PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH

DALAM PENINGKATAN AKTIFITAS BELAJAR PKn SISWA KELAS IV

DI SDN 1 BRUMBUNG, KECAMATAN JEPON, KABUPATEN BLORA

PADA SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Jasman

SDN 1 Brumbung Kecamatan Jepon

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah menerapkan Metode Index Card Match dalam pembelajaran PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan pada siswa Kelas IV di SDN 1 Brumbung , Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Tempat penelitian ini adalah SDN 1 Brumbung , Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Waktu penelitian ini adalah dua bulan, dimulai bulan September 2011 sampai bulan Oktober 2013. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV di SDN 1 Brumbung , Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora sebanyak 37 anak pada Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan dan tes tertulis. Indikator kinerja adalah 1) Siswa aktif dan percaya diri dalam menentukan pasangan pertanyaan dan jawaban, 2) Siswa aktif dan percaya diri dalam mengklarifikasi kesesuaian pasangan pertanyaan dan jawaban, 3) Siswa aktif dan percaya diri dalam mengikuti pembahasan sesuai dengan materi yang disampaikan dalam permainan, 4) Siswa memenuhi KKM sekolah dan ketuntasan pembelajaran. Hasil penelitian ini adalah 1) Siswa aktif dalam pembelajaran dengan mengkritisi pasangan pertanyaan dan jawaban. 2) Siswa percaya diri dalam pembelajaran dengan menentukan dan mengklarifikasi pasangan pertanyaan dan jawaban, 3) Siswa berminat mengikuti pembelajaran dengan bertanya lebih lanjut tentang materi, 4) Siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik, sehingga prestasi belajar meningkat secara signifikan.

Kata kunci: Metode Index Card Match, Aktifitas, Belajar.


PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan kemam-puan berpikir. Akibatnya ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis tetapi miskin secara aplikasi (Sanjaya, 2008: 1).

Bagi siswa Kelas IV, mereka telah memasuki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, termasuk materi yang lebih kom-plek. Mereka dituntut untuk beradaptasi dengan materi pelajaran yang disampaikan dan strategi belajar yang diterapkan. Seiring dengan perkembangan mereka, guru menjadi lebih mudah melaksanakan secara abstrak maupun konkrit.

Dalam praktiknya, guru masih terbiasa menerapkan pembelajaran klasikal dengan metode ceramah. Inilah yang menjadi permasalahan karena siswa menjadi pasif dan pembelajaran menjadi tidak bermakna. Keadaan di atas juga terjadi di Kelas IV, sehingga siswa pasif dan prestasi belajar masih rendah. Sesuai dengan materi yang disampaikan, nilai ulangan harian masih jelek. Siswa mengerjakan 10 soal pilihan ganda dan diketahui hanya 20 anak yang mencapai ketuntasan dengan KKM sebesar 65, sedangkan 17 anak lainnya masih berada di bawah KKM (ketuntasan hanya 54,05%). Begitu juga dengan nilai rata-rata hanya 64,87.

Dari identifikasi masalah diketahui permasalahannya adalah 1) pembelajaran masih klasikal, 2) pembelajaran hanya dengan metode ceramah, 3) siswa pasif selama pembelajaran, dan 4) siswa mudah lupa dengan materi yang disampaikan. Artinya perbaikan pembelajaran harus dilakukan, sehingga siswa menjadi aktif dan menguasai materi yang disampaikan.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka penulis menerapkan Metode Index Card Match, yaitu menentukan pa-sangan daftar pertanyaan dengan jawaban. Mereka menerima lembar pertanyaan dan jawaban, kemudian menentukan pasang-annya. Mereka belajar secara aktif, menyenangkan, dan mengkaji kembali materi yang sudah disampaikan.

Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan Metode Index Card Match dalam pembelajaran PKn pada siswa Kelas IV di SDN 1 Brumbung , Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014?; (2) Bagaimana aktifitas belajar siswa Kelas IV di SDN 1 Brumbung , Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 setelah menerapkan Metode Index Card Match?

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan: (1) Mem-perbaiki pembelajaran dengan menrapkan metode Index Card match pada siswa Kelas IV di SDN 1 Brumbung , Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora dalam pembe-lajaran PKn; dan (2) Menerapkan Metode Index Card Match untuk meningkatkan aktifitas belajar dalam pembelajaran PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan pada siswa Kelas IV di SDN 1 Brumbung , Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora.

KAJIAN TEORI

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Pendidikan Kewarganegaraan (Citi-zenship) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk men-jadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pembelajaran PKn adalah mendi-dikkan nilai moral dan norma ke dalam diri peserta didik agar mereka dapat hidup harmonis dalam masyarakat. Karenanya, tujuan dan misi pembelajaran harus men-jadi perhatian pada setiap pelaksanaan PBM di kelas (Djahiri, 1990:12). Berpe-doman pada misi pembelajaran tersebut, idealnya guru melaksanakan pembelajaran yang dapat mengubah perilaku para peserta didik menjadi warga negara yang baik dan produktif.

Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah suatu ke-mampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan tes. Prestasi belajar adalah prestasi yang  diperoleh di sekolah dan di luar sekolah. Prestasi belajar di sekolah adalah hasil yang diperoleh anak-anak berupa nilai mata pelajaran (Sunartana, 1997: 55). Menurut Bloom (1971: 7) Prestasi belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah yaitu: kognetif, afektif, dan psiko-motor. Gambaran prestasi belajar siswa dapat dinyatakan dengan angka dari 0 sampai dengan 10 (Arikunto, 1998: 62). Disamping itu prestasi belajar dapat dioperasikan dalam bentuk indikator-indikator berupa nilai raport, angka kelulusan dan predikat keberhasilan (Azwar, 1996: 44).

Menurut (Djaali, 2007), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor dari dalam diri dan faktor dari lingkungan. Faktor dari dalam diri meliputi 1) kesehatan, 2) intelegensi, 3) minat dan motivasi, dan 4) cara belajar. Sedangkan faktor dari lingkungan berasal dari 1) keluarga, 2) sekolah, 3) masyarakat, dan 4) lingkungan sekitar.

Metode Index Card Match

Index Card Match merupakan strategi yang cukup menyenangkan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya, namun juga dapat digunakan untuk materi baru bila peserta didik telah diberikan tugas untuk mempelajari materi terlebih dahulu. Dengan demikian, peserta didik telah mempunyai bekal ilmu pengetahuan (Zaini, 2006: 67).

Zaini (2006: 67-68) menjelaskan langkah-langkah dalam Index Card Match sebagai berikut:(a)Membuat potongan kertas sejumlah peserta didik.(b)Membagi jumlah kertas menjadi dua sama banyak.(c) Menuliskan setengah potongan kertas dengan pertanyaan dan setengah potongan kertas dengan jawaban.(d) Mengocok semua potongan kertas hingga tercampur.(e)Masing-masing peserta didik mengambil potongan kertas.(f) Masing-masing peserta didik menentukan pasang-an pertanyaan-jawaban.(g)Masing-masing pasangan membacakan pasangan perta-nyaan-jawaban.(h) Melakukan klarifikasi dan kesimpulan.

Hipotesis

Dari uraian di atas, maka penulis dapat menyusun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut: “Dengan menerapkan Metode Index Card Match, aktifitas belajar siswa Kelas IV di SDN 1 Brumbung, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan diduga akan meningkat.”

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tempat penelitian ini adalah SDN 1 Brumbung , Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora. Waktu penelitian ini adalah dua bulan, dimulai bulan September 2013 sampai bulan Oktober 2013.

Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam PTK ini adalah siswa kelas IV di SDN 1 BRUMBUNG, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora sebanyak 37 anak.

Sumber Data dan Alat Pengumpulan Data

Sumber data dalam penelitian ini berkaitan dengan subjek penelitian, sehingga sumber data utama adalah siswa. Hasil belajar meliputi nilai yang dicapai, apakah memenuhi KKM atau belum. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah lembar pengamatan dan tes tertulis. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui aktifitas belajar siswa

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Dalam pembelajaran PKn di awal Semester I di Kelas IV, siswa mempelajari materi tentang Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan. Dalam ulangan harian, siswa mengerjakan ulangan harian yang terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda. Mereka mengerjakan selama 35 menit. Selanjutnya, penulis melakukan koreksi dan analisis nilai ulangan harian. Hasilnya masih jelek. Hanya 20 anak yang mencapai ketuntasan, sedangkan 17 anak lainnya belum tuntas karena nilainya kurang dari 65. Akibatnya ketuntasan pembelajaran hanya 54,05% dengan nilai rata-rata hanya 64,87.Dengan demikian, tidak mengheran-kan jika prestasi belajar masih rendah.

Deskripsi Siklus I

1. Perencanaan

Untuk menerapkan Metode Index Card Match, penulis harus menyusun perta-nyaan dan jawaban yang akan digunakan. Pada Siklus I ini, penulis menyusun daftar pertanyaan dan jawaban sesuai dengan materi yang disampaikan tentang lembaga-lembaga dalam susunan dan struktur Pemerintahan Desa. Hasilnya berupa 9 pasangan pertanyaan dan pasangan dapat diperhatikan dalam lampiran. Daftar pertanyaan dan jawaban tersebut dipotong dan dicampur, kemudian dimasukan ke dalam kantong.

Selanjutnya, penulis menentukan siswa yang terlibat dalam permainan Index Card Match. Sesuai hasil nilai ulangan harian, ada 17 anak yang belum tuntas. Mereka dapat diperhatikan dalam lampiran. Kemudian, mereka dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu siswa yang mendapat lembar pertanyaan dan jawaban dan siswa yang mengklarifikasi pasangan pertanyaan dan jawaban.

2. Tindakan

Penulis menjelaskan siswa tentang prestasi belajar yang masih jelek. Penulis menerapkan Metode Index Card Match berupa permainan belajar dengan menentukan pasangan pertanyaan dan jawaban. Penulis membacakan nama-nama siswa yang terlibat dalam permainan tersebut. Mereka diminta maju ke depan kelas. Siswa lainnya diminta untuk duduk lebih ke belakang.

Selanjutnya, penulis menjelaskan peraturan dalam permainan tersebut. Kemudian, penulis menentukan siswa yang mengambil lembar pertanyaan dan jawab-an yang telah dimasukan ke dalam kantong. Mereka terdiri dari 8 anak. Mereka segera mengambil 2-3 lembar kertas yang terdapat dalam kantong. Lembar pertanyaan ditandai dengan angka dan lembar jawaban ditandai dengan huruf. Sedangkan siswa yang mengklarifikasi pasangan pertanyaan dan jawaban sebanyak 9 anak. Mereka duduk di kursi paling depan. Mereka harus memperhatikan setiap pasangan pertanya-an dan jawaban.

Siswa mulai mengambil lembar pertanyaan dan lembar kertas secara berurutan. Mereka memperhatikan lembar kertas yang diterima dan menempati posisi yang telah ditentukan. Penulis berada di dekat siswa dengan pertanyaan. Sedang-kan rekan sejawat berada di dekat siswa dengan jawaban. Daftar pertanyaan dan jawaban dapat diperhatikan di papan tulis. Karena lembar pertanyaan dan jawaban tercampur, ada kemungkinan siswa mendapatkan lembar yang berlainan. Selanjutnya, penulis meminta siswa menukarkan dengan temannya yang lain, sehingga masing-masing mendapat lembar pertanyaan atau lembar jawaban saja. Mereka menukarkan, sehingga mendapat jenis lembar yang sama.

Setelah beberapa menit, penulis melakukan Index Card Match. Siswa harus bersiap diri. Mereka sudah memperhatikan daftar pertanyaan dan jawaban, sehingga mengetahui pasangan yang benar. Penulis bertanya kepada kedua siswa tersebut, “Pasangannya sudah benar”. Mereka paham dan permainan Index Card Match berlanjut hingga selesai.

Pada pertemuan berikutnya, penu-lis melanjutkan Index Card Match dengan materi tentang Kelurahan, yaitu lembaga-lembaga dan struktur pemerintahan Kelu-rahan. Permainan tetap sama dan tidak ada perubahan pada siswa yang mengikuti Index Card Match. Mereka terdiri dari 17 siswa yang belum mencapai ketuntasan. Sama seperti pada pembelajaran sebelumnya, 8 anak harus mengambil lembar pertanyaan dan jawaban yang terdapat dalam kantong dan 9 anak harus mengklarifikasi pasangan pertanyaan dan jawaban.

Sesuai dengan jadwal, pada perte-muan berikutnya, siswa mengerjakan ulangan harian yang terdiri dari 10 butir soal pilihan ganda. Waktu yang tersedia selama 35 menit. Sisa waktu berikutnya digunakan untuk koreksi.

Hasil dari koreksi dan analisis nilai ulangan harian diketahui nilai rata-rata sebesar 78,92 dengan ketuntasan menca-pai 86,49%.

3. Pengamatan

Pengamatan pada persiapan per-mainan menunjukan siswa kurang tertib, terutama siswa yang mengambil lembar pertanyaan dan jawaban. Pengamatan pada pembahasan menunjukan siswa aktif. Siswa bertanya beberapa hal kepada penulis. Siswa lainnya dilibatkan untuk menjawab. Penulis hanya menambahkan jawaban dan langsung menjawab bila mereka kesulitan. Mereka mencatat, sehingga materi semakin dipahami.

4. Refleksi

Berikut refleksi pembelajaran pada Kondisi Awal dan Siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.1. Refleksi Pembelajaran pada Kondisi Awal dan Siklus I.

No

Aspek Refleksi

Kondisi Awal

Siklus I

1

Guru

Sebagai pemateri dan dominan

Sebagai fasilitator dan mediator

2

Siswa

Pasif dan tidak berminat

Aktif, senang, dan kritis

3

Pembelajaran

Klasikal yang berlangsung searah, beberapa siswa aktif

Permainan yang melibatkan semua siswa secara aktif

Dari prestasi belajar, pada Siklus I menunjukan peningkatan. Secara lebih lengkap, penulis menampilkan perbanding-an hasil belajar dan refleksi prestasi belajar pada Kondisi Awal dan Siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.2. Refleksi Prestasi Belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus I.

No

Penilaian

Kondisi Awal

Siklus I

1

Nilai terendah

40

60

2

Nilai rata-rata

64,87

78,92

3

Nilai tertinggi

80

100

4

Ketuntasan

51,35%

86,49%

Sesuai dengan indikator yang digu-nakan dalam penelitian, penulis menentu-kan keberhasilan yang dicapai pada Siklus I ini sebagai berikut:

Tabel 4.4. Indikator Keberhasilan pada Siklus I.

No

Indikator

Ket

1

Siswa aktif dan percaya diri menentukan pasangan pertanyaan dan jawaban

Ya

2

Siswa aktif dan percaya diri mengklarifikasi kesesuaian pasangan pertanyaan dan jawaban

Ya

3

Siswa aktif dan percaya diri mengikuti pembahasan sesuai dengan materi yang disampaikan dalam permainan

Ya

4

Siswa memenuhi KKM sekolah dan ketuntasan pembelajaran

Ya

Deskripsi  Siklus II

1. Perencanaan

Penulis melanjutkan tindakan pada Siklus II. Penulis tidak melakukan perubahan drastic. Siswa yang terlibat dalam permainan Index Card Match tetap ikut dan jawaban dan mengklarifikasi kecocokan pertanyaan dan jawaban.

Pada Siklus II ini, penulis menyusun daftar pertanyaan dan jawaban sesuai dengan materi berikutnya, yaitu lembaga-lembaga dalam susunan dan struktur Pemerintahan Kecamatan. Penulis tetap menampilkan beberapa materi sebelumnya, terdiri dari 10 pasangan pertanyaan dan jawaban dan hasilnya dapat diperhatikan dalam lampiran.

2. Tindakan.

Penulis meminta siswa memperha-tikan lembar kertas yang diterima. Masing-masing siswa mendapat 2 lembar kertas. Mereka yang mendapat lembar pertanyaan dan lembar jawaban diminta untuk bertukar, sehingga mereka dapat menentukan sebagai kelompok siswa yang mendapat pertanyaan atau kelompok siswa yang mendapat jawaban. Sedangkan siswa yang mendapat lembar kertas yang sama, mereka segera menempati posisi yang telah ditentukan, di sebelah kanan papan tulis untuk siswa dengan lembar pertanyaan dan di sebelah kiri papan tulis untuk siswa dengan lembar jawaban. Mereka memenuhi petunjuk tersebut. Selanjutnya penulis meminta mereka memperhatikan daftar pertanyaan dan jawaban yang tertulis di papan tulis dan memperkirakan pasangan yang benar. Waktu yang tersedia hanya selama 5 menit.

Waktu mengerjakan telah selesai dan penulis melakukan koreksi bersama. Hasil dari nilai ulangan harian diketahui nilai rata-rata mencapai 90 dengan ketuntasan pembelajaran hingga 100%.

3. Pengamatan

Pengamatan pada persiapan dan pelaksanaan permainan menunjukan siswa tertib. siswa yang mendapat lembar kertas yang sama segera menempati posisi yang telah ditentukan, yaitu sebelah kanan dari papan tulis untuk siswa dengan lembar pertanyaan dan sebelah kiri dari papan tulis untuk siswa dengan lembar jawaban.

4. Refleksi

Tabel 4.5. Refleksi Pembelajaran pada Kondisi Awal dan Siklus II.

No

Aspek Refleksi

Kondisi Awal

Siklus II

1

Guru

Sebagai pemateri dan dominan

Sebagai fasilitator dan mediator

2

Siswa

Pasif dan tidak berminat

Aktif, senang, dan kritis

3

Pembelajaran

Klasikal yang berlangsung searah, beberapa siswa aktif

Permainan yang melibatkan semua siswa secara aktif

Dari prestasi belajar, pada Siklus II menunjukan peningkatan. Siswa mencapai prestasi belajar yang semakin baik dengan peningkatan nilai ulangan harian. Secara lebih lengkap, penulis menampilkan perbandingan hasil belajar dan refleksi prestasi belajar pada Kondisi Awal dan Siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.7. Refleksi Prestasi Belajar pada Kondisi Awal dengan Siklus II.

No

Penilaian

Kondisi Awal

Siklus II

1

Nilai terendah

40

70

2

Nilai rata-rata

64,87

90

3

Nilai tertinggi

80

100

4

Ketuntasan

51,35%

100%

Sesuai dengan indikator yang digunakan dalam penelitian, penulis me-nentukan keberhasilan yang dicapai pada Siklus II ini sebagai berikut:

Tabel 4.8. Indikator Keberhasilan pada Siklus II.

No

Indikator

Ket

1

Siswa aktif dan percaya diri menentukan pasangan pertanyaan dan jawaban

Ya

2

Siswa aktif dan percaya diri mengklarifikasi kesesuaian pasangan pertanyaan dan jawaban

Ya

3

Siswa aktif dan percaya diri mengikuti pembahasan sesuai dengan materi yang disampaikan dalam permainan

Ya

4

Siswa memenuhi KKM sekolah dan ketuntasan pembelajaran

Ya

Hasil Tindakan

Sesuai dengan tindakan yang diterapkan dalam pembelajaran dan pembahasan maupun ulangan harian, penulis dapat mencatat hasil tindakan sebagai berikut: (1) Siswa aktif dalam pembelajaran dengan mengkritisi pasangan pertanyaan dan jawaban; (2) Siswa percaya diri dalam pembelajaran dengan menentukan dan mengklarifikasi pasangan pertanyaan dan jawaban; (3) Siswa berminat mengikuti pembelajaran dengan bertanya lebih lanjut tentang materi; dan (4) Siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik, sehingga prestasi belajar meningkat secara signifikan.

Pembahasan

Mata pelajaran PKn merupakan mata pelajaran yang “mudah”, sehingga guru maupun siswa sering menyepelekan. Siswa yang memasuki perkembangan mental yang semakin matang seharusnya menjadi perhatian guru dalam menerapkan metode belajar yang tepat berdasarkan karakter siswa dan materi yang disampaikan. Sesuai dengan hasil nilai ulangan harian diketahui nilai rata-rata hanya 64,87 yang lebih rendah daripada batas KKM sebesar 65. Begitu juga dengan ketuntasan yang hanya mencapai 51,35%.

Permasalahan yang terjadi adalah pembelajaran berlangsung secara klasikal sehingga kurang menarik dan keterlibatan siswa yang rendah. Dalam penelitian ini, penulis melakukan tindakan dengan menerapkan Metode Index Card Match dalam pembelajaran PKn. Dalam metode tersebut, siswa diajak untuk mengkaji materi yang sudah disampaikan dalam permainan yang aktif. Guru menyajikan daftar pertanyaan dan jawaban yang dibagikan kepada siswa. Masing-masing siswa maju ke depan kelas dan menerima lembaran pertanyaan dan jawaban tersebut. Mereka harus mengetahui pasangan yang sesuai, sehingga pasangan pertanyan dan jawaban menjadi benar. Melalui permainan ini, siswa menjadi aktif. Siswa yang terlibat dalam permainan harus memikirkan pasangan yang benar antara pertanyaan dan jawaban. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Siberman (2007: 239) bahwa Index Card Match menjadikan pembelajaran aktif dan peserta didik dapat membuat tinjauan yang menyenangkan. Alasan lainnya adalah mengkaji kembali (review) materi yang telah disampaikan oleh peserta didik disimpan lima kali lebih kuat daripada materi yang tidak ditinjau.

Pada Siklus I, Index Card Match dilakukan hingga 2 kali. Yang pertama sebagai perkenalan saja dan siswa dapat mengikuti dengan baik. Awalnya, mereka kurang tertib dalam mengambil lembaran kertas yang terdapat dalam kantong dan kebingungan dalam menentukan pasangan. Lambat laun, mereka semakin lancar. Klarifikasi pun lancar dan tidak ada kesalahan, baik dari pasangan siswa maupun siswa yang mengklarifikasi. Pembahasan pun aktif dengan tanya-jawab antara penulis dengan siswa,. Pada permainan kedua, materi lebih sulit namun mereka lebih tertib dan melakukan tugasnya dengan terampil. Ada beberapa kesalahan namun dapat dikoreksi.

Pada Siklus II, penulis melakukan sedikit perubahan dengan menukar tugas dari kedua kelompok siswa. Kelompok yang sebelumnya mengambil lembar pertanyaabn dan jawaban menjadi kelompok yang mengklarifikasi, begitu juga sebaliknya. Hasilnya, mereka mendapat pengalaman belajar yang sama. Namun pada Siklus II ini, Index Card Match hanya berlangsung 1 kali dengan mencakup seluruh materi. Mereka mengikuti dengan lancar dan tidak ada kesalahan. Dari hasil tindakan tersebut membuktikan bahwa Index Card Match  merupakan strategi yang cukup menyenangkan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Hal ini juga ditegaskan oleh Zaini (2006: 67), bahkan metode tersebut juga dapat diterapkan untuk materi yang belum pernah disampaikan. Siswa menjadi aktif dan percaya diri dalam mengikuti pembelajaran. Berikut refleksi pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II.

Tabel 4.9. Refleksi Pembelajaran pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II.

No

Aspek Refleksi

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Guru

Sebagai pemateri dan dominan

Sebagai fasilitator dan mediator

Sebagai fasilitator dan mediator

2

Siswa

Pasif dan tidak berminat

Aktif, senang, dan kritis

Aktif, senang, dan kritis

3

Pembelajaran

Klasikal yang berlangsung searah, beberapa siswa aktif

Permainan yang melibatkan semua siswa secara aktif

Permainan yang melibatkan semua siswa secara aktif

Tabel 4.10. Refleksi Prestasi Belajar pada Kondisi Awal ,Siklus I, dan Siklus II.

No

Penilaian

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Nilai terendah

40

60

70

2

Nilai rata-rata

64,87

78,92

90

3

Nilai tertinggi

80

100

100

4

Ketuntasan

51,35%

86,49%

100%

Untuk mengukur hasil dari tindakan, penulis menentukan indikator kinerja. Sesuai dengan indikator tersebut, penulis menganalisis tindakan dan hasil tindakan. Sesuai dengan refleksi, penulis dapat menentukan dampak tindakan terhadap indikator yang digunakan. Hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.11. Indikator Keberhasilan pada Siklus I dan Siklus II.

No

Indikator

Ket

1

Siswa aktif dan percaya diri menentukan pasangan pertanyaan dan jawaban

Ya

2

Siswa aktif dan percaya diri mengklarifikasi kesesuaian pasangan pertanyaan dan jawaban

Ya

3

Siswa aktif dan percaya diri mengikuti pembahasan sesuai dengan materi yang disampaikan dalam permainan

Ya

4

Siswa memenuhi KKM sekolah dan ketuntasan pembelajaran

Ya

Sesuai dengan data penelitian dan pembahasan di atas, maka hipotesis penelitian terbukti benar, yaitu dengan menerapkan Metode Index Card Match, aktifitas belajar siswa Kelas IV di SDN 1 BRUMBUNG, Kecamatan Jepon, Kabupaten Blora pada Semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pembelajaran PKn dengan materi Sistem Pemerintahan Desa dan Kecamatan meningkat.

PENUTUP

Simpulan

Sesuai dengan hasil penelitian, penulis dapat menarik simpulan dalam penelitian sebagai berikut:

1. Metode Index Card Match merupakan metode belajar yang bersifat aktif dengan keterllibatan siswa yang tinggi.

2. Metode Index Card Match merupakan metode belajar yang mengkaji kembali materi yang sudah disampaikan dalam permainan yang menyenangkan, sehingg intensitas dan frekuensi belajar semakin meningkat.

3. Penerapan Index Card Match dapat ditujukan untuk siswa yang kurang cerdas dan pasif, sehingga mereka belajar lebih giat dan aktif.

4. Penercapan Metode Index Card Match meningkatkan prestasi belajar. Nilai rata-rata kelas dan ketuntasan pembelajaran meningkat secara signifikan. Pada Kondisi Awal, nilai rata-rata 64,87 dengan ketuntasan 51,35%. Pada Siklus I, nilai rata-rata 78,92 dengan ketuntasan 86,49%. Pada Kondisi Awal, nilai rata-rata 90 dengan ketuntasan 100%.

Saran

Untuk dapat memperoleh manfaat, penulis dapat mengajukan saran dalam penelitian sebagai berikut:

1. Bagi siswa agar memahami pertanyaan dan jawaban sesuai dengan materi sehingga dapat menentukan pasangan yang tepat dan mengevaluasi ketepatan pasangan pertanyaan-jawaban sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi.

2. Bagi guru agar menentukan daftar pasangan pertanyaan-jawaban sesuai dengan materi yang dianggap sulit sehingga peluang untuk menentukan ketepatan pasangan pertanyaan-jawaban dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran.

3. Bagi sekolah agar mengembangkan penerapan Metode Index Card Match dalam materi dan mata pelajaran lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1998. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta.

Djaali. 2007. Psikologi Pendidikan. Artikel dari Internet.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sarjan dan Nugroho, Agung. 2008. Pendidikan Kewarganegaraa: Bangga menjadi Insan Pancasila untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Siberman, Mel. 2007. 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

 

Zaini, Hisyam; Munthe, Bermawy, dan Aryani, Sekar Ayu. 2006. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.