PENGGUNAAN METODE COLLEGE BALL DALAM PERBAIKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) TENTANG PROSES PEMILU DAN PILKADA PADA PESERTA DIDIK KELAS VI
PENGGUNAAN METODE COLLEGE BALL
DALAM PERBAIKAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) TENTANG PROSES PEMILU DAN PILKADA
PADA PESERTA DIDIK KELAS VI
DI SD GAPLOKAN, KECAMATAN JAPAH, KABUPATEN BLORA
PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Djoko Suryono
Pengampu Mata Pelajaran PKn di Kelas VI
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses dan hasil belajar PKn tentang Proses Pemilu dan Pilkada pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 sebelum dan setelah menggunakan Metode College Ball. Penelitian ini merupa-kan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Lokasi penelitian adalah SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Waktu penelitian selama 2 bulan, sejak pertengahan Oktober-akhir November Tahun 2009 yang bertepatan dengan pertengahan Semester I pada Tahun Pelajaran 2009/2010. Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 24 anak. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan tes tertulis. Hasil penelitian ini adalah 1) Sebelum menggunakan Metode College Ball, proses belajar PKn berlangsung klasikal dan hasil belajar PKn masih rendah, 2) Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode College Ball dilakukan dengan pembelajaran kelompok dan perlombaan pada antar kelompok, 3) Setelah menggunakan Metode College Ball, proses belajar berlangsung aktif dan hasil belajar meningkat. Saran penelitian ini adalah 1) Bagi pendidik dapat menentukan anggota dari setiap kelompok yang berlomba dalam menjawab pertanyaan secara lisan maupun tertulis dengan berdiri di depan kelas sehingga setiap anggota belajar dengan giat dan tekun, 2) Bagi peserta didik dapat semakin aktif dalam belajar kelompok, perlombaan maupun pembahasan sehingga penguasaan materi semakin kuat, 3) Bagi sekolah seharusnya dapat mengembangkan Metode College Ball dalam pembelajaran dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang memenangkan perlombaan antar kelompok.
Kata kunci: Metode College Ball, Pendidikan Kewarganegara-an (PKn) dan Proses Pemilu dan Pilkada.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada pertengahan Semester I, materi yang disampaikan dalam pembelajaran PKn di Kelas VI tentang Pemilu dan Pilkada. Dalam materi tersebut menjelaskan tentang proses, arti, asas, pelaksanaan dan tahapan Pemilu, persyaratan calon presiden dan wakilnya maupun kepala daerah dan wakilnya serta persyaratan anggota dewan (DPR, DPD dan DPRD). Materi tersebut cukup banyak.
Setelah materi tentang Pemilu dan Pilkada selesai pada pertengahan Oktober, peneliti melakukan ulangan harian. Peserta didik mengerjakan 10 soal isian singkat selama 35 menit dan dilanjutkan dengan koreksi silang. Hasil analisis nilai ulangan harian diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,21 dan persentase ketuntasan pembelajaran sebesar 70,83% (hanya 17 anak yang tuntas dari keseluruhan 24 anak).
Hasil belajar dalam ulangan harian yang masih jelek menunjukan permasalahan dalam proses belajar. Rendahnya hasil belajar tersebut berkaitan dengan proses belajar. Perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Metode College Ball. Dalam pembelajaran tersebut, peneliti membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok. Mereka belajar bersama sesuai dengan materi yang ditentukan. Selanjutnya mereka menjawab pertanyaan secara lisan dalam perlombaan antar kelompok. Setelah seluruh pertanyaan dibacakan, peneliti melakukan penghitungan skor dan menentukan tim manakah yang mencapai skor tertinggi. Dengan menggunakan Metode College Ball diharapkan peserta didik menjadi lebih aktif karena harus berlomba dalam menjawab pertanyaan. Selain itu, penggunaan Metode College Ball juga meningkatkan penguasaan materi karena peserta didik melakukan pengkajian materi.
Perumusan Masalah
1. Bagaimana pembelajaran PKn tentang Proses Pemilu dan Pilkada pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 sebelum menggunakan Metode College Ball?
2. Bagaimana proses dan hasil belajar PKn tentang Proses Pemilu dan Pilkada pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 setelah menggunakan Metode College Ball?
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses dan hasil belajar PKn tentang Proses Pemilu dan Pilkada pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 sebelum dan setelah menggunakan Metode College Ball.
KAJIAN PUSTAKA
Pembelajaran
Menurut Yamin (2008: 21), pembelajaran adalah kemam-puan dalam mengelola secara operasional dan efisien terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan pembelajaran se-hingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/standar yang berlaku.
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pendidik-an demokrasi yang bersifat multidimensional. PKn merupakan pendidikan demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial, dan pendidikan politik. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 di atas, PKn secara substantif dan pedagogis mempunyai misi mengembangkan peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsan dan rasa cinta tanah air.
Metode College Ball
Menurut Siberman (2007: 251), Metode College Ball merupakan strategi pengulangan yang standar terhadap materi pelajaran. Ia memperbolehkan pengajar untuk mengevaluasi keluasan materi yang telah dikuasai peserta didik dan berfungsi untuk menguatkan kembali, mengklarifikasi dan meringkas poin-poin kunci.
Kerangka Berpikir
Peneliti menggunakan Metode College Ball dalam per-baikan pembelajaran. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok. Mereka belajar bersama sesuai dengan materi yang ditentukan. Selanjutnya mereka menjawab pertanyaan secara lisan dalam perlombaan antar kelompok. Dengan menggunakan Metode College Ball, peserta didik belajar secara aktif dan kolaboratif dalam menguasai materi. Setelah seluruh pertanyaan dibacakan, peneliti melakukan penghitungan skor dan menentukan tim manakah yang mencapai skor tertinggi. Peneliti melanjutkan dengan pembahasan sesuai dengan perlombaan dengan fokus pada pertanyaan yang masih salah maupun pendalaman materi sesuai kelancaran pembahasan. Penggunaan Metode College Ball diharapkan dapat memperbaiki proses dan hasil belajar PKn.
Sesuai dengan uraian di atas, maka peneliti menggam-barkan kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut:
Tindakan
|
Metode College Ball
|
Siklus I: Pemilu
|
Siklus II: Pilkada
|
Kondisi Awal
|
Pembelajaran klasikal dengan metode ceramah
|
Proses belajar pasif dan hasil belajar jelek
|
Kondisi Akhir
|
Proses belajar aktif dan hasil belajar bagus
|
Belajar kelompok, perlombaan dan pembahasan
|
Gambar 1. Kerangka Berpikir.
Hipotesis
Dengan menggunakan Metode College Ball diduga dapat memperbaiki proses dan hasil belajar PKn tentang Proses Pemilu dan Pilkada pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian ini, peneliti merupakan guru pengampu mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora. Peneliti melakukan tindakan dalam pembelajaran dengan menggunakan Metode College Ball.
Setting Penelitian
Lokasi penelitian adalah SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora yang merupakan unit kerja dari peneliti. Waktu penelitian selama 2 bulan, sejak pertengahan Oktober-akhir November Tahun 2009 yang bertepatan dengan pertengahan Semester I pada Tahun Pelajaran 2009/2010.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah peserta didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 sebanyak 24 anak.
Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data
Sumber data dalam penelitian ini berkaitan dengan proses dan hasil belajar PKn tentang Proses Pemilu dan Pilkada dengan menggunakan Metode College Ball pada Peserta Didik Kelas VI di SD Gaplokan, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010.
Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan tes tertulis. Lembar pengamatan digunakan selama proses pembelajaran dengan mengamati kegiatan peserta didik selama belajar kelompok, perlombaan dan pembahasan. Tes tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar dengan ulangan harian.
Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini mengacu pada Model Siklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus.
Indikator Kinerja
Indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan tindakan dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) Peserta didik belajar kelompok dengan aktif dalam diskusi kelompok, 2) Peserta didik berlomba penuh semangat dengan berusaha menjawab pertanyaan, 3) Peserta didik menjawab pertanyaan dengan benar, 4) Peserta didik mengikuti pembahasan secara aktif dengan bertanya lebih lanjut, 5) Peserta didik mencapai hasil belajar yang lebih baik.
HASIL PENELITIAN
Deskripsi Kondisi Awal
Sebagai guru pengampu Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), peneliti terbiasa melaksanakan pembelajaran secara klasikal dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Pembelajaran tersebut tidak membutuhkan persiapan yang rumit dan dapat menyampaikan materi yang cukup banyak dengan cepat. Pada materi tentang Proses Perumusan Pancasila, pembelajaran secara klasikal juga efektif.
Pembelajaran klasikal dilakukan dengan cara menjelaskan materi dalam buku secara lisan. Peneliti menjelaskan materi dan peserta didik memperhatikan. Sesuai dengan materi tersebut, kadang peneliti melanjutkan dengan tanya jawab.
Dari beberapa kali pertemuan, peneliti dapat menyelesaikan materi tentang Proses Pemilu dan Pilkada dan dilanjutkan dengan ulangan harian. Peserta didik mengerjakan 10 soal isian singkat selama 35 menit dan dilanjutkan dengan koreksi bersama. Analisis nilai ulangan harian tersebut menunjukan hasil yang kurang memuaskan dimana nilai terendah sebesar 50; nilai rata-rata sebesar 65,21; nilai tertinggi sebesar 80; dan persentase ketuntasan sebesar 70,83%.
Deskripsi Siklus I
Pembelajaran pada Siklus I dengan menggunakan Metode College Ball dimana peserta didik belajar kelompok sesuai dengan materi yang ditentukan. Mereka bertanya, menjawab, berdiskusi dan menjelaskan materi sesuai dengan pemahamannya. Mereka mempelajari materi sehingga penguasaan materi semakin kuat.
Pembelajaran pada Siklus I dilanjutkan dengan perlombaan dimana peserta didik dan kelompok harus menjawab pertanyaan secara lisan dengan cepat dan benar. Perlombaan antar kelompok berlangsung dengan penuh semangat. Ada beberapa pertanyaan yang dijawab dengan salah maupun tidak terjawab. Perlombaan dimenangkan oleh Kelompok 2. Pembelajaran dilanjutkan dengan pembahasan sehingga peserta didik semakin menguasai materi.
Proses belajar dengan menggunakan Metode College Ball menjadikan peserta didik aktif. Mereka belajar bersama dan bekerja sama dengan anggota yang lain untuk menguasai materi. Hal tersebut semakin jelas dalam perlombaan dimana peserta didik dan anggota kelompoknya berusaha menjawab pertanyaan dengan cepat dan benar.
Proses belajar dengan menggunakan Metode College Ball meningkatkan frekuensi belajar, dimulai dari belajar kelompok membahas materi, berlomba untuk menjawab pertanyaan dengan cepat dan benar dan pembahasan untuk membahas materi secara mendalam. Setelah dilakukan ulangan harian, hasil belajar juga menunjukan peningkatan. Hasil belajar dengan menggunakan Metode College Ball terbukti meningkat dimana nilai terendah sebesar 60; nilai rata-rata sebesar 70,83; nilai tertinggi sebesar 85; dan persentase ketuntasan sebesar 87,5%.
Deskripsi Siklus II
Pada Siklus II ini, peneliti melanjutkan penggunaan Metode College Ball. Susunan kelompok masih sama. Dengan pengalaman belajar sebelumnya, peserta didik sangat bersemangat belajar kelompok dan berlomba dengan kelompok lain. Pada Siklus II ini, perlombaan dilakukan secara tertulis. Peraturan diperbarui dimana kelompok menjawab secara tertulis dan menyerahkan lembar jawab tersebut kepada peneliti. Jika jawaban tersebut salah, peneliti membacakan kembali pertanyaan tersebut. Kelompok tersebut tidak boleh menjawab lagi dan tetap tenang. Kelompok lainnya boleh menjawab.
Perlombaan berlangsung cermat dan serius dengan penuh semangat. Peserta didik dan kelompoknya benar-benar berhati-hati dalam menjawab karena mereka hanya mempunyai 1 kali kesempatan. Selain itu, mereka melakukan pembagian kerja dengan terstruktur dimana ada yang berpendapat, menulis jawaban dan menyerahkan lembar jawab kepada peneliti.
Proses belajar dengan menggunakan Metode College Ball meningkatkan konsentrasi. Peserta didik mencermati maksud pertanyaan dalam perlombaan dan menjawab dengan hati-hati dalam lembar jawab. Mereka belajar bersama dan bekerja sama dengan pembagian kerja. Penguasaan materi semakin kuat. Setelah dilakukan ulangan harian, hasil belajar juga menunjukan peningkatan. Hasil belajar dengan menggunakan Metode College Ball terbukti meningkat dimana nilai terendah sebesar 60; nilai rata-rata sebesar 76,67; nilai tertinggi sebesar 100; dan persentase ketuntasan sebesar 91,67%.
Pembahasan
Peserta didik dengan kelompoknya belajar bersama sesuai dengan materi yang ditentukan. Kemudian mereka berlomba menjawab pertanyaan yang dibacakan peneliti. Dalam penelitian, ada 4 kelompok yang terdiri dari 6 anggota. Metode College Ball merupakan pengkajian kembali materi dengan perlombaan. Pembelajaran dengan Metode College Ball dapat mengetahui penguasaan materi dan memperdalam pembahasan materi.
Pada Siklus I, materi yang dipelajari tentang Demokrasi dan Pemilu. Perlombaan dilakukan secara lisan. Pada Siklus II, materi yang dipelajari tentang Demokrasi dan Pilkada. Perlombaan dilakukan secara tertulis. Peneliti menyediakan lembar jawab kepada setiap kelompok. Peneliti membacakan 10 pertanyaan sesuai dengan materi tersebut.
Proses belajar dengan menggunakan Metode College Ball terbukti aktif dalam melibatkan peserta didik. Mereka belajar kelompok sesuai dengan materi. Mereka bertanya, menjawab, berdiskusi dan menjelaskan materi sesuai dengan pemahamannya. Mereka berlomba dengan berpikir cermat, cepat dan benar sesuai dengan pertanyaan. Bahkan mereka melakukan pembagian kerja terstruktur dimana ada yang berpendapat, menulis jawaban dan menyerahkan lembar jawab kepada peneliti. Proses belajar dengan frekuensi yang semakin meningkat dimulai dari belajar kelompok membahas materi, berlomba untuk menjawab pertanyaan dengan cepat dan benar dan pembahasan untuk membahas materi secara mendalam.
Dari hasil belajar yang dilakukan dengan ulangan harian juga menunjukan peningkatan. Peneliti membandingkan hasil belajar sebagai berikut:
Tabel 6. Perbandingan nilai ulangan harian pada Kondisi Awal Siklus I, dan Siklus II.
NO |
NO INDUK |
L / P |
NAMA |
K. A. |
S. I |
S. II |
|
1 |
618 |
L |
AGUNG WICAKSONO |
50 |
60 |
60 |
|
2 |
620 |
L |
MUHAMMAD SUJAIS |
50 |
60 |
60 |
|
3 |
621 |
L |
ANGGA YUDHA |
60 |
65 |
70 |
|
4 |
622 |
L |
AHMAD ISMAIL MARZUKI |
70 |
75 |
80 |
|
5 |
623 |
P |
FELA FEBRI ARDIYANI |
60 |
60 |
70 |
|
6 |
625 |
L |
SEPTIA TITO BRESTIAN |
65 |
70 |
80 |
|
7 |
627 |
L |
ABDUL FARID RIFQI |
70 |
75 |
80 |
|
8 |
629 |
L |
AGIL PURNOMO |
70 |
75 |
80 |
|
9 |
630 |
L |
ALI ARIPIN |
70 |
75 |
80 |
|
10 |
632 |
P |
AFTIKA NENI SETIANA |
60 |
65 |
70 |
|
11 |
633 |
P |
RINDIANI KUSUMANINGTYAS |
70 |
80 |
85 |
|
12 |
635 |
P |
RETNO ANJARSARI |
70 |
80 |
90 |
|
13 |
636 |
P |
DENNI ARIANI |
65 |
70 |
80 |
|
14 |
637 |
L |
NAUFAL RAFI FARAS |
70 |
75 |
80 |
|
15 |
639 |
P |
YORDA KUMALA PUTRI |
65 |
70 |
75 |
|
16 |
640 |
P |
DWI SRI LESTARI |
65 |
70 |
75 |
|
17 |
641 |
P |
KUMALA DEWI |
80 |
85 |
100 |
|
18 |
643 |
P |
ENI SAPITRI |
65 |
70 |
75 |
|
19 |
645 |
P |
ARUM WIJAYANTI |
60 |
65 |
70 |
|
20 |
647 |
L |
KENANG WIDODO |
65 |
70 |
80 |
|
21 |
648 |
L |
JAMALUDIN JAROD |
60 |
65 |
65 |
|
22 |
649 |
P |
YEKTI RAHAYU |
70 |
75 |
80 |
|
23 |
650 |
P |
RITA SUPROBO |
70 |
75 |
80 |
|
24 |
651 |
P |
RAHAYU SETYANINGSIH |
65 |
70 |
75 |
Dari tindakan yang dilakukan dalam penelitian dan pembahasan di atas, peneliti dapat menentukan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Sebelum menggunakan Metode College Ball, proses belajar PKn berlangsung klasikal dan hasil belajar PKn masih rendah.
Pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab yang pasif dengan nilai rata-rata hanya sebesar 65,21 dengan persentase ketuntasan hanya sebesar 70,83%.
2. Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode College Ball dilakukan dengan pembelajaran kelompok dan perlombaan pada antar kelompok.
Peserta didik dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 6 anggota. Mereka belajar dalam kelompok dengan bertanya, menjawab, berdiskusi dan menjelaskan materi sesuai dengan pemahamannya. Mereka berlomba dengan berpikir cermat, cepat dan benar sesuai dengan pertanyaan, baik secara lisan maupun tertulis.
3. Setelah menggunakan Metode College Ball, proses belajar berlangsung aktif dan hasil belajar meningkat.
Pembelajaran dengan menggunakan Metode College Balldapat melibatkan seluruh peserta didik dalam proses belajar sehingga peserta didik menjadi aktif. Peserta didik terus berpikir dan berlomba dalam menjawab pertanyaan. Penggunaan Metode College Ball memperkuat pemahaman materi sehingga peserta didik dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik. Pada Siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 70,83 dengan persentase ketuntasan sebesar 87,5% dan pada Siklus II diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,67 dengan persentase ketuntasan sebesar 91,67%. Hasil tersebut lebih baik daripada yang dicapai pada Kondisi Awal dengan nilai rata-rata sebesar 65,21 dengan persentase ketuntasan sebesar 70,83%.
PENUTUP
Simpulan
1. Pembelajaran secara klasikal cukup efektif menyampai-kan dalam materi, tetapi berlangsung pasif dan kurang menarik.
2. Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode College Ball berlangsung aktif dan menarik.
3. Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode College Ball dapat mengkaji kembali penguasaan materi sehingga memperkuat pemahaman materi.
4. Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode College Ball berlangsung kompetitif karena peserta didik harus berlomba dengan kelompok lainnya dalam menjawab pertanyaan sesuai dengan materi.
5. Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode College Ball dapat meningkatkan hasil belajar. Pada Kondisi Awal, nilai rata-rata sebesar 65,21 dengan persentase ketun-tasan sebesar 70,83%. Pada Siklus I meningkat dimana nilai rata-rata sebesar 70,83 dengan persentase ketuntasan sebesar 87,5%. Pada Siklus II meningkat lagi dimana nilai rata-rata sebesar 76,67 dengan persentase ketuntasan sebesar 91,67%.
Saran
1. Bagi pendidik dapat menentukan anggota dari setiap kelompok yang berlomba dalam menjawab pertanyaan secara lisan maupun tertulis dengan berdiri di depan kelas sehingga setiap anggota belajar dengan giat dan tekun.
2. Bagi peserta didik dapat semakin aktif dalam belajar kelompok, perlombaan maupun pembahasan sehingga penguasaan materi semakin kuat.
3. Bagi sekolah seharusnya dapat mengembangkan Metode College Ball dalam pembelajaran dan memberikan penghargaan kepada kelompok yang memenangkan perlombaan antar kelompok.
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas bagi Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Yrama Widya.
Murwanti dan Yuwono, Teguh. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Siberman, Mel. 2007. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.
Sunarso dan Kusumardani, Anis. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SD dan MI Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional.
Yamin, Martinis 2008, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individual Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press.