karena ada percobaan yang dilakukan oleh peserta didik.

Pembelajaran dengan menerapkan Metode Eksperimen melibatkan peserta didik secara aktif dan bersifat nyata. Mereka memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan melakukan eksperimen dan pengamatan. Mereka tidak lagi menerima materi secara verbal dari guru. Hal ini sesuai dengan prinsip belajar dimana belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan (Sanjaya, 2008: 112) dan belajar adalah proses bagi peserta didik dalam membangun gagasan atau permasalahan sendiri (Sobri, dkk. 2008: 115).

Peneliti menganalisis pembelajaran pada Kondisi Awal dengan Kondisi Akhir sebagai berikut:

Tabel 3. Pembelajaran pada Kondisi Awal dan Kondisi Akhir.

No

Aspek dalam pembelajaran

Kondisi Awal

Kondisi Akhir

1

Metode

Ceramah

Eksperimen

2

Sifat

Verbal dan teoritis

Nyata dan faktual

3

Media pembelajaran

Tidak ada

Sesuai dengan bahan

4

Pendekatan pembelajaran

Klasikal

Kelompok

5

Peran guru

Dominan

Mediator

6

Peran peserta didik

Pasif

Aktif

Sesuai dengan analisis pembelajaran di atas, maka pembelajaran dengan menerapkan Metode Eksperimen sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA yang identik dengan pemberian pengalaman langsung dan pengamatan maupun penemuan. Penerapan Metode Eksperimen juga meningkatkan hasil belajar. Sesuai dengan analisis nilai ulangan harian, hasil belajar mengalami peningkatan dimana nilai rata-rata dan ketuntasan semakin baik. Peneliti menganalisis hasil belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II sebagai berikut:

Tabel 5. Analisis hasil belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I dan Siklus II.

No

Analisis

K. Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

3,75

5

5,625

2

Nilai rata-rata

6,83

7,417

8,146

3

Nilai tertinggi

8,75

9,375

10

4

Ketuntasan

70%

76,66%

96,66%

Penerapan Metode Eksperimen dalam penelitian ini memberikan kelebihan, yaitu siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau membaca buku dan mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi. Namun, Metode Eksperimen dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan, yaitu memerlukan waktu yang lama.

Sesuai dengan tindakan dan hasil tindakan, penerapan Metode Eksperimen dalam penelitian memberikan hasil sebagai berikut: 1) Pembelajaran bersifat aktif dengan melakukan eksperimen dan pengamatan, 2) Pembelajaran bersifat nyata dengan menggunakan bahan-bahan untuk eksperimen yang sesuai dengan materi dan membandingkan keadaan benda sebelum dan sesudah mengalami perubahan, 3) Hasil belajar yang lebih baik dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan. Sedangkan kendala penerapan Metode Eksperimen dalam penelitian sebagai berikut: 1) Kesempatan eksperimen yang terbatas hanya pada beberapa peserta didik, 2) Kesulitan dalam mempersiapkan bahan-bahan dalam eksperimen yang sesuai dengan seluruh materi, 3) Pembahasan yang bebas dan tidak terfokus pada materi.

Sesuai dengan pembahasan di atas, maka peneliti memperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya dengan pendekatan pembelajaran kelompok dengan eksperimen di depan kelas, 2) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya dilanjutkan dengan presentasi dan pembahasan, 3) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya melibatkan peserta didik secara aktif dengan percobaan dan pengamatan, 4) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya meningkatkan hasil belajar pada ulangan harian dengan peningkatan nilai rata-rata dan ketuntasan, 5) Kendala penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya karena kesempatan peserta didik yang terbatas, waktu pembelajaran yang terbatas dan kesulitan dalam mempersiapkan bahan-bahan.

PENUTUP

Simpulan

Peneliti menarik simpulan sebagai berikut: 1) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya dengan pendekatan pembelajaran kelompok dan ditunjang media pembelajaran sesuai dengan bahan-bahan yang digunakan dalam eksperimen tersebut, 2) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya menjadikan pembelajaran bersifat nyata dan faktual, 3) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya melibatkan peserta didik dalam pembelajaran secara aktif dengan percobaan dan pengamatan, 4) Penerapan Metode Eksperimen dalam pembelajaran IPA tentang Benda dan Sifatnya meningkatkan hasil belajar dengan peningkatan nilai rata-rata yang mencapai 8,146 dan ketuntasan yang mencapai 96,66%.

Saran

Peneliti memberikan saran sebagai berikut: 1) Bagi guru supaya dapat memberikan kesempatan yang adil kepada setiap peserta didik untuk terlibat dalam eksperimen dengan memper-banyak frekuensi dan intensitas eksperimen dalam pembelajaran, 2) Bagi peserta didik supaya dapat mengikuti pembahasan dengan aktif dan fokus sesuai dengan eksperimen yang dilakukan dan materi yang disampaikan, 3) Bagi sekolah supaya dapat menyediakan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam eksperimen.

DAFTAR PUSTAKA

Adrian. 2004. Metode Mengajar berdasarkan Tipologi Belajar Siswa. Makalah, tidak dipublikasikan.

Aqib, Zainal dan Rohmanto, Elham. 2008. Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.

Azmiyati, Choiril; Omegawati, Wigati Hadi dan Kusumawati, Rohana. 2008. IPA Salingtemas 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2004. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk SD dan MI. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sobri; Jihad, Asep, dan Rochman, Charul. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Multi Pressindo.

 

Sulistyanto, Heri dan Wiyono, Ginting. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.