PENGGUNAAN METODE JIGSAW DALAM PERBAIKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) TENTANG POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA PESERTA DIDIK KELAS VI DI SD GAPLOKAN
PENGGUNAAN METODE JIGSAW
DALAM PERBAIKAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) TENTANG POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA PADA PESERTA DIDIK KELAS VI
DI SD GAPLOKAN,
KECAMATAN JAPAH, KABUPATEN BLORA
PADA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Djoko Suryono
Pengampu Mata Pelajaran PKn di Kelas VI
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses dan hasil belajar PKn tentang Politik Luar Negeri Indonesia pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 sebelum dan setelah menggunakan Metode Jigsaw. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lokasi penelitian adalah SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Waktu penelitian selama 2 bulan, sejak pertengahan April-akhir Mei Tahun 2010 yang bertepatan dengan pertengahan Semester II pada Tahun Pelajaran 2009/2010. Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 24 anak. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan tes tertulis. Hasil penelitian ini adalah 1) Sebelum menggunakan Metode Jigsaw, proses belajar PKn berlangsung klasikal dan hasil belajar PKn masih rendah, 2) Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode Jigsaw dilakukan dengan pembelajaran kelompok dalam Kelompok Asal dan Kelompok Ahli, 3) Setelah menggunakan Metode Jigsaw, proses belajar berlangsung aktif dan kooperatif dan hasil belajar meningkat. Saran penelitian ini adalah 1) Bagi pendidik dapat mengubah susunan Kelompok Ahli dan Kelompok Asal dari kelompok yang berbeda sehingga Kelompok Asal memperoleh keterangan yang bervariasi dari Kelompok Ahli, 2) Bagi peserta didik dapat bertanya lebih lanjut sesuai dengan pemahaman materi dan kesulitan belajar, 3) Bagi sekolah seharusnya dapat mengembangkan Metode Jigsaw dalam pembelajaran dan sumber belajar yang beragam bagi Kelompok Ahli.
Kata kunci: Metode Jigsaw, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan Politik Luar Negeri.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam pembelajaran PKn tentang Politik Luar Negeri Indonesia pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora, peneliti harus melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Sesuai kalender akademik pendidikan nasional, peneliti hanya menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi tentang Hakikat dan Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia.
Setelah materi tentang Politik Luar Negeri Indonesia selesai dalam 2 kali pertemuan pada pertengahan April, peneliti melakukan ulangan harian. Peserta didik mengerjakan 6 soal isian singkat dan 2 soal uraian selama 35 menit dan dilanjutkan dengan koreksi silang. Hasil analisis nilai ulangan harian diperoleh nilai rata-rata sebesar 64,79 dan persentase ketuntasan pembelajaran sebesar 62,5% (hanya 15 anak yang tuntas dari keseluruhan 24 anak).
Peneliti sebagai guru dituntut untuk merancang kegiatan pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi, baik dalam ranah kognitif, ranah afektif maupun psikomotorik. Peneliti menerapkan Metode Jigsaw. Dalam Model Pembelajaran Jigsaw, peserta didik bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari materi bersama-sama. Selanjutnya, salah satu anggota akan dipindahkan ke kelompok yang lain, sehingga pada masing-masing kelompok akan ada anggota baru. Pembelajaran kelompok ini diharapkan akan meningkatkan aktifitas peserta didik dalam memahami materi sehingga dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana pembelajaran PKn tentang Politik Luar Negeri Indonesia pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 sebelum menggunakan Metode Jigsaw?
2. Bagaimana proses dan hasil belajar PKn tentang Politik Luar Negeri Indonesia pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 setelah menggunakan Metode Jigsaw?
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses dan hasil belajar PKn tentang Politik Luar Negeri Indonesia pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 sebelum dan setelah menggunakan Metode Jigsaw.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran
Salah satu fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai pengelola. Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik, guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa (Sanjaya, 2008: 24).
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah program pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Dalam kerangka semua itu, mata pelajaran PKn harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.
Metode Jigsaw
Menurut Lie (2007: 22), Metode Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana pembelajaran melalui pengguna-an kelompok kecil peserta didik yang yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Dalam pembelajaran dengan Metode Jigsaw, ada Kelom-pok Asal dan Kelompok Ahli. Kelompok Asal adalah kelompok awal yang terdiri dari berapa anggota kelompok ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus terampil dan mengetahui latar belakang peserta didik agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok. Sedangkan kelompok ahli yaitu kelompok peserta didik yang terdiri dari anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal (Lie, 2002: 24).
Kerangka Berpikir
Peneliti menggunakan Metode Jigsaw dalam perbaikan pembelajaran. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Di dalam setiap kelompok terdapat anggota ahli yang menjadi utusan dari Kelompok Asal. Mereka belajar bersama dengan membahas materi yang ditentukan. Selanjutnya mereka kembali kepada kelompok asal dan menjelaskan hasil pembahasan materi kepada anggota yang lain. Dengan menggunakan Metode Jigsaw, peserta didik belajar mempelajari materi dan menjelaskan materi tersebut kepada anggota yang lain dalam kelompok. Setelah belajar dalam kelompok selesai, peneliti melanjutkan dengan pembahasan sesuai dengan materi dan melakukan ulangan harian. Penggunaan Metode Jigsaw diharapkan dapat memperbaiki proses dan hasil belajar PKn.
Tindakan
|
Metode Jigsaw
|
Siklus I: hakikat politik luar negeri
|
Siklus II: pelaksanaan politik luar negeri
|
Kondisi Awal
|
Pembelajaran klasikal dengan metode ceramah
|
Proses belajar pasif dan hasil belajar jelek
|
Kondisi Akhir
|
Proses belajar aktif dan hasil belajar bagus
|
Belajar kelompok dan pembahasan
|
Sesuai dengan uraian di atas, maka peneliti menggambarkan kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berpikir.
Hipotesis
Dengan menggunakan Metode Jigsaw diduga dapat memperbaiki proses dan hasil belajar PKn tentang Politik Luar Negeri Indonesia pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini, peneliti merupakan guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Peneliti melaku-kan tindakan dalam pembelajaran dengan menggunakan Metode Jigsaw.
Setting Penelitian
Lokasi penelitian adalah SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora yang merupakan unit kerja dari peneliti. Waktu penelitian selama 2 bulan, sejak pertengahan April-akhir Mei Tahun 2010 yang bertepatan dengan pertengahan Semester II pada Tahun Pelajaran 2009/2010.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 24 anak.
Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini berkaitan dengan proses dan hasil belajar PKn tentang Politik Luar Negeri Indonesia dengan menggunakan Metode Jigsaw pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010.
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan tes tertulis. Lembar pengamatan digunakan selama proses pembelajaran dengan mengamati kegiatan peserta didik selama belajar kelompok dan pembahasan. Tes tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar dengan ulangan harian.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini mengacu pada Model Siklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus.
Indikator Kinerja
Indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) Peserta didik belajar kelompok dengan aktif dalam diskusi kelompok, 2) Peserta didik menjawab pertanyaan dengan benar, 3) Peserta didik mengikuti pembahasan secara aktif dengan bertanya lebih lanjut, 4) Peserta didik mencapai hasil belajar yang lebih baik.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Kondisi Awal
Pembelajaran di Kelas VI harus berlangsung secara efektif dan efisien sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia dan persiapan dalam ujian nasional. Sesuai dengan hal tersebut, maka peneliti hanya menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan materi tentang Hakikat dan Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia.
Pembelajaran tersebut berpusat pada guru dengan penjelasan materi secara lisan. Peneliti sesekali mengajukan pertanyaan. Namun peserta didik cenderung pasif dan kurang berminat dengan kegiatan pembelajaran.
Dari 2 kali pertemuan, peneliti dapat menyelesaikan materi tentang Politik Luar Negeri Indonesia dan dilanjutkan dengan ulangan harian. Peserta didik mengerjakan 6 soal isian singkat dan 2 soal uraian selama 35 menit dan dilanjutkan dengan koreksi bersama. Analisis nilai ulangan harian tersebut menunjukan hasil yang kurang memuaskan dimana nilai terendah sebesar 45; nilai rata-rata sebesar 64,79; nilai tertinggi sebesar 80; dan persentase ketuntasan sebesar 62,5%.
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran pada Siklus I dengan menggunakan Metode Jigsaw dimana peserta didik belajar kelompok bersama dengan Kelompok Asal. Perwakilan dari Kelompok Asal bergabung dalam Kelompok Ahli. Mereka belajar bersama dan kembali ke dalam kelompok asal dan menjelaskan hasil belajar bersama tersebut.
Pembelajaran pada Siklus I dilanjutkan dengan pembahasan dimana peserta didik dan kelompok harus menjawab pertanyaan secara lisan dengan cepat dan benar. Dari pembahasan tersebut, ada beberapa pertanyaan yang tidak dapat dijawab dengan benar.
Proses belajar dengan menggunakan Metode Jigsaw menjadikan peserta didik aktif. Mereka belajar bersama dalam Kelompok Asal. Begitu juga dengan Kelompok Ahli yang menjelaskan hasil belajar kelompok kepada anggotanya yang lain dalam Kelompok Asal.
Proses belajar dengan menggunakan Metode Jigsaw meningkatkan intensitas belajar dengan belajar kelompok dalam Kelompok Asal, keterangan lebih lengkap dari perwakilan dalam Kelompok Ahli dan pembahasan untuk membahas materi secara mendalam. Setelah dilakukan ulangan harian, hasil belajar juga menunjukan peningkatan. Hasil belajar dengan menggunakan Metode Jigsaw terbukti meningkat dimana nilai terendah sebesar 50; nilai rata-rata sebesar 71,67; nilai tertinggi sebesar 85; dan persentase ketuntasan sebesar 79,17%.
Deskripsi Siklus II
Pada Siklus II ini, peneliti melanjutkan penggunaan Metode Jigsaw. Pada Siklus II ini, peneliti membentuk 2 Kelompok Ahli yang terdiri dari 4 anggota. Masing-masing Kelompok Ahli terdiri dari perwakilan setiap Kelompok Asal. Mereka mempelajari secara bertahap karena materi tentang Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia cukup banyak. Pada pertemuan pertama, mereka mempelajari materi tentang Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia secara internasional dan pertemuan selanjutnya, mereka mempelajari materi tentang Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia secara regional.
Pembelajaran pada Siklus II dengan menggunakan Metode Jigsaw dimana ada 2 Kelompok Ahli merupakan perwakilan dari Kelompok Asal yang telah ditentukan peneliti. Kelompok Ahli berasal dari Kelompok Asal yang berlainan satu dengan yang lain.
Proses belajar dengan menggunakan Metode Jigsaw meningkatkan aktifitas dan intensitas belajar dalam Kelompok Asal. Dengan 2 perwakilan dalam setiap Kelompok Asal, berarti ada 2 narasumber dalam Kelompok Asal. Keterangan yang diterima anggota dalam Kelompok Asal semakin lengkap, sehingga semakin menguasai materi. Setelah dilakukan ulangan harian, hasil belajar juga menunjukan peningkatan. Hasil belajar dengan menggunakan Metode Jigsaw terbukti meningkat dimana nilai terendah sebesar 60; nilai rata-rata sebesar 81,25; nilai tertinggi sebesar 100; dan persentase ketuntasan sebesar 91,67%.
Pembahasan
Peserta didik bergabung dengan anggota kelompoknya dalam Kelompok Asal. Setiap perwakilan dari Kelompok Asal bergabung dalam Kelompok Ahli. Mereka belajar bersama dan menjelaskan hasil belajar tersebut kepada anggota yang lain dalam Kelompok Asal. Kemudian mereka menjawab pertanyaan secara lisan sesuai dengan daftar pertanyaan dalam pembahasan.
Pada penelitian ini, ada 4 Kelompok Asal yang terdiri dari 6 anggota. Setiap Kelompok Asal terdapat perwakilan yang bergabung dalam Kelompok Ahli. Peneliti yang menentukan perwakilan kelompok sesuai dengan pertimbangan, yaitu tingkat kecerdasan berdasarkan nilai ulangan harian.
Pada Siklus I, materi yang dipelajari adalah Hakikat Politik Luar Negeri Indonesia dengan 1 Kelompok Ahli. Pada Siklus II, materi yang dipelajari adalah Pelaksanaan Politik Luar Negeri Indonesia dengan 2 Kelompok Ahli. Pembahasan dilakukan dengan tanya-jawab secara lisan sesuai dengan materi tersebut. Dalam pembahasan tersebut, ada pertanyaan yang dijawab dengan benar dan masih ada pertanyaan yang lain yang dijawab dengan salah.
Proses belajar dengan menggunakan Metode Jigsaw terbukti melibatkan peserta didik secara aktif dan kooperatif. Mereka belajar kelompok dengan anggota kelompok dalam Kelompok Asal. Mereka memperhatikan keterangan dari perwakilan kelompok yang termasuk dalam Kelompok Ahli. Pembelajaran dengan Metode Jigsaw juga meningkatkan tanggung jawab dalam diri Kelompok Ahli dan percaya diri dalam diri Kelompok Asal (Lie, 2002: 24). Dengan belajar kelompok, mereka dapat belajar secara fokus dan penuh konsentrasi. Aktifitas belajar dalam kelompok dengan Metode Jigsaw ini mengembangkan kerja sama dalam kelompok (Ibrahim, 2000) dan memperkaya perkembangan intelektual (Ratumanan, 2002) sesuai dengan materi.
Metode Jigsaw menjadikan pembelajaran terfokus dalam kelompok kecil dalam Kelompok Asal. Keterangan dari Kelompok Ahli semakin memperkuat penguasaan materi. Pada Siklus I hanya ada 1 Kelompok Ahli dan pada Siklus II menjadi 2 Kelompok Ahli. Dengan semakin banyaknya Kelompok Ahli, penguasaan materi semakin kuat. Dari hasil belajar yang dilakukan dengan ulangan harian juga menunjukan peningkatan.
Dari hasil belajar yang dilakukan dengan ulangan harian juga menunjukan peningkatan. Peneliti membandingkan hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 6. Perbandingan nilai ulangan harian pada Kondisi Awal Siklus I, dan Siklus II.
NO |
NO INDUK |
L / P |
NAMA |
K. A. |
S. I |
S. II |
|
1 |
618 |
L |
AGUNG WICAKSONO |
45 |
50 |
60 |
|
2 |
620 |
L |
MUHAMMAD SUJAIS |
45 |
55 |
65 |
|
3 |
621 |
L |
ANGGA YUDHA |
50 |
60 |
70 |
|
4 |
622 |
L |
AHMAD ISMAIL MARZUKI |
65 |
70 |
75 |
|
5 |
623 |
P |
FELA FEBRI ARDIYANI |
55 |
60 |
65 |
|
6 |
625 |
L |
SEPTIA TITO BRESTIAN |
60 |
65 |
70 |
|
7 |
627 |
L |
ABDUL FARID RIFQI |
75 |
80 |
90 |
|
8 |
629 |
L |
AGIL PURNOMO |
75 |
80 |
90 |
|
9 |
630 |
L |
ALI ARIPIN |
70 |
80 |
100 |
|
10 |
632 |
P |
AFTIKA NENI SETIANA |
55 |
70 |
75 |
|
11 |
633 |
P |
RINDIANI KUSUMANINGTYAS |
65 |
70 |
75 |
|
12 |
635 |
P |
RETNO ANJARSARI |
80 |
85 |
100 |
|
13 |
636 |
P |
DENNI ARIANI |
70 |
75 |
80 |
|
14 |
637 |
L |
NAUFAL RAFI FARAS |
75 |
80 |
90 |
|
15 |
639 |
P |
YORDA KUMALA PUTRI |
70 |
80 |
100 |
|
16 |
640 |
P |
DWI SRI LESTARI |
70 |
80 |
100 |
|
17 |
641 |
P |
KUMALA DEWI |
75 |
85 |
100 |
|
18 |
643 |
P |
ENI SAPITRI |
70 |
75 |
80 |
|
19 |
645 |
P |
ARUM WIJAYANTI |
55 |
60 |
65 |
|
20 |
647 |
L |
KENANG WIDODO |
60 |
65 |
70 |
|
21 |
648 |
L |
JAMALUDIN JAROD |
60 |
65 |
70 |
|
22 |
649 |
P |
YEKTI RAHAYU |
65 |
70 |
80 |
|
23 |
650 |
P |
RITA SUPROBO |
75 |
80 |
90 |
|
24 |
651 |
P |
RAHAYU SETYANINGSIH |
70 |
80 |
90 |
Dari tindakan yang dilakukan dalam penelitian dan pembahasan di atas, peneliti dapat menentukan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Sebelum menggunakan Metode Jigsaw, proses belajar PKn berlangsung klasikal dan hasil belajar PKn masih rendah.
Pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang pasif dengan nilai rata-rata hanya sebesar 64,79 dengan persentase ketuntasan hanya sebesar 62,5%.
2. Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode Jigsaw dilakukan dengan pembelajaran kelompok dalam Kelom-pok Asal dan Kelompok Ahli.
Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 6 anggota. Pada Siklus I hanya ada 1 Kelompok Ahli dan pada Siklus II menjadi 2 Kelompok Ahli. Keterangan dari Kelompok Ahli menjadi pedoman dalam belajar kelompok.
3. Setelah menggunakan Metode Jigsaw, proses belajar ber-langsung aktif dan kooperatif dan hasil belajar mening-kat.
Pembelajaran dengan menggunakan Metode Jigsaw dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam proses belajar secara aktif dan kooperatif. Kelompok Ahli bertanggung jawab dalam menjelaskan materi dan Kelompok Asal percaya diri dalam membahas materi dalam kelompok. Penggunaan Metode Jigsaw memperkuat pemahaman materi sehingga peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pada Siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 71,67 dengan persentase ketuntasan sebesar 79,17% dan pada Siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 81,25 dengan persentase ketuntasan sebesar 91,67%. Hasil tersebut lebih baik daripada yang dicapai pada Kondisi Awal dengan nilai rata-rata sebesar 64,79 dengan persentase ketuntasan sebesar 62,5%.
PENUTUP
Simpulan
1. Pembelajaran secara klasikal menjadikan peserta didik kurang berminat dan mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran, kurang aktif dan kurang menguasai materi yang disampaikan.
2. Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode Jigsaw dalam belajar kelompok dengan Kelompok Asal dan Kelompok Ahli.
3. Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode Jigsaw meningkatkan tanggung jawab dalam Kelompok Ahli dan percaya diri dalam Kelompok Asal.
4. Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode Jigsaw berlangsung aktif dan kooperatif karena peserta didik belajar dalam kelompok kecil dengan fokus dan penuh konsentrasi.
5. Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar. Pada Kondisi Awal, nilai rata-rata sebesar 64,79 dengan persentase ketuntasan sebesar 62,5%. Pada Siklus I meningkat dimana nilai rata-rata sebesar 71,67 dengan persentase ketuntasan sebesar 79,17%. Pada Siklus II meningkat lagi dimana nilai rata-rata sebesar 81,25 dengan persentase ketuntasan sebesar 91,67%.
Saran
1. Bagi pendidik dapat mengubah susunan Kelompok Ahli dan Kelompok Asal dari kelompok yang berbeda sehingga Kelompok Asal memperoleh keterangan yang bervariasi dari Kelompok Ahli.
2. Bagi peserta didik dapat bertanya lebih lanjut sesuai dengan pemahaman materi dan kesulitan belajar.
3. Bagi sekolah seharusnya dapat mengembangkan Metode Jigsaw dalam pembelajaran dan sumber belajar yang beragam bagi Kelompok Ahli.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya.
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.
Komalasari, Kokom. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Murwanti dan Yuwono, Teguh. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Sarwono, Teguh, dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Siberman, Mel. 2007. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Sunarso dan Kusumardani, Anis. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD dan MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.